BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

BAB I PENDAHULUAN. tumpuan harapan yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alatalat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. penduduk muda yaitu umur tahun. Menurut Badan Pusat Statistik DIY

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. atau menarche. Menarche biasanya terjadi antara umur th tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

SIKAP IBU TERHADAP KECEMASAN REMAJA PUTRI (KELAS VI) DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI GEBANGSARI 04 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB I 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun mental (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut

PENGARUH KOMUNIKASI IBU TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SDN 53 KUBU RAYA TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

ELSA PERNANDA UTARI NIM I

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari

BAB I PENDAHULUAN. bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.masa keserasian bersekolah ini

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan manusia dewasa mengalami suatu tahap yang disebut masa pubertas. Pubertas merupakan titik pencapaian seksual yang ditandai dengan keluarnya menstruasi pertama kali pada remaja perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008). Menarche pada remaja putri dapat menimbulkan kecemasan. Banyak remaja memandang menarche adalah hal yang menakutkan, karena menarche akan menimbulkan ketidaknyamanan, sakit, pusing dan sebagainya. Gejala psikologis yang mencolok kepada menarche adalah kecemasan yang kuat oleh keinginan untuk menolak proses fisiologis tersebut (Kartono, 2010). Menurut Ramaiah, Savitri (2005) kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi. Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun 1

2 wujudnya. Kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. (Wiramihardja, Sutardjo 2005). Hasil penelitian Patton GC, Hibbert ME, dkk (1997) terdapat hubungan antara depresi dan kecemasan dengan menarche pada remaja usia 12-16 tahun. Timbulnya depresi dan kecemasan pada remaja menunjukkan bahwa menarche merupakan titik transisi resiko dari respon psikologis remaja. Hasil penelitian Destri (2013) tentang tingkat kecemasan remaja kelas VII dalam menghadapi menarche di Surakarta menunjukan bahwa sebanyak 8 responden (22,9%) dengan kecemasan ringan, 17 responden (48,6%) dengan kecemasan sedang, dan 10 responden (28,5) dengan kecemasan berat. Kecemasan ini disebabkan oleh kesiapan mental, kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang cukup baik tentang perubahan-perubahan fisik dan psikologis terkait menarche, dan kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri yang diperlukan saat menstruasi (Ferry, 2007). Kesiapan mental sangat diperlukan sebelum menarche karena perasaan cemas dan takut biasanya akan muncul (Proverawati dan Misaroh, 2009). Lawrence Green (2005) menguraikan bahwa perilaku seseorang tentang kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung dan penguat. Faktor predisposisi antara lain ; tingkat pengetahuan, motivasi, sikap, dukungan, kepercayaan, tradisi, sistem dan nilai-nilai

3 masyarakat, adapun faktor pendukung terdiri dari fasilitas, sarana dan prasarana, serta fakor penguat terdiri dari fasilitas, sarana dan para kader, tenaga kesehatan dan kebijakan kesehatan. Pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya. Informasi tentang menstruasi perlu diperoleh setiap remaja wanita. Pemberian informasi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode untuk memberikan pengetahuan pada remaja mengenai menarche, diharapkan tumbuh keadaan yang kondusif dalam peningkatan pengetahuan, kemudian sikap, dan perilaku kehidupan seksual yang sehat dan bertanggung jawab pada remaja (Widyastuti, 2009). Hasil penelitian Nagar dan Aimol (2010) tentang Pengetahuan Remaja putri Meghalaya (India) tentang menstruasi menunjukan bahwa 50% pengetahuan tentang menstruasi diperoleh remaja putri dari teman, 36% pengetahuan tentang menstruasi diperoleh dari ibu dan 19% diperoleh dari keluarga terdekat. Hasil penelitian Sadiq, Mayasah A dan Salih, Alaa A (2013) pada 1084 siswa perempuan di Baghdad didapatkan hasil bahwa pengetahuan yang baik tentang menarche (36%) dengan ibu adalah sumber utama dari pengetahuan mengenai menarche (74%). Aktivitas tertentu dibatasi selama menstruasi dan banyaknya absensi remaja saat menstruasi. Remaja putri memiliki perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan seorang wanita yang mengalami menstruasi untuk

4 pertama kali (menarche). Menarche merupakan hal wajar yang pasti dialami oleh setiap wanita normal dan tidak perlu digelisahkan. Namun hal ini akan semakin parah apabila pengetahuan remaja mengenai menstruasi ini sangat kurang dan pendidikan dari orang tua yang kurang. Tidak perlu malu atau cemas dengan adanya menstruasi. Hal ini justru menunjukkan bahwa tubuh sudah beranjak dewasa (Proverawati dan Misaroh, 2009). Sedangkan sikap merupakan suatu konsep penting dalam psikologi sosial. Sikap seseorang adalah komponen yang sangat penting dalam perilaku kesehatannya, yang kemudian diasumsikan bahwa adanya hubungan langsung antara sikap dan perilaku seseorang (Azwar, 2011). Sikap merupakan perasaan positif atau negatif keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap objek, orang dan keadaan (Azwar 2011). Sikap positif seseorang terhadap kesehatan kemungkinan tidak otomatis berdampak pada perilaku seorang menjadi positif, tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti dapat berdampak negatif pada perilakunya (Niven,2008). Apabila seorang anak perempuan secara psikologis tidak mempersiapkan diri menghadapi menarche, dikarenakan kurangnya informasi mengenai menarche, maka kurangnya informasi akan menyebabkan perasaan negatif apabila menarche terjadi (Vasta, Miller, & Ellis, 2004). Hasil penelitian hubungan sikap responden dengan menarche terhadap tingkat kecemasan remaja kelas satu SMPN I Salomekko Kabupaten Bone

5 (2013). Pada penelitian ini dari 50 responden didapatkan 24 responden (48,0%) yang memiliki sikap positif dengan 18 responden (36,0%) mengalami kecemasan ringan, dan 6 responden (12,0%) mengalami kecemasan sedang, Sedangkan 26 responden (52,0%) yang memiliki sikap negatif dengan 11 responden (22,0%) mengalami kecemasan ringan, dan 15 responden (30,0%) mengalami kecemasan sedang. Fenomena yang sering terjadi di masyarakat adalah selama ini sebagian masyarakat merasa tabu untuk membicarakan tentang masalah menstruasi dalam keluarga, sehingga remaja putri kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang cukup baik tentang perubahan-perubahan fisik dan psikologis terkait menarche (Soetjiningsih, 2004). Orang tua secara lebih dini harus memberikan penjelasan tentang menarche pada anak perempuannya, agar anak lebih mengerti dan siap dalam menghadapi menarche (Muriyana (2008). Umumnya anak perempuan akan memberi tahu ibunya saat menstruasi pertama kali (Santrock, 2012). Sayangnya tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada putrinya. Sebagian ibu enggan membicarakan secara terbuka sampai remaja mengalami menstruasi pertama (menarche). Kondisi ini akan menimbulkan kecemasan pada anak, bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa mentruasi pertama (menarche) adalah sesuatu yang tidak menyenangkan atau serius. Akibatnya, anak mengembangkan sikap negatif terhadap menstruasi pertama (menarche) dan melihatnya sebagai penyakit (Llewellyn-Jones, 2005).

6 Hasil penelitian di SD Negeri Lomanis 01 Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap Tahun 2013, diketahui bahwa remaja putri yang ibunya mendukung sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebanyak 14 orang (60,9%) dan sebagian kecil mengalami kecemasan sedang sebanyak 9 orang (39,1%). Remaja putri yang ibunya kurang mendukung sebagian besar mengalami kecemasan sedang sebanyak 12 orang (85,7%) dan sebagian kecil mengalami kecemasan ringan sebanyak 2 orang (14,3%). Remaja yang mendapatkan dukungan dari ibu cenderung kecemasannya ringan. Dukungan sosial yang diberikan ibu terhadap kecemasan remaja putri dalam menghadapi menarche dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh terhadap tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya (Kuntjoro, 2002). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 8 Mei 2016 dengan memberikan kuisioner kepada 11 orang remaja putri yang belum mengalami menstruasi di kelurahan parupuk tabing kelurahan tabing, didapatkan hasil bahwa 11 orang remaja putri mengalami kecemasan dengan 5 orang remaja (45,5%) dengan tingkat kecemasan berat, mereka mengatakan tidak mengetahui mengenai menarche dan tidak tertarik untuk membahasnya serta ibu yang tidak pernah memberikan dukungan untuk menghadapi menarche, 4 orang remaja (36,4%) dengan tingkat kecemasan sedang, mereka

7 mengatakan pernah mencari tahu mengenai menarche dan tertarik untuk membahasnya serta ibu mereka pernah memberikan nasehat mengenai apa yang harus dilakukan saat menarche, dan 2 orang lainnya (18,15%) dengan tingkat kecemasan ringan, mereka mengatakan sudah mengetahui tentang menarche dari ibu, tetapi masih memiliki ketakutan saat akan menghadapi menarche. Berdasarkan data diatas maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang : Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Dukungan Ibu Dengan Tingkat Kecemasan Remaja Dalam Menghadapi Menarche Di Kelurahan Parupuk Tabing. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan ibu dengan tingkat kecemasan remaja dalam menghadapi menarche di kelurahan parupuk tabing? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan ibu dengan tingkat tingkat kecemasan remaja dalam menghadapi menarche di kelurahan parupuk tabing.

8 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja dalam menghadapi menarche di kelurahan parupuk tabing b. Untuk mengetahui sikap remaja dalam menghadapi menarche di kelurahan parupuk tabing c. Untuk mengetahui dukungan ibu dalam menghadapi menarche di kelurahan parupuk tabing d. Untuk mengetahui tingkat kecemasan remaja dalam menghadapi menarche di kelurahan parupuk tabing e. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja dengan tingkat kecemasan dalam mengahdapi menarche di kelurahan parupuk tabing f. Untuk mengetahui hubungan sikap remaja dengan tingkat kecemasan dalam mengahdapi menarche di kelurahan parupuk tabing g. Untuk mengetahui hubungan dukungan ibu dengan tingkat kecemasan menghadapi menarche di kelurahan parupuk tabing D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan tenaga kesehatan tentang hubungan antara pengetahuan, sikap dan dukungan ibu untuk mengurangi kecemasan dalam menghadapi menarche sehingga dapat meningkatkan strategi dalam upaya promotif untuk memberikan

9 edukasi mengenai kesehatan reproduksi terhadap remaja yang akan mengalami menarche. 2. Bagi Institusi Pendidikan (Fakultas Keperawatan Unand) Penelitian ini dapat sebagai bahan masukan dan referensi untuk penelitian selanjutnya dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi yang berkeinginan untuk melanjutkan penelitian yang sejenis dan sebagai bahan tambahan dalam dunia keperawatan maternitas. 3. Bagi Responden Untuk menambah pengetahuan remaja untuk mengurangi kecemasan dalam menghadapi menarche. 4. Bagi Peneliti Sebagai bahan pengembangan diri, kemampuan dan menambah wawasan, ilmu pengetahuan serta pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian khususnya tentang hubungan pengetahuan, sikap dan dukungan ibu tentang menarche dengan tingkat kecemasan remaja menghadapi menarche di kelurahan parupuk tabing.