Achmad Sauki *), Agung Nugroho dan Roedy Soelistyono

dokumen-dokumen yang mirip
Ahmad Faishol Habibie. 1) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2) Dr. Ir. Agus Suryanto, MS. 3)

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

PENGARUH JARAK TANAM DAN JUMLAH BIBIT PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) HIBRIDA VARIETAS PP3

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sumber : Nurman S.P. (

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

PENGARUH MULSA ORGANIK PADA GULMA DAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GEMA

III. METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

APLIKASI PUPUK NPK DAN UREA PADA PADI (Oryza sativa L.) SISTEM RATUN. THE APPLICATION OF NPK AND UREA ON PADDY (Oryza sativa L.

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH APLIKASI BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI THE EFFECT OF BIOURINE APLICATION TO RICE GOWTH AND YIELD

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 2 MEI-2013 ISSN:

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI ( Oryza sativa L. ) PADA BERBAGAI JENIS PUPUK KANDANG

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

SISTEM TANAM DAN UMUR BIBIT PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGARUH TEKNIK BUDIDAYA SRI

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL

PENGARUH PERBEDAAN SISTEM TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) DI LAHAN SAWAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI UMUR SEMAI DENGAN TEKNIK BUDIDAYA SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

APLIKASI PUPUK KANDANG DALAM MEMINIMALISIR PUPUK ANORGANIK PADA PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.) METODE SRI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

PENGUJIAN TOLERANSI BEBERAPA GENOTIPE PADI PADA LAHAN SAWAH YANG MENGALAMI CEKAMAN KEKERINGAN

Pengaruh Jeluk Muka Air Genangan dalam Parit pada Berbagai Fase Pertumbuhan Padi terhadap Gulma dan Hasil Padi (Oryza sativa L.)

Jurnal Agrotek Indonesia 1 (1) : (2016) ISSN :

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

UTILIZATION OF THERMAL UNIT FOR DETERMINING HARVEST TIME OF THE KAILAN (Brassica oleracea L. var. alboglabra) ON DIFFERENT ROW SPACES AND VARIETY

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

PENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Analisis Kinerja Pita Tanam Organik sebagai Media Perkecambahan Benih Padi (Oryza sativa L.) Sistem Tabela dengan Desain Tertutup dan Terbuka

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli

Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam

PENGARUH JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO (Oryza sativa L.) KULTIVAR INPAGO 6

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

PENGARUH PENGENDALIAN GULMA PADA BERBAGAI UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

PENGARUH PUPUK MAJEMUK PELET DARI BAHAN ORGANIK LEGUM COVER CROP (LCC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI VARIETAS IR 64 PADA MUSIM PENGHUJAN

Didha Dewani *), Mudji Santoso dan Titin Sumarni

PENGARUH PENCACAHAN BERBAGAI MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN dan HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

Transkripsi:

PENGARUH JARAK TANAM DAN WAKTU PENGGENANGAN PADA METODE SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) THE EFFECT OF PLANT DENSITIES AND TIME IN SRI METHOD (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION) TO GROWTH AND RESULTS FOR RICE (Oryza sativa L.) Achmad Sauki *), Agung Nugroho dan Roedy Soelistyono Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia *) Email : syauqi_uky19@yahoo.co.id ABSTRAK Tanaman padi (Oryza sativa L.) ialah tanaman penghasil beras yang digunakan sebagai bahan pangan utama hampir 90 % penduduk Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai jarak tanam dan waktu penggenangan pada metode SRI (system of rice intensification) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) yang terbaik. Penelitian di laksanakan di kebun Praktikum Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan November 2012. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 8 kombinasi 8 perlakuan dan diulang 3 kali. Adapun kombinasi perlakuan adalah sebagai berikut : 1. J 1 A 0 Jarak tanam 25 x 25 cm petak diairi secara terus menerus (metode konvensional). 2. J 1 A 1 Jarak tanam 25 x 25 cm Penggenangan air saat umur 35 hss sampai panen. 3. J 1 A 2 Jarak tanam 25 x 25 cm Penggenangan air saat umur 45 hss sampai panen. 4. J 1 A 3 Jarak tanam 25 x 25 (intermittent). 5. J 2 A 0 petak diairi secara terus menerus (metode konvensional). 6. J 2 A 1 Jarak tanam 35 x 35 cm Penggenangan air saat umur 35 hss sampai panen. 7. J 2 A 2 Jarak tanam 35 x 35 cm Penggenangan air saat umur 45 hss sampai panen. 8. J 2 A 3 Jarak tanam 35 x 35 (intermittent). Kata kunci : tanaman padi, jarak tanam, penggenangan, SRI ABSTRACT Rice plants (Oryza sativa L.) crops are rice as a staple food used nearly 90 % of Indonesia's population. The purpose of this study was to determine the effect of different spacing and timing of inundation at SRI (system of rice intensification) on the growth and yield of rice (Oryza sativa L.) is the best. This study was conducted from August to November 2012. This study uses a randomized block design (RBD) consisting of 8 treatment combinations 8 and repeated 3 times. The combination treatment is as follows : 1. J 1 A 0 spacing of 25 x 25 cm continuously irrigated plots (conventional method). 2. J 1 A 1 spacing of 25 x 25 cm Flooding at the age of 35 days after sowing to harvest. 3. J 1 A 2 spacing of 25 x 25 cm Flooding at the age of 45 days after sowing to harvest. 4. J 1 A 3 spacing of 25 x 25 cm plots irrigated intermittently (intermittent). 5. J 2 A 0 spacing of 35 x 35 cm continuously irrigated plots (conventional method). 6. J 2 A 1 spacing of 35 x 35 cm Flooding saa tumur 35 days after sowing to harvest. 7. J 2 A 2 spacing of 35 x 35 cm Flooding at the age of 45 days after sowing to harvest. 8. J 2 A 3 spacing of 35 x 35 cm plots irrigated intermittently (intermittent). Keywords : Oryza sativa L, plant densities, Flooding at the age, System Of Rice Intensification

122 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 121-127 PENDAHULUAN Tanaman padi (Oryza sativa L.) ialah tanaman penghasil beras yang digunakan sebagai bahan pangan utama hampir 90 % penduduk Indonesia. Pada tahun 2009, kebutuhan beras nasional mencapai sekitar 32 juta ton yang diperoleh dari 66 juta ton gabah padi dari areal luas panen di seluruh Indonesia 13,2 juta hektar (BPS, 2010). Kebutuhan akan beras ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan laju pertambahan populasi penduduk Indonesia yang tahun 2011 telah mencapai 230 juta jiwa. Tanaman padi di Indonesia lazim dibudidayakan di lahan sawah, yakni lahan dengan media tanah berlumpur yang di jenuhi air dan hanya sebagian kecil saja yang dibudidayakan di lahan kering. Problem utama produksi padi di Indonesia adalah lahan sawah di lahan jawa yang semakin terbatas akibat kompetisi dengan infrastruktur, sedangkan lahan luar jawa belum siap dan belum berproduksi optimal. System of race intensification (SRI) adalah teknik budidaya dengan memanfaatkan teknik pengelolaan tanaman, tanah dan air. Metode ini pertama kali dikenalkan oleh seorang biarawan asal prancis, F.R. Henri de Laulanie, S.J di Madagaskar pada tahun 1983 (DISIMP, 2006). Pada sistem tanaman SRI digunakan jarak tanam yang lebar, yaitu 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm bahkan 40 x 40 cm dengan bibit berumur muda, yaitu 7 hari dan jumlah bibit 1 tanam per lubang tanam. Penggunaan jarak tanam lebar bertujuan untuk meningkatkan jumlah anakan produktif sedangkan penggunaan bibit muda untuk mengurangi stress tanaman waktu dipindahtanam (Suryanto, 2010). Dengan penerapan teknik SRI ini, umumnya diperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan konvensional. Bahkan, pada lahan yang dilakukan teknik SRI secara kontinyu selama 8 tahun di madagaskar, dilaporkan seorang petani memperoleh hasil gabah 2,74 ton pada sawah 13 area, yang berarti 21 t/ha ; sementara dengan konvensional rata-rata hanya 2,6 t/ha (Uphoof, 2002). Namun demikian, Gypmantasiri (2002) melaporkan dari Thailand bahwa ada lokasi yang hasil padinya lebih renda dengan teknik SRI daripada teknik konvensional, tetapi pindah tanam bibit muda (17 hari) memberika hasil lebih tinggi dibandingkan dengan bibit tua (34 hari). Dari hasil penelitian diketahui bahwa tanaman padi memerlukan air irigasi pada fase tertentu. Untuk mengatasi kelangkaan air pada fase tertentu, dikembangkan beberapa teknik pengelolaan lahan yang efisien dalam penggunaan air. Pengairan berselang dapat menghemat air 15 30% tanpa menurunkan hasil panen. Subagyono (2001) menambahkan bahwa dengan irigasi berselang hasil padi meningkat sekitar 7% dibandingkan dengan lahan yang terus menerus digenangi. Kebiasaan petani menggenangi sawah terus menerus dari sejak bibit padi ditanam sampai tanaman mendekati waktu panen, baik pada pertanaman musim hujan maupun musim kemarau. Untuk memecahkan masalah tersebut, perlu adanya perbaikan teknologi dalam budidaya padi sawah di tingkat petani untuk meningkatkan produktivitas padi yang efisien dalam penggunaan air antara lain dengan sistem pengelolaan air dan waktu penggenangan yang tepat. Secara umum antara pengaturan jarak tanam dan waktu penggenangan pada padi SRI diketahui berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil padi. Walaupun demikian, pengaturan jarak tanam dan waktu penggenangan yang optimum belum diketahui dengan tepat. Oleh karena itu, penelitian mengenai pengaturan jarak tanam dan waktu penggenangan pada tanaman padi masih sangat penting dilakukan, sehingga mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta mendapatkan hasil yang semakin meningkat. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian di laksanakan di kebun Praktikum Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan November 2012. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini ialah cangkul, kertas label, penggaris, meteran, timbangan, sprayer, oven, alat tulis dan kamera digital,

123 Sauki, dkk, Pengaruh Jarak Tanam dan Waktu Penggenangan... Leaf Area Meter (LAM) dan meteran. Sedangkan bahan yang digunakan ialah benih padi varietas Ciherang. pupuk kandang, pupuk Urea, SP-36, KCL. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 8 kombinasi 8 perlakuan dan diulang 3 kali. Adapun kombinasi perlakuan adalah sebagai berikut : 1. J 1 A 0 Jarak tanam 25 x 25 cm petak diairi secara terus menerus (metode konvensional). 2. J 1 A 1 Jarak tanam 25 x 25 cm Penggenangan air saat umur 35 hss sampai panen. 3. J 1 A 2 Jarak tanam 25 x 25 cm Penggenangan air saat umur 45 hss sampai panen. 4. J 1 A 3 Jarak tanam 25 x 25 (intermittent). 5. J 2 A 0 petak diairi secara terus menerus (metode konvensional). 6. J 2 A 1 Jarak tanam 35 x 35 cm Penggenangan air saat umur 35 hss sampai panen. 7. J 2 A 2 Jarak tanam 35 x 35 cm Penggenangan air saat umur 45 hss sampai panen. 8. J 2 A 3 Jarak tanam 35 x 35 (intermittent). Dan parameter pengamatan pertumbuhan meliputi: jumlah anakan per rumpun, jumlah anakan produktif per rumpun, indeks luas daun. Pengamatan komponen hasil panen, meliputi: jumlah malai per rumpun, bobot gabah kering (g/m 2 dan ton/ha -1 ), dan bobot 100 butir. Pengamatan dilakukan pada komponen pertumbuhan vegetatif dan generatif. Pengamatan dilakukan sebanyak 5 kali yaitu pada saat tanaman berumur 30, 45, 60, 75 dan saat panen 90 hst. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam atau uji F pada taraf 5% untuk mengetahui interaksi diantara perlakuan apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Panjang Tanaman Pada tabel 1 Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak tanam dan metode penggenangan air pada tanaman padi mengalami peningkatan pada panjang tanaman padi pada umur pengamatan 30, 45, 60, 75 dan 90 hari setelah tanam (hst). Rata-rata panjang tanaman padi disajikan pada Tabel Umur pengamatan 90 hst menunjukkan bahwa penggenangan metode konvensional dan penggenangan intermittent tidak berbeda nyata dengan yang jarak tanam 35 x 35 cm. sedangkan metode penggenangan konvensional tidak berbeda nyata dengan semua jarak tanam pada perlakuan penggenangan secara berselang dan penggenangan air saat umur 45 hss. Jarak tanam 35 x 35 perlakuan penggenangan intermittent tidak berbeda nyata pada jarak tanam yang perbeda pada perlakuan penggenangan air saat umur 45 hss. Semua jarak tanam yang berbeda pada perlakuan penggenangan yang sama dengan penggenangan air saat umur tanam 45 hss tidak berbeda nyata dengan jarak tanam 25 x 25 cm pada perlakuan penggenangan air saat umur 35 hss. Pada jarak tanam 35 x 35 cm dengan perlakuan penggenangan air umur 35 hss menunjukkan hasil jumlah anakan tertinggi dibandingkan dengan perlakuan penggenangan yang lain. Jumlah Anakan Pada tabel 2 Jumlah anakan terus meningkat hingga 60 hst. Pada semua jarak tanam perlakuan penggenangan air saat umur 35 hss sampai panen menunjukkan jumlah anakan tertinggi dibandingkan dengan penggenangan metode konvensional, penggenangan 45 hss dan penggenangan Intermittent antara umur pengamatan 30, 45, dan 60 hst. Selain faktor air, hal tersebut juga disebabkan oleh jumlah bibit per lubang tanam. Dalam SRI bibit yang ditanam 1 lubang/bibit. Suryanto, (2010) menambahkan bahwa tanaman padi dalam satu per rumpun padi yang tumbuh berasal dari dua bibit atau lebih akan mengalami persaingan dalam menyerap hara dari dalam tanah.

124 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 121-127 Tabel 1 Rata-rata Panjang Tanaman Padi Kombinasi Jarak Tanam dan Metode penggenangan air pada berbagai Umur Pengamatan Rerata Panjang Tanaman Padi pada berbagai Umur Pengamatan (hst) 30 45 60 75 90 Metode konvensional 30.19 a 48.54 a 89.79 a 109.7 ab 109.7 ab Penggenangan 35 hss 34.19 bc 60.45 d 91.64 ab 112.47 b 112.47 b Penggenangan 45 hss 30.71 a 52.51 bc 90.28 a 109.61 ab 109.61 ab Intermittent 30.41 a 50.47 abc 90.42 a 110.1 ab 110.1 ab Metode konvensional 29.74 a 49.56 ab 90.6 a 108.7 a 108.7 a Penggenangan 35 hss 36.05 c 61.76 d 94.07 b 112.4 b 112.4 b Penggenangan 45 hss 33.48 b 53.11 c 91.08 a 110.63 ab 110.64 ab Intermittent 31.12 a 51.29 abc 91.42 a 110 ab 110 ab BNT 5 % 1.99 3.54 2.47 2.29 2.29 KK (%) 3.5 3.72 1.52 1.52 1.52 Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama dalam satu kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%, n = 5, tn = tidak nyata, hst = hari setelah tanam. Tabel 2 Rata-rata Jumlah Anakan Tanaman Padi Kombinasi Jarak Tanam dan Metode Penggenangan Air pada berbagai Umur Pengamatan Rerata Jumlah Anakan Tanaman Padi pada berbagai Umur Pengamatan (hst) 30 45 60 75 90 Metode konvensional 6.5 a 14.73 a 27.67 ab 28.17 a 28.17 a Penggenangan 35 hss 7.67 b 18.2 c 31.34 d 32.34 d 32.34 d Penggenangan 45 hss 7.07 ab 15.37 ab 29.67 bcd 30.5 bcd 30.5 bcd Intermittent 6.94 ab 14.5 a 26.67 a 27.84 a 27.84 a Metode konvensional 6.34 a 14.4 a 28.34 abc 28.84 ab 28.84 ab Penggenangan 35 hss 7.74 b 18.3 c 34.17 e 34.84 e 34.84 e Penggenangan 45 hss 6.77 ab 16.5 b 30.76 cd 30.84 cd 30.84 cd Intermittent 6.9 ab 15.07 a 29.17 bc 29.67 abc 29.67 abc BNT 5 % 1.09 1.44 2.42 1.92 1.92 KK (%) 8.74 5.08 4.56 3.55 3.55 Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama dalam satu kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%, n = 5, tn = tidak nyata, hst = hari setelah tanam.

125 Sauki, dkk, Pengaruh Jarak Tanam dan Waktu Penggenangan... Jumlah Malai, Jumlah Gabah dan % Gabah Hampa Pada Tanaman Padi Rerata Hasil analisis ragam pada tabel 3 memperlihatkan bahwa pada perlakuan penggenangan 35 hss menunjukkan hasil yang tertinggi terhadap jumlah malai pertanaman dan begitu juga dengan jumlah gabah pertanaman. Dan % gabah hampa tertinggi pada penggenangan konvensional, intermittent. Gabah giling (g/m 2 ) dan Produksi Gabah kering Giling (ton ha -2 ) Pada Tanaman padi Berdasarkan data table 4 menunjukkan bahwa jarak tanam 25 x 25 cm perlakuan intermittent tidak berbeda nyata dengan perlakuan penggenangan metode konvensional. Semua jarak tanam pada perlakuan penggenangan metode konvensional tidak berbeda nyata dengan perlakuan penggenangan 45 hss dan penggenangan 35 pada jarak tanam 25 x 25 cm. Sehingga jarak tanam yang berbeda pada perlakuan penggenangan 45 hss tidak berbeda nyata dengan jarak tanam 35 x 35 cm perlakuan penggenangan 35 hss. Pembahasan Pertumbuhan ialah proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan tanaman. Pertumbuhan ditandai dengan pertambahan organ tanaman yang tidak bisa kembali (irreversible). Dengan demikian kandungan klorofil total daun dapat dipakai sebagai indicator terjadinya cekaman kekeringan pada padi IR 64 (Nio, 2010). Panjang tanaman dipengaruhi faktor tumbuh tanaman, yaitu interaksi antara air dan cahaya matahari. Tanaman yang mengalami kekurangan air aktivitas pertumbuhan akan terganggu, baik dari segi seluler atau molekuler. Menurut Sumardi et al. (2007) tinggi tanaman varietas ciherang berkisar antara 107-115 cm sedangkan pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada penggenangan air saat umur 35 hss hasil tertinggi dari rata-rata ialah 112.47. Penggunaan dua atau tiga bibit per lubang tanam memang tidak memerlukan penyulaman bila terjadi kematian satu tanaman, namun produktivitas individu rendah. Suryanto, (2010) menambahkan bahwa tanaman padi dalam satu per rumpun padi yang tumbuh berasal dari dua bibit atau lebih akan mengalami persaingan dalam menyerap hara dari dalam tanah. Persaingan dalam menyerap hara tidak terjadi kalau satu rumpun berasal dari satu bibit. Penggunaan jumlah bibit perlubang tanam yang banyak akan menimbulkan kompetisi antara tanaman yang sangat kuat dalam memperoleh cahaya, ruang gerak, air, dan unsur hara. Kebutuhan air tanaman padi ditentukan oleh beberapa faktor seperti jenis tanah, kesuburan tanah, iklim (basah atau kering), umur tanaman, dan varietas padi yang ditanam, dan sebagainya. Kebutuhan air terbanyak untuk tanaman padi pada saat penyiapan lahan sampai tanam dan memasuki fase bunting sampai pengisian bulir (Sarief, 2004). Hal tersebut sesuai dengan penggenangan air saat umur 35 hss sampai panen yang menghasilkan jumlah anakan tertinggi dibandingkan dengan penggenangan konvensional, penggenangan saat umur 45 hss dan Intermittent. Kekurangan air pada saat fase pembungaan dapat mengakibatkan gugurnya bunga dan gabah menjadi hampa, sehingga hasil panen menjadi rendah (Rismaneswati. 2006). Ketersediaan air selama pertumbuhan padi berpengaruh nyata terhadap hasil, sedangkan hasil yang tinggi hanya dapat diperoleh bila air dapat dipertahankan paling tidak sampai fase pembungaan. Berdasarkan hasil bobot gabah isi/rumpun dapat dijelaskan bahwa penambahan jumlah bibit dapat meningkatkan hasil tetapi hasil tersebut akan menurun apabila jumlah bibit ditambah terus. Akan tetapi hasil bobot gabah kering dalam ton/ha semakin meningkat dengan penambahan jumlah bibit karena populasi tanaman persatuan.

126 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 121-127 Tabel 3 Rata-rata Jumlah malai/tanaman, Jumlah Gabah/tanaman dan % Gabah Hampa Tanaman Padi Kombinasi Jarak Tanam dan Metode Penggenangan Air Pada Tanaman Padi Rata-rata komponen hasil tanaman padi Jumlah jumlah malai/tanaman gabah/tanaman % Gabah Hampa Metode konvensional 28.84 a 183.67 a 30.49 d Penggenangan 35 hss 33.13 c 207.67 c 19.25333 a Penggenangan 45 hss 31.5 b 193.34 ab 23.96667 c Intermittent 29.17 a 186.67 a 24.88333 c Metode konvensional 29.5 a 189.67 ab 32.71667 d Penggenangan 35 hss 34 c 211.34 c 20.93333 ab Penggenangan 45 hss 31.5 b 197.34 b 23.09 bc Intermittent 29.67 a 189.67 ab 24.56 c BNT 5 % 0.89 9.96 1.84 KK (%) 1.61 2.87 4.13 Keterangan: Angka yang didampingi huruf yang sama dalam satu kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%, n = 5, tn = tidak nyata, hst = hari setelah tanam. Tabel 4 Gabah Kering Giling (g/m 2 ) dan Produksi Gabah Kering Giling (ton ha -2 ) Pada Tanaman Padi Rata-rata komponen hasil tanaman padi Gabah kering giling (g/m-2) Produksi gabah (ton/ha-2) Metode konvensional 464.35 a 6.31 b Penggenangan 35 hss 659.17 c 7.62 c Penggenangan 45 hss 537.19 ab 7.3 c Intermittent 509.28 ab 6.91 bc Metode konvensional 510.48 ab 3.46 a Penggenangan 35 hss 661.05 c 3.96 a Penggenangan 45 hss 587.85 bc 3.52 a Intermittent 473.05 a 3.27 a BNT 5 % 71.05 0.86 KK (%) 7.68 9.08 Keterangan: Angka yang didampingi huruf yang sama dalam satu kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%, n = 5, tn = tidak nyata, hst = hari setelah tanam.

127 Sauki, dkk, Pengaruh Jarak Tanam dan Waktu Penggenangan... KESIMPULAN Penanaman padi dengan jarak tanam 25 x 25 cm dengan metode penggenangan air pada saat umur tanam 35 hss sangat efektif dalam metode penggenangan air serta mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman padi jika dibandingkan dengan penggenangan konvensional, penggenangan 45 hss dan penggenangan secara berselang (intermittent), tetapi perlakuaan terbaik dalam meningkatkan hasil tanaman padi adalah penggenangan umur 35 hss. Pada perlakuan penggenangan saat umur 35 hss memberikan hasil tertinggi pada beberapa komponen pertumbuhan tanaman, seperti pada panjang tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, luas daun tanaman, indeks luas daun, bobot kering tanaman, berat bobot 1000 butir, serta jumlah malai dan gabah pertanaman. Penggunaan jarak tanam padi 25 x 25 cm dengan penggenangan pada saat umur 35 hss memberikan produksi sebesar 7.62 ton ha -1 dan hasil terendah pada perlakuan jarak tanam 35 x 35 cm dengan penggenangan intermittent menghasilkan produksi 3.27 ton ha -1. DAFTAR PUSTAKA DISIMP (Decentralized Irrigation System Improvement Project in Eastern Region of Indonesia). 2006. Panduan Budidaya Padi Hemat Air System of Rice Intensification (SRI). Depatemen Pekerjaan Umum RI. Dirjen Sumberdaya Air Japan Bank for International Cooperation. p 5. Farhan, A. 2001. Meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam rangka menghadapi kekeringan pada saat terjadi el nino. Jurnal Ilmiah IPB. Vol. 10 no. 1. Nio, S.A. 2010. Kandungan klorofil total, klorofil a dan b sebagai indicator cekaman kekeringan pada padi (Oryza sativa L.). Jurnal Ilmiah Sains 10: 86-90. Rismaneswati. 2006. Pengaruh Terracottem, Kompos dan Mulsa Jerami terhadap Sifat Fisik Tanah, Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merr) pada Alfisols Tamalanrea. Journal Sains & Teknologi, Agustus 2006, Vol. 6 No. 2: 81 86. Sarief, D,. 2004. Pengaruk waktu Penggenangan terhadap pertumbuhan dan produksi padi gogo rancah varietas dodokan dilahan tadah hujan. Jurnal Balitbangda Provinsi Jambi. Vol. 5 no.3. Subagyono, K, A. Abdurachman dan N. Suharta. 2001. Effects of puddling Various Soil Types by Harrows on Physical Properties of New Developed Irrigated Rice Areas in Indonesia. Journal of Experimental Botany-Vol. 53 No.366, pp 13-15. Sumardi, Kasli, M. Kasim, A. Syarif, dan N. Akhir. 2007. Respon padi sawah pada teknik budidaya secara aerobik dan pemberian bahan organik. Jurnal Akta Agrosia 10 (1): 65-71. Suryanto, A. 2010. Budidaya Padi Sawah. Dalam Pertanian Berkelanjutan Berbasis Padi Sawah Melalui Jembatan SRI. Sampoerna FP UB. p. 73 86.