BAB IV PEMBAHASAN. (foreign activities) dalam dua cara; melakukan transaksi dalam mata uang asing atau

dokumen-dokumen yang mirip
RUGI LABA BIAYA FISKAL

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

By Afifudin PSP FE Unisma 2

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. (2006), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

HAKIKAT REKONSILIASI. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mardiasmo ( 2006 ) mendefinisikan, Pajak adalah iuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. kriteria untuk menentukan apakah suatu pengeluaran, biaya atau kerugian dapat dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan adalah penerimaan yang berasal dari dalam negeri yaitu dari sektor pajak.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB II LANDASAN TEORI. Soemitro, SH (Mardiasmo, 2006) adalah iuran rakyat kepada negara yang dapat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PENERAPAN METODE GROSS UP

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan produk yang dihasilkan dari akuntansi yang harus

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PAJAK PENGHASILAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

PAJAK PENGHASILAN. Pembagian Subjek Pajak. Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri SIAPA SUBJEK PAJAK?

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer akan merespon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak yang dikemukakan oleh Mardiasmo (2011). Pajak

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. Mohammad, (2007;3) mendefinisikan pajak sebagai berikut : Definisi tersebut dapat dikembangkan menjadi :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh Iwan Sidharta, MM.

PAJAK BADAN. Badan yaitu:

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

APLIKASI UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 2000 DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN Oleh : Evi Ekawati. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam Siti Resmi (2009:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 57/PUU-XII/2014 Penghitungan Pajak Penghasilan

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Ketentuan Pengisian SPT Tahunan IV.1.1 Penggunaan Kurs Mata Uang Asing Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cara; melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri (foreign operations) untuk memasukan transaksi dalam valuta asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi harus dinyatakan dalam mata uang pelaporan usaha (SAK IAI, 2004) PT. Techno Wood Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang mengisi SPT Tahunan Badan dan membuat laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan kurs mata uang asing. Mata uang yang digunakan oleh perusahaan adalah mata uang Dollar Amerika Serikat. Untuk melaporkan SPT Tahunan Badan dengan Mata Uang Dollar, PT. Techno Wood Indonesia harus melaporkan permintaannya kepada Direktur Jendral Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum membuat pembukuan. Serta harus melampirkan berkas-berkas untuk melengkapi permohonan menggunakan mata uang asing. PT. Techno Wood Indonesia membuat permintaan untuk melakukan pembukuan dengan bahasa inggris dan menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat sejak Agustus 2000. Dan disetujui pada September 2000 sesuai dengan KMK nomor 533/KMK.04/2000. 38

Penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa inggris dan mata uang dollar harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari menteri keuangan, kecuali bagi Wajib Pajak dalam rangka kontrak karya atau kontrak bagi hasil. Izin tertulis tersebut dapat diperoleh Wajib Pajak dengan mengajukan surat permohonan kepada Direktur Jendral Pajak paling lambat tiga bulan sebelum tahun buku yang diselenggarakan dalam bahasa inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat, atau tiga bulan sejak tanggal pendirian bagi Wajib Pajak baru. PT. Techno Wood Indonesia membuat surat permohonan izin kepada menteri keuangan dengan melampirkan fotokopi NPWP dan Fotokopi Akta Pendirian. Direktur Jendral Pajak memberikan keputusan atas permohonan izin penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat kurang dari 30 hari sejak diterimanya permohonan dari PT. Techno Wood Indonesia. Pada saat PT. Techno Wood Indonesia melaporkan SPT Tahunannya, Perusahaan wajib melampirkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan beserta lampirannya dalam bahasa Indonesia kecuali lampiran berupa laporan keuangan dalam mata uang asing. Kurs mata uang asing yang digunakan oleh PT. Techno Wood Indonesia adalah Kurs pajak yang diatur oleh Keputusan Menteri Keuangan. Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, kurs pajak yang digunakan adalah sebagai berikut: 39

Tahun Kurs Pajak Berlaku Diatur dalam 2008 Rp. 11,062.60 29 12 2008 sampai KMK no.891/kmk.01/2008 dengan 4 01 2009 2009 Rp. 9,502.00 2 12 2009 sampai KMK no.1397/kmk.01/2009 dengan 3 01 2010 2010 Rp. 9,044.00 27 12 2010 sampai KMK no.1145/km.01/2010 dengan 2 01 2011 IV.2 Analisis Kewajiban Perpajakan PT Keputusan bisnis sebagian besar dipengaruhi oleh pajak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keputusan bisnis yang baik jika berhubungan dengan pajak bisa menjadi keputusan bisnis yang kurang baik, begitu juga sebaliknya. Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang masih berada dalam peraturan perpajakan sampai dengan yang melanggar peraturan perpajakan. Perencanaan pajak diperlukan oleh perusahaan untuk memaksimalkan laba setelah pajak yang dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. Hal yang paling utama dalam melaksanakan perencanaan pajak yaitu Wajib Pajak terlebih dahulu harus memahami adanya perbedaan antara laba akuntansi dan pengakuan penghasilan menurut peraturan perpajakan. Laba akuntansi dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sedangkan laba menurut pajak adalah laba yang yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku, yaitu undang-undang nomor 7 tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah terakhir kali dengan 40

undang-undang nomor 17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan, beserta peraturan pelaksanaannya. Dalam laporan keuangan akuntansi komersial, setiap transaksi pengeluaran perusahaan dicatat dan dilaporkan sebagai beban perusahaan, namun tidak sama dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Dengan peraturan perpajakan, tidak semua transaksi pengeluaran dapat dijadikan beban, karena beban yang diakui pajak adalah pengeluaran yang dikeluarkan dan berkaitan langsung dengan peredaran usaha. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, harus dilakukan koreksi fiskal baik secara positif maupun negatif. Koreksi fiskal positif adalah koreksi yang apabila dilakukan akan menyebabkan bertambahnya penghasilan, sedangkan koreksi fiskal negatif adalah koreksi yang apabila dilakukan akan mengakibatkan bertambahnya biaya yang telah diakui dalam laporan keuangan komersil menjadi semakin besar, sehingga secara otomatis mengakibatkan berkurangnya penghasilan. IV.2.1 Laporan Keuangan Fiskal Laba merupakan hasil yang didapatkan setelah dilakukan pengurangan biaya terhadap penjualan atau pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Pada peraturan perpajakan Undang-undang Nomor 36 tahun 2008, terdapat 2 (dua) jenis biaya ysng pada akhirnya menyebabkan perbedaan hasil laba yang didapatkan oleh perusahaan dari segi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal. 2 jenis biaya tersebut adalah sebagai berikut; 1. Biaya yang diperkenankan, antara lain: 41

a. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk biaya pembelian bahan, biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak kecuali pajak penghasilan. b. Penyusutan atau pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan. d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. e. Kerugian karena selisih kurs mata uang asing. f. Biaya penelitian dan pengembang perusahaan yang dilakukan di Indonesia. g. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan dengan memperhatikan kewajaran dan kepentingan perusahaan. h. Kompensasi kerugian. i. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat: - Telah dibebankan dalam laporan laba rugi komersial. 42

- Telah diserahkan perkara penagihannya ke pengadilan negeri (PN) atau adanya perjanjian secara tertulis mengenai penghapusan piutang/ pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan. - Telah dipublikasi dalam penerbitan umum atau khusus. - Wajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat tertagih kepada Direktur Jendral Pajak (DJP) yang dilampirkan dalam SPT. 2. Biaya yang tidak dapat diperkenankan, antara lain: a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti deviden, termasuk deviden yang dibayarkan kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha (SHU) koperasi. b. Biaya yang dibebankan atau yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota. c. Pembentukan atau penumpukan dana cadangan, kecuali dana cadangan piutang tak tertagih untuk usaha perbankan dan sewa guna hak opsi, cadangan usaha asuransi, dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, yang ketentuan dan syarat-syaratnya telah ditetapkan oleh menteri keuangan. d. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan jiwa, dwi guna, dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan. 43

e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali: - Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh karyawan bersamasama. - Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan didaerah tertentu, dan - Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan didaerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan, yang ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan. f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan usaha, pekerjaan yang dilakukan. g. Harta yang dihibahkan kepada sedarah dalam garis keturunan satu derajat dan kepada badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan social atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh menteri keuangan, dan bantuan atau sumbangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihakpihak yang bersangkutan serta warisan. h. Pajak penghasilan yang terutang oleh wajib pajak yang bersangkutan. i. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wajib pajak atau orang yang menjadi tanggungannya. j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau persekutuan komanditer yang modalnya terbagi atas saham. 44

k. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan dibidang perpajakan. l. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat Final. IV.3 Evaluasi Biaya pada Laporan Laba Rugi Untuk menganalisa kewajiban perpajakan pada PT. Techno Wood Indonesia, maka langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menganalisis setiap Objek Pajak Penghasilan dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh PT. Techno Wood Indonesia. Pengetahuan atas ketentuan perpajakan yang benar sangat mutlak diperlukan oleh Wajib Pajak karena dengan pengetahuan yang dimiliki tersebut Wajib Pajak dapat memanfaatkan ketentuan perpajakan dengan benar. Dalam rangka meminimalkan sanksi pajak untuk masa mendatang, maka PT. Techno Wood Indonesia menerapkan Penerapan Pajak Penghasilan. Penerapan ini dimaksudkan agar transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dapat disesuaikan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku sehingga rekonsiliasi yang dilakukan oleh pihak management perusahaan antara akuntansi komersil dan akuntansi fiskal dapat dilakukan dengan semestinya dan berkesinambungan. PT. Techno Wood Indonesia telah mengikuti ketentuan perpajakan dengan baik yaitu dengan cara menghitung, memotong, dan menyetor pajak tepat waktu agar tidak dikenakan sanksi dan agar tidak dilakukan pemeriksaan, namun penulis menyimpulkan 45

perencanaan pajak yang telah dilakukan PT. Techno Wood Indonesia belum maksimal karena dalam laporan rekonsiliasi laba rugi fiskal ditemukan banyak koreksi positif atas akun biaya komersial yang menyebabkan laba perusahaan bertambah sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah Pajak Penghasilan Badan yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Beberapa analisis biaya yang dikeluarkan oleh PT. Techno Wood Indonesia secara umum periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut; 1. Biaya Angkut. Biaya angkut adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai ongkos angkut barang. 2. Biaya Bongkar Muat. Biaya Bongkar Muat yang dilakukan PT. Techno Wood Indonesia atas kegiatan bongkar muatan yang terjadi pada saat pengiriman atau penerimaan barang. 3. Biaya Gaji dan tunjangan PPh 21. PT. Techno Wood Indonesia mengeluarkan biaya gaji yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan golongan atau jabatan masing-masing karyawan, dalam gaji yang diberikan PT. Techno Wood Indonesia kepada karyawannya terdapat beberapa unsur, diantaranya yaitu berupa tunjangan jabatan, Tunjangan Over Time, Tunjangan Jaminan Hari Tua, Bonus dan Tunjangan Hari Raya, serta Asuransi JAMSOSTEK. 4. Biaya Perlengkapan Kantor dan Alat Tulis Kantor (ATK). Biaya tersebut dikeluarkan perusahaan untuk membeli perlengkapan kantor dan alat-alat tulis untuk keperluan kantor. 46

5. Repair and Maintenance. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai biaya perbaikan dan biaya perawatan kendaraan, gedung, dan peralatan kantor yang rusak. Untuk biaya tersebut, perusahaan menggunakan jasa dari pihak lain. 6. Biaya Perjalanan Dinas. Biaya perjalanan yang dilakukan untuk kegiatan operasional perusahaan. Perjalanan Dinas biasanya dilakukan oleh direktur yang ingin memperkenalkan perusahaan diluarkota. 7. Biaya Training. Dalam rangka peningkatan mutu karyawannya maka perusahaan mengeluarkan biaya untuk pendidikan dan pelatihannya bagi para kjaryawannya. 8. Asuransi JAMSOSTEK. Program Jamsostek yang dipergunakan oleh PT. TWI berupa Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Jaminan Kematian yang diberikan kepada karyawan yang telah bekerja selama satu tahun terhitung sejak karyawan tersebut mulai bekerja. 9. Biaya Sewa. Biaya sewa yang dibebankan oleh perusahaan untuk melakukan sewa-menyewa dengan yang lainnya. 10. Biaya Entertaintment. Biaya entertaint berupa biaya yang digunakan berupa jamuan tamu yang digunakan untuk menjamu kolega-kolega bisnis perusahaan. 11. Beban Telephone. 47

Biaya telephone yang dapat di bebankan oleh perusahaan merupakan biaya yang digunakan atas telephone kantor ataupun sebesar 50% untuk pembelian pulsa telepon genggam. 12. Beban pengiriman surat Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai pengeluaran atas pengiriman surat ataupun dokumen. 13. Beban Depresiasi. Beban depresiasi adalah beban yang dikeluarkan atas biaya penyusutan yang dialami oleh perusahaan. 14. Beban Bank Charge Yaitu biaya administrasi bank yang dibebankan kepada perusahaan pada saat terjadinya transaksi pada bank. 15. Donasi. Biaya yang dibebankan kepada perusahaan atas sumbangan yang diberikan oleh perusahaan. Sumbangan yang diperbolehkan adalah berupa sumbangan atas bencana alam nasional dan kepada Badan Amil Zakat. 16. Biaya Keamanan. Biaya yang dikeluarkan perusahaan kepada RT/RW setempat untuk tujuan menjaga keamanan lokasi perusahaan. 17. Biaya Professional. Biaya yang dikeluarkan perusahaan atas jasa professional yang diberikan oleh pihak ketiga untuk membantu perusahaan di bidang jasa perbaikan, jasa konsultan, serta jasa Auditor yang dibutuhkan oleh perusahaan. 48

18. Biaya Surat dan Izin untuk mengurus semua hal yang berkaitan dengan perizinan usaha perusahaan dan biasanya diurus oleh pihak ketiga, seperti notaris dan sebagainya. 19. Biaya Lain-Lain Di dalam biaya lain-lain, terdapat beberapa transaksi berupa pembelian Seragam. Baju seragam yang diberikan oleh perusahaan dikeluarkan dengan tujuan keseragaman dalam lingkungan kerja. Biaya Listrik, Air, dan Internet dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai pemakaian listrik, Air, dam Internet yang digunakan oleh perusahaan. 49

IV.4 Laporan Rekonsiliasi fiskal pada Laporan Laba/Rugi IV.4.1 Perbandingan Laporan Komersial dengan Laporan Fiskal PT. Techno Wood Indonesia Rekonsiliasi Fiskal (USD) 31 Desember 2008 Akun Laporan Komersial Koreksi Perusahaan Laporan Fiskal Koreksi Penulis Laporan Fiskal Sales Cost of Goods Sold Sales Amount 10.361.138,48 10.361.138,48 10.361.138,48 Return & Discount (10.500,00) (10.500,00) (10.500,00) Total Sales Amount 10.350.638,48 10.350.638,48 10.350.638,48 B/B Finished Goods Stock 218.155,43 218.155,43 218.155,43 Cost of Goods Manufactured 8.737.665,91 8.737.665,91 8.737.665,91 F.G. Purchase Amount 0,00 0,00 0,00 Transfer from another account 0,00 0,00 0,00 Total 8.955.821,34 8.955.821,34 8.955.821,34 Transfer to another account 0,00 0,00 0,00 E/B Finished Goods Stock 169.641,52 169.641,52 169.641,52 Total Cost of Good Sold 8.786.179,82 8.786.179,82 8.786.179,82 Gross Profit on Sales 1.564.458,66 1.564.458,66 1.564.458,66 Freight 202.385,68 20.440,00 181.945,68 181.945,68 Handling Charge 54.418,99 3.009,54 51.409,45 51.409,45 Labor 166.938,87 166.938,87 166.938,87 Stationary 5.508,39 5.508,39 854,39 4.654,00 Repair & Maintenance 9.498,74 9.498,74 347,58 9.151,16 Travel 33.133,43 17.602,00 15.531,43 15.531,43 Training 0,00 0,00 0,00 Insurance 7.788,91 7.788,91 7.788,91 Rental 13.860,00 13.860,00 13.860,00 Entertainment 2.578,05 2.578,05 2.448,92 129,13 Telephone 14.100,05 14.100,05 1.155,80 12.944,26 Postage & Mail 2.584,36 2.584,36 2.584,36 Depreciation 21.340,99 2.263,29 19.077,70 19.077,70 Bank Charge 7.219,20 7.219,20 7.219,20 Donation 515,04 515,04 460,60 54,44 Security 6.882,78 6.882,78 6.882,78 Communication 1.886,83 1.886,83 1.886,83 Professional 17.367,58 17.367,58 17.367,58 Legal 6.512,97 6.512,97 6.512,97 Miscellaneous 21.554,29 3.419,81 18.134,48 18.134,48 0,00 Sales General Administrative Exp. 596.075,15 549.340,51 525.938,75 Operating Profit 968.383,51 1.015.118,15 1.038.519,92 Non-operating Profit Interest Received 23.499,14 23.499,14 0,00 0,00 Gain on Forex 221.640,49 221.640,49 221.640,49 Other Income 59.723,52 59.723,52 59.723,52 Nonoperat ing Profit & Loss Total non- operating Profit 304.863,15 281.364,01 281.364,01 Non-operating Loss 0,00 Interest Expenses 9.981,22 9.981,22 9.981,22 Loss on Forex 442.833,73 442.833,73 442.833,73 Other Loss 117.364,10 117.364,10 117.364,10 Total non-operating Loss 570.179,05 570.179,05 570.179,05 Income Before tax 703.067,61 726.303,11 749.704,88 Income Before tax(idr) 7.777.755.742 8.034.800.785 8.293.685.150 PPh Tahun 2008 2.315.826.723 2.392.940.235 2.470.605.545 Income After Tax 5.461.929.020 5.641.860.549 5.823.079.605 Income After Tax (USD) 493.729,23 509.994,08 526.375,31 50

Keterangan Perhitungan Pajak Terhutang PT. Techno Wood Indonesia Periode 2008 Sebelum Tax Planning Setelah Tax Planning Laba Sebelum Pajak Laba Sebelum Pajak (IDR) 726.303,11 8.034.800.785 749.704,88 8.293.685.150 Pembulatan 8.034.800.000 8.293.685.000 PPh Badan 10% x Rp. 50.000.000 5.000.000 5.000.000 15% x Rp. 50.000.000 7.500.000 7.500.000 30% x Rp 7.934.800.000 2.380.440.000 30% x Rp 8.193.685.000 2.458.105.500 Total Pajak Terhutang Total Pajak Terhutang (USD) Angsuran PPh Angsuran PPh (USD) 2.392.940.000 216.309 199.411.667 18.025,75 2.470.605.500 223.329,55 205.883.792 18.610,80 51

PT. Techno Wood Indonesia Rekonsiliasi Fiskal (USD) 31 Desember 2009 Akun Laporan Komersial Koreksi Perusahaan Laporan Fiskal Koreksi Penulis Laporan Fiskal Sales Cost of Goods Sold Sales Amount 8.502.277,45 8.502.277,45 8.502.277,45 Return & Discount 0,00 0,00 0,00 Total Sales Amount 8.502.277,45 8.502.277,45 8.502.277,45 B/B Finished Goods Stock 169.641,52 169.641,52 169.641,52 Cost of Goods Manufactured 7.469.467,08 7.469.467,08 7.469.467,08 F.G. Purchase Amount 0,00 0,00 0,00 Transfer from another account 0,00 0,00 0,00 Total 7.639.108,60 7.639.108,60 7.639.108,60 Transfer to another account 0,00 0,00 0,00 E/B Finished Goods Stock 71.400,39 71.400,39 71.400,39 Total Cost of Good Sold 7.567.708,21 7.567.708,21 7.567.708,21 Gross Profit on Sales 934.569,24 934.569,24 934.569,24 Freight 114.675,99 31.320,05 83.355,94 83.355,94 Handling Charge 37.956,17 37.956,17 37.956,17 Labor 206.230,60 (36.317,13) 242.547,73 3.029,73 239.518,00 Stationary 4.264,73 1.020,23 3.244,50 3.244,50 Repair & Maintenance 10.759,54 10.759,54 22,13 10.737,41 Travel 29.479,56 29.479,56 29.479,56 Training 435,26 435,26 435,26 Insurance 6.771,73 6.771,73 6.771,73 Rental 24.925,32 24.925,32 21.465,00 3.460,32 Entertainment 3.931,86 3.931,86 2.342,79 1.589,07 Telephone 10.387,03 10.387,03 1.214,70 9.172,33 Postage & Mail 2.278,50 755,42 1.523,08 1.523,08 Depreciation 21.733,24 1.996,26 19.736,98 19.736,98 Bank Charge 6.152,84 6.152,84 6.152,84 Donation 1.420,24 1.420,24 799,56 620,68 Security 7.757,32 7.757,32 7.757,32 Communication 21.785,67 21.785,67 21.785,67 Professional 79.217,14 26.608,78 52.608,36 52.608,36 Legal 6.818,42 6.818,42 6.818,42 Miscellaneous 15.482,53 3.933,10 11.549,43 11.549,43 0,00 Recognition of Deferred Cost 0,00 53.036,12 (53.036,12) (53.036,12) Sales General Adm. Exp. 612.463,69 530.110,86 489.687,52 Operating Profit 322.105,55 404.458,38 444.881,72 Nonoperat ing Profit & Loss Non-operating Profit Interest Received 252,87 252,87 252,87 Gain on Forex 359.206,93 359.206,93 359.206,93 Other Income 104.517,88 104.517,88 104.517,88 Total non- operating Profit 463.977,68 463.977,68 463.977,68 Non-operating Loss Interest Expenses 25.018,11 25.018,11 25.018,11 Loss on Forex 266.271,51 266.271,51 266.271,51 Other Loss 16.891,96 16.891,96 16.891,96 Total non-operating Loss 308.181,58 308.181,58 308.181,58 Income Before tax 477.901,65 560.254,48 600.677,82 Income Before tax (IDR) 4.541.021.478 5.323.538.069 5.707.640.646 PPh Tahun 2009 1.271.486.014 1.490.590.659 1.598.139.381 Income After Tax 3.269.535.464 3.832.947.410 4.109.501.265 Income After Tax (USD) 344.089,20 403.383,23 432.488,03 52

Perhitungan Pajak Terhutang PT. Techno Wood Indonesia Periode 2009 Keterangan Sebelum Tax Planning Setelah Tax Planning Laba Sebelum Pajak Rp 5.323.538.069 Rp 5.707.640.646 Pembulatan Rp 5.323.538.000 Rp 5.707.640.000 PPh Badan 28% x Rp. 5, 323, 538,000 Rp 1.490.590.640 28% x Rp. 5,707,640,000 Rp 1.598.139.200 Total Pajak Terhutang Rp 1.490.590.640 Rp 1.598.139.200 Angsuran PPh Rp 124.215.887 Rp 133.178.267 53

PT. Techno Wood Indonesia Rekonsiliasi Fiskal (USD) 31 Desember 2010 Sales Cost of Goods Sold Akun Laporan Komersial Koreksi Perusahaan Laporan Fiskal Koeksi Penulis Laporan Fiskal Sales Amount 8.742.558,71 8.742.558,71 8.742.558,71 Return & Discount 0,00 0,00 0,00 Total Sales Amount 8.742.558,71 8.742.558,71 8.742.558,71 B/B Finished Goods Stock 71.400,39 71.400,39 71.400,39 Cost of Goods Manufactured 7.846.493,84 7.846.493,84 7.846.493,84 F.G. Purchase Amount 0,00 0,00 0,00 Transfer from another account 0,00 0,00 0,00 Total 7.917.894,23 7.917.894,23 7.917.894,23 Transfer to another account 1.353,43 1.353,43 1.353,43 E/B Finished Goods Stock 39.250,60 39.250,60 39.250,60 Total Cost of Good Sold 7.877.290,20 7.877.290,20 7.877.290,20 Gross Profit on Sales 865.268,51 865.268,51 865.268,51 Freight 114.845,82 11.246,55 103.599,27 103.599,27 Handling Charge 38.887,40 38.887,40 38.887,40 Labor 175.552,76 (56.944,08) 232.496,84 40,41 232.456,43 Stationary 4.358,00 4.358,00 4.358,00 Repair & Maintenance 14.470,94 8.977,40 5.493,54 5.493,54 Travel 40.853,43 17.602,20 23.251,23 23.251,23 Training 72,84 72,84 72,84 Insurance 7.593,27 7.593,27 7.593,27 Rental 21.529,24 21.529,24 21.529,24 Entertainment 3.776,35 3.776,35 2.666,77 1.109,58 Telephone 14.881,57 1.745,00 13.136,57 1.557,18 11.579,40 Postage & Mail 2.648,72 2.648,72 2.648,72 Depreciation 21.058,09 1.996,30 19.061,79 19.061,79 Bank Charge 8.334,44 8.334,44 8.334,44 Donation 2.203,26 2.203,26 0,00 (49,43) 49,43 Security 8.199,22 8.199,22 8.199,22 Communication 1.434,70 1.434,70 1.434,70 Professional 17.895,31 5.211,05 12.684,26 12.684,26 Legal 8.057,85 8.057,85 8.057,85 Miscellaneous 22.015,23 22.015,23 22.015,23 0,00 Recognition of Deferred Cost 0,00 34.309,61 (34.309,61) (34.309,61) Sales General Administrative Exp. 528.668,44 502.321,15 476.091,00 Operating Profit 336.600,07 362.947,36 389.177,52 Nonoperating Profit & Loss Non-op.Profit Interest Received 445,26 445,26 0,00 0,00 Gain on Forex 38.439,88 38.439,88 38.439,88 Other Income 115.947,38 115.947,38 115.947,38 Total non- op. Profit 154.832,52 154.387,26 154.387,26 Non-operating Loss 0,00 0,00 Interest Expenses 9.029,35 9.029,35 9.029,35 Loss on Forex 31.879,96 31.879,96 31.879,96 Other Loss 9.743,26 9.743,26 9.743,26 Total non-op. Loss 50.652,57 50.652,57 50.652,57 Income Before tax 440.780,02 466.682,05 492.912,21 Income Before tax (IDR) 3.986.414.501 4.220.672.460 4.457.897.982 PPh Tahun 2010 996.603.625 1.055.168.115 1.114.474.496 Income After tax Income After tax (USD) 2.989.810.876 330.585,02 3.165.504.345 350.011,54 3.343.423.487 369.684,15 54

Perhitungan Pajak Terhutang PT. Techno Wood Indonesia Periode 2010 Keterangan Sebelum Tax Planning Setelah Tax Planning Laba Sebelum Pajak Rp 4.220.672.460 Rp 4.457.897.982 Pembulatan Rp 4.220.672.000 Rp 4.457.897.000 PPh Badan 25% x Rp. 5, 323, 538,000 Rp 1.055.168.000 25% x Rp. 5,707,640,000 Rp 1.114.474.250 Total Pajak Terhutang Rp 1.055.168.000 Rp 1.114.474.250 Angsuran PPh Rp 87.930.667 Rp 92.872.854 55

Beberapa koreksi yang dilakukan oleh penulis didapat dari: 1. Perusahaan harus melakukan koreksi fiscal positif terhadap biaya entertainment yang dilakukan oleh perusahaan. Biaya entertaint tersebut memiliki bukti-bukti terkait mengenai biaya tersebut. Namun perusahaan tidak membuat daftar nominatif terhadap biaya entertaintment. Dalam aturan perpajakan yang berlaku, biaya tersebut dianggap merupakan biaya fiktif yang dibuat oleh perusahaan. Hal ini diatur dalam SE-27/PJ.22/1986. Yaitu biaya entertainment, representasi, jamuan tamu dan sejenisnya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek Pajak Penghasilan (PPh) dan tidak terkena PPh final dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, dengan syarat dibuatkan daftar nominatif dan dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh. Dengan demikian, besarnya koreksi yang harus dilakukan perusahaan terhadap biaya entertainment sebesar Rp. 27,091,422,00 untuk tahun 2008, Rp. 22,261,191,00 untuk tahun 2009, dan sebesar Rp. 24,118,268,00 untuk tahun 2010. Dari jumlah nominal tersebut, terdapat biaya kartu kredit, hal tersebut dikarenakan PT. Techno Wood Indonesia menanggung biaya kartu kredit untuk kepentingan para pemegang saham. Hal ini sesuai dengan Undang-undang no. 17 tahun 2000 pada pasal 9 ayat (1) yaitu biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota tidak dapat digunakan untuk dijadikan biaya pengurang penghasilan bruto perusahaan. 2. PT. Techno Wood Indonesia harus mengkoreksi positif atas biaya telepon yang terdapat di dalam laporan laba/rugi karena terdapat beberapa transaksi pembayaran telepon yang bukan merupakan biaya telepon kantor, melainkan 56

berupa biaya telepon genggam. Biaya ini tidak termasuk dalam biaya yang diperbolehkan untuk ditanggung perusahaan secara penuh. Besarnya koreksi yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pada tahun 2008, Rp. 25,572,306.16 X 50% = Rp. 12,786,153 Pada tahun 2009, Rp. 23,084,158 X 50% = Rp. 11,542,079 Dan pada tahun 2010, Rp. 28,166,271,84 X 50% = Rp. 14,083,135,92 3. Penulis melakukan koreksi positif atas biaya donasi atau sumbangan yang dilakukan oleh PT. Techno Wood Indonesia sebesar Rp. 5,095,433,56 untuk periode tahun 2008, dan sebesar Rp. 7,597,419,12 untuk periode tahu 2009. Penulis melakukan koreksi pada tahun 2008 dan tahun 2009 dikarenakan biaya donasi atau sumbangan yang dilakukan perusahaan adalah merupakan biaya yang dikeluarkan bukan untuk sumbangan kepada bendaharawan negara. Sehingga dilakukan koreksi positif untuk tahun 2008-2009. Sedangkan pada periode tahun 2010 penulis melakukan koreksi negatif karena pada tahun 2010 terdapat sumbangan kepada bendaharawan negara sebesar Rp. 447,045 4. Pada tahun 2009 terdapat koreksi positif terhadap biaya stationary, ini dikarenakan sebesar Rp. 8,854,394 tidak memiliki daftar nominatif pada perusahaan, sehingga penulis melakukan koreksi positif terhadap biaya stationary. Dan pada tahun yang sama terjadi kesalahan penghitungan pada laporan keuangan sebesar Rp. 597,380 sehingga penulis melakukan koreksi positif pada periode tahun 2008. 57

5. Pada biaya angkut yang dilakukan oleh PT. Techno Wood Indonesia, penulis melakukan koreksi positif sebesar Rp. 194,301,180 pada tahun 2009. Koreksi positif ini dilakukan penulis karena tidak terdapatnya bukti-bukti transaksi yang dilakukan untuk biaya angkut serta tidak adanya daftar nominatif yang dibuat oleh PT. Techno Wood Indonesia. 6. Dilakukan koreksi fiscal positif terhadap biaya Repair and Maintenance yang dilakukan PT. Techno Wood Indonesia pada tahun 2008 sebesar Rp. 3,845,138, dan sebesar Rp. 210,279 pada tahun 2009 dikarenakan penulis tidak menemukan bukti nominatif pada PT. Techno Wood Indonesia. Sehingga, penulis melakukan koreksi positif atas transaksi yang dilakukan PT. Techno Wood Indonesia. 7. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai biaya gaji karyawan dikoreksi positif oleh penulis karena terdapat kesalahan penghitungan pada general ledger untuk menghitung biaya gaji pada periode tahun 2010 sebesar Rp. 365,468 8. PT. Techno Wood Indonesia pada periode tahun 2008 sampai periode 2010 mencatat beban lain-lain, atas beban tersebut tidak memiliki daftar nominatifnya, sehingga beban lain-lain harus dilakukan koreksi positif sebesar Rp. 200,614,498 untuk periode tahun 2008, Rp. 109,742,684 untuk periode tahun 2009, serta Rp. 199,105,740 untuk periode tahun 2010. 58