Kumpulan soal ujian komprehensif Program Apoteker Fakultas Farmasi UNTAG Jakarta BIDANG INDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Pharmaceutical barrier in preventing counterfeit medicines in hospitals. Hadi Sumarsono, S. Farm., Apt.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perencanaan. Pengadaan. Penggunaan. Dukungan Manajemen

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002/ PP.IAI/1418/VII/2014. Tentang

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO. / SK / RSPB / / 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode zaman penjajahan sampai perang kemerdekaaan tonggak sejarah. apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaaan Tonggak sejarah. asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peraturan Pemerintah ini mengatur Pekerjaan Kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi atau penyaluran, dan pelayanan sediaan farmasi.

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2012 di Apotek RSUD Toto

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jalur Distribusi Obat

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (

MAKALAH FARMASI SOSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS CADASARI

Elemen Penilaian PKPO 1 Elemen Penilaian PKPO 2 Elemen Penilaian PKPO 2.1 Elemen Penilaian PKPO Elemen Penilaian PKPO 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN PELAYANAN FARMASI SATU PINTU DI RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

SOAL PILIHAN GANDA PENGANTAR ILMU FARMASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

2017, No Indonesia Nomor 5062); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

PERATURAN PERUNDANGAN PRAKTEK APOTEKER

Aspek legal. untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Yustina Sri Hartini - PP IAI

BAB IV PEMBAHASAN. sakit yang berbeda. Hasil karakteristik dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,

PEDAGANG BESAR FARMASI. OLEH REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok Strategi Pembelajaran

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH. Disusun Oleh: Erda Marhas Yunita, S.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI... JAKARTA. Apoteker/D3Farmasi/Asisten Apoteker

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

PENDIRIAN APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK LIBRA JL.ARIEF RAHMAN HAKIM NO.67 SURABAYA 16 JANUARI 17 FEBRUARI 2017

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK.. JL...

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

KOMITE FARMASI DAN TERAPI. DRA. NURMINDA S MSi, APT

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

SOP Pelayanan Farmasi Tentang Perencanaan dan Pemesanan Obat-obat High Alert

Lampiran 1 Hasil lembar ceklist Puskesmas Helvetia, Medan-Deli dan Belawan Bagian II Nama puskesmas Kegiatan

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Izin Apotek Pasal 1 ayat (a): Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan diarahkan

PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK

SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI APOTEK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

No Kode DAR2/Profesional/582/010/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 010: CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK. Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI 4 APOTEK KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI DI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PLANT MEDAN

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK. 2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek. Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan

BAB I PENDAHULUAN. penyedia obat bagi kebutuhan kesehatan masyarakat (Bogadenta, A ; 17-18). Selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENULISAN RESEP OBAT DI LUAR FORMULARIUM NASIONAL PADA PESERTA BPJS NON PBI DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU TAHUN 2015

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. KIMIA FARMA PLANT MEDAN

Lampiran 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan

Transkripsi:

Kumpulan soal ujian komprehensif Program Apoteker Fakultas Farmasi UNTAG Jakarta BIDANG INDUSTRI 1. Jelaskan alur perijinan pendirian industri farmasi. 2. Jelaskan tahap-tahap persiapan pendirian industri farmasi. 3. Gambarkan skema gedung industri farmasi dan tata ruang khusus produksi di industi farmasi. 4. Jelaskan struktur organisasi di industri farmasi. 5. Jelaskan masing-masing tugas & fungsi masing-masing jabatan. 6. Berapakah jumlah minimal Apoteker di industri farmasi? 7. Bekerja di bidang manakah Apoteker tersebut? 8. Apakah perbedaan tata ruang industri farmasi yang memproduksi antibiotika jenis β-laktam dengan non β-laktam? 9. Mengapa harus dibedakan tata ruang produksi antibiotika golongan β-laktam dengan non β-laktam? 10. Apakah perbedaan tata ruang industri farmasi yang memproduksi antibiotic jenis β-laktam dengan non β-laktam? 11. Jelaskan system AHU (Air Handling Unit) di industri farmasi yang memproduksi sediaan β-laktam? 12. Jelaskan system AHU di industri farmasi yang memproduksi sediaan steril? 13. Jelaskan system AHU di industri farmasi yang memproduksi sediaan β- laktam yang steril? 14. Apa yang dimaksud dengan antibiotika β-laktam? Sebutkan contohnya! 15. Mengapa antibiotika jenis ini dalam produksinya perlu dilakukan keistimewaan? 16. Apa yang dimaksud dengan PPIC? 17. Apa tugas dan tanggung jawab PPIC? 18. Bagaimana cara mengatur jadwal produksi? Hal apa yang menjadi bahan pertimbangannya? 19. Apa yang dimaksud dengan In Proces Control (IPC)? 20. Bagian apa yang bertanggung jawab dalam IPC? 21. Apa tugas & tanggung jawab bagian R&D di industri farmasi? 22. Bagaimana peran R&D di industri farmasi yang tidak memproduksi obat baru? 23. Bagaimanakah alur administrasi di industri farmasi jika akan memproduksi obat baru? 24. Tahapan apakah yang dilakukan R&D dalam memeformulasikan suatu obat baru? 25. Evaluasi apa saja yang dilakukan QC pada saat produksi sediaan tablet? 26. Evaluasi apa saja yang dilakukan QC pada saat produksi sediaan cairan? 27. Evaluasi apa saja yang dilakukan QC pada saat produksi sediaan semi solid? 1

28. Evaluasi apa saja yang dilakukan QC untuk kemasan obat? 29. Evaluasi apa saja yang dilakukan QC untuk bahan baku obat? 30. Evaluasi apa saja yang dilakukan QC untuk ruang produksi sebelum dimulainya produksi? 31. Zat pembersih apakah yang digunakan untuk membersihkan ruang produksi? 32. Bagaimanakah kriteria ruang produksi yang baik menurut CPOB? 33. Jelaskan penggolongan ruangan di produksi? 34. Apa yang dimaksud dengan Black Area? Berapakah angka bakterinya? 35. Apa yang dimaksud dengan Grey Area? Berapa angka bakterinya? 36. Apa yang dimaksud dengan White Area? Berapa angka bakterinya? 37. Apa yang dimaksud dengan Laminar Air Flow (LAF)? Berapa angka bakterinya? 38. Jelaskan jenis-jenis kemasan obat? 39. Di ruang jenis apakah dilakukannya pengemasan primer? 40. Di ruang jenis apakah dilakukannya pengemasan sekunder? 41. Di ruang jenis apakah dilakukannya pengemasan tersier? 42. Apa fungsi ruang karantina di industri farmasi? 43. Jelaskan jenis-jenis label di industri farmasi & masing2 fungsinya? 44. Apa yg perlu didokumentasikan selama proses produksi obat? 45. Apa yg dimaksud dengan batch record? Apa saja isi dan fungsinya? 46. Apakah perbedaan lot dan batch? 47. Mengapa dlm memproduksi suatu obat bisa terdapat batch dan lot? 48. Kasus : Dlm suatu produksi 2 jenis tablet hisap terjadi kesalahan berupa tablet aroma jeruk terwanai hijau dan tablet aroma apel terwarnai kuning. Apa yg saudara lakukan untuk mengatasi masalah tersebut sehingga campuran yg telah terbentuk tidak terbuang percuma. 49. Metode2 apa saja yg digunakan untuk menentukan exp. date suatu obat? 50. Kasus : Jika pabrik saudara mendapat pengembalian obat antibiotika dlm jumlah besar dgn masa kadaluwarsa 3 bulan lagi, apa yg saudara lakukan agar obat tersebut tidak dibuang. 51. Kasus : Pabrik saudara memproduksi vitamin C mendapat komplain dari Badan POM karena menemukan produk saudara yg dijual di toko A yg ternyata sub standar. Hal apa yg akan saudara lakukan? 52. Proteki apa yg saudara lakukan untuk menghindari produk saudara dipalsukan oleh pihak lain? 53. Departemen manakah yg bertanggung jawab menerima komplain produk dari masyarakat? 54. Proteksi apa yg saudara lakukan untuk menghindari produk saudara mengalami penurunan akibat proses transportasi dan distribusi? 55. Apa yang dimaksud dengan return sample? Apa fungsinya? 56. Departemen manakah yg bertanggung jawab menyimpan return sample? 57. Kasus : Menurut saudara promosi yg bagaimanakah yg beretika dlm memasarkan produk saudara? 2

58. Kasus : Bagaimanakah peran Badan POM dalam mengawasi produksi dan peredaran obat di Indonesia, mengingat cukup banyak obat palsu yg beredar di masyarakat? 59. Kasus : Bagaimana menurut saudara melihat banyak toko obat yg menjual obat keras secara bebas tanpa resep dokter? 60. Kasus : Saat ini banyak obat asli dari luar negeri yg belum memperoleh nomor registrasi dari Badan POM yg beredar secara bebas di Indonesia, bagaimana tanggapan saudara atas hal tersebut? 61. Apa yg saudara lakukan untuk menghindari produk saudaa mengalami penurunan mutu selama beredar di masyarakat? 62. Kasus : Dalam meningkatkan penjualan produknya, ada industri farmasi melakukan kontrak dengan dokter untuk selalu meresepkan produknya. Apa tanggapan saudara? 63. Jelaskan jenis2 limbah di industri farmasi? 64. Jelaskan cara2 pengolahan limbah di industri farmasi? 65. Penganganan apa yg perlu dilakukan dlm pengolahan limbah β-laktam? 66. Penanganan apa yg perlu dilakukan dlm pengolahan limbah non β-laktam? 67. Bagaimana cara mengetahui antibiotika β-laktam tidak aktif setelah mengalami destruksi dlm pengolahan limbah? 68. Apa yg saudara lakukan untuk memastikan industri farmasi yg saudara pimpin termasuk kategori ramah lingkungan? 69. Manajemen apa yg saudara lakukan utk menghindari kejenuhan karyawan saudara selama bekerja di industri yg saudara pimpin? 70. Apa yg saudara lakukan utk mengurangi kesalahan manusia (human error) selama proses produksi berlangsung? 71. Bagaimanakah alur pemesanan bahan baku di industri farmasi? 72. Kasus : Apa akibat dan hal apa yg saudara lakukan jika terjadi penggantian supplier bahan baku yg berakibat perubahan spesifikasi bahan baku? 73. Evaluasi apa yg perlu dilakukan saat penerimaan bahan baku? 74. Jelaskan tata cara pengambilan sampling bahan baku yg baru diterima? 75. Jelaskan alur pembuatan sediaan tablet. 76. Jelaskan alur pembuatan sediaan cair. 77. Jelaskan alur pembuatan sediaan semi solid. 78. Perjanjian apakah yg perlu saudara lakukan dg supplier bahan baku obat? 79. Jika industri saudara memproduksi prod. Suplemen, didaftarkan di bagian manakah dari Badan POM? 80. Jika industri saudara memproduksi obat tradisional, didaftarkan di bagian manakah dari Badan POM? 81. Jika industri saudara memproduksi makanan & minuman, didaftarkan di bagian manakah dari Badan POM? 82. Jika industri saudara memproduksi kosmetika, didaftarkan di bagian manakah dari Badan POM? 3

83. Jika industri saudara memproduksi obat baru yg belum pernah beredar di Indonesia, didaftarkan di bagian manakah dari Badan POM? Apa perbedaannya dgn me too product? 84. Jika industri saudara memproduksi narkotika, didaftarkan di bagian manakah dari Badan POM? 85. Berapa lamakah nomor registrasi harus diperbaharui? 86. Apa yg dimaksud dgn nomor registrasi? 87. Apa kode2 yg ada di dalam nomor registrasi : misalnya GB< TR< MD< SP< dll 88. Bagaimanakah batasan produk disebut sebagai obat atau food supplement? misalnya kofein atau multivitamin. 89. Apa yg dimaksud dgn me too product? Bagaimana cara registrasinya? 90. Jelaskan alur distribusi obat setelah keluar dari industri farmasi? 91. Apakah perbedaan industri farmai dgn industri makanan & minuman, industri kosmetika & industri obat tradisional, dari sisi perijinan & persyaratannya? 92. Apakah perbedaan antara CPOB dan ISO? 93. Kriteria apa yg terdapat di dalam CPOB dan ISO? 94. Apakah perbedaan industri farmasi PMA dan PMDN? 95. Sebutkan produk obat yg diproduksi di tempat saudara melakukan PKL & jelaskan efek farmakologinya. 96. Kasus : Saat ini sadang digencarkan pengunaan bahan2 yg dapat didaur ulang. Menurut saudara, dapatkah kemasan obat menggunakan produk daur ulang tersebut. 97. Apa perbedaan industri farmasi yg memproduksi obat suntik dgn produksi obat oral, dari sisi perijinan dan persyaratan? 98. Apa yg saudara lakukan jika akan memproduksi sediaan hormon atau kortikosteroid? 99. Apa yg dimaksud dgn tool manufacturing? 100. Bagaimanakah cara saudara menjaga sanitasi dan hygiene ruang produksi dan karyawannya? 101. Apa yg dimaksud dgn produk antara dan produk ruahan? 102. Apa yg dimaksud dgn produk lisensi? 103. Kasus : Bila industri farmasi yg saudara pimpin hanya melakukan pengemasan obat yg diproduksi di luar negeri, kode apa yg harus saudara cantumkan di kemasan dan bagaimana dengan tata cara perijinannya? 104. Kasus : Sekarang ini byk produk yg komposisinya menggabungkan antara obat tadisional & vitamin, namun dipromosikan dpt menyembuhkan penyakit. Apa tanggapan saudara mengenai hal tersebut? 105. Apa yg dimaksud dgn HJP (Harga Jual Pabrik) dan HJA (Harga Jual Apotek)? 106. Mengapa dlm rantai distribusi obat diperlukan Pedagang Besar Farmasi? Kenapa industri obat tidak dapat menjual langsung produknya ke konsumen (apotek), bukankah hal tersebut hanya akan memperpanjang rantai distribusi dan menambah mahal harga obat? 4

107. Pemerintah menetapkan beberapa label tanda peringatan yg harus dicantumkan di kemasan sesuai dengan golongan obat. Sebutkan jenis2 peringatan tersebut! 108. Mengapa pemerintah hanya menunjuk 1 Pedagang Besar Farmasi untuk mendistribusikan obat golongan narkotika? Apa nama PBF tersebut? 109. Bagaimana system pelaporan narkotika bagi industri farmasi yg memproduksi obat tersebut? 110. Apa yg harus dilakukan oleh PBF bila akan mengimport narkotika? Dokumen apa yg harus dipersiapkan? 111. Bagaimanakah system penyimpanan yg baik di industri farmasi? 112. Apa yg harus diperhatikan dalam penyimpanan produk antibiotika, vaksin dan hormon? 113. Dapatkah gudang karantina dgn gudang bahan baku, produk jadi, produk antara atau produk ruahan disatukan? Mengapa? 114. Penandaan apakah yg harus tertera di kemasan tersier? 115. Apa yg dimaksud dgn kalibrasi & validasi? Departemen mana yg bertanggung jawab atas proses ini? 116. Sebutkan macam2 validasi? 117. Apa perbedaan Indistri Kecil Obat Tradisional (IKOT) dan Industri Obat Tradisional (IOT)? 5

BIDANG RUMAH SAKIT 1. Jelaskan tipe-tipe rumah sakit? 2. Jelaskan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam mendirikan suatu RS? 3. Apakah perbedaan antara RS dengan klinik? 4. Bagaimana perijinan untuk mendirikan RS? 5. Apakah syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh ijin pendirian RS? 6. Jelaskan komponen yang dinilai dalam akreditasi RS? 7. Badan apakah yang menilai akreditasi RS? 8. Kasus : suatu RS tipe D mempunyai BOR 90%, sedangkan tipe A hanya 40%. Jelaskan fenomena tersebut berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya? 9. Jelaskan struktur organisasi di tiap-tiap tipe RS? 10. Mengapa di RS perlu ada seorang apoteker? Apakah hal tersebut menjadi suatu keharusan? 11. Berapa jumlah ideal seorang apoteker di RS? 12. Kasus : ada beberapa RS yang berorientasi pada pasien dengan kondisi ekonomi menengah keatas. Bagaimana pendapat saudara mengenai hal tersebut? 13. Ada berapa RS tipe A di Indonesia? Sebutkan! 14. Apa yang dimaksud dengan system rujukan? 15. Apa yang dimaksud dengan system satelit di RS? 16. Kasus : menurut saudara mana yang lebih efektif dan efisien antara menyediakan apotek RS 24 jam dengan obat lengkap atau menyediakan beberapa satelit? 17. Ada berapa macam system distribusi obat di RS? Jelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing system! 18. Bagaimana system distribusi obat yang berlaku jika di sebuah RS terdapat apotek swasta selain depo farmasi? 19. Apa perbedaan depo farmasi dengan apotek RS? 20. Kasus : menurut saudara dapatkah depo farmasi ditiadakan karena fungsinya dapat diambil alih oleh perawat, bila pasien membeli obat diluar RS kemudian menyerahkan obat tersebut ke perawat untuk di unit-dosekan? 21. Ada berapa apoteker yang bertugas di rumah sakit tempat saudara melakukan PKL? Apa tugas dan fungsinya masing-masing? 22. Jelaskan system perencanaan dan pembelian obat di RS dari sisi periode perencanaan dan system pembeliannya? 23. Hal apa saja yang menjadi pertimbangan perencanaan dan pembelian di RS? 24. Bagaimanakah system penyimpanan perbekalan farmasi di RS? 25. Barang farmasi yang telah diterima, apakah langsung didistribusikan ke unit-unit pemakai atau dikarantinakan terlebih dahulu? 6

26. Apakah perencanaan pembelian obat untuk instalasi farmasi dapat dilakukan bersamaan dengan apotek RS? Mengapa? 27. Apa yang dimaksud dengan perbekalan farmasi dasar dan non dasar? 28. Apakah yang dimaksud dengan gas medik? 29. Bagaimana system administrasi bagi pasien tidak mampu di RS tempat saudara PKL? 30. Bagaimana system administrasi bagi pasien askes di RS tempat saudara PKL? 31. Bagaimankah perbedaan pembelian obat oleh pasien rawat inap dan rawat jalan? 32. Kasus : seorang pasien rawat inap membeli obat di luar RS karena obat yang dimaksud tidak tersedia di RS. Bagaimana cara mengontrol agar obat yang dibeli tsb bukan obat palsu atau sub standar? 33. Bagaimana system perizinan bagi RS yang akan mendirikan apotek? 34. Berapa jumlah apotek RS atau depo farmasi yang ideal? Adakah ketentuan yang mengatur hal tersebut? 35. Bagaimana cara saudara menghindari persaingan yang tidak sehat antara apotek RS dengan apotek swasta di lingkungan RS? 36. Apakah yang dimaksud dengan medical record? Hal apa yang tertera di dalamnya? 37. Siapa sajakah yang berhak melihat isi medical record? 38. Menurut saudara perlukah seorang apoteker berperan dalam pengisian medical record? Jika ya, dalam hal apa? 39. Apa kriteria pasien yang perlu mendapatkan medical record? 40. Apakah apoteker di apotek RS dapat merangkap sebagai apoteker di instalasi farmasi? Mengapa? 41. Apakah depo farmasi perlu dipimpin oleh seorang apoteker? Mengapa? 42. Apa tugas dan tanggungjawab apoteker RS? 43. Apa yang dimaksud dengan komite farmasi dan terapi? 44. Apa tugas dan fungsi komite farmasi dan terapi? 45. Siapakah anggota komite farmasi dan terapi? 46. Apakah komite farmasi dan terapi mutlak diperlukan di RS? Mengapa? 47. Apa kedudukan apoteker di komite farmasi dan terapi? 48. Apa yang dimaksud dengan formularium RS? 49. Apa yang menjadi pertimbangan dalam menyusun formularium RS? 50. Bagaimanakah cara menentukan kriteria obat yang dapat masuk ke dalam formularium? 51. Apakah yang dimaksud dengan infeksi nosokomial? 52. Bagaimanakah dari RS yang rentan sebagai tempat terjadinya penularan infeksi? 53. Bagaimanakah cara mencegah infeksi nosokomial? 54. Bagaimanakah cara mencegah agar tenaga medis dan non medis di RS tidak terkena infeksi nasokomial? 7

55. Apakah yang dimaksud dengan CSSD? Apa fungsinya? 56. Apakah CSSD wajib dimiliki oleh sebuah RS? 57. Apakah yang dapat dilakukan jika disebuah RS tidak terdapat unit CSSD? 58. Jelaskan pengolahan limbah di RS? 59. Jelaskan pengolahan limbah RS, kelebihan dan kekurangannya. System mana yang terdapat di RS tempat saudara PKL? 60. Bagaimana cara penanganan limbah radiasi dan bahan berbahaya di RS? 61. Mengapa unit instalasi produksi di RS tidak memerlukan sertifikat CPOB? 62. Perlukah obat-obat yang diproduksi di RS diberi nomor registrasi? Mengapa? 63. Dapatkah obat produksi dipertanggungjawabkan kualitasnya? Mengapa? 64. Bagaimanakah peran QC di unit instalasi produksi di RS? 65. Apa criteria obat yang dapat diproduksi di RS? Sebutkan! 66. Apa yang dimaksud dengan tenaga medik, tenaga paramedik dan non medik? 67. Bagaimana cara saudara memantau obat yang diresepkan dokter agar sesuai dengan formularium RS? 68. Kasus : apakah dapat dibenarkan seorang dokter di RS melakukan dispensing dengan obat yang sesuai dengan formularium? Mengapa? 69. Apakah yang dimaksud dengan polifarmasi? Sebutkan contohnya! 70. Kasus : bagaimana cara mencegah terjadinya polifarmasi di RS bagi pasien rawat inap mengingat terkadang 1 pasien ditangani oleh beberapa dokter spesialis? 71. Apa yang dimaksud life saving drug? sebutkan contohnya! 72. Diunit mana life saving drug ini lebih banyak tersedia? 73. Dalam kondisi bagaimanakah suatu RS merujuk pasien ke RS lain? 74. apa criteria RS yang dapat dijadikan tempat rujukan? 75. Kasus : menurut saudara dapatkah metode penyembuhan non medis masuk kedalam unit pelayanan di RS? 76. Kasus : di Cina selain obat modern suatu RS juga menyediakan obat tradisonal, bagaimana menurut saudara dapatkah hal tersebut berlaku di Indonesia? 77. Di beberapa RS tersedia unit Pusat Informasi Obat (PIO), apa yang dimaksud dengan PIO? 78. Apakah keberadaan PIO suatu keharusan suatu RS, bagaimana cara mensiasatinya jika unit ini tidak ada? 79. Ada berapa metode dalam menyampaikan Informasi obat di PIO? 80. Apa criteria pasien yang perlu mendapatkan konseling darai PIO? 81. Hal apa saja yang perlu di informasikan ke pasien? 82. untuk pasien rawat inap yang akan menjalani rawat jalan, informasi apakah yang perlu dibekali mengenai obat-obat yang tetap harus dikonsumsi? 83. Kerja sama dalam hal apa saja yang dapat dijalin antar RS? 84. Kasus : menurut saudara bagaimana hubungan antara apoteker dengan dokter di RS mengingat adanya pendapat bahwa apoteker belum dapat 8

menjadi mitra dokter di RS, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut? 85. Kasus : menurut saudara sudah cukupkah ilmu yang diberikan oleh lembaga pendidikan apoteker untuk memberi bekal dalam bekerja di RS? 86. Prosedur apa yang harus dilakukan jika RS saudara akan melakukan pemusnahan obat yang telah kadarluwarsa? 87. Apakah di RS seorang apoteker telah turut berperan dalam melakukan dalam monitoring ESO? Mengapa? 88. Kasus : menurut saudara mana yang lebih tepat dijadikan patokan dalam menilai kualitas suatu RS, nilai akreditasi yang diperoleh atau BOR, mengapa? 89. Apakah peraturan perundang-undangan tentang apotek berlaku juga bagi apotek RS mengingat RS terkadang mempunyai kebijakan tersendiri bagi unitunit didalamnya? 90. Kasus : ada beberapa dokter di RS yang menuliskan resep dengan kode-kode tertentu dengan tujuan hanya dapat ditebus di apotek yang dimaksud, bagaimana pendapat saudara? 9

BIDANG APOTEK 1. Definisi apotek? 2. Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam mendirikan apotek administratif dan kefarmasian? 3. Alur perizinan pendirian apotek? 4. Cara menghitung harga jual apotek berdasarkan laba yang diinginkan? 5. Data pengaturan staf karyawan di apotek? 6. Dasar pemilihan lokasi di apotek dan dasar pengaturan tata ruang apotek? 7. Kriteria obat yang harus tersedia diapotek? 8. Alur pelaporan psikotropika dan narkotika? 9. Contoh sediaan narkotika dan psikotropika? 10. Kasus : resep narkotika di daerah dibeli di luar daerah? 11. Kasus : obat hampir expire boleh/tidak diberikan kepada pasien? 12. Fungsi APA, dan bedanya dengan Apt Pendamping, Apt Pengganti. 13. Farmakope Indonesia mengapa dijadikan buku standar 14. Buku-buku wajib apotek? Fungsi dan kegunaannya? 15. Perbedaan fungsi apotek berdasarkan PP 25 dan PP 26. 16. Kasus : peran FI diapotek. 17. Obat-obat yang harus disertai dengan menanyakan atau mendata alamat pasien 18. Penggantian obat di apotek tanpa sepengetahuan dokter, kapan, dan mengapa? 19. Fungsi label HTHC (HTKP)? Alur pengerjaan R/? 20. Cara membedakan obat asli dengan obat palsu? 21. Juru R/? peran? Kriteria pendidikan? Bedanya dengan AA? 22. Jenis-jenis rumus perhitungan DM? 23. Arti RECIPE? 24. Jam buka apotek, kriteria, peraturan? 25. Hal-hal yang harus diinformasikan kepada pasien. 26. Jenis-jenis label dan etiket diapotek? 27. Fungsi kartu stok? Isi kartu stok? 28. Kapan dilakukan stok opname dan apa gunanya. 29. Tata cara pemusnahan obat yang ED. 30. Fungsi penomeran R/? system yang berlaku di apotek anda? 31. Isi kopi R/ dan siapa yang berhak meminta? 32. Jenis obat yang tidak dapat diulang tanpa R/? 33. Sebutkan jenis-jenis laporan narkotika. 10

BIDANG KEPROFESIAN 1. Mengapa apoteker dan asisten apoteker yang telah lulus harus diambil sumpah atau janjinya, sedangkan sarjana farmasi tidak? 2. Apa esensi dari sumpah apoteker? 3. Apa tahapan administrasi yang harus dilakukan setelah seorang apopteker lulus dan diambil sumpahnya? 4. Apa yang membedakan profesi apoteker dengan profesi lain? 5. Apakah semua profesi harus diambil sumpahnya? Mengapa? 6. Dapatkah seorang apoteker yang telah menjadi penaggung jawab disuatu instansi merangkap menjadi penanggungjawab diinstansi lain? Mengapa? 7. Mengapa jika seorang apoteker bekerja bukan sebagai penanggung jawab dibeberapa instansi masih dapat bekerja sebagai penaggung jawab diinstansi lainnya? 8. Apakah seorang apoteker untuk menjadi penagung jawab dibeberapa instansi seperti RS, apotik, industri farmasi, industri obat tradisional atau tempat lain harus melalui prosedur administrasi yang sama? 9. Menurut saudara, dapatkah seorang apoteker bekerjasama dengan dokter dengan meminta dokter hanya meresepkan obat-obat yang tersedia diapoteknya saja. 11