BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN EFEK TERAPI PIRASETAM DAN SITIKOLIN TERHADAP PERBAIKAN FUNGSI KOGNITIF PASIEN STROKE ISKEMIK

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, keluarga, maupun tenaga kesehatan yang merawat, karena tidak menonjol

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

BAB I PENDAHULUAN. darah diatas normal yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 1 Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tidak menular puskesmas menunjukkan angka yang selalu meningkat ditiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penduduk dunia diperkirakan berjumlah sekitar 7 milyar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan hiperglikemia kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. global. Prevalensi FA meningkat seiring dengan pertumbuhan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan angka kejadian penyakit kronik degeneratif yang. berhubungan dengan usia terjadi akibat pertambahan usia yang progresif

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB I PENDAHULUAN. 5% meninggal (Lamsudin, 1998) dan penyebab kematian yang ketiga setelah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit epidemik global. yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan kualitas hidup

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. salah satu gejala sisa yang sering terjadi akibat stroke. Afasia secara substansial

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu sindroma/

BAB 1 PENDAHULUAN. mendadak, didahului gejala prodromal, terjadi waktu istirahat atau bangun pagi

BAB I PENDAHULUAN. Penuaan secara kognitif ditujukan kepada lanjut usia yang diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

FUNGSI KOGNITIF PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN MENGGUNAKAN MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE) DI POLI SARAF RSUD DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke telah menjadi penyebab utama kedua terhadap kejadian disabilitas

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. ke otak disebut sebagai arteri. Otak membutuhkan. suplai darah yang konstan, dimana pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang muncul ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat stroke. Pada keadaan tidak adanya pertambahan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mencapai 71 tahun dan jumlah penduduk lansia diperkirakan sebanyak 28

BAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2020 akan

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN STROKE DI POLIKLINIK NEUROLOGI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE OKTOBER - DESEMBER 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapatkan dari Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), setiap tahunnya diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERSETUJUAN HUBUNGAN FREKUENSI STROKE DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASIEN STROKE NON-HEMORAGIK DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif Pada Pasien Pascastroke Di RSUP H. Adam Malik Medan Pada Tahun Oleh: Tammy Clarissa

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. penyebab kematian kedua terbanyak dan penyebab utama kecacatan pada orang

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengakibatkan hampir mortalitas (Goldszmidt et al, 2013). Stroke juga

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Insidensi penyakit gagal ginjal kronik semakin. meningkat dengan sangat cepat. Hal ini tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler yang terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kerusakan neurologis. Kerusakan neurologis tersebut dapat disebabkan oleh adanya sumbatan total atau parsial pada satu atau lebih pembuluh darah serebral sehingga menghambat aliran darah ke otak (Ikawati, 2011). Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular accidentatau brain attack, merupakan kerusakan mendadak pada peredaran darah otak dalam satu pembuluh darah atau lebih. Serangan stroke akan mengganggu atau mengurangi pasokan oksigen dan umumnya menyebabkan kerusakan yang serius atau nekrosis pada jaringan otak (Kowalak et al., 2003). Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia (2011), masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia.Angka kejadian stroke meningkat secara dramatis seiring penambahan usia. Penyakit stroke menjadi penyebab kematian kedua di dunia pada kelompok usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun (Ikawati, 2011). Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh stroke adalah kecacatan. Angka kecacatan akibat stroke cenderung meningkat. Kecacatan yang 1

ditimbulkan dapat berupa gangguan motorik, otonom, sensorik maupun kognitif. Gangguan kognitif seringkali kurang diperhatikan oleh pasien, anggota keluarga, maupun tenaga medis yang merawat karena dampaknya tidak menonjol atau kurang bisa dikenali dibandingkan dengan gangguan neurologis yang lainnya. Namun, gangguan kogntitif secara bermakna dapat mengganggu kualitas hidup pasien stroke. Dampak gangguan kognitif pasca stroke iskemik berkisar antara 20-30 % dan makin meningkat risikonya, bahkan hingga 2 tahun pasca stroke. Gangguan kognitif pasca stroke termasuk dalam suatu kelompok gangguan kognitif yang disebut Vascular Cognitve Impairment (VCI) yang terdiri dari gangguan kognitif ringan yang tidak mengganggu aktivitas sehari- hari (vascular cognitve impairment no dementia ) sampai yang paling berat berupa demensia vaskuler. Gangguan kognitif dapat mengenai satu atau lebih domain kognitif seperti atensi, bahasa, memori, visospasial, dan fungsi eksekutif (Harms et al., 2004). Neuroprotektor merupakan obat yang dapat mengatur fungsi serebral dengan meningkatkan kemampuan kognitif pada otak yang menurun. Neuroprotektor ini telah banyak digunakan di berbagai negara, terutama di Indonesia. Obat- obat yang sering digunakan, yaitu pirasetam dan sitikolin (Keil et al., 2006). Namun, penggunaan kedua obat ini masih menjadi perdebatan mengenai efektivitasnya. Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk mengetahui efektivitas kedua obat tersebut terhadap pasien stroke. Penelitian RCT 2

(Randomized Control Trial) pada pasien stroke menunjukkan bahwa pemberian pirasetam tidak memberikan efek perbaikan neurologis pada pasien stroke (Alawneh et al., 2008). Selain itu, hasil Systematic Reviews yang telah dilakukan menyatakan bahwa, peggunaan pirasetam tidak menunjukkan perbaikan dalam pengobatan demensia atau gangguan kognitif meskipun diperoleh kesan adanya perubahan global tetapi tidak ada perubahan benefit yang spesifik (Evans dan Flicker, 2001). Demikian halnya dengan sitikolin yang penggunaannya sebagai neuroprotektor juga telah banyak dilakukan penelitian terkait efektivitasnya. Berdasarkan 13 penelitian uji klinik menyatakan bahwa penggunaan sitikolin pada stroke iskemik dan gangguan CNS meningkatkan fungsi neurologis dan dapat mempercepat penyembuhan pasien (Adibhatla dan Hatcher, 2005). Dalam Analysis of Clinical Trials yang telah dilakukan memperoleh hasil pada pengobatan dengan oral sitikolin dalam 24 jam pertama setelah onset serangan pada pasien dengan moderat hingga stroke berat dapat meningkatkan kemungkinan pemulihan lengkap pada 3 bulan (Davalos et al., 2002). Selain itu, beberapa studi menilai efektivitas dan khasiat pengobatan sitikolin dalam pencegahan penurunan kognitif post stroke. Dari meta analisis yang dilakukan pada salah satu domain fungsi kognitif, yaitu memori dengan gejala mulai dari kerusakan kognitif vaskular ringan, Vascular Alzheimer Disease(VAD) hinggadimensia. Hasil keseluruhan (884 pasien) menunjukkan bukti manfaat dari sitikolin pada memori dan perilaku, tetapi tidak pada 3

perhatian. Ada peningkatan yang signifikan dalam perubahan kesan global dibandingkan dengan kelompok plasebo (Fioravantidan Ann, 2006). Selain itu, diperoleh hasil bahwa efek obat yang kuat untuk perbaikan memori, dengan terapi yang teratur. Hasil evaluasi neuropsikologi dalam kelompok dari 172 pasien yang menerima sitikolin selama 6 bulan dibandingkan dengan kelompok kontrol.kelompok kasus dan kontrol diberikan sitikolin dalam waktu 24 jam dari onset stroke selama 6 minggu. Perbaikan fungsi kognitif yang bermakna secara statistik terlihat pada kelompok sitikolin yang diterapi pada 6 bulan dan 1 tahun setelah stroke pada domain kognitif perhatian, orientasi temporal, dan fungsi eksekutif (Sabin dan Gustavo, 2011). Dalam penggunaannya sebagai neuroprotektor pada pasien stroke iskemik, kebijakan tiap rumah sakit berbeda- beda. Di beberapa Rumah sakit yang ada di Makassar, pirasetam merupakan neuroprotektor yang digunakan pada pasien stroke iskemik yang memiliki kesadaran penuh/ GCS 15 dengan atau tanpa afasia, sedangkan sitikolin digunakan pada pasien stroke iskemik/ perdarahan yang mengalami penurunan kesadaran (GCS<15). Akan tetapi kadangkala juga digunakan sitikolin pada pasien stroke iskemik yang memiliki kesadaran yang penuh/ GCS 15. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui neuroprotektor yang paling efektif pada pasien stroke iskemik yang memiliki kesadaran penuh/gcs 15 terutama yang berhubungan dengan fungsi kognitif pasien. 4

1. Rumusan Masalah 1. Bagaimana efek pirasetam terhadap perbaikan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik berdasarkan parameter Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina)? 2. Bagaimana efek sitikolin terhadap perbaikan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik berdasarkan parameter Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina)? 3. Bagaimana perbandingan efek pirasetam dan sitikolin terhadap perbaikan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik berdasarkan parameter Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA- Ina)? 2. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang terkait dengan efektivitas pirasetam dan sitikolin terhadap perbaikan fungsi kognitif pasien stroke iskemik sebagai pendukung penelitian ini adalah: 1) Desmond et al., 1996, dengan penelitian berjudul Recovery Of Cognitive Function After Stroke. Studi prospektif ini menggunakan 151 pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan test kognitf MMSE (Mini Mental State Examination). Hasil yang diperolah menyatakan bahwa gangguan fungsi kognitif jangka panjang pasca stroke 5

berhubungan dangan infark hemisfer kiri dan dipengaruhi oleh penyakit DM, kemungkinan menambah beban penyakit serebrovaskuler. 2) Penelitian yang berjudul Peranan Stroke Iskemik Akut Terhadap Timbulnya Gangguan Fungsi Kognitif di RSUP. Dr. Sardjito yang dilakukan oleh Setyopranoto dan Lamsuddin (2006). Studi dengan kohort prospektif ini melibatkan 180 subjek yang menggunankan test kognitif MMSE (Mini Mental State Examination). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa usia, riwayat DM, riwayat stroke, lokasi lesi dan window therapy secara signifikan mempengaruhi timbulnya gangguan fungsi kognitif pada stroke iskemik akut. 3) Penelitian yang dilakukan oleh Syifa (2010) yang berjudul Kajian Efektivitas Penggunaan Pirasetam dan Sitikolin pada Pasien Stroke dengan Menggunakan NIHSS di Bangsal Rawat Inap RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terapi kombinasi neuroprotektor yaitu pirasetam dan sitikolin menunjukkan adanya perbaikan fungsi neurologi. 4) Penelitian yang dilakukan oleh Alhusni (2013) yang berjudul Perbandingan Efektivitas Pirasetam dan Sitikolin Pada Pasien Stroke Iskemik di Bangsal Rawat Inap RSUD. Undata Palu. Studi dengan RCT ini melibatkan 30 pasien untuk masing- 6

masing kelompok pirasetam dan sitikolin. Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara terapi pirasetam dan sitikolin pada pasien stroke iskemik dengan parameter NIHSS dengan nilai signifikansi 0,028 (p>0,05). 5) Penelitian yang dilakukan oleh Husein et al., 2010 dengan judul Uji Validitas dan Reliabilitas Montreal Cognitive Assessment Versi Indonesia (MoCA-Ina) Untuk Skrinning Gangguan Fungsi Kognitif. Hasil yang diperoleh yaitu tes MoCA versi Indonesia (MoCA-Ina) telah valid menurut kaidah validasi transtcultural dan reliable sehingga dapat digunakan baik oleh dokter ahli saraf maupun dokter umum. 3. Manfaat Penelitian 1) Bagi tenaga medis, dapat memberikan informasi dan gambaran neuroprotektor yang paling efektif terhadap perbaikan fungsi kognitif pasien stroke iskemik. 2) Bagi farmasi, khususnya farmasi klinik diharapkan dapat berperan aktif di Rumah Sakit dalam melakukan pemantuaan penggunaan obat-obatan terutama obat-obatan yang masuk kategori neuroprotektor. 3) Bagi masyarakat/ pasien, dapat mengetahui dampak yang timbul pasca stroke terutama pada fungsi kognitif sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi yang digunakan. 7

B. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui efek pirasetam terhadap perbaikan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik berdasarkan parameter Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina) 2. Untuk mengetahui efek sitikolin terhadap perbaikan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik berdasarkan parameter Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina) 3. Untuk mengetahui perbandingan efek pirasetam dan sitikolin terhadap perbaikan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik berdasarkan parameter Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina) 8