Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

ABSTRAK. Petrus Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat menghasilkan karyawan yang berkompeten. Kepemimpinan merupakan unsur yang paling penting di dalam sebuah

JURNAL KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB II LANDASAN TEORI

APA ITU PENGINTEGRASIAN?

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

B A B I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi publik yang

PENGINTEGRASIAN D O S E N : R O S W A T Y, S E., M. S I

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... iv. Daftar Lampiran... iv

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

Adrianus Oyok Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. nuansa pariwisata. Keberadaan hotel sebagai salah satu fasilitas di kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMUNIKASI ORGANISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni untuk menerapkan fungsifungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 SEMANGAT DAN KEGAIRAHAN KERJA KARYAWAN PADA SUPERMARKET KAISAR CABANG SIANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetesnsi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 381

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT FINNANTARA INTIGA DI SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. seseorang pada waktu berusaha mempengaruhi aktivitas orang lain. Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Semangat Kerja. Mathis (2002) mengatakan masalah semangat kerja di dalam suatu

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2016 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA CREDIT UNION KELING KUMANG HEAD OFFICE BERDASARKAN KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT

ABSTRAKSI. Pendahuluan

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

Stephan Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan. Kepemimpinan merupakan bagian penting dalam manajemen. Para

Hubungan Pengembangan Karir Dan Pemberian Insentif Terhadap Loyalitas Kinerja Guru

PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA SESI: VI HR INTEGRATION. Hubungan antar manusia Teori-teori Motivasi Teori Kepemimpinan KKB dan Collective Bargaining

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTIF, SUPORTIF, DAN ORIENTASI PRESTASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

BAB II LANDASAN TEORI. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 KINERJA PERUSAHAAN DAN PERSPEKTIF PELANGGAN BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PT TRINDO DAYA PERKASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keadaan karyawan. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia yang semakin maju dan moderen saat ini

KUESIONER PERSEPSI TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN ATASAN

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang dilakukan oleh Arafah (2007) dengan judul Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. ORGANIK AGRO SYSTEM (OASIS) BANDAR LAMPUNG. Oleh Rina Milyati Yuniastuti.

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PD RAJAWALI SAKTI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT. JAYA MAKMUR GEMILANG MANDIRI DI SAMARINDA

BAB I. Pendahuluan. Pada jaman yang semakin maju ini, globalisasi dan persaingan yang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 PERANAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT GALA PRIMA JAYA DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang hendak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

Gaya Kepemimpinan IKA RUHANA

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sarana yang paling penting bagi setiap manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting saat ini bahkan dimasa yang akan datang, karena perusahaan tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEBIJAKAN KOMPENSASI PADA PT SUMBERINDO SUKSES SARANA DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing berusaha membenahi perusahaannya dalam segala aspek mulai

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. kedudukan sumberdaya manusia dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Roswaty,SE.MSi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

BAB I PENDAHULUAN. tujuan bersama (Robbins: 2008). Namun dalam proses

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Proyek Konstruksi

Transkripsi:

GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK Andi Julio Email:andi_julio0909@yahoo.com Program StudiManajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Setiap perusahaan memiliki tujuan dan sasaran. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan tentu ada kaitannya dengan bagaimana cara seorang pemimpin dalam memimpin perusahaannya. Tujuan dari penelitian ini adalahuntukmengetahuigayakepemimpinansepertiapa yang diterapkanoleh Hotel Garuda di Pontianak. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Sampel yang digunakan adalah seluruh dari populasi yang berjumlah 104 orang. Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan skala likert dan rentang nilai. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Pimpinan Hotel Garuda di Pontianak menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif. Hasil ini di dapat dari kesimpulan yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif mendapatkan skor tertinggi 3,84 berdasarkan kuesioner yang dibagikan. Saran penulis adalah perusahaan perlu terus ciptakan kerjasama yang serasi, namun harus tetap mengingat tujuan yang hendak kita capai, meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan, selalu mengajak karyawan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan perusahaan dengan cara yang nyaman dan bersahabat dan seorang pemimpin bergaya partisipatif harus bias membuat karyawan ikut merasa memiliki perusahaan. KATA KUNCI:Gaya kepemimpinan, partisipatif, karyawan, atasan. PENDAHULUAN Setiap perusahaan memiliki tujuan dan sasaran. Semua itu bergantung pada langkah-langkah dan kebijakan masing-masing perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut tentu saja perusahaan memerlukan faktor-faktor produksi secara umum terdiridari 6M: Man, Materials, Methods, Machines, Money, dan Market. Dari keseluruhan factor produksi tersebut, manusia merupakan salah satu factor produksi yang penting karena manusia memiliki akal sehat, perasaan, bahkan tujuan pribadi manusia itu sendiri. Oleh karena itu, seorang pemimpin perusahaan harus mampu mengelola tenaga kerja sebaik-baiknya. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan tentu ada kaitannya dengan bagaimana seorang pemimpin dalam memimpin perusahaannya. Namun kenyataannya banyak kendala yang dihadapi seorang pemimpin dalam mencapai tujuan perusahaannya. Faktor utama yang menjadi kendala adalah adanya bermacam-macam karakter dan kepentingan karyawan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang pemimpin dituntut untuk menjalani fungsi dari kepemimpinanya itu harus bias mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam 832

kegiatan organisasi sehingga kerjasama diantara mereka terjalin dengan baik dan memudahkan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Jika seorang pemimpin dapat menjalankan perannya dengan baik, maka kinerja dari anggota-anggota karyawannya juga pasti akan menjadi baik begitu juga sebaliknya jika seorang pemimpin gagal dalam menjalankan perannya, maka akan muncul dampak negatif yang akan mempengaruhi jalannya kegiatan organisasi bahkan dapat menghambat tercapainya tujuan dari organisasi tersebut. KAJIAN TEORITIS Manusia merupakan salah satu factor penting dalam menjalankan kegiatan organisasi dan mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Peranan sumber daya manusia dalam suatu organisasi harus dapat dibina sebaik mungkin. Kesuksesan dalam mengelola suatu organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Menurut Sutrisno (2012: 3): Sumber daya manusia (SDM) merupakan satusatunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, dan karya (rasio, rasa, dan karsa). Menurut Hasibuan (2011: 10): Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan,dan masyarakat. Menurut Thoha (2007: 8):Manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha-usaha orang lain. Pada hakikatnya kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen. Manajemen merupakan jenis pemikiran khusus dari kepemimpinan di dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Menurut Thoha (2007: 9): Kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Menurut Davis dan Newstrom (2004: 152): Kepemimpinan adalah proses mendorong dan membantu orang lain untuk bekerja dengan antusias mencapai tujuan. Menurut Hasibuan (2011: 13): Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan adalah 833

gaya seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif sesuai dengan perintahnya. Asas asas kepemimpinan adalah bersikap tegas dan rasional, bertindak konsisten dan berlaku adil dan jujur Menurut Sutrisno (2012: 219): Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengelola atau mengatur organisasi secara efektif dan mampu melaksanakan kepemimpinan secara efektif pula. Menurut Tohardi yang dikutip Sutrisno (2012: 222): Gaya kepemimpinan ada sepuluh jenis, salah satu diantaranya yaitu gaya partisipatifyaitu gaya kepemimpinan dimana memberikan kesempatan kepada bawahan untuk itu secara aktif baik mental, spiritual, fisik, maupun materiil dalam kiprahnya di organisasi.: Menurut Davis dan Newstrom (2004: 164) gaya kepemimpinan ada beberapa jenis, yaitu: 1. Pemimpin autokratik Para pemimpin autokratik memusatkan kuasa dan pengambilan kepuasan bagi dirinya sendiri, mereka menata situasi kerja yang rumit bagi para pegawai, yang melakukan apa saja yang diperintahkannya. Pemimpin berwenang penuh dan memikul tanggung jawab sepenuhnya. Kepemimpinan autokratik pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman tetapi kepemimpinan seperti ini dapat pula positif, seperti yang ditunjukkan oleh autokrat yang murah hati (benevolent autocratic) yang cenderung memberikan imbalan kepada para pegawai. Beberapa manfaat kepemimpinan autokratik adalah bahwa gaya ini sering memuaskan pemimpin, memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat, memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten, dan menyediakan rasa aman dan keteraturan bagi para pegawai. Kelemahan gaya ini yang utama adalah bahwa orang-orang tidak menyukainya, terutama apabila mencapai suatu titik yang menimbulkan rasa takut dan keputusasaan. 2. Pemimpin partisipatif Pemimpin partisipatif mendesentralisasikan wewenang. Keputusan partisipatif tidak bersifat sepihak, seperti halnya dengan autokratik, karena keputusan itu timbul dari upaya konsultasi dengan para pengikut dan keikutsertaan mereka. Para pegawai memperoleh informasi dari pemimpin tentang kondisi yang mempengaruhi pekerjaan mereka dan didorong untuk mengungkapkan gagasan dan mengajukan saran. Kecenderungan yang umum adalah ke arah penerapan praktek partisipasi lebih luas karena konsisten dengan model perilaku organisasi yang suportif dan kolegial. Menurut Hasibuan (2011: 170) ada empat gaya kepemimpinan, antara lain: 1. Kepemimpinan otoriter Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya 834

ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. 2. Kepemimpinan partisipatif Kepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. 3. Kepemimpinan delegatif Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan. 4. Kepemimpinan situasional Fokus pendekatan situasional terhadap kepemimpinan terletak pada perilaku yang diobservasi atau perilaku nyata yang terlihat, bukan pada kemampuan atau potensi kepemimpinan yang dibawa sejak lahir. Penekanan pendekatan situasional adalah pada perilaku pemimpin dan anggota atau pengikut dalam kelompok dan situasi yang variatif. Menurut Reksohadiprodjo dan Handoko (2008: 285) teori-teori kepemimpinan ada empat jenis, salah satu diantaranya yaitu: Teori path goal, telah diakui secara luas bahwa teori kepemimpinan dikembangkan dengan mempergunakan kerangka dasar teori motivasi. Ini merupakan pengembangan yang wajar, sebab kepemimpinan itu erat hubungannya dengan motivasi di satu pihak dengan kekuasaan di pihak lain. Teori path-goal ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan (terutama perilaku pemimpin) terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, kuesioner, dan studi dokumentasi. Populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 104 karyawan Hotel Garuda Pontianak. Sampel yang digunakan adalah seluruh karyawan Hotel Garuda Pontianak. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif dengan bantuan skala likert dan rentang skala. 835

PEMBAHASAN Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 Pada bagian ini penulis akan menguraikan hasil penelitianya itu dengan menguraikan hasil tanggapan responden mengenai Gaya Kepemimpinan pada Hotel Garuda Pontianak. Ada beberapa criteria dalam melihat Gaya Kepemimpinan yaitu Otoriter, Partisipatif, Delegatif, dan Situasional. 1. Kepemimpinan otoriter Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. 2. Kepemimpinan partisipatif Kepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. 3. Kepemimpinan delegatif Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan. 4. Kepemimpinan situasional Fokus pendekatan situasional terhadap kepemimpinan terletak pada perilaku yang diobservasi atau perilaku nyata yang terlihat, bukan pada kemampuan atau potensi kepemimpinan yang dibawa sejak lahir. Penekanan pendekatan situasional adalah pada perilaku pemimpin dan anggota atau pengikut dalam kelompok dan situasi yang variatif. 836

TABEL 3.25 REKAPITULASI TANGGAPAN RESPONDEN Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 No Pernyataan Tanggapan Gaya Kepemimpinan Otoriter 1 Pimpinan anda sering kali tidak dapat menerima masukan dari karyawan 3,24 2 Pengambilan keputusan tidak selalu dating dari atasan, selama ini karyawan senantiasa di ikut sertakan 3,39 3 Pegawai hamper tidak pernah dilibatkan dalam pemecahan masalah 3,29 4 Pimpinan anda lebih sering memerintah dari pada membantu bawahannya dalam pekerjaan 3,24 5 Pimpinan anda sangat ketat sehingga sering kali karyawan merasa tertekan 2,67 Rata-rata 3,17 Gaya Kepemimpinan Partisipatif 6 Apabila anda menemui kesulitan dalam pekerjaan, atasan anda akan membantu anda 3,66 7 Atasan anda tidak mau tahu dengan kesulitan yang anda alami dalam pekerjaan 3,19 8 Pimpinan anda sangat senang dengan kerjatim dan selalu dapat menciptakan suasana yang harmonis 3,98 9 Pimpinan anda selalu terlibat dalam aktivitas komunitas 4,59 10 Pimpinan anda sangat menghargai para karyawannya yang berprestasi dan mendorong pegawai untuk menjadi yang 3,79 terbaik Rata-rata 3,84 Gaya Kepemimpinan Delegatif 11 Pimpinan member kebebasan kepada karyawan untuk menentukan sendiri mengenai cara atau teknis pelaksanaan 2,99 kerja yang baik 12 Pimpinan tidak melakukan pengawasan terhadap karyawan dalam bekerja 1,39 13 Pimpinan menyerahkan semua keputusan yang menyangkut pekerjaan kepada karyawan 2,68 14 Pimpinan hanya melakukan komunikasi dengan karyawan untuk hal yang dianggap sangat penting 2,76 15 Pimpinan melimpahkan sepenuhnya tanggung jawab mengenai pekerjaan kepada karyawan 3,72 Rata-rata 2,71 Gaya Kepemimpinan Situasional 16 Pimpinan anda adalah orang yang update terhadap 3,83 perkembangan lingkungan 17 Pimpinan anda tahu bagaimana cara mengatasi masalah 3,89 dalam situasi berbeda 18 Pimpinan anda selalu sigap dalam menanggapi perubahan 4,13 837

19 Pimpinan anda membantu karyawan apabila hal tersebut 3,19 menguntungkan dirinya juga 20 Pimpinan anda dapat mengambil keputusan dengan cepat 4,07 dalam situasi yang berubah-ubah Rata-rata 3,82 Sumber: Hotel Garuda di Pontianak, Data Olahan 2015 PENUTUP Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan kuesioner yang disebarkan, tanggapan responden pada Hotel Garuda di Pontianak mengenai gaya kepemimpinan otoriter menghasilkan nilai rata-rata sebesar 3,17. 2. Berdasarkan kuesioner yang disebarkan, tanggapan responden pada Hotel Garuda di Pontianak mengenai gaya kepemimpinan partisipatif menghasilkan nilai rata-rata sebesar 3,84. 3. Berdasarkan kuesioner yang disebarkan, tanggapanrespondenpada Hotel Garuda di Pontianak mengenai gaya kepemimpinan delegatif menghasilkan nilai rata-rata sebesar 2,71. 4. Berdasarkan kuesioner yang disebarkan, tanggapan responden pada Hotel Garuda di Pontianak mengenai gaya kepemimpinan situasional menghasilkan nilai rata-rata sebesar 3,82. Berdasarkan nilai rata-rata dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden pada Hotel Garuda di Pontianak, gaya kepemimpinan yang diterapkan di Hotel Garuda Pontianak adalah gaya kepemimpinan partisipatif dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,84. Saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Gaya kepemimpinan partisipatif adalah salah satu gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan cara persuasif dengan memperhatikan situasi. Gaya kepemimpinan seperti ini adalah gaya kepemimpinan yang baik, oleh karena itu saran dari penulis agar pemimpin pada Hotel Garuda di Pontianak dapat mempertahankan gaya yang sudah diterapkan ini dengan cara memperhatikan beberapa aspek yaitu: 1. Terus ciptakan kerjasama yang serasi, namun harus tetap mengingat tujuan yang hendak kita capai. 838

2. Meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. 3. Selalu mengajak karyawan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan perusahaan dengan cara yang nyaman dan bersahabat. 4. Seorang pemimpin bergaya partisipatif harus bisa membuat karyawan ikut merasa memiliki perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Davis, Keith dan John W. Newstrom. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga, 2004. Hasibuan, Malayu S.P, H. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011. Reksohadiprodjo, Sukantodan T. Hani Handoko.Organisasi Perusahaan. Yogyakarta: BPFE, 2008. Sutrisno, Edy, H. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. Thoha, Miftah. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007. 839