BAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang

dokumen-dokumen yang mirip
HALAMAN PENGESAHAN...

E-Jurnal EP Unud, 5[8]: ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

Mobilitas Penduduk I. Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk bekerja di kota pusat-pusat industri. Migrasi penduduk dapat dibagi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa distribusi kesempatan (kemakmuran) yang tidak merata merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi jumlah, persebaran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB I PENDAHULUAN. alamnya, sehingga sangatlah wajar apabila Indonesia menjadi sebuah Negara

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar pekerjaan utama

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

Kajian Mobilitas Penduduk Dan Remitan Desa Semampir Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

PENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

ABSTRAK. Kata kunci: mobilitas ulang-alik, tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur, kegiatan adat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Migrasi dalam arti luas merupakan perpindahan penduduk secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar pembangunan. Jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. GBHN, bahwa penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang potensial. kualitas sumber daya manusia yang baik pula.

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan

LAPORAN AKHIR PANEL PETANI NASIONAL (PATANAS)

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama

I. PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya. Pertama, diakui keberadaannya, kedua,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

I. PENDAHULUAN. cukup luas sangat menunjang untuk kegiatan pertanian. Sebagai negara agraris yang

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi.

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

I. PENDAHULUAN. positif. Migrasi dianggap sebagai proses alami di mana surplus tenaga kerja

Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. Ketiga masalah itu dapat menimbulkan ketidak sesuaian antara jumlah penduduk dengan

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMITAN MIGRAN NONPERMANEN KE DAERAH ASAL (STUDI KASUS DI DESA JIMBARAN, KECAMATAN KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG)

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, HIPOTESIS. Menurut Bintarto (1998:6) geografi penduduk mempelajari sebaran penduduk dipermukaan bumi

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan tetap menarik, tergantung dari aspek mana kajian itu dilakukan (Kasto 2002

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia berpengaruh terhadap perubahan sosial demografi. Salah satu perubahan itu tercermin dari meningkatnya mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang mempengaruhi terjadinya mobilitas penduduk diantaranya terbatasnya lapangan pekerjaan dan kurangnya sarana pendidikan. Tingkat upah yang tinggi, tersedianya lapangan pekerjaan, tersedianya sarana pendidikan, kesehatan dan hiburan merupakan faktor penarik masyarakat desa melakukan mobilitas ke perkotaan. Meningkatnya pendapatan masyarakat, perkembangan alat transportasi dan komunikasi mempermudah terjadinya perubahan-perubahan tersebut. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah banyak penduduk dari luar daerah masuk ke Bali dari menggeluti pekerjaan-pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh orang Bali, misalnya pekerjaan panen di persawahan, pekerjaan-pekerjaan kasar seperti pembuatan jalan, menggali got, pekerjaan-pekerjaan di sektor informal, dan sebagainya. Pertumbuhan penduduk di pedesaan lebih cepat dari pada pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga bagi mereka yang sebagian besar baru masuk angkatan kerja menemui kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Dalam situasi seperti ini kebanyakan penduduk pergi keluar desa terutama ke kota untuk mencari pekerjaan tetap atau sementara (Effendi, 1992:1). Daerah perkotaan sud ah lama dipandang 1

sebagai pusat kemajuan dan pembangunan, pusat pemasaran berbagai barang dan ide, tempat berkembangnya suatu bentuk masyarakat yang didasarkan pada perjanjian timbal balik, cermin untuk dijadikan teladan, tempat bertemunya aneka ragam paham dan aliran serta pusat peradaban dan kebudayaan. Hal inilah yang menjadikan daya tarik daerah perkotaan sehingga membuat penduduk daerah pedesaan beramai-ramai datang ke kota yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Kota dianggap sebagai daerah yang penuh kemajuan bertentangan dengan desa yang dianggap terbelakang dan belum maju (Departemen P & K, 1992). Denpasar merupakan salah satu daerah tujuan penduduk desa melakukan mobilitas untuk mencari pekerjaan, selain itu kota yang memiliki perkembangan industri juga menjadi sasaran para pendatang. Alasan untuk melanjutkan pendidikan, mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, mendapatkan upah yang tinggi menjadi acuan para migran untuk pergi ke kota. Sebagian berpendapat bahwa, mereka melakukan mobilitas ke kota untuk meningkatkan kesejahteraan agar lebih baik serta mendapatkan dan meningkatkan tingkat penghasilan dari pekerjaan yang mereka peroleh di kota. Faktor inilah yang menyebabkan meningkatnya arus mobilitas ke Kota Denpasar. Menurut Mantra (1999) mobilita s penduduk didefinisikan sebagai gerak penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Batas wilayah yang bisa digunakan adalah batas administrasi seperti : desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, atau negara. Di samping batas wilayah batas waktu juga bervariasi : satu hari, lebih dari satu hari hingga kurang dari enam bulan atau enam bulan lebih. Mobilitas penduduk dapat dibagi menjadi dua, yaitu (1) mobilitas 2

penduduk permanen; (2) mobilitas penduduk nonpermanen. Perbedaan antara mobilitas permanen dan non permanen terletak pada ada atau tidaknya niat untuk bertempat tinggal menetap di daerah tujuan bukan lamanya setiap perpindahan. Apabila seseorang pindah ke daerah lain tetapi sejak semula bermaksud kembali ke desa asal, maka perpindahan tersebut dapat diaggap sebagai sirkulasi dan bukan migrasi. Menurut Adioetomo dan Samosir (2010:134) mobilitas sirkuler atau mobilitas musiman adalah seseorang yang berpindah tempat, tetapi tidak untuk menetap dan masih memiliki keluarga atau mempunyai suatu ikatan (hubungan) dengan daerah asal. Migran sirkuler yang bekerja di daerah lain atau di perkotaan, keluarga (anak dan istrinya) tidak ikut dibawa ke daerah tujuan atau kota. Zelinsky (1 971, dalam Mantra, 2003:175) mengartikan mobilitas sikuler sebagai a great variety of movement, usually short term, repetitive, cyclical in nature, but all having in common the lack of any declared intention of permanent or long lasting change or residence. Denpasar sebagai pusat kota memiliki jumlah migran terbanyak di antara kabupaten lainnya. Hal ini mengindikasikan adanya faktor-faktor tertentu yang menjadi alasan para migran melakukan mobilitas, salah satunya faktor ekonomi. Rendahnya pendapatan mereka di daerah asal membuat para migran ini melakukan mobilitas ke Denpasar dengan maksud untuk memperbaiki taraf hidup keluarga. Pada Tabel 1.1 digambarkan jumlah migran per kabupaten pada tahun 2010. Jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya kota Denpasar menunjukkan jumlah migran yang paling tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh status Kota Denpasar merupakan 3

pusat kota dan menjadi tujuan para migran selama ini, baik untuk mencari pekerjaan atau menempuh pendidikan. Hasil penelitian Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2010) menemukan bahwa alasan utama migran di Kota Denpasar melakukan mobilitas adalah untuk memperoleh pekerjaan. Terbukanya kesempatan kerja yang lebih luas diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup para keluarga migran. Tabel 1.1 Angka Migran Risen Provinsi Bali Tahun 2010 (orang) No. Kabupaten / Non Migran Migran Tidak Jumlah Kota Ditayakan 1. Jembrana 234.009 5.621 194 239.824 2. Tabanan 378.771 12.662 280 391.713 3. Badung 440.892 52.999 1.016 494.907 4. Gianyar 415.880 15.376 435 431.691 5. Klungkung 152.886 3.425 215 156.526 6. Bangli 194.246 2.024 476 196.746 7. Karangasem 357.582 3.272 219 361.073 8. Buleleng 557.624 9.467 1.565 568.656 9. Kota Denpasar 626.638 87.545 747 714.930 Provinsi Bali 3.358.528 192.391 5.147 3.556.066 Sumber:Bali Dalam Angka 2010 Secha Alatas, Suharso dan Munir (dalam Wiyono, 1994) mengatakan bahwa faktor ekonomi merupakan motif utama masyarakat melakukan mobilitas atau migrasi. Motif tersebut selain sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional juga disebabkan karena mobilitas ke perkotaan yang mereka lakukan mempunyai dua harapan yaitu untuk memperoleh pekerjaan dan harapan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di pedesaan. Bagi sebagian masyarakat, mobilitas penduduk merupakan salah satu strategi bagi rumah tangga pedesaan untuk memperbaiki kesejahteraan melalui peningkatan penghasilan mereka. 4

Penduduk pedesaan yang sebagian besar petani pada umumnya memiliki lahan garapan yang sempit. Jenis pertanian yang mereka usahakan adalah pertanian musiman karena hanya pada musim penghujan saja tanah dapat ditanami sementara pada musim kemarau kondisi lahannya sangat kering. Tingginya minat penduduk yang terserap dalam sektor informal perkotaan karena pada kenyataannya sektor informal dianggap mampu memberikan kontribusi pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian (Mantra, 1994). Selain itu, keterbatasan ketrampilan dan rendahnya pendidikan yang dimiliki oleh kaum migran sehingga mereka harus pandai-pandai mencari peluang. Keuletan dan kegigihan para penduduk migran ternyata mampu memberikan dampak positif bagi keluarganya dan daerah asalnya. Hal ini disebabkan karena masyarakat desa menggantungkan kehidupannya dari uang kiriman pada anggota keluarga yang melakukan migran. Menurut Connel (1980), di negara -negara sedang berkembang terdapat hubungan yang sangat erat antara migran dengan daerah asalnya, dan hal tersebut memunculkan fenomena remitan. Namun, terdapat fenomena khusus dari mobilitas di negara-negara ini, yang diperkirakan lebih mempercepat pemerataan pembangunan. Fenomena tersebut berbentuk transfer pendapatan ke daerah asal (baik berupa uang ataupun barang), yang dalam teori mobilitas dikenal dengan istilah remitan (remittance). Perbedaan pendapatan antara pedesaan dan perkotaan serta disparitas kesempatan ekonomi telah mendorong seseorang mencari pekerjaan di kota yang upahnya lebih tinggi. Upah yang diharapkan di perkotaan masih melampaui pendapatan di desa. Pembangunan ekonomi yang lebih menguntungkan daerah 5

perkotaan dalam kebanyakan perencanaan negara-negara belum berkembang pada tahun 1950-an dan tahun 1960-an, ditambah dengan kurangnya perhatian pada sektor pertanian dan pedesaan secara relatif, telah menciptakan kondisi-kondisi dan distorsi harga dan insentif ekonomi, yang menyebabkan terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan (Todaro, 2009:413). Remitan sebagai salah satu sumber pemasukan pendapatan bagi negaranegara, khususnya negara berkembang, sekarang ini memainkan peranan yang penting dalam pembangunan. Hodinott (1994) mengemukakan bahwa migr asi dapat dipandang sebagai suatu proses yang membantu pemerataan pembangunan, dengan cara memperbaiki ketimpangan pembangunan antar daerah. Hasil studi tersebut menunjukkan adanya dampak positif dari migrasi desa kota yaitu aliran remitan dari migran ke daerah asal. Menurut Curson (1981), remitan merupakan pengiriman uang, barang dan ide-ide pembangunan dari perkotaan ke pedesaan dan merupakan salah satu instrumen perubahan sosial ekonomi pada kehidupan suatu masyarakat. Remitan merupakan sumber yang penting dalam dukungan keuangan yang secara langsung meningkatkan pendapatan rumah tangga migran. Remitan mendukung investasi rumah tangga dalam kesehatan, pendidikan, dan usaha kecil rumah tangga (World Bank, 2012). Aliran remitan ke daerah asal pada akhirnya akan mempengaruhi kesejahteraan keluarga migran dan pembangunan daerah asal. Di samping itu remitan juga memberikan dampak yang positif dalam sosial, ekonomi dan budaya bagi keluarga dan daerah asalnya. 6

Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya remitan pekerja migran, terutama pendapatan migran, pendidikan terakhir, lama kerja dan status perkawinan. Dalam penelitian sebelumnya pendapatan berpengaruh positif secara parsial terhadap remitan, begitu juga terhadap pendidikan, dalam penelitian sebelumnya. Menurut Abustam (1989), pendidikan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kualitas penduduk, baik secara formal maupun informal. Ternyata ada korelasi positif antara tingkat pendidikan dengan minat melakukan mobilitas. Semakin tinggi pendidikan, semakin besar pula minat untuk melakukan mobilitas (Maliki, 2009 dalam Herwanti, 2011). Selain faktor ekonomi, faktor pendidikan, lama kerja, dan status perkawinan juga turut mempengaruhi besarnya remitan pekerja migran. Status dalam perkawinan juga merupakan faktor yang mempengaruhi migrasi. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan bahwa tenaga kerja yang telah berstatus kawin banyak yang melakukan migrasi ke tempat lain. Zanker dan Siegel (2007) mengatakan bahwa pendapatan migran memiliki hubungan positif terhadap besarnya pengiriman remitan kepada keluarga di daerah asal. Migran berstatus kawin dan meninggalkan pasangannya di daerah asal cenderung mengirimkan jumlah remitan lebih besar jika dibandingkan dengan migran berstatus kawin namun pasangannya ikut melakukan mobilitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa keeratan hubungan keluarga mempengaruhi besarnya jumlah remitan yang dikirim. Denpasar dibagi menjadi empat kecamatan yaitu, Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Utara, Denpasar Timur dan Denpasar Selatan. Masing-masing kecamatan 7

memiliki jumlah penduduk yang bervariasi dan demikian pula jumlah penduduk pendatang di masing-masing kecamatan. Posisi tertinggi ditemukan di Kecamatan Denpasar Barat yaitu jumlah penduduk sebesar 204.249 jiwa. Pada posisi kedua ditempati oleh Kecamatan Denpasar Selatan dengan jumlah penduduk 192.890 jiwa. Posisi ketiga ditempati oleh Kecamatan Denpasar Utara dengan jumlah penduduk sebesar 177.369 jiwa selanjutnya, di posisi terakhir dengan jumlah penduduk sebesar 133.946 jiwa di Kecamatan Denpasar Timur. Selanjutnya terkait dengan migran nonpermanen dapat dilacak melalui penduduk pendatang pemegang KIPS (Kartu Identitas Penduduk Sementara). KIPS yang dimiliki penduduk pendatang yang tidak tinggal menetap di daerah tujuannya dan masih ada keinginan untuk kembali ke daerah asalnya. Pendataan penduduk yang memiliki KIPS dilakukan tiga bulan sekali, apabila masa berlaku KIPS sudah berakhir maka penduduk pendatang wajib untuk melakukan perpanjangan. Jumlah penduduk yang memiliki KIPS tertinggi ditemukan di Kecamatan Denpasar Selatan yaitu 12.658 jiwa, sedangkan Kecamatan Denpasar Barat berada pada urutan kedua dengan jumlah penduduk yang memiliki KIPS sebanyak 8.410 jiwa. Dalam penelitian ini dipilih Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan Denpasar Barat sebagai sampel penelitian. 8

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk dan Pemegang KIPS Per Kecamatan Di Kota Denpasar Tahun 2013 (orang) Jumlah Pemegang KIPS Kecamatan Penduduk L P Jumlah Denpasar Barat 204.249 5.111 3.299 8.410 Denpasar Timur 133.946 2.567 1.458 4.025 Denpasar Selatan 192.890 6.821 5.837 12.658 Denpasar Utara 177.369 1.596 961 2.557 Total 708.454 16.095 11.555 27.650 Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar 2013 Menurut Mantra (1995), pada dasarnya orang me ngambil keputusan untuk bermigrasi karena beberapa alasan, diantaranya dan yang paling menonjol adalah yang disebut sebagai teori kebutuhan dan tekanan (need and stress). Tiap individu dasarnya mempunyai kebutuhan (ekonomi, sosial, psikologi) yang harus di penuhi. Apabila tidak terpenuhi maka terjadilah stress. Apabila stress yang dialami seseorang sudah diluar batas toleransinya maka orang tersebut akan berfikir untuk pindah ke daerah lain yang kebutuhannya dapat terpenuhi, atau dengan kata lain ke daerah lain yang mempunyai nilai kefaedahan (place utility) yang lebih tinggi. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi permasalahan adalah: (1) Bagaimanakah karakteristik sosial demografi pekerja migran nonpermanen asal luar Bali di Kota Denpasar? 9

(2) Bagaimanakah pengaruh pendidikan, lama kerja, dan status perkawinan terhadap pendapatan pekerja migran nonpermanen asal luar Bali di Kota Denpasar? (3) Bagaimanakah pengaruh pendidikan, lama kerja, status perkawinan dan pendapatan terhadap remitan pekerja migran nonpermanen asal luar Bali di Kota Denpasar? (4) Adakah pengaruh tidak langsung pendidikan, lama kerja, dan status perkawinan terhadap remitan pekerja migran nonpermanen asal luar Bali melalui pendapatan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai, antara lain: (1) Untuk mengetahui karakteristik sosial demografi pekerja migran nonpermanen asal luar Bali di Kota Denpasar. (2) Untuk menganalisis pengaruh pendidikan, lama kerja, dan status perkawinan terhadap pendapatan pekerja migran nonpermanen asal luar Bali di Kota Denpasar. (3) Untuk menganalisis pengaruh, pendidikan, lama kerja, dan status perkawinan dan pendapatan terhadap remitan pekerja migran nonpermanen asal luar Bali di Kota Denpasar. 10

(4) Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung pendidikan, lama kerja, dan status perkawinan terhadap remitan pekerja migran nonpermanen asal luar Bali melalui pendapatan. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: (1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan wawasan untuk membuktikan teori yang sudah ada, mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh langsung maupun tidak langsung pengaruh faktor sosial demografi terhadap remitan pekerja migran non permanen asal luar Bali di kota Denpasar kepada masyarakat dan pihak-pihak lain, atau sebagai bahan kepustakaan serta sumber pengetahuan. (2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaplikasian teori yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi terutama mengenai pengaruh faktor sosial demografi terhadap remitan pekerja migran nonpermanen asal luar Bali di Kota Denpasar. 11

1.5 Sistematika Penelitian Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis secara terperinci untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan. Sistematika dari masingmasing bab dapat diperinci sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penelitiannya. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori yang mendukung dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah. Dalam laporan penelitian ini, hasil penelitian sebelumnya yang terkait yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini serta disajikan hipotesis atau dugaan sementara atas pokok permasalahan yang diangkat sesuai dengan landasan teori yang ada. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dibahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yang diantaranya meliputi desain penelitian, lokasi 12

penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini disajikan mengenai gambaran umum wilayah, perkembangan, dan data serta menguraikan pembahasan yang berkaitan dengan pengujian pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung variabel pendapatan, pendidikan, lama kerja, status perkawinan terhadap remitan pekerja migran non-permanen di Kota Denpasar. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup yang didalamnya mengemukakan simpulan dan saran dari pembahasan pada bab sebelumnya. 13