Psikologi Kepribadian I
|
|
- Liana Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai pembahasan Pandangan Erik Erikson mengenai ciri khusus, struktur, dan dinamika kepribadian Psikososial. Kompetensi Mampu memahami tentang Pandangan Psikososial Erik Erikson.
2 Latar Belakang Pendahuluan Salah satu teori yang sangat sering digunakan dalam menjelaskan perkembangan manusia adalah teori perkembangan psikososial yang dikembangkan oleh Erik Erikson. Penjelasan yang lengkap mengenai perkembangan sepanjang hayat mengenai kehidupan manusia membuat teori ini dapat diaplikasikan dalam bidang psikologi pendidikan dan konseling. Selain itu, konsep Erikson mengenai krisis identitas adalah konsep yang paling sering dibicarakan dan dibahas diberbagai kalangan, baik awam maupun pendidik terutama ketika membahas perkembangan pada fase remaja. Semua konsep yang dikembangkan oleh Erikson merupakan refleksi dari perjalanan kehidupan yang dialaminya. Apa yang dirasakan oleh Erikson sebagai orang yang dianggap ''aneh'' oleh lingkungannya telah membuatnya berada dalam perenungan mengenai siapa dirinya, mau kemana ia menuju, dan seterusnya. Erik Erikson masih dikategorikan sebagai pengikut Sigmund Freud, bukan saja karena pernah menjadi murid dan teman Freud, melainkan juga karena teorinya membahas tahapan perkembangan pada fase awal kehidupan manusia. Meskipun dalam pandangan mengenai manusia dapat dikatakan lebih optimis dibandingkan dengan Freud. Manusia dalam Pandangan Erik H. Erikson Erikson adalah ahli teori kepribadian yang menggambarkan kekuatan dasar manusia dalam pandangan yang optimis. Ia juga percaya bahwa setiap orang akan sukses dalam memenuhi harapan, tujuan, dan kebijaksanaan atau kebajikan lainnya karena manusia memiliki potensi untuk melakukan hal tersebut dan tidak ada sesuatu pun di dalam alam yang dapat mencegahnya. Kita juga tidak dapat menghindarkan diri dari konflik, kecemasan, dan neurosis karena ada kekuatan instingtif. Teori Erikson memperkenalkan optimisme dalam hidup karena setiap tahapan pertumbuhan psikososial menawarkan hasil yang positif meskipun berpusat pada krisis. Kita memiiki kemampuan untuk menyelesaikan setiap situasi tersebut dengan cara adaptasi. Meskipun kita gagal dalam satu tahapan dalam mengembangkan respons maladaptif atau kelemahan dasar, kita masih memiliki harapan untuk berubah pada tahapan berikutnya. Manusia mmiliki potensi untuk mengarahkan pertumbuhan kita secara sadar selama perjalanan hidup. Kita tidak secara eksklusif menghasilkan pengalaman masa aanak-anak, 2 Agustini, M.Psi., Psikolog
3 sekalipun kita memiliki sedikit kontrol selama empat tahapan awal untuk memilih cara untuk merespons krisis dan tuntutan masyarakat. Masa kanak-kanak berpengaruh penting tidak hanya pada tahapan akhir yang dapat meniadakan kondisi kurang menguntungkan pada pengalaman awal. Pada empat tahapan awal kehidupan, pengalaman kita yang diekspose oleh orangtua, guru, teman sebaya, dan berbagai kesempatan bersifat luas dan diluar kontrol. Kita memiliki lebih banyak kesempatan untuk melatih kebebasan berkehendak selama 4 tahapan awal, meskipun sikap dan kekuatan yang kita miliki dibentuk selama awal tahapan akan berpengaruh kepada pilihan. Secara umum Erikson percaya bahwa kepribadian lebih banyak dipengaruhi oleh belajar dan pengalaman dibandingkan dengan bawaan (hereditas). Pengalaman psikososial adalah penentu dalam perkembangan kepribadian bukan kekuatan biologis instingtif. Konsep Utama Pendekatan Sepanjang Hayat 1. Kebingungan Identitas Dalam observasinya terhadap orang Indian Sioux di South Dakota dan California, ia mencatat beberapa gejala psikologis yang tidak dapat dijelaskan dalam teori Freud yang ortodoks. Gejala-gejala yang diperlihatkan berhubungan dengan keterasingan dari tradisi budaya dan ketidakjelasan citra diri atau identitas diri. Fenomena ini oleh Erikson pada mulanya disebut dengan kebingungan identitas. Kondisi serupa didapatkan pada hasil observasinya terhadap beberapa orang veteran Perang Dunia II yang mengalami gangguan emosional. Menurut Erikson, penderitaan mereka tidak disebabkan oleh konflik yang di repress, tetapi karena mengalami kebingungan yang disebabkan oleh pengalaman perang yang traumatik. Kondisi ini membuat mereka tercabut dari budayanya. Para veteran mengalami kebingungan dengan identas diri karena ada semacam pertanyaan yang menggelayut dalam jiwa mereka serta untuk siapa dan untuk apa mereka berperang. 2. Tahapan Psikososial dalam Perkembangan Kepribadian Erikson menyusun teori perkembangan yang ditinjau dari perspektif perkembangan psikologis dan sosial sehingga menyebutnya dengan perkembangan psikososial. Erikson membagi tahap perkembangan menjadi delapan tahapan. Empat tahap pertama sama dengan teori Freud, yaitu: oral, anal, phalik, dan latensi. Perbedaan utama antara teori Erikson dan Freud adalah Erikson menekankan kepada hubungan psikososial. Sementara Freud lebih memfokuskan kepada faktor biologis. Erikson menyatakan bahwa proses perkembangan diatur oleh epigenetik dari kematangan (epigenetic principle of maturation). Dalam hal ini kekuatan bawaan ditentukan 3 Agustini, M.Psi., Psikolog
4 oleh karakteristik tahap perkembangan. Teori Erikson mengenai perkembangan manusia terdiri dari rangkaian konflik pribadi. Potensi dari konflik ini terjadi pada kelahiran sebagai predisposisi. Kemudian mengemuka pada tahapan yang berbeda ketika lingkungan memerlukan adaptasi tertentu. Bentuk konfrontasi dengan lingkungan disebut dengan krisis. Krisis melibatkan pertukaran perspektif yang mensyaratkan kita untuk memfokuskan ulang energi instingsif dalam menyesuaikan dengan kebutuhan setiap tahapan dalam siklus hidup. Erikson masih percaya bahwa ego harus terlibat dalam penanganan maladaptif dan juga kondisi adaptif. Misal: pada masa orok, tahapan perkembangan psikososial pertama kita dapat merespon terhadap krisis dari ketidakberdayaan dan kebergantungan dengan mengembangkan perasaan percaya (trust) atau perasaan tidak percaya (mistrust). Trust bersifat lebih adaptif cara yang tepat untuk menangani (coping) secara nyata yang menunjukkan sikap psikologis yang lebih sehat. Setiap orang harus mengembangkan beberapa tahapan mistrust sebagai bentuk perlindungan. Tabel 1: Tahapan Perkembangan Psikososial dan Kekuatan Dasar Menurut Erikson Tahapan Umur Cara Penanganan yang Adaptif vs. Maladaptif Oral sensori Lahir - 1 tahun Kepercayaan vs tidak percaya Anal Otot 1-3 tahun Otonimi vs ragu dan malu Kekuatan Dasar Harapan Keinginan Genital 3-5 tahun Inisiatif vs bersalah Tujuan Latensi 6-11 tahun Kerajinan vs inferioritas Kompetensi Adelescensce tahun Ikatan identitas vs kebingungan peran Ketaatan Dewasa Muda tahun Intimasi vs Isolasi Cinta Dewasa tahun Generativity vs stagnasi Matang - Masa Tua 55 tahun Integritas ego vs keputusasaan Peduli (care) Kebijaksanaan a. Kepercayaan Dasar vs Kecurugaan Dasar (0-1) Tahapan ini pararel dengan tahapan oral dalam perkembangan psikoseksual dari Freud. Terjadi pada tahun pertama keidupan saat manusia sangat tidak berdaya. Anak sangat bergantung pada ibu atau orang yang dianggap ibunya. Ibu menjadi sumber kasih sayang dan memenuhi kebutuhan anak. Ibu selalu terharapkan keberadaannya pada saat 4 Agustini, M.Psi., Psikolog
5 dibutuhkan. Ibu menjadi figur dipercaya dan diandalkan. Apabila fase ini berhasil dilalui dengan baik, anak akan mengembangkan kepercayaan kepada dirinya dan orang lain, ia akan belajar menerima dan memberi. Erikson mengatakan bahwa harapan yang terpenuhi pada awal identitas ego akan terus diingat dan membentuk semacam pertalian keperayaan dengan ibu. Sebaliknya, apabila ibu menolak tidak memberi perhatian atau perilakunya tidak konsisten, menarik diri, tidak berada di tempat pada saat yang dibutuhkan atau terlalu cepat atau mendadak menyapih atau sering membentak, memaki, memukul, bahkan sampai menelantarkan, maka anak akan mengembangkan ketakutan terhadap isolasi, kecemasan kehilangan ibu, muncul kecurigaan, ketidakpercayaan kepada diri, dan lingkungan. b. Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu-Ragu (2-4 Tahun) Tahapan ini pararel dengan fase anal dari Freud yang berlangsung pada umur 2-3 tahun. Pada fase ini, anak megalami perkembangan fisik dan mental yang cepat, mereka sudah mampu melakukan berbagai kegiatan untuk keperluannya sendiri (otonomi). Mereka mulai belajar untuk berkomunikasi dengan lebih efektif, belajar berjalan, memanjat, mendorong, menarik, dan memegang barang tertentu. Anak-anak mendapatkan kebanggaan atas kemampuan ini dan biasanya menginginkan lebih banyak lagi kegiatan yang dapat dilakukan. Hal penting dalam fase ini adalah keika pertama kalinya anak dapat berlatih membuat pilihan sehingga memiliki pengalaman atas kekuasaan dan otonominya. Meskipun masih bergantung pada orangtua, mereka mulai melihat dirinya sebagai seorang pibadi yang terpisah atau melihat kekuatan atas hak-haknya sehingga mereka ingin berlatih menemukan kekuatan baru. Berdasarkan kemampuan yang dimiliki anak pada fase ini, menurut Erikson adalah menahan dan membiarkan (melepaskan). Kemampuan ini akan menjadi dasar bagi penyelsaian konflik dimana yag akan datang dengan cara mengembangkan sikap dan perlaku tertentu. Misal: menahan diri untuk menunjukkan cara mencintai atau bermusuhan, membiarkan mereka melepaskan kemarahan yang merusak. c. Inisiatif vs Rasa Bersalah (3-5) Tahapan lokomotor genital ini pararel dengan fase phalik dalam teori Freud. Kemampuan mental dan motorik terus berkembang, Mereka menunjukkan hasrat yang kuat untuk otonomi melalui berbagai kegiatan. Inilah fase yang mengantarkan mereka mampu melakukan eksplorasi lingkungan, memahami informasi melalui bahasa, mengembangkan 5 Agustini, M.Psi., Psikolog
6 imajinasi dan mengembangkan pemahaman peran sesuai identitas seksual (identifikasi terhadap orangtua). Inisiatif mungkin juga berkembang dalam bentuk fantasi yang diwujudkan dalam keinginan untuk memiliki orangtua yang berbeda jeis kelamin dan bersaing dengan orangtua yang memiliki jenis kelamin yang sama (sama dengan oedipus kompleks dari Freud). Bagaimana reaksi orangtua dalam kegiatan yang swakarsa dan fantasi, Apakah mereka akan menghukum atau menghalangi anak-anak untuk menunjukkan inisiatifnya. Jika anakanak mengembangkan perasaan bersalah maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap orientasi diri sepanjang hidupnya. d. Ketekunan vs Rendah Diri (6-11 tahun) Tahapan ini sama dengan fase latensi dari Freud. Di usia ini, anak-anak mulai sekolah, mulai melihat adanya pengaruh lingkungan sosial yang baru. Idealnya, rumah ataupun di sekolah, anak mendapatkan pengalaman belajar dan bekerja yang baik. Pada fase ini, anak akan mengembangkan pengetahuan ketrampilan, berusaha mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosialnya, dan mengembangkan upaya mencapai prestasi. Kekuatan dasar fase ini adalah kompetensi yaitu penggunaan seluruh kemampuan dan kecerdasan untuk mengejar dan menyelesaikan tugas. Keberhasilan dalam menyelesaikan krisis dalam setiap fase pada empat tahapan perkembangan pada masa kanak-kanak bergantung pada orang lain. Penyelesaian akan berfungsi untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh mereka, bukan apa yang mereka bisa lakukan untuk dirinya sendiri. Meskipun anak-anak mengalami peningkatan kemandirian mulai dari lahir sampai 11 tahun, tetapi mereka masih dibawah pengasuh orangtua dan guru. Orangtua dan guru adalah orang yang paling penting dalam hidupnya selama waktu tersebut. e. Ikatan Identitas vs Kebimbangan Peran: Krisis Identitas (12-18) Pada fase ini setiap orang akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada fase ini terjadi perubahan fisik dan psikologis yang cepat, anak harus menghadapi dan menyelesaikan krisis identitas egonya hingga mereka memerlukan dukungan. Selain itu, pada fase ini, anak membentuk citra diri, interaksi antara pemikiran mengenai diri sendiri dan pemikiran orang lain mengenai diri anak. Pembentukan dan penerimaan identtas diri merupakan proses yang sulit bahkan seringkali diisi kecemasan. Pada remaja bereksperimen dengan berbagai peran dan ideologi, berusaha untuk mencari kesusaian yang tepat. Apabila proses ini dilalui dengan baik akan terbentuk gambaran diri yang kongruen (sesuai) dan konsisten. Mereka memiliki 6 Agustini, M.Psi., Psikolog
7 sikap dan perspektif tentang masa depan, memiliki keyakinan diri, berani mencoba peran serta mau belajar sesuatu yang baru. Individu mampu berperan sesuai identitas seksual sehingga mampu membinan hubungan heteroseksual. f. Keakraban vs Keterasingan (18-35 tahun) Selama fase ini berlangsung, individu membangun hubungan yang lebih mandiri dengan orangtua dan institusi quasi parental (lembaga yang mirip dengan orangtua) seperti kampus, namun mereka berfungsi sebagai orang matang dan bertanggung jawab. Individu mulai melakukan beberapa bentuk kegiatan yang produktif dan membangun hubungan yang akrab, munculnya pembentukan hubungan afektif (penuh perasaan) yang tetap dan mendalam dengan lawan jenis. Berusaha untuk membina pertemaan yang akrab. Keintiman berisikan perasaan peduli dan komitmen, emosi tersebut ditampilkan secara terbuka tanpa melarikan diri pada perlindungan diri (self Protection) atau mekanisme pertahan diri dan tanpa ketakutan akan kehilangan identitas diri. Individu dapat menggabungkan identitas dirinya dengan identitas orang lain tanpa teggelam atau kehilangan identitas sendiri. Apabila fase ini dilalui dengan baik, individu akan tumbuh dengan rasa persatuan dan kasih sayang, mampu berhubungan dengan orang lain serta mampu membinan hubungan intim dengan lawan jenis dan melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Sebaliknya, apabla gagal, individu akan berusaha menghindari keakraban, suka berganti-ganti pasangan, seringkali melakukan penyangkalan dan menyendiri, serta menghindari hubungan intim dengan pasangan. Kekuatan dasar yang muncul dari keintiman pada orang dewasa muda adalah ''cinta'', yang menurut Erikson menjadi sifat baik terbesar manusia, ia menggambarkannya dalam bentuk berbagi kesetiaan dalam berbagi identitas, penggabungan seseorang dengan orang lain. g. Generativitas vs Stagnasi (35-55 tahun) Fase ini merupakan tahap kematangan, ada keinginan individu untuk membuka diri pada dunia luas (masyarakat), bukan hanya terfokus kepada keluarga, ada upaya mengembangkan karya, memelihara, membina, dan mendidik generasi muda dengan mengembangkan hobby dan mengembangkan spiritual. Keberhasilan melalui fase ini akan membuat individu mengembangkan kepuasan hidup, melihat kehidupan sebagai suatu langkah maju yang berharga. Ia akan produktif dan kreatif dan akan memberi rasa bangga serta bahagia pada masa tuanya. Merekalah yang berperan dalam membantu dan membimbing generasi muda. 7 Agustini, M.Psi., Psikolog
8 Erikson percaya bahwa semua lembaga, baik bidang bisnis, birokrasi, maupun pendidikan memberi kesempatan untuk menunjukkan generativitas ini. Sehingga apapun organisasi atau kegiatannya, kita selalu menemukan cara untuk menjadi mentor, guru, atau pembimbing orang yang lebih muda untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Apabila orang mengalami peningkatan generativitasnya, maka reaksi yang terjadi adalah munculnya stagnasi, regresi, dan sikap terpikat pada diri sendiri, egosentris, tidak produktif, cepat puas diri, merasa tidak mampu, mencintai diri yang berlebihan, pemiskinan pribadi, serta mengasihi diri. Erikson menggambarkan kesulitan emosioanal pada usia paruh baya sama dengan apa yang digambarkan oleh Jung mengenai krisis paruh baya. Mereka mungkin akan mengalami regresi kepada tahapan keintiman palsu (pseudo intimacy), memperturutkan diri seperti yang dilakukan anak-anak, mereka mungkin menjadi cacat (invalid) secar fisik maupun psikologis karena menyerap semua keinginan sendiri dan kenyamanan. Kekuatan dasar yang muncul dari generativitas adalah kepedulian (care). Erikson mendefinisikan care dengan kepribadian luas kepada orang lain dan percaya bahwa hal tersebut akan terwujud dalam keinginan untuk mengajar tidak hanya menolong orang tetapi juga mengisi identitas mereka. h. Integritas Ego vs Keputusasaan (55 tahun lebih) Fase ini merupakan fase terakhir dari perkembangan psikososial, kematangan, dalam usia tua. Setiap orang memiliki keterbatasan eksistensi usia lanjut dan menghadapi kematian. Sikap yang muncul dikuasai oleh cara kita mengevaluasi seluruh perjalanan hidup. Pada usia ini, ada upaya keras untuk melengkapi. Kita akan memeriksa dan merefleksi seluruh kehidupan dan melakukan evaluasi akhir. Mereka yang melihat makna hidup secara positif, menciptakan keharmonisan eksistesi diri, memiliki integritas, memiliki perasaan berarti dalam hidup, merasakan kebahagiaan, mengembangkan toleransi yang mendalam, memiliki kebijaksanaan, dapat menghargai kontinuitas masa lampau, sekarang dan yang akan datang. Sebaliknya, apabila merasa telah gagal, melihat kehidupan masa lalu dengan perasaan frustasi marah atas kesempatan yang terbuang dan penyesalan kesalahan masa lalu, sehingga memunculkan perasaan yang tidak berarti dalam hidup, merasa putus asa, perasaan muak, dan tidak dapat menerima kehidupannya, kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri dan orang lain, selalu menginginkan kesempatan untuk mengulangi kembali hidup, takut menghadapi kematian, serta tidak memiliki spiritualisme. 8 Agustini, M.Psi., Psikolog
9 Kekuatan dasar yang berkaitan dengan tahapan perkembangan akhir adalah kebijaksaan yang muncul dari integritas ego. Kebijaksaan menampilkan keterkaitan dengan seluruh perjalanan hidup, menyampaikan kepada generasi berikutnya dalam integrasi pengalaman yang digambarkan dengan sangat baik sebagai ''warisan''. 3. Kelemahan Dasar Sama dengan kemunculan dari kekuatan dasar, kelemahan dasar dalam setiap tahapan perkembangan psikososial juga ada. Pada tahap paling awal, kita mencatat bahwa cara adaptif dan maladaptif untuk mengatasi krisis setiap tahap perkembangan bergantung pada identitas ego dalam bentuk keseimbangan kreatif. Meskipun utamanya adalah sikap adaptif tetapi juga berisi sikap negatif. Dalam perkembangan yang tidak seimbang, ego berisi hanya satu sikap apakah adaptif atau maladaptif. Erikson menyebut hal ini dengan maldevelopment. Ketika hanya berisi positif, adaptif, dan menekankan penampilan dalam ego, kodisi ini disebut dengan malignant (sangat berbahaya). Maladaptasi akan menyebabkan neurosis, sementara malignant akan menyebabkan psikosis. Erikson mengharapkan bahwa kedua kondisi ini akan diperbaiki melalui psikoterapis. Maladapsi yang lebih sedikit gangguannya juga dapat diadaptasi ulang dengan bantuan perubahan lingkungan, dukungan hubungan sosial, keberhasilan adaptasi pada tahap selanjutnya. 9 Agustini, M.Psi., Psikolog
10 Tabel 2: Penekanan Kesalahan Perkembangan (Maldevelopmental) dari Erikson Tahapan Cara untuk Coping Malaperkembangan Sensori oral Otot anal Lokomotor genital Latensi Remaja Dewasa muda Dewasa Matang dan usia tua Trust Mistrust Otonomi Ragu, malu Inisiatif Bersalah Ketakutan Inferioritas Ikatan identitas Kebingungan peran Keintiman Isolasi Generativitas Stagnasi Integritas ego Putus asa Sensori malajusment Menarik diri Diliputi perasaan malu Tekanan (compulsion) Kejam (Ruthlessness) Penghambatan Keahlian sempit Kelembaman (Inersia) Fanatisme Penolakan Kebolehan (Promiscuity) Eksklusivitas Perluasan berlebihan Penolakan Kesombongan Hina 10 Agustini, M.Psi., Psikolog
11 Daftar Pustaka Feist, J., & Feist G (2012). Theories of Personality (7 th ed.) USA: MC Graw Hill. Fudyartanta, K., (2012). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 11 Agustini, M.Psi., Psikolog
Erikson. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. 8 tahap psikososial. Daftar Pustaka. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI
Modul ke: Erikson Fakultas PSIKOLOGI Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Program Studi PSIKOLOGI Biografi Evaluasi Teori 8 tahap psikososial Daftar Pustaka Biografi Bernama lengkap Erik Homberger Erikson,
Lebih terperinciPSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT
Modul ke: PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT Review Teori Perkembangan Fakultas Psikologi Tenny Septiani Rachman, M. Psi, Psi Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Perkembangan Psikoseksual Freud
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Madya dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Setiap fase
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud
Modul ke: Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pandangan Dasar Manusia Pandangan
Lebih terperinciErikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai
Teori Psikososial, Erik Erikson ( 1902-1994 ) Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai manusia tersebut
Lebih terperinci- keluarga besar. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual Faktor Hereditas (keturunan) --> melalui kromosom Faktor Lingkungan. Perubahan pd masa kanak-kanak berkaitan dg. kematangan --> perbedaan individual
Lebih terperinciPSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT
Modul ke: PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT Perkembangan Remaja Fakultas Psikologi Tenny Septiani Rachman, M. Psi, Psi Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Preface Masa remaja sering disebut sebagai
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa
Lebih terperinciRentang Perkembangan Manusia UMBY
Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Infancy & Early Childhood (masa bayi dan kanak-kanak awal) Belajar berjalan, mengambil makanan padat Belajar bicara Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal) Belajar
Lebih terperinciTAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA 1 Tahapan Perkembangan Manusia (Hurlock) Periode prenatal Periode Infancy : 0 akhir pekan 2 Periode Bayi : akhir pekan kedua 2 tahun Periode Awal Masa Kanak-kanak : 2-6 tahun
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung
Lebih terperincidasar peran 1. Kepercayaan dasar >< Ketidakpercayaan
1. Kepercayaan dasar >< Ketidakpercayaan dasar 2. Otonomi >< Rasa malu dan ragu-ragu 3. Inisiatif >< Rasa bersalah 4. Industri (kerajinan) >< inferioritas 5. Mencapai identitas diri >< Kebingungan peran
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Psikologi Umum 1 PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL Erik Homburger Erikson Ursa majorsy Teori perkembangan Erikson sangat dipengaruhi oleh psikoanalisa Freud. Erikson berpendapat bahwa pandangan-pandangannya sesuai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SOSIAL. Siti Nuraeni M.Pd
PERKEMBANGAN SOSIAL Siti Nuraeni M.Pd Pengertian Perkembangan Sosial Hurlock : Pemelorehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat (sozialized) memerlukan
Lebih terperinciProses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti
Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa Faktor-faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang 1. Faktor Genetik. 2. Faktor Eksternal a. Keluarga b. Kelompok teman sebaya c. Pengalaman hidup d. Kesehatan e.
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
MODUL PERKULIAHAN Perkembangan Sepanjang Hayat Adolescence: Perkembangan Psikososial Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 03 61095 Abstract Kompetensi Masa remaja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran
Lebih terperinciPerkembangan Kepribadian Pada Tokoh Utama Dalam Novelet Babalik Pikir Karya Samsoedi
Perkembangan Kepribadian Pada Tokoh Utama Dalam Novelet Babalik Pikir Karya Samsoedi Oleh Mutia Ratnasari* Abstrak Karya tulis ini berjudul Perkembangan Kepribadian pada Tokoh Utama dalam Novel Babalik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tawuran terjadi dikalangan pelajar sudah menjadi suatu hal yang biasa, sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi di tangerang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya adalah
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)
MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Teori Psikososial Erik Erikson
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Teori Psikososial Erik Erikson Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Struktur Kepribadian Ego Kreatif Ego kreatif:
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Normative Social Influence 2.1.1 Definisi Normative Social Influence Pada awalnya, Solomon Asch (1952, dalam Hogg & Vaughan, 2005) meyakini bahwa konformitas merefleksikan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam suku, ras dan agama, hal ini yang memungkinkan terjadinya perkawinan antar suku, ras
Lebih terperinciBAB II PERKEMBANGAN PSIKO-SOSIAL REMAJA DARI PERSPEKTIF ERIK ERIKSON
BAB II PERKEMBANGAN PSIKO-SOSIAL REMAJA DARI PERSPEKTIF ERIK ERIKSON Dalam bab ini, penulis akan memaparkan: bibiografi Erik Erikson, pengertian perkembangan psikososial remaja, melihat aspek-aspek dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 09 61101 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai pembahasan teori
Lebih terperinciTeori Perkembangan Psikososial. Oleh : Yulia Ayriza
Teori Perkembangan Psikososial Oleh : Yulia Ayriza Teori Perkembangan Psikososial (Menurut Erik Erikson) Erikson (1950, 1968 ) mengatakan bahwa manusia lebih berkembang dalam tahap psikososial daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting namun kadar kepentingannya berbedabeda. Kadar kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciIlmu Perkembangan Anak Universitas Negeri Yogyakarta. Oleh : Yulia Ayriza
Ilmu Perkembangan Anak Universitas Negeri Yogyakarta Oleh : Yulia Ayriza TUMBUH KEMBANG ANAK PERTUMBUHAN Berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran organ individu dan hal ini dapat
Lebih terperinciDisusun oleh Ari Pratiwi, M.Psi., Psikolog & Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog
PELATIHAN PSIKOLOGI DAN KONSELING BAGI DOSEN PEMBIMBING AKADEMIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Disusun oleh Ari Pratiwi, M.Psi., Psikolog & Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog MAHASISWA Remaja Akhir 11 20 tahun,
Lebih terperinciMASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK
MASA KANAK-KANAK AWAL Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a)belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin. b)kontak
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. diketahui bahwa ketiga subjek mengalami self blaming. Kemudian. secara mendalam peneliti membahas mengenai self blaming pada
144 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa ketiga subjek mengalami self blaming. Kemudian secara mendalam peneliti membahas mengenai self
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan baik itu secara biologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana
Lebih terperinciPsikologi Perkembangan 1
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Perkembangan 1 Erikson Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Psikologi Psikologi 04 Abstract Penjelasan tentang Teori Erikson dalam perkembangan Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan bimbingan pada dasarnya upaya peserta didik termasuk remaja untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi termasuk masalah penerimaan diri. Bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan dalam masa transisi itu remaja menjajaki alternatif dan mencoba berbagai pilihan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, terdapat beberapa hasil penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. Adapun
Lebih terperinciFASE PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA
FASE PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA Fase fase Kepribadian Sigmund Freud yakin bahwa struktur dasar kepribadian sudah terbentuk pada usia 5 tahun dan perkembangan kepribadian sesuda usia 5 tahun sebagian
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Teori Interpersonal Harry Stack Sullivan
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Teori Interpersonal Harry Stack Sullivan Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Struktur Kepribadian Dinamisme (the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang rentang kehidupannya individu mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus dijalani untuk tiap masanya. Tugas perkembangan tersebut terbentang
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Humanistic Psychoanalysis
Modul ke: Psikologi Kepribadian I Humanistic Psychoanalysis Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Eric Fromm Pandangan Eric Fromm: Keberadaan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja dengan perubahan yang mengacu pada perkembangan kognitif, biologis, dan sosioemosional (Santrock, 2012).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.
Lebih terperinciPaket 3 KONSEP PERKEMBANGAN MANUSIA
Paket 3 KONSEP PERKEMBANGAN MANUSIA Pendahuluan Psikologi perkembangan merupakan pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsifungsi psikologis sepanjang hidup, misalnya bagaimana kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga bisa menjadi sebuah impian setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu
Lebih terperinciBAB IV A. PERBEDAAN, KRITIK, SERTA KONTRIBUSI TENTANG KONSEP. 1. Perbedaan konsep perkembangan kepribadian Erik H. Erikson dan Ibn
BAB IV A. PERBEDAAN, KRITIK, SERTA KONTRIBUSI TENTANG KONSEP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ERIK H. ERIKSON DAN IBN KHALDUN. 1. Perbedaan konsep perkembangan kepribadian Erik H. Erikson dan Ibn Khaldun. Aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciPsikologi Konseling Agustini, M.Psi., Psikolog MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 12 61033 Agustini, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan ini akan
Lebih terperinciSelamat Membaca, mempelajari dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia I
Selamat Membaca, mempelajari dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia I TEORI-TEORI dalam PSIKOLOGI PERKEMBANGAN oleh: Dr. Triana Noor Edwina D.S, M.Si Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciTahapan Perkem Perk bang an Kognitif
Tahapan Perkembangan Kognitif Psikologi pendidikan Sensori motorik Tahap perkembangan kognitif Piaget Usia Kemampuan 0-1.5 tahun Belum memiliki konsep permanensi objek (kecakapan psikis untuk mengerti
Lebih terperinciPerkembangan Anak dan Remaja. Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN
Perkembangan Anak dan Remaja Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN Latar Belakang Proses Perkembangan Kognitif Tokohnya adalah Piaget (1936) Perkembangan kognitif memiliki 4 aspek:
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu periode perkembangan yang harus dilalui oleh seorang individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja (Yusuf, 2006). Masa remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang selalu ingin dicapai oleh semua orang. Baik yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka ingin dirinya
Lebih terperinciMASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th
MASA KANAK-KANAK AWAL By FH Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Pengantar Memahami Teori Perkembangan Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Kajian Perkembangan Manusia Apa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penyesuaian Diri Penyesuaian berarti adaptasi yang dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa bertahan serta memperoleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan koloni terkecil di dalam masyarakat dan dari keluargalah akan tercipta pribadi-pribadi tertentu yang akan membaur dalam satu masyarakat. Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. (Stanley Hall dalam Panuju, 2005). Stres yang dialami remaja berkaitan dengan proses perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum anak-anak tinggal dengan orang tua mereka di rumah, tetapi ada juga sebagian anak yang tinggal di panti asuhan. Panti asuhan adalah suatu lembaga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja Pada umumnya remaja didefiniskan sebagai masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masih sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti melahirkan anak, merawat anak, menyelesaikan suatu permasalahan, dan saling peduli antar anggotanya.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. kasus seperti keluarga yang telah bercerai. Latar belakang keluarga yang bercerai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Narapidana hukuman mati dapat terlibat dalam kasus karena telah memiliki pengalaman hidup yang negatif. Pengalaman hidup yang negatif sebelum terlibat dalam kasus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kesuksesan (keberhasilan, keberuntungan) yang berasal dari dasar kata sukses yang berarti berhasil, beruntung (Kamus Bahasa Indonesia,1998), seringkali menjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. meilai kita.sehingga kita mampu menghadapi situasi apapun. Kepercayaan diri
8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Percaya Diri Rasa percaya diri adalah sikap yang dapat di tumbuhkan dari sikap sanggup berdiri sndiri, sanggup menguasai
Lebih terperinciPENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD. Oleh : Yulia Ayriza
PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD Oleh : Yulia Ayriza Pengertian Pengembangan Afeksi (What?) Afeksi merupakan hal yang sama dengan sosial-emosional. Perkembangan emosi merupakan perkembangan yang mengarah pada
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional
Lebih terperinciAJI SARAS WANTO ( ENO RINAWATI ( ) MEGA AYU SETYANA ( ) RAHARDHIKA ADHI N ( )
AJI SARAS WANTO (14144600 ENO RINAWATI (14144600194) MEGA AYU SETYANA (14144600211) RAHARDHIKA ADHI N (14144600182) Menurut erik h. Erikson perkembangan psikososial itu adalah teori perkembangan terbaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat saja terganggu, sebagai akibat dari gangguan dalam pendengaran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang paling menarik untuk dipelajari, karena banyak sekali masalah yang dihadapi. Seiring dengan perkembangan jaman dan peradaban,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masa remaja, menurut Stanley Hall, seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja, dianggap sebagai masa topan-badai dan stres (storm and stress), karena mereka
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme berdasarkan eksplorasi terhadap sikap hidup orang-orang yang memandang diri mereka sebagai tidak materialistis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki tujuan sama dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk membantu individu dalam mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peserta didik di SMA memasuki masa late adolescence yang berada pada rentang usia 15-18 tahun. Santrock (2007) menjelaskan, remaja mengalami berbagai perubahan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sikap (Attitude) 2.1.1 Definisi Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Berdasarkan batasan tersebut,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Remaja
TINJAUAN PUSTAKA Remaja Istilah remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Namun saat ini adolescence memiliki arti yang lebih luas mencakup kematangan mental,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan baik itu secara biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan dan harapan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik. Pada masa ini remaja tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikis, perubahan terhadap pola perilaku dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap
BAB II LANDASAN TEORI II. A. Harga Diri II. A. 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan
Lebih terperinciErich Fromm H U M A N I S T I C P S Y C H O A N A L Y S I S. Manusia yang sehat secara mental menemukan jawaban atas keberadaan mereka.
Erich Fromm H U M A N I S T I C P S Y C H O A N A L Y S I S Manusia yang sehat secara mental menemukan jawaban atas keberadaan mereka. Individu yang sehat mampu menemukan cara bersatu kembali dengan dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Havighurst, tugas perkembangan merupakan tugas yang muncul apabila pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan individu. Apabila individu mampu melaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial 1. Pengertian Penyesuaian Sosial Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia diciptakan pastilah memiliki sebuah keluarga, baik keluarga kecil maupun keluarga besar dan keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang mana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1.Latar Belakang Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat dari sekolah bagi siswa ialah melatih kemampuan akademis siswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu gereja yang sudah berdiri sejak tahun 1950 di Indonesia adalah Gereja Kristen Indonesia atau yang biasa disebut GKI. GKI adalah sekelompok gereja
Lebih terperinci