Rentang Perkembangan Manusia UMBY

dokumen-dokumen yang mirip
Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai

- keluarga besar. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual

Erikson. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. 8 tahap psikososial. Daftar Pustaka. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Tahapan Perkem Perk bang an Kognitif

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

PERKEMBANGAN REMAJA DAN PERMASALAHANNYA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Periodisasi Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan Sepanjang Hayat

dasar peran 1. Kepercayaan dasar >< Ketidakpercayaan

FASE PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN. disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

BAB II TINJAUAN TEORI TERKAIT. di bedakan menjadi sebagai berikut: (Sarwono, 2009)

Perkembangan Anak dan Remaja. Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA

Ilmu Perkembangan Anak Universitas Negeri Yogyakarta. Oleh : Yulia Ayriza

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Teori Perkembangan Psikososial. Oleh : Yulia Ayriza

Perkembangan Sepanjang Hayat

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

Perkembangan Sepanjang Hayat

Psychological and Sociological Understanding About Human Being. Lecturer: Rudi Zalukhu, M.Th

KONSEP HOSPITALISASI. BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep

PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD. Oleh : Yulia Ayriza

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara

SPESIALISASI UTAMA DALAM PSIKOLOGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI

Sahabat. Assalamu alaikum Wr. Wb Orang bijak berkata;

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Teori-Teori Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

Psikologi Kepribadian I

Psikologi Perkembangan 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

POLA ASUH & TUMBUH KEMBANG ANAK: Membangun Komunikasi dgn Keluarga Pengganti

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir

Perkembangan Sepanjang Hayat

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

AJI SARAS WANTO ( ENO RINAWATI ( ) MEGA AYU SETYANA ( ) RAHARDHIKA ADHI N ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. Masa remaja secara psikologi merupakan masa peralihan dari masa anak

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PARENTING in the 21st Century. Anita Lie Unika Widya Mandala Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

Formatio Iman dalam Keluarga Katolik: Perspektif Pendidikan. Anita Lie Unika Widya Mandala Surabaya

BAB VI PENUTUP. diketahui bahwa ketiga subjek mengalami self blaming. Kemudian. secara mendalam peneliti membahas mengenai self blaming pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) merupakan pendidikan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia merupakan individu ciptaan Tuhan Yang

Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)

Disusun oleh Ari Pratiwi, M.Psi., Psikolog & Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

Freud s Psychoanalytic Theories

KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

Perkembangan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

Perkembangan Individu

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

Perkembangan Kepribadian Pada Tokoh Utama Dalam Novelet Babalik Pikir Karya Samsoedi

ASKEP KELUARGA DENGAN BALITA TIM KEPERAWATAN KELUARGA PSIK FK UNAIR

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

MORALITAS SEBAGAI PEMAHAMAN SOSIAL DAN PENALARAN MORAL PADA ANAK USIA DINI

Transkripsi:

Rentang Perkembangan Manusia UMBY

1. Infancy & Early Childhood (masa bayi dan kanak-kanak awal) Belajar berjalan, mengambil makanan padat Belajar bicara Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal) Belajar tentang perbedaan jenis kelamin

Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mengembangkan hati nurani Belajar mengadakan hubungan emosi

2. Middle childhood (masa sekolah) Membangun perilaku yang sehat Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang luar biasa Belajar bergaul dengan teman sebaya Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas dan feminitas Mengembangkan ketrampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung

Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai Pencapaian kemandirian Membangun perilaku dalam kelompok sosial maupun institusi (sekolah)

3. Adolescence (remaja ) Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki maupun perempuan Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif

Memilih dan mempersiapkan pekerjaan Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang perlu bagi warga negara Pencapaian tanggungjawab sosial Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun dalam berperilaku

4. Early Adulthood (dewasa muda) Memilih pasangan Belajar hidup bersama orang lain sebagai pasangan Mulai berkeluarga Membesarkan anak Mengatur rumah tangga Mulai bekerja Mendapat tanggungjawab sebagai warga negara Menemukan kelompok sosial yang cocok

5. Middle-age (dewasa lanjut) Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai warga negara Membangun dan mempertahankan standard ekonomi keluarga Membimbing anak dan remaja untuk menjadi dewasa yang bertanggungjawab dan menyenangkan Mengembangkan kegiatankegiatan di waktu luang

Membina hubungan dengan pasangannya sebagai individu Mengalami dan menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan fisik Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua

6. Later maturity (usia lanjut) Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang semakin berkurang Menyesuaikan diri dengan keadaan kehilangan pasangan (suami/istri) Membina hubungan dengan teman sesama usia lanjut

Melakukan pertemuanpertemuan sosial Membangun kepuasan kehidupan Kesiapan menghadapi kematian

a.tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan) karakteristik : aktivitas melibatkan mulut (sumber utama kenyamanan) Perasaan dependen (bergantung pada orang lain)

Individu yang terfiksasi --- kesulitan mempercayai orang lain, menunjukkan perilaku seperti menggigit kuku, mengunyah permen karet, merokok, menyalahgunakan obat, minum alkohol, makan terlalu banyak, overdependen. Implikasi : prosedur pemberian makan sebaiknya memberikan kenyamanan dan keamanan

b. Tahap anal-muskular (usia 1-3 tahun / toddler) Karakteristik : Organ anus dan rectum merupakan sumber kenyamanan Masa toilet training --- dapat terjadi konflik Mengotori adalah aktivitas yang umum Gangguan pada tahap ini dapat menimbulkan kepribadian obsesifkompulsif seperti keras kepala, kikir, kejam dan tempertantrum

Implikasi : toilet training sebaiknya adalah sebagai pengalaman yang menyenangkan, pujian yang tepat dapat menimbulkan kepribadian yang kreatif dan produktif

c. Tahap falik (3-6 tahun / pra sekolah) Karakteristik : Organ genital sebagai sumber kenyamanan Masturbasi dimulai dan keingintahuan seksual menjadi terbukti Dapat mengalami kompleks Oedipus atau kompleks Elektra Hambatan pada tahap ini dapat menyebabkan kesulitan dalam indentitas seksual dan bermasalah dengan otoritas, ekspresi malu, dan takut.

Implikasi : mengembangkan identitas seksual. Anak sebaiknya mengenali hubungan dengan orang lain di luar anggota keluarga

d. Tahap latensi (6-12 tahun / masa sekolah) Karakteristik : energi digunakan untuk aktivitas fisik dan intelektual Ini adalah periode tenang, dimana kegiatan sexual tidak muncul (tidur). Anak mungkin terikat dalam aktivitas erogenus (perasaan erotik) dengan teman sebaya yang sama jenis kelaminnya. Penggunaan koping dan mekanisme pertahanan diri muncul pada waktu ini Konflik yang tidak diatasi pada masa ini dapat menyebabkan obsesif dan kurang motivasi diri. Implikasi : anjurkan anak mencari aktivitas fisik dan intelektual

e. Genital (13 tahun keatas / pubertas atau remaja sampai dewasa) Karakteristik : genital menjadi pusat dari tekanan dan kesenangan seksual Produksi hormon seksual menstimulasi perkembangan heteroseksual Energi ditujukan untuk mencapai hubungan seksual yang matur Pada awal fase sering terjadi emosi yang belum matang, kemudian mulai berkembang kemampuan untuk menerima dan memberi cinta Implikasi : anjurkan untuk mandiri, dapat membuat keputusan sendiri dan berpisah dengan kedua orang tua

a. Trust vs mistrust -- bayi (lahir 12 bulan) Indikator positif : belajar percaya pada orang lain Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari lingkungan masyarakat, pengasingan. Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman ---- menghasilkan kepercayaan.

Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat --- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi yang buruk.

Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame & doubt) -- todler (1-3 tahun) Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju, berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.

Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak memiliki kepribadian yang ragu-ragu jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak akan menjadi pemalu.

Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6 tahun) Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku) diri sendiri. Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama.

Pembatasan --- mencegah anak dari perkembangan inisiatif. Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua. Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak orang lain.

d. Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-12 tahun) Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun rasa bersaing dan ketekunan. Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya. Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui pencapaian

Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah. Perasaan inferior --- terjadi pada saat orang dewasa memandang usaha anak untuk belajar bagaimana sesuatu bekerja melalui menipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau merupakan masalah. Perasaaan inferior --- ketidaksuksesan di sekolah, ketidaksuksesan dalam perkembangan ketrampilan fisik dan mencari teman.

Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) -- remaja (12-18 tahun) Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan perasaan diri, merencanakan aktualisasi diri Indikator negatif : kebingungan, raguragu, dan tidak mampu menemukan identitas diri Individu mengembangkan penyatuan rasa diri sendiri.

Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku. Kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas --- kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan.

f. Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation) dewasa muda (18-25 sampai 45 tahun) indikator positif : berhubungan intim dengan orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain. Indikator negatif : menghindari suatu hubungan, komitmen gaya hidup atau karir Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang lain, yang mungkin termasuk pasangan seksual.

Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri akan mempunyai kesulitan mengembangkan keintiman. Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa sendiri.

Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri dewasa tengah (45 65 tahun) indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan perhatian dengan orang lain indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri, kurang merasa nyaman Orang dewasa --- bimbingan untuk generasi selanjutnya, mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang akan datang

Absorpsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan materi Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan.

Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65 tahun keatas) indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi sebagai sesuatu yang berharga dan unik. Siap menerima kematian indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik terhadap orang lain. Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan penerimaan hidup dan kematian

Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagalan.

Tingkat premoral (prekonvensional) : lahir sampai 9 tahun kewaspadaan terhadap moral yang bisa diterima secara sosial Kontrol didapatkan dari luar. Anak menggabungkan label baik dan buruk, benar dan salah dalam perilaku tawar menawar, pembagian yang seimbang dan kejujuran menjadi muncul Hidup dinilai dengan bagaimana anak dapat memuaskan kebutuhan dari orang lain.

tahap orientasi hukuman dan kepatuhan (lahir - 6 tahun) : Peraturan diikuti untuk menghindari hukuman - tahap orientasi egoistik secara sederhana (6-9 tahun) : Anak menyesuaikan minat diri sendiri dengan aturan, berasumsi bahwa penghargaan atau bantuan akan diterima.

b. Tingkat moralitas konvensional : 9-13 tahun Usaha dilakukan untuk menyenangkan orang lain. Kontrol didapat dari dalam Anak setia dan peduli pemeliharaan dan pengharapan keluarga tanpa memperhatikan konsekuensinya

tahap anak laki-laki yang baik, anak perempuan yang manis (9-10 tahun) Keinginan untuk menyenangkan dan membantu orang lain merupakan hal yang paling sering. Anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan Hidup dinilai dari seberapa bagus hubungan interpersonal dengan mengidentifikasi kepentingan individu secara emosional.

tahap autoritas memeprtahankan moralitas (10-13 tahun) Anak melakukan kewajiban untuk menghindari kritik oleh yang berwenang Identifikasi pergeseran pada agama atau institusi sosial seperti sekolah

c. Tingkat moralitas pasca konvensional : 13 tahun sampai meninggal individu memperoleh nilai moral yang benar kontrol adalah dari dalam Pencapaian nilai moral yang benar terjadi setelah dicapai formal operasional Tidak semua orang mencapai tingkat ini

- orientasi kontraktual dan legalistik Individu memilih prinsip moral untuk mematuhi atau meninggalkan aturan Individu berhati-hati untuk tidak melanggar hak-hak dan kehendak orang lain Terjadi konflik pandangan moral dan legal Orang akan bekerja untuk mengubah aturan. -

orientasi prinsip etis yang universal Individu bersikap dalam cara yang menghargai martabat. Tahapan ini jarang dicapai. Jika rancangan pemikiran dari dalam diganggu, akan muncul rasa bersalah.