METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Perbaikan Metode Kerja Untuk Meminimasi Waktu Proses Menggunakan Maynard Operation Sequence Technique (MOST) (Studi Kasus PT Pan Panel, Palembang)

Pengukuran Kerja Tidak Langsung (Predetermined Motion-Time System)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 LANDASAN TEORI

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pengurangan Bottleneck dengan Pendekatan Theory of Constraints pada Bagian Produksi Kaos Kaki di PT. Matahari Sentosa Jaya

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya.

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. barang jadi berupa kemeja pria dengan ukuran all size. CV. Dua Saudara sudah

Kata Kunci: SMED, MOST, Setup Mesin, Perakitan, Manufacturing Lead Time

PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG. Amalia, S.T., M.T.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

Rancang Bangun Alat Pemotong Bulu Ayam Untuk Mendukung Pembuatan Produk Shuttle Cock Daerah Pengrajin Serengan Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I.G.A Sri Deviyanti Teknik Industri - UNIPRA Surabaya ABSTRAK

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

ANALISIS LINE BALANCING DENGAN METODE TIME STUDY PADA PERUSAHAAN PERAKITAN SPEAKER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan berupaya guna memenangkan persaingan yang ada di

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dengan alas bergerigi yang seterusnya akan disebut Sandal Jenis B, Sandal

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can

ANALISIS PERANCANGAN KERJA

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. jasa konveksi di kota Baganbatu. Konveksi ini di dirikan oleh Bapak Sarman pada

EVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DAN WORK FORCE ANALYSIS (WFA) DI PT.

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work)

Manajemen Perakitan Mesin Traktor Tangan Iseki-Agrindo Model KAI 711

BAB 5 SIMPULAN & SARAN

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. jasa (Herawati, 2008). Pengelolaan tenaga kerja secara produktif adalah kunci

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Pengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing

PENENTUAN WAKTU BAKU PRODUKSI KERUPUK RAMBAK IKAN LAUT SARI ENAK DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Data Umum Perusahaan. PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang

ANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.2 Tahun 2013: ISSN X

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI KERJA DENGAN PENERAPAN KAIZEN (Studi Kasus pada PT Beiersdorf Indonesia PC Malang)

Upaya Peningkatan Output Produksi di PT. X

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebuah produk. Dampak dari kemudahan tersebut terciptalah peluang

Rancang Bangun Aplikasi Perhitungan Predetermined Time System (Waktu Standar Tidak Langsung) Dengan Metode Brainstorming

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. Y

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibidang perindustrian yang memproduksi produk-produk persediaan hotel

IMPLEMENTASI METODE WORK SAMPLING GUNA MENGUKUR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI CV.SINAR KROM SEMARANG

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

SISTEM PENGENDALIAN PRODUKSI (X) Pengendalian Proses

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA Renny Septiari 1) dan Umi Nurillah 2) 1) Program Studi Teknik Industri, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Nasional Jl. Bendungan Sigura-gura No.2, Malang, 65145, Indonesia e-mail: rennyseptiari@gmail.com 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perbaikan metode kerja yang dilakukan pada proses produksi mukena di daerah Pakis Malang. Semakin meningkatnya pesanan, perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhinya karena dirasakan metode kerja yang dilaksanakan saat ini kurang efektif. Salah satu bukti akan hal ini adalah sering kalinya terjadi keluhan dari pelanggan karena pesanan yang tidak tepat waktu. Untuk itu, perlu diadakan perbaikan metode kerja dan penempatan fasilitas kerja agar didapat suatu metode kerja yang efektif dan penempatan fasilitas kerja yang efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbaikan Metode kerja yang dilakukan dengan menerapkan Metode MOST (Maynard Operation Sequence Technique) di beberapa elemen kerja. Adapun elemen-elemen kerja yang akan diteliti yang akan digunakan untuk perhitungan menggunakan Metode MOST adalah proses pengukuran kain, pemotongan, sablon, bordir, jahit, gunting tepi, solder, pembersihan, sortir, dan packing. Dari hasil perhitungan, terjadi peningkatan output sebesar 8,75 % antara kondisi awal dan kondisi setelah perbaikan. Dimana terjadi pengurangan gerakan-gerakan yang tidak perlu yang dilakukan oleh operator. Kata kunci: Metode Kerja, MOST, Peningkatan Output. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, masalah sistem kerja merupakan salah satu faktor utama yang perlu mendapat perhatian baik untuk perusahaan yang menghasilkan produk nyata maupun yang bergerak dalam bidang jasa. Masalah Metode kerja memegang peranan penting dalam suatu industri karena dengan Metode kerja yang baik diharapkan akan berdampak baik pula terhadap apa yang menjadi salah satu tujuan perusahaan. Suatu rancangan metode kerja dapat diperoleh dengan mengetahui dan mempelajari gerakan-gerakan kerja dalam penyelesaian suatu produk. Caranya dengan mengukur waktu kerja masing-masing elemen kerja yang termasuk dalam proses produksi, dimana nantinya waktu kerja ini akan digunakan untuk menghitung waktu baku. Perusahaan konveksi SM adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kain bordir, salah satunya adalah mukena bordir. Kondisi yang terjadi saat ini adalah pada proses pengerjaan mukena yang dilakukan oleh operator belum dilakukan dengan efektif dan efisien, sehingga menyebabkan waktu operasi yang lama. Adapun hal ini dikarenakan banyaknya gerakan-gerakan yang tidak memberi nilai tambah yang dilakukan oleh para operator. Untuk mengatasi hal tersebut akan dilakukan pengukuran waktu standart untuk metode kerja yang dipakai saat ini, kemudian akan dilakukan suatu perbaikan metode kerja yang baru dan selanjutnya akan diukur kembali waktu bakunya. A-43-1

Dengan diterapkannya metode MOST diharapkan dapat dicapai suatu keadaan yang optimal pada sistem kerja sehingga dapat memberi pengaruh terhadap waktu proses dan output yang nantinya dapat bermanfaat bagi karyawan dan perusahaan dengan meningkatnya output produksi serta keuntungan perusahaan. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (deskriptif research) yaitu penelitian noneksperimen yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah secara sistematis dan faktual berdasarkan keadaan obyek atau subyek sesuai dengan apa adanya. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik obyek dan subyek yang diteliti secara tepat. Yaitu mengamati dengan seksama setiap gerakan dari elemen kerja yang termasuk dalam proses produksi mukena apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah diterapkannya metode MOST dalam sistem kerja. Data yang digunakan meliputi cara kerja, peralatan kerja, bahan baku yang digunakan, hasil produksi, dan data pengukuran waktu. Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dan wawancara terhadap pihak perusahaan. Pengukuran Waktu Kerja Adalah metode penetapan keseimbangan antara jalur manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Waktu baku yang dihasilkan sangat dibutuhkan terutama untuk : Penentuan maksimum kapasitas produksi Man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja) Penjadwalan produksi dan penganggaran Perencanaan sistem pemberian bonus dan intensif bagi karyawan/pekerja yang berprestasi Adapun parameter yang digunakan dalam pengukuran waktu (time study)adalah : 1. Waktu Siklus (Ws) Adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan baku yang akan diproses pada tempat kerja atau jumlah waktu tiap-tiap elemen kerja. 2. Waktu Normal (Wn) Adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh operator dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata. 3. Waktu Baku (Wb) Adalah adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh operator dalam keadaan normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan terbaik saat itu. dalam sistem kerja Teori dan konsep MOST Didalam metode MOST terdapat pemisahan model urutan kegiatan yang menggambarkan kerja manual. Hal ini dikarenakan untuk tiap gerakan terdapat urutan gerakan yang berbeda-beda sehingga dilakukan pemisahan model urutan kegiatan. Adapun urutan kegiatan dalam metode MOST terdiri dari tiga urutan, yaitu : 1. Urutan Gerakan Umum (The general move sequence) Urutan ini berlaku untuk pemindahan obyek secara bebas melalui ruangan/udara bebas. 2. Urutan Gerakan Kendali (The controlled move sequence) Urutan ini berlaku untuk pemindahan obyek, diamana obyek tersebut tetap bersentuhan dengan suatu permukaan atau digabingkan dengan obyek lain selama perpindahan. 3. Urutan Gerakan Kendali (The controlled move sequence) A-43-2

Urutan ini berlaku bagi gerakan yang memakai bantuan alat-alat tangan seperti gunting, kunci inggris, obeng dan alat-alat lain. Model dasar Urutan MOST Gerakan umum didefinisikan sebagai pemindahan obyek secara manual dari satu tempat ke tempat lain secara bebas melalui ruangan/udara bebas. Urutan gerakan dalam gerakan umum terdiri dari 4 sub kegiatan yaitu : A = jarak yang ditempuh (Action distance) B = gerakan badan (Body motion) G = pengendalian obyek (Gain control) P = menempatkan (Placement) Sub-sub kegiatan untuk model urutan gerakan umum terlihat dalam tabel 1. Tabel 1. Model Pengurutan Elemen Gerakan Metode MOST Manual Handling Sequence Model Sub Activite General Move ABG ABP A A = jarak yang ditempuh ( Action distance) B = gerakan badan (Body motion) G = pengendalian obyek ( Gain control) P = menempatkan (Placement) Controlled Move A B G M X I A M = gerakan terkendali ( Move controlled) X = waktu proses (Process Time) I = kesejajaran (Alignment) Tool use ABG / ABP / / ABG / A C = memotong (Cut) S = perlakuan permukaan ( Surface treat) M = mengukur (Measure) R = mencatat (Record) T = berpikir (Think) HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran waktu kerja menggambarkan kondisi waktu kerja operator dalam menyelesaikan proses produksi sesuai langkah-langkah kerja yang diberikan. Tujuan pengukuran ini untuk mendapatkan waktu baku. Proses pengukuran waktu ini dilakukan oleh 10 operator dengan 10 unit kerja meliputi pengukuran kain, pemotongan kain, penyablonan, bordir, jahit, gunting tepi, solder, pembersihan, sortir, dan packing. Dimana waktu kerja dimulai pukul 08.00 16.00 atau 8 jam/hari dengan waktu istirahat 1 jam dimulai pukul.12.00 13.00. Langkah-langkah proses pembuatan mukena di perusahaan konveksi SM konveksi Malang akan dijabarkan pada tabel 2. Tabel 2. Langkah-langkah Proses Pembuatan Mukena No Proses Deskripsi 1 Pengukuran kain Kain diambil dari penyimpanan bahan, lalu diukur sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. 2 Pemotongan kain Kain ditumpuk diatas meja pemotong, lalu dipotong sesuai dengan ukuran 3 Penyablonan Kain yang sudah dipotong, diletakkan diatas meja lalu patrun gambar diletakkan diatas kain pada bagian yang akan disablon A-43-3

4 Bordir Kain yang telah disablon dibordir sesuai dengan gambar 5 Jahit Kain yang sudah dibordir, dijahit satu sama lain untuk menjadikannya berbentuk mukena 6 Gunting tepi Pengguntingan tepi sisa kain bordiran yang tidak terpakai 7 Solder Mukena yang tepinya telah digunting, disolder dengan tujuan supaya serat kain pada bagian yang digunting tadi tidak keluar 8 Pembersihan Operator membersihkan serpihan-serpihan benang-benang yang menempel dan menggunting apabila ada benang yang timbul 9 Sortir Memeriksa apabila ada kecacatan pada mukena 10 Packing Mukena dikemas ke dalam plastik-plastik yang telah disediakan Sedangkan data permintaan dan produksi mukena selama satu tahun akan ditampilkan pada tabel 3. Tabel 3.Data Permintaan dan Produksi Bulan Permintaan (buah) Produksi (buah) Kekurangan (buah) Keterlambatan Waktu (hari) Juli 10.300 10.300 - - Agustus 12.700 12.700 - - September 11.400 11.400 - - Oktober 12.600 12.600 - - November 13.850 13.850 - - Desember 14.000 14.000 - - Januari 14.240 14.000 240 1 Februari 14.350 14.000 350 1 Maret 14.600 14.000 600 2 April 14.800 14.000 800 2 Mei 14.950 14.000 950 2 Juni 15.000 14.000 1.000 2 Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa keterlambatan waktu pengiriman yang selama ini menjadi masalah dari konveksi SM dalam hubungannnya dengan pelanggan. Oleh karena itu akan dicoba diperbaiki metode kerja yang ada dengan metode MOST. Pada tabel 4 akan ditampilkan perhitungan waktu normal proses pembuatan mukena sebelum perbaikan. Tabel 4.Waktu Normal Produksi Mukena Sebelum Perbaikan No Unit Kerja Sub Unit Kerja Model Urutan Σ TMU Waktu (detik) 1 Pengukuran Persiapan pengukuran A16 B6 G3 A16 B6 P1 A0 480 17,28 Pengukuran kain A3 B10 G1 A1 B0 P3 M16 A6 B6 P6 A1 530 19,08 2 Pemotongan Persiapan pemotongan A10 B6 G3 A10 B3 P3 A0 350 12,6 Pemotongan 20 lembar A3 B6 G3 M6 X245 I16 A3 2820 101,52 3 Sablon Persiapan sablon A10 B6 G3 A10 B3 P3 A0 350 12,6 Sablon A3 B3 G3 A3 B3 P3 S32 A3 B3 P1 A0 570 20,52 4 Bordir Bordir A10 B3 G6 M10 X I16 A10 550 8719,8 5 Jahit Jahit A6 B3 G3 M10 X I16 A6 440 141,84 6 Gunting tepi Persiapan gunting tepi A16 B6 G3 A16 B3 P1 A0 450 16,2 Gunting tepi A3 B10 G3 A1 B3 P1 C16 A3 B3 P3 A0 460 16,56 7 Solder Solder A3 B10 G1 M6 X220 I6 A3 2490 89,64 8 Pembersihan Pembersihan A3 B3 G1 A1 B10 P3 C10 A3 B3 P3 A0 400 14,4 9 Sortir Sortir A3 B10 G1 A1 B10 P1 T10 A3 B3 P3 A1 460 16,56 10 Packing Packing A3 B10 G3 A1 B3 P16 A3 390 14,04 Total waktu 9212,64 Note : waktu bordir = 8.700 detik dan waktu jahit = 126 detik Dari tabel 4, dapat diketahui waktu proses yang dibutuhkan untuk mengerjakan mukena sampai dengan selesai (packing) sebelum perbaikan yaitu 9.212,64 detik atau sekitar 2,56 jam. Begitu lamanya waktu yang dibutuhkan sehingga akan dicoba memperbaiki metode kerja A-43-4

yang ada sekarang dengan metode MOST dengan memperbaiki fasilitas kerja serta mengurangi gerakan-gerakan kerja yang tidak diperlukan. Dengan demikian diharapkan dapat mempercepat proses produksi yang ada sehingga akan dapat mengurangi masalah keterlambatan pengiriman yang selama ini dialami perusahaan. Pada tabel 5 akan ditampilkan perhitungan waktu normal proses pembuatan mukena dengan metode MOST sesudah perbaikan fasilitas kerja dan pengurangan gerakan kerja. Tabel 5.Waktu Normal Produksi Mukena Sesudah Perbaikan No Unit Kerja Sub Unit Kerja Model Urutan Σ TMU Waktu (detik) 1 Pengukuran Persiapan pengukuran A3 B6 G3 A3 B0 P1 A0 160 5,76 Pengukuran kain A1 B10 G1 A1 B0 P3 M16 A3 B3 P3 A1 420 15,12 2 Pemotongan Persiapan pemotongan A1 B6 G3 A6 B3 P3 A0 210 7,56 Pemotongan 20 lembar A1 B6 G3 M6 X245 I16 A1 2780 100,08 3 Sablon Persiapan sablon A3 B3 G3 A3 B0 P3 A0 150 5,4 Sablon A1 B0 G1 A1 B0 P3 S32 A1 B0 P1 A0 400 14,4 4 Bordir Bordir A1 B0 G1 M3 X I3 A1 90 8103,24 5 Jahit Jahit A1 B0 G1 M6 X I16 A1 250 135 6 Gunting tepi Persiapan gunting tepi A6 B3 G3 A6 B0 P1 A0 190 6,84 Gunting tepi A1 B3 G1 A1 B10 P1 C16 A1 B0 P1 A0 350 12,6 7 Solder Solder A1 B0 G1 M6 X220 I6 A0 2340 84,24 8 Pembersihan Pembersihan A1 B3 G1 A1 B10 P1 C10 A1 B3 P3 A0 340 12,24 9 Sortir Sortir A1 B10 G1 A1 B3 P1 T10 A1 B3 P3 A1 350 12,6 10 Packing Packing A1 B10 G1 A1 B3 P16 A1 270 9,72 Total waktu 8524,8 Note : waktu bordir = 8.100 detik dan waktu jahit = 126 detik Dari tabel 5, setelah perbaikan dapat diketahui waktu proses yang dibutuhkan untuk mengerjakan mukena sampai dengan selesai (packing) yaitu 8.524,8 detik atau sekitar 2,37 jam. Pada tabel 6 akan ditampilkan perbandingan output sebelum dan sesudah perbaikan untuk melihat hasil terbaik yang telah dilakukan. Tabel 6. Perbandingan Output Sebelum dan Sesudah Perbaikan Metode Kerja No Unit Kerja Output Sebelum Perbaikan (buah/jam) Output Sesudah Perbaikan (buah/jam) 1 Pengukuran 99 172 2 Pemotongan 203 284 3 Sablon 108 181 4 Bordir 0,41 0,44 5 Jahit 25 26 6 Gunting tepi 109 142 7 Solder 40 42 8 Pembersihan 250 294 9 Sortir 217 285 10 Packing 256 370 Dengan melihat perbandingan output sebelum dan sesudah perbaikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam suatu metode kerja yaitu : Penataan fasilitas kerja harusnya lebih mempermudah dalam proses produksi Terdapat beberapa gerakan kerja pada setiap proses yang seharusnya tidak perlu dilakukan Kedua hal tersebut merupakan salah satu syarat didalam memperbaiki metode kerja yang telah ada saat ini. Dan untuk menentukan kapasitas maksimum, diambilah proses bordir karena proses ini merupakan proses terpanjang dalam penyelesaian produksi mukena. A-43-5

Perusahaan konveksi SM memiliki mesin bordir (juki) sebanyak 196 mesin. Dengan begitu hasil bordir yang diperoleh per jam nya sebelum dan sesudah perbaikan adalah : Tabel 7. Perbandingan Output Bordir Sebelum dan Sesudah Perbaikan No Keterangan Output Sebelum Perbaikan (buah/hari) Output Sesudah Perbaikan (buah/hari) 1 Output sesuai jumlah mesin 196 x 0,41 = 80 196 x 0,44 = 87 2 Output sesuai jam kerja 7 x 80 = 560 7 x 88 = 609 3 Total output sebulan (26 hari kerja) 26 x 560 = 14.560 26 x 602 = 15.834 4 Total peningkatan output selama satu 1.274 buah/bulan = 8,75 % bulan Dari tabel 7 diketahui peningkatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan konveksi SM dengan melakukan perbaikan pada metode kerja yaitu sebesar 1.274 buah mukena/bulan atau sebesar 8,75 %. Dengan peningkatan yang terjadi, dapat dijelaskan metode kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas seseseorang yang akhirnya berakibat pada peningkatan output produksi. Hal ini dikarenakan kenyamanan yang dirasakan operator akan perbaikan metode kerja sehingga mereka dapat melakukan aktivitasnya pada masing-masing unit kerja dengan gerakan-gerakan yang optimal. KESIMPULAN Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa penentuan kapasitas produksi didasarkan pada waktu baku terpanjang dengan output standar terkecil 2. Perbaikan metode kerja berdasarkan ouput standar dari metode MOST, didapatkan maksimum kapasitas produksi sebelum perbaikan sebanyak 14.560 buah/bulan dan sesudah perbaikan 15.834 buah/bulan. 3. Berdasarkan waktu baku dari metode MOST, dapat dibandingkan pengukuran kerja antara metode lama dengan metode baru dengan perbaikan yang telah dilakukan didapat peningkatan output mukena sebesar 1.274 buah atau sekitar 8,75%. DAFTAR PUSTAKA Sritomo Wignjosoebroto,1978, Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja, ITS Surabaya Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Ergonomi Study Gerak dan Waktu, PT Guna Widya Jakarta Sutalaksana, IZ,et al, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, ITB Bandung Zandin, Kjell B, 1972, MOST Work Measurement System,HB.Maynard and Company New York AS A-43-6