Lambang Kabupaten Banyuasin

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada arah

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN...I.

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 2 TAHUN 2006

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUASIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

D A F T A R I S I Halaman

BAB III PENYAJIAN DATA

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

UU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999)

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Transkripsi:

Lambang Kabupaten Banyuasin i

PETA ADMINISTRASI KABUPATEN BANYUASIN ii

YAN ANTON FERDIAN, SH Bupati Banyuasin Periode 2013-2018 iii

Ir. S.A Supriono, MM Wakil Bupati Banyuasin Periode 2013-2018 iv

ARTI DAN MAKNA LAMBANG KABUPATEN BANYUASIN 1 Lambang Perisai Bertuliskan Banyuasin Perisai adalah lambang perlindungan sebagai pertahanan, perisai tertuang pada logo, dibagi 6 area melambangkan Kabupaten Banyuasin dilindungi 6 unsur Bagian Pertahanan Negara. 1. AU 2. AL 3. AD 4. Kepolisian 5. Sipil 6. Kabupaten Baru 2 Bintang Melambangkan agamis : meskipun Banyuasin terdiri dari berbagai agama tetapi tetap saling menghargai dan Berketuhanan Yang Maha Esa. 3 Sawit, Minyak, Karet Melambangkan Potensi Sumber Daya Alam yang berpotensi Daerah Banyuasin terdapat Sumber Kekayaan Alam yang patut ditumbuh kembangka dimasa mendatang. 4 Gelombang Biru Melambangkan Kabupaten Banyuasin memiliki potensi Kelautan. 5 Tudung Adat (Tudung Saji) = SK Berdirinya Kabupaten Banyuasin Melambangkan Suatu Badan Adat yang berperan Sebagai Pelindung dan sebagai tempat Musyawarah dan mufakat Warna Merah melambangkan masyarakat Banyuasin berkemauan keras semangat dan tekat untuk membangun atau menyelesaikan permasalahan. 6 5 Rantai Kiri dan Kanan Melambangkan pengikat hubungan masyarakat dan falsafah antara dulang dan tudung saling mengikat tidak terpisahkan sebagai pemersatu masyarakat Banyuasin. Makna Warna Warna Biru : Menghimpun Warna Hijau : Subur Makmur Warna Kuning : Tentram Warna Putih : Suci Pertumbuhan 7 Dulang Melambangkan Wadah Pemersatu dan Kekeluargaan Masyarakat Banyuasin. 8 Tangkai Buah Padi dan Sekuntum Bunga Kapas Melambangkan kesejahteraan bagi masyarakat Banyuasin. 9 9 (Sembilan) Garis Biru Melambangkan di Kabupaten Banyuasin mengalir sungai sebanyak 9 anak sungai. 10 Moto Sedulang Setudung Sedulang Setudung adalah Bahasa Daerah yang melambangkan bahwa Masyarakat Banyuasin dalam membangun Daerah didasari tekad kebersamaan, pita putih melambangkan kesetiaan dan keluhuran. 11 Tulisan Kata Banyuasin Menyatakan Nama Daerah v

VISI BANYUASIN TERDEPAN, BERDAYA SAING DAN MANDIRI vi

MISI 1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah dan kawasan sebagai penunjang pembangunan dan pengembangan ekonomi kerakyatan. 2. Memantapkan iklim investasi yang kondusif dengan menjamin keamanan dan kepastian hukum serta kemudahan lainnya untuk mewujudkan daya saing daerah. 3. Membangun tatanan ekonomi daerah berdasarkan keunggulan kompetitif sektor pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan sektor pertambangan dan energi menuju Banyuasin Sejahtera. 4. Menyediakan akses layanan pendidikan (IPTEK dan IMTAQ) berkualitas dan terjangkau demi mutu sumber daya manusia yang unggul yang di dukung oleh peningkatan sistem layanan kesehatan yang murah, berkualitas dan merata melalui investasi layanan Puskesmas. 5. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih dengan meningkatkan kemampuan Pemerintah Daerah yang Amanah, Profesional dan berwibawa untuk pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. vii

Sambutan BUPATI BANYUASIN Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan Karunia-Nya jugalah akhirnya penyusunan buku Profil Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 telah selesai dilaksanakan. Sejak terbentuknya Kabupaten Banyuasin berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2002 dengan ibu kota Pangkalan Balai, telah membawa kemajuan diberbagai bidang pembangunan berkat kerjasama semua pihak. Berbagai kemajuan pembangunan ini sudah seharusnya kita syukuri dan perlu disebarluaskan melalui berbagai sarana. Terbitnya Buku Profil Daerah Kabupaten Banyuasin ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi sekaligus promosi untuk memperkenalkan Kabupaten Banyuasin lebih luas lagi terutama dikalangan masyarakat dunia usaha. Data dan informasi yang terhimpun dalam buku ini secara garis besar dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok yaitu, kelompok informasi yang berkaitan dengan birokrasi pemerintahan, kelompok pembangunan sumber daya manusia dan sumber daya alam, kelompok informasi sosial kependudukan dan lingkungan hidup serta kelompok data/informasi perekonomian dan infrastruktur. Akhirnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan publikasi ini diucapkan terima kasih, dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Pangkalan Balai, Oktober 2014 BUPATI BANYUASIN, YAN ANTON FERDIAN, SH viii

Kata Pengantar KEPALA BAPPEDA DAN PM KABUPATEN BANYUASIN Atas Ridho dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui BAPPEDA dan PM Kabupaten Banyuasin dapat menyelesaikan penyusunan Buku. Berbagai kebijakan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia telah dan sedang ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin, dan publikasi ini seyogyanya dapat dijadikan media untuk memberikan data dan informasi tentang kondisi terkini hasil-hasil pembangunan di Kabupaten Banyuasin. Penyusunan Buku Profil ini sudah tentu akan terus mengalami perbaikan, baik yang terkait dengan cakupan informasi maupun akurasi informasi. Oleh karenanya sangat diharapkan adanya kritik maupun masukan lainnya yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini kami mengucapkan terima kasih, dan semoga bermanfaat adanya. Pangkalan Balai, Oktober 2014 KEPALA BADAN, Ir. H. ALI IMRON BAMIN, M.Si NIP. 19561128 198303 1 004 ix

DAFTAR ISI Lambang Kabupaten Banyuasin... Peta Administrasi Kabupaten Banyuasin... Foto Bupati... Foto Wakil Bupati... Arti dan Lambang Kabupaten Banyuasin... Visi Kabupaten Banyuasin... Misi Kabupaten Banyuasin... Sambutan Bupati Banyuasin... Kata Pengantar Kepala BAPPEDA dan LITBANG Kabupaten Banyuasin... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iii iv v vi vii viii ix x xiii xviii BAB I SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM 1 Sejarah Pembentukan Kabupaten Banyuasin...... 1 Letak Geografis..... 3 Topografi Wilayah... 4 Iklim... 5 BAB II PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 7 Penduduk Menurut Kelompok Umur... 11 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan.... 13 Ketenagakerjaan... 14 Penduduk Miskin..... 15 Etnis... 16 x

BAB III PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN 17 Organisasi Pemerintahan... 17 Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan... 21 Politik dan Keamanan...... 26 Pelayanan Perizinan Terpadu... 29 Kartu Tanda Penduduk... 31 Kerjasama Antar Pemerintah Daerah... 33 Good Governance... 37 BAB IV PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH 39 Perekonomian dan Keuangan Daerah... 39 Pertumbuhan Ekonomi..... 39 Struktur Ekonomi... 42 Pendapatan Perkapita..... 44 APBD dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).... 45 Koperasi, Usaha Kecil, Industri dan Perdagangan...... 47 BAB V POTENSI DAERAH 51 Pertanian... 52 Peternakan... 55 Perkebunan... 57 Perikanan dan Kelautan.... 59 Pertambangan....... 60 Pariwisata..... 61 xi

BAB VI INFRASTRUKTUR WILAYAH 64 Tranportasi Darat... 64 Tranportasi Sungai.. 68 Listrik dan Telekomukasi 71 Air Minum dan Sanitasi. 76 BAB VII SOSIAL BUDAYA 80 Pendidikan.. 80 Kesehatan..... 88 xii

DAFTAR TABEL 1.1 Luas Wilayah Kabupaten Banyuasin Dirinci Per Kecamatan. 3 1.2 Jarak Ibukota Kabupaten ke Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten 5 Banyuasin... 2.1 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Luas dan Kepadatan Menurut 8 Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013... 2.2 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2013... 10 2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2013... 12 2.4 Jumlah Penduduk dan Ijazah Tertinggi yang dimiliki di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013....... 13 3.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2013... 21 3.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Banyuasin Menurut Pendidikan Formal dan Jenis Kelamin, 2013... 23 3.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan dan Jenis Kelamin... 25 3.4 Jumlah Sekdes PNS per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan dan Jenis Kelamin... 25 3.5 Daftar Parpol dan Jumlah Kursi di DPRD Kabupaten Banyuasin Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2009... 27 xiii

3.6 Jumlah Perizinan yang Diterbitkan oleh BPT Kabupaten Banyuasin Tahun 2012-2013... 30 3.7 Jumlah Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang Ditrerbitkan Berdasarkan Jenis Bangunan oleh BPT Kabupaten Banyuasin Tahun 2012-2013... 30 3.8 Jumlah Penduduk Wajib Kartu Tanda Penduduk (KTP), Pemilik KTP Per Jiwa, dan Pemilik Kartu Keluarga (KK) Menurut Kecamatan Di Kabupaten Banyuasin, 2013... 32 4.1 Perkembangan PDRB Kabupaten Banyuasin Dari Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah)... 40 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuasin Menurut Sektor (Atas Dasar Harga Konstan 2000)... 41 4.3 Struktur Ekonomi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010-2013... 43 4.4 Pendapatan Perkapita Kabupaten Banyuasin Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013... 45 4.5 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun 2010-2013 Serta Perbandingannya Dengan APBD... 46 4.6 Perkembangan Jumlah Kpoeras dan UMKM di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010-2013... 48 4.7 Perkembangan Jumlah Pasar, Industri Kecil, Menengah dan Besar di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010-2013... 50 xiv

5.1 Produktifitas Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Banyuasin. 54 5.2 Produktifitas Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Banyuasin. 54 5.3 Perkembangan Populasi Ternak dan Unggas di Kabupaten Banyuasin... 56 5.4 Produktifitas Perkebunan di Kabupaten Banyuasin... 58 5.5 Perkembangan Produksi Perikanan di Kabupaten Banyuasin (dalam Ton)... 59 6.1 Perkembangan Jalan Kabupaten Banyuasin Tahun 2009-2013 (dalam Km)... 65 6.2 Jumlah Unit Jembatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2009-2013 (dalam unit)... 67 6.3 Panjang Jembatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2009-2013 (dalam meter)... 67 6.4 Perkembangan Sarana dan Prasarana Perhubungan Sungai Kabupaten Banyuasin... 69 6.5 Jumlah Sarana Angkutan Sungai Menurut Jenisnya di Kabupaten Banyuasin Tahun 2009-2013... 70 6.6 Jumlah Desa/Kelurahan yang Telah Dialiri Listrik di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013... 73 6.7 Jumlah Desa/Kelurahan yang Telah Terjangkau Layanan Internet Statis di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013... 75 xv

6.8 Jumlah Kepala Keluarga (KK) Yang Mendapat Akses Air Bersih... 78 6.9 Data Pelanggan PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013... 78 6.10 Data Kapasitas Instalasi Pengelola Air PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013... 78 6.11 Data Jumlah Instalasi Pengelola Air PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013... 79 6.12 Data Cakupan Air Bersih Dalam Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013... 79 6.13 Kecamatan di Kabupaten Banyuasin yang Telah Dialiri Ari Bersih PDAM Tahun 2013... 79 7.1 Jumlah Sarana Pendidikan Formal di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013... 83 7.2 Jumlah Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren di Kabupaten Banyuasin... 84 7.3 Total Jumlah Guru PNS di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang Dan Jenis Kelamin Tahun 2009-2013... 84 7.4 Total Jumlah Guru PNS Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Tahun Sampai Dengan 2013.. 85 xvi

7.5 Total Jumlah Guru PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Sampai Dengan Tahun 2013... 85 7.6 Total Jumlah Guru PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Tahun 2009-2013... 86 7.7 Jumlah Guru Non PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Jenis Kelamin 2009 Sampai Dengan 2013... 87 7.8 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Bersalin, Poliklinik dan Polindes di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013... 89 7.9 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013... 91 7.10 Usia Harapan Hidup Kabupaten Banyuasin Tahun 2009-2013... 93 xvii

DAFTAR GAMBAR 1.1 Peta Kabupaten Banyuasin Di Sumatera Selatan... 6 1.2 Luas Wilayah Kabupaten Banyuasin Dirinci Per Kecamatan... 4 1.3 Topografi Kabupaten Banyuasin... 4 2.1 Piramida Penduduk Tahun 2013... 12 2.2 Pie Gambar Pekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013... 14 4.1 Grafik PDRB Kabupaten Banyuasin Tahun 2010-2013 (Atas Dasar Harga Konstan 2000)...... 41 4.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 Menurut Sektor... 43 xviii

SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Sejarah Pembentukan Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan daerah otonomi baru hasil pemekaran dari Kabupaten induk Musi Banyuasin yang dasar hukum pembentukannya adalah Undang-Undang No. 6 Tahun 2002 yang diresmikan tanggal 2 Juli 2002 oleh Menteri Dalam Negeri an. Presiden Republik Indonesia dengan Ibukota Pangkalan Balai melalui Keputusan Mendagri Nomor : 131.26.255 Tahun 2002, dengan luas wilayah 11.832,99 km² atau 12,18 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Pada saat terbentuknya Kabupaten Banyuasin ini terdiri dari 11 Kecamatan yang terbagi atas 241 Desa dan 8 Kelurahan. Sejalan dengan berlakunya Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Peraturan Daerah No.28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Tahun 2012-2032, luas Kabupaten Banyuasin termasuk perairan dan (pulau kecil) menjadi 13.754,00 km² atau bertambah sekitar 16% dari luas awal yang terdiri dari daratan seluas 11.832,99 km² dan lautan/perairan seluas 192.10 km². 1

SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Sejalan dengan kemajuan pembangunan dan tuntutan pertumbuhan, penduduk Kabupaten Banyuasin terus mengalami perkembangannya termasuk perkembangan wilayah administrasi Kecamatan, Desa/Kelurahan. Kondisi terakhir jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan mengalami penambahan menjadi 19 Kecamatan, 16 Kelurahan dan 288 Desa. Disamping itu Kabupaten Banyuasin memiliki panjang pantai sekitar 275 km yang membentang dari perbatasan Provinsi Jambi hingga perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berhadapan dengan Selat Bangka. Kabupaten Banyuasin juga berbatasan langsung dengan Kota Palembang yang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Selatan sehingga Kabupaten Banyuasin menjadi daerah penyanggah bagi perkembangan Kota Palembang dan daerah sekitarnya. Wilayah Perairan laut Kabupaten Banyuasin merupakan jalur transportasi yang strategis karena merupakan pintu gerbang penghubung lalu lintas laut Provinsi Sumatera Selatan dengan Pulau Bangka dan merupakan bagian dari alur pelayaran kapal nasional dan internasional dari negara-negara Asia Tenggara, sehingga dari sisi geografis daerah ini sangat potensial untuk berkembang. 2

SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Letak Geografis Kabupaten Banyuasin secara geografis memiliki letak yang strategis, yaitu terletak dijalur lintas Sumatera yang menghubungkan lalu lintas berbagai Kabupaten/Kota dalam Provinsi Sumatera Selatan maupun antar Provinsi yang ada di Pulau Sumatera. Secara administratif Kabupaten Banyuasin mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi dan Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pampangan dan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kota Palembang, Kecamatan Sungai Rotan dan Talang Ubi Kabupaten Muara Enim. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin. Tabel 1.1. Luas Wilayah Kabupaten Banyuasin Dirinci Per Kecamatan NO KECAMATAN JUMLAH KELURAHAN JUMLAH DESA LUAS KECAMATAN Km % 1 Rantau Bayur - 21 556,91 4,70 2 Betung 2 9 354,41 2,99 3 Suak Tape - 11 312,70 2,64 4 Pulau Rimau - 29 888,64 7,50 5 Tungkal Ilir - 14 648,14 5,47 6 Banyuasin III 5 21 294,20 2,48 7 Sembawa - 11 196,14 1,65 8 Talang Kelapa 6 6 439,43 3,71 9 Tanjung Lago - 15 802,42 6,78 10 Banyuasin I 2 11 186,69 1,57 11 Air Kumbang - 16 328,56 2,77 12 Rambutan - 19 450,04 3,80 13 Muara Padang - 15 917,60 7,75 14 Muara Sugihan - 22 696,40 5,88 15 Makarti Jaya 1 11 300,28 2,53 16 Air Saleh - 14 311,57 2,63 17 Banyuasin II - 17 3.632,40 30,69 18 Muara Telang - 16 341,57 2,88 19 Sumber Marga Telang - 10 174,89 1,47 JUMLAH 16 288 11.832,99 100 Sumber : Bagian Pemerintahan Umum, Sekretariat Daerah 3

SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Gambar 1.2. Luas Wilayah Kabupaten Banyuasin Dirinci Per Kecamatan 3.632,40 311.57 300.28 696.4 917.6 450.04 328.56 186.69 341.57 174.89 802.42 556.91 439.43 354.41 312.7 888.64 648.14 294.2 196.14 Rantau Bayur Betung Suak Tape Pulau Rimau Tungkal Ilir Banyuasin III Sembawa Talang Kelapa Tanjung Lago Banyuasin I Air Kumbang Rambutan Muara Padang Muara Sugihan Makarti Jaya Air Saleh Banyuasin II Muara Telang Sumber Marga Telang Topografi Wilayah Kondisi topografi Kabupaten Banyuasin didominasi oleh daerah yang relatif datar atau sedikit bergelombang, yaitu terdiri dari 80% luas dataran rendah basah berupa pesisir pantai, rawa pasang surut dan lebak serta 20% luasan merupakan dataran berombak sampai bergelombang dengan kisaran ketinggian 0 60 meter di atas permukaan laut. Gambar 1.3. Topografi Kabupaten Banyuasin Jarak Kota Pangkalan Balai selaku Ibu Kota Kabupaten Banyuasin dengan Ibu Kota 19 (sembilan belas) Kecamatan di Kabupaten Banyuasin, dapat dilihat pada tabel berikut : 4

SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Tabel 1.2 Jarak Ibukota Kabupaten ke Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Banyuasin NO KECAMATAN IBUKOTA KECAMATAN JARAK (KM) 1 Rantau Bayur Pengumbuk 18 2 Betung Betung 23 3 Suak Tape Lubuk Lancang 10 4 Pulau Rimau Teluk Betung 37 5 Tungkal Ilir Sido Mulyo 145 6 Banyuasin III Pangkalan Balai 0,5 7 Sembawa Sembawa 20 8 Talang Kelapa Sukajadi 35 9 Tanjung Lago Tanjung Lago 73 10 Banyuasin I Mariana 60 11 Air Kumbang Cinta Manis Baru 80 12 Rambutan Rambutan 85 13 Muara Padang Muara Padang 150 14 Muara Sugihan Tirta Harja 183 15 Makarti Jaya Makarti Jaya 100 16 Air Saleh Saleh Mukti 110 17 Banyuasin II Sungsang 115 18 Muara Telang Telang Jaya 85 19 Sumber Marga 100 Muara Telang Telang Sumber : Bagian Pemerintahan Umum, Sekretariat Daerah Iklim Kabupaten Banyuasin termasuk wilayah yang beriklim tropis basah dengan suhu rata-rata 26,10 0 27,40 0 celcius serta kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4% - 85,5% dengan rata-rata curah hujan 2.723 mm/tahun. 5

SEJARAH, GEOGRAFI DAN IKLIM Gambar 1.1. Peta Kabupaten Banyuasin di Sumatera Selatan. 6

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Salah satu modal dasar pembangunan suatu daerah disamping kekayaan sumber daya alam dan kebudayaan juga sumber daya manusianya. Penduduk merupakan sumber tenaga kerja dan angkatan kerja, perkembangan penduduk baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitasnya ikut mempengaruhi tenaga kerja dan angkatan kerja. Pengertian penduduk yang digunakan oleh Badan Statistik yaitu semua orang yang berdomisili di wilayah geografis tertentu selama 6 bulan atau lebih atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan namun bertujuan tetap. Secara alami penduduk mengalami perubahan baik dari segi struktur maupun distribusinya, perubahan struktur terlihat dari perubahan struktur penduduk menurut umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan yang ditamatkan. Sementara perubahan distribusi dapat dilihat menurut kota dan desa, perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain transisi demografi, mobilitas penduduk yang makin meningkat serta perubahan dibidang ekonomi, sosial maupun budaya masyarakat. Berdasarkan sumber data BPS Kabupaten Banyuasin jumlah penduduk pada tahun 2013 adalah sejumlah 788.286 jiwa dengan pertumbuhan sebesar 0,78 % pertahun dengan kepadatan penduduk sebanyak 63,41 jiwa/km², sebagaimana tergambar pada tabel berikut. 7

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Tabel 2.1 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Luas dan Kepadatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013. NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH RUMAH TANGGA LUAS WILAYAH KEPADATAN RATA RATA RATA-RATA ANGGOTA RUMAH TANGGA 1 Rantau Bayur 40.270 9.918 530,55 75,90 4,06 2 Betung 53.894 13.772 338,86 159,04 3,89 3 Suak Tape 17.281 4.452 329,70 52,41 3,88 4 Pulau Rimau 40.409 12.064 911,30 44,34 3,35 5 Tungkal Ilir 24.465 6.774 690,16 35,45 3,61 6 Banyuasin III 59.888 14.375 322,42 185,75 4,17 7 Sembawa 29.835 7.095 223,10 133,73 4,21 8 Talang Kelapa 129.467 29.454 465,35 278,21 4,40 9 Tanjung Lago 37.498 9.339 829,40 45,21 4,02 10 Banyuasin I 52.044 11.363 226,94 229,33 4,58 11 Air Kumbang 23.391 4.811 365,21 64,05 4,86 12 Rambutan 42.074 8.683 480,66 87,53 4,85 13 Muara Padang 31.269 7.869 944,60 33,10 3,97 14 Muara Sugihan 38.852 11.713 723,40 53,71 3,32 15 Makarti Jaya 27.318 7.165 327,28 83,47 3,81 16 Air Saleh 35.821 8.983 338,57 105,80 4,01 17 Banyuasin II 42.198 10.188 3.707,40 11,38 4,14 18 Muara Telang 38.187 9.320 435 87,78 4,10 19 Sumber Marga Telang 24.125 5.901 242,05 99,67 4,09 Total 788.286 193.194 11.832,99 63,41 4,08 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin, 2014 8

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin yang tersebar di 19 Kecamatan, 288 Desa dan 16 Kelurahan, yang terbanyak jumlah penduduknya terdapat di Kecamatan Talang Kelapa sebanyak 129.467 jiwa. Daerah Kecamatan ini merupakan wilayah yang bersentuhan langsung dengan Kota Palembang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan. Selanjutnya jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin pada tahun 2013 tercatat 402.493 jiwa penduduk laki-laki dan 385.793 jiwa penduduk perempuan atau dengan sex rasio 104,33 %. Sebaliknya wilayah Kabupaten Banyuasin yang terendah jumlah penduduknya terdapat di Kecamatan Suak Tape yang merupakan Kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan induk yakni Kecamatan Betung dengan jumlah penduduk sebanyak 17.281 jiwa. 9

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA TABEL 2.2 JUMLAH PENDUDUK DAN RASIO JENIS KELAMIN TAHUN 2013 Kecamatan Penduduk Sex Rasio Jumlah Laki-laki Perempuan (%) 1 Rantau Bayur 20.209 20.061 40.270 100,74 2 Betung 27.653 26.241 53.894 105,38 3 Suak Tape 8.784 8.497 17.281 103,38 4 Pulau Rimau 21.008 19.401 40.409 108,28 5 Tungkal Ilir 12.750 11.715 24.465 108,83 6 Banyuasin III 29.953 29.935 59.888 100,06 7 Sembawa 14.976 14.859 29.835 100,79 8 Talang Kelapa 65.873 63.594 129.467 103,58 9 Tanjung Lago 19.339 18.159 37.498 106,50 10 Banyuasin I 26.375 25.669 52.044 102,75 11 Air Kumbang 12.046 11.345 23.391 106,18 12 Rambutan 21.354 20.720 42.074 103,03 13 Muara Padang 16.206 15.063 31.269 107,59 14 Muara Sugihan 20.125 18.727 38.852 107,46 15 Makarti Jaya 13.954 13.364 27.318 104,41 16 Air Saleh 18.325 17.496 35.821 104,74 17 Banyuasin II 21.745 20.453 42.198 106,32 18 Muara Telang 19.615 18.572 38.187 105,62 19 Sumber Marga Telang 12.203 11.922 24.125 102,36 Jumlah/Total 402.493 385.793 788.286 104,33 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin, 2014 10

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Penduduk Menurut Kelompok Umur Distribusi penduduk Kabupaten Banyuasin pada tahun 2013 menurut kelompok umur 0-14 tahun yang dikategorikan sebagai kelompok penduduk berusia muda berjumlah 237.699 jiwa (30,16 %). Selanjutnya penduduk dalam kelompok umur 15-64 tahun yang dikategorikan sebagai penduduk usia produktif berjumlah 519.393 jiwa (65,88 %). Dari distribusi penduduk berdasarkan dua kelompok umur di atas maka terlihat jumlah penduduk dalam kelompok umur 65 tahun keatas yang disebut sebagai kelompok umur dengan angka beban tanggungan (Dependency Ratio) sebesar 31.194 jiwa (3,96 %) Dilihat dari komposisi penduduk Kabupaten Banyuasin, maka tergambarkan bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Banyuasin merupakan penduduk dengan usia produktif, sebagaimana tergambar dalam tabel dan gambar piramida di bawah ini : 11

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA TABEL 2.3 JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2013 GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK TAHUN 2013 Kelompok Umur Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah % PEREMPUAN 15,197 9,597 65+ 60-64 15,997 10,596 LAKI-LAKI 0-4 42.202 40.401 82.603 10,48 5 9 40.599 39.000 79.599 10,10 10-14 38.799 36.698 75.497 9,58 15-19 37.003 35.002 72.005 9,13 20-24 36.903 35.102 72.005 9,13 25-29 36.498 35.099 71.597 9,08 30-34 33.099 32.701 65.800 8,35 35-39 30.299 29.802 60.101 7,62 40-44 26.802 25.901 52.703 6,69 12,897 17,097 21,299 25,901 29,802 32,701 35,099 35,102 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 13,897 17,899 21,900 26,802 30,299 33,099 36,498 36,903 45-49 21.900 21.299 43.199 5,48 35,002 15-19 37,003 50-54 17.899 17.097 34.996 4,44 36,698 10-14 38,799 55-59 13.897 12.897 26.794 3,40 39,000 5 9 40,599 60-64 10.596 9.597 20.193 2,56 40,401 0-4 42,202 65+ 15.997 15.197 31.194 3,96 60,000 40,000 20,000 0 0 20,000 40,000 60,000 Jumlah 402.493 385.793 788.286 100 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014 12

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Banyuasin, taraf pendidikan penduduk di Kabupaten Banyuasin tahun 2013; 25,38% tidak tamat SD, 41,41% tamat SD/MI sederajat, 15,56% tamat SLTP/MTs sederajat, 14,67% tamat SLTA/MA sederajat, 1,37% tamat Diploma/Sarjana Muda dan 1,61% tamat D4/S1/S2/S3. Data yang disajikan berdasarkan Banyuasin Dalam Angka 2013 dari BPS Kabupaten Banyuasin terdapat sebanyak 596.767 jiwa penduduk Banyuasin yang berumur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Sedangkan angka penduduk Kabupaten Banyuasin yang berumur 10 tahun ke atas yang tidak dapat membaca dan atau menulis sebanyak 29.317 jiwa. Dengan demikian terdapat 4,68 persentase penduduk Banyuasin yang berumur 10 tahun ke atas yang buta huruf. TABEL 2.4 JUMLAH PENDUDUK DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIMILIKI DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2013 NO URAIAN Laki-laki Perempuan Jumlah % 1 Tidak/ Belum Tamat SD 80.016 78.907 158.923 25,38 2 SD/MI/Sederajat 125.239 133.993 259.232 41,41 3 SLTP/MTs/ 53.966 43.472 97.438 15,56 Sederajat 4 SLTA/MA/ 52.552 39.301 91.853 14,67 Sederajat 5 Diploma / 3.812 4.764 8.576 1,37 Sarjana Muda 6 D4/S1/S2/S3 4.107 5.955 10.062 1,61 JUMLAH 319.692 306.392 626.084 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin 13

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Ketenagakerjaan Berdasarkan Data BPS Kabupaten Banyuasin Tahun 2013, Penduduk usia kerja (penduduk yang berusia 15 tahun keatas) di Kabupaten Banyuasin berjumlah 550.587 Jiwa atau 69,85 % dari total penduduk yang berjumlah 788.286 jiwa, sedangkan angkatan kerja yang ada di Kabupaten Banyuasin berjumlah 349.237 jiwa sementara yang bekerja sebanyak 326.553 jiwa (93,51%). Dengan demikian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 22.684 jiwa (6,49%). Sebagian besar tenaga kerja bergerak di sektor industri pengolahan diikuti dengan sektor pertanian dan sektor bangunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.2 Pie Diagram Pekerja menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 218 163 56 851 1408 Lapangan Usaha 124 7332 3381 408 Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kanupaten Banyuasin 14

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Penduduk Miskin Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Banyuasin tahun 2006 sebesar 149.900 jiwa dengan tingkat kemiskinan 19,81 %. Menurut sumber yang sama kemiskinan di Kabupaten Banyuasin terus mengalami penurunan dimana sampai dengan data terakhir tahun 2012 jumlah penduduk miskin sebesar 87.600 jiwa dengan tingkat kemiskinan menjadi sebesar 11,27 %. Penurunan signifikan jumlah penduduk miskin terjadi pada tahun 2010, hal ini dikarenakan oleh membaiknya kondisi makro ekonomi Banyuasin ditandai dengan tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7,88 % dan inflasi sebesar 5,96 % sehingga mampu mendorong daya beli masyarakat serta ditunjang dengan penurunan laju pertumbuhan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 1,40 %. Sejak tahun 2006 persentase tingkat kemiskinan di Kabupaten Banyuasin mengalami penurunan dari tahun ke tahun sampai dengan tahun 2012 menjadi sebesar 11,27 % atau sebesar 87.600 jiwa penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Banyuasin banyak tersebar di wilayah Kecamatan Perairan seperti di Kecamatan Muara Telang, Kecamatan Tanjung Lago, Kecamatan Makarti Jaya, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Muara Padang dan Kecamatan Pulau Rimau. Kecenderungan ini terjadi karena di wilayah perairan masih relatif terbatas tersedianya fasilitas, sarana dan prasarana serta mayoritas penduduknya masih bertumpu pada mata pencaharian sebagai seorang petani dan nelayan. 15

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Etnis Kabupaten Banyuasin sebagai salah satu dari 17 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan merupakan Kabupaten yang memiliki letak yang sangat strategis sehingga mengundang daya tarik bagi penduduk dari daerah lain untuk bekerja dan menetap di Kabupaten Banyuasin. Dengan daya tarik tersebut maka Kabupaten Banyuasin menjadi daerah yang sangat heterogen di huni oleh berbagai suku dan etnis, seperti : Melayu, Bugis, Jawa, Bali, Batak, Sunda, Madura, Keturunan Etnis Tionghoa dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Maka tidak berlebihan apabila Banyuasin di pandang sebagai Kabupaten Mininya Indonesia. Masyarakat Kabupaten Banyuasin sangat menghargai perbedaan dan hidup rukun dan toleran dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, ini terbukti tidak pernah terjadinya konflik horizontal antar suku di Kabupaten Banyuasin. Dan hal ini merupakan modal dasar yang solid bagi persatuan bangsa yang perlu dipelihara dan ditumbuh kembangkan secara dinamis. 16

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Organisasi Pemerintahan Kabupaten Banyuasin sebagai daerah otonomi memiliki hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka implementasi dari otonomi daerah, maka untuk menjalankan roda pemerintahan diperlukan adanya organisasi pemerintahan berupa organisasi perangkat daerah. Berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang organisasi perangkat daerah, pemerintah Kabupaten Banyuasin membentuk organisasi Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang berbentuk Sekretariat, Dinas, Badan dan Kantor, yang terdiri dari : 17

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN A. Sekretariat : 1. Sekretariat DPRD 2. Sekretariat Daerah B. Dinas Daerah : 1. Dinas PU Pengairan 2. Dinas PU Cipta Karya 3. Dinas PU Bina Marga 4. Dinas Kesehatan 5. Dinas Pendidikan 6. Dinas Pertanian dan Peternakan 7. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 8. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan 9. Dinas Pertambangan dan Energi 10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 11. Dinas Perikanan dan Kelautan 12. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 13. Dinas Sosial 14. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 18

B. Dinas Daerah : 15. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 16. Dinas Pariwisata, Seni, Budaya, Pemuda dan Olahraga 17. Dinas Pengelolaan Pasar 18. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN C. Badan dan atau Lembaga Teknis Daerah : 1. Inspektorat 2. BAPPEDA dan PM 3. Badan Ketahanan Pangan 4. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah 5. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana 6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 7. Badan Lingkungan Hidup 8. Badan Perpustakaan, Arsip Daerah dan Dokumentasi 9. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan Bangsa dan Politik 10. Rumah Sakit Umum Daerah 11. Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 12. Badan Perizinan Terpadu 19

D. Kantor dan Kecamatan : 1. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 2. Kecamatan : - Kecamatan Rantau Bayur - Kecamatan Betung - Kecamatan Suak Tape - Kecamatan Pulau Rimau - Kecamatan Tungkal Ilir - Kecamatan Banyuasin III - Kecamatan Sembawa - Kecamatan Talang Kelapa - Kecamatan Tanjung Lago - Kecamatan Banyuasin I - Kecamatan Air Kumbang - Kecamatan Rambutan - Kecamatan Muara Padang - Kecamatan Muara Sugihan - Kecamatan Makarti Jaya - Kecamatan Air Saleh - Kecamatan Banyuasin II - Kecamatan Muara Telang - Kecamatan Sumber Marga Telang PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN 20

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan Memasuki usianya yang menginjak tahun ke 12 Kabupaten Banyuasin telah memiliki 52 Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dan 19 diantaranya berupa SKPD Kecamatan dengan aparatur pemerintah sebanyak 8.323 pegawai. Aparatur pemerintah sebanyak itu bila ditinjau dari sisi golongan/kepangkatan, maka PNS yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin dapat dikelompokkan sebagai berikut : Golongan I sebanyak 61 orang (0,73%), Golongan II sebanyak 1.707 orang (20,51%), Golongan III sebanyak 4.688 orang (56,33%) dan Golongan IV sebanyak 1.867 orang (22,43%). Dengan demikian menunjukkan bahwa bagian terbesar jumlah PNS Kabupaten Banyuasin terletak pada Golongan III yakni sebanyak 4.688 orang atau 56,33 %. Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2013 Golongan Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah % Golongan I / Level I 59 2 61 0,73 Golongan II / Level II 758 949 1.707 20,51 Golongan III / Level III 2.137 2.551 4.688 56,33 Golongan IV / Level IV 808 1.059 1.867 22,43 Jumlah 3.762 4.561 8.323 100 21

Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Ditinjau dari tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh PNS maka tergambar bahwa berdasarkan data tahun 2013 pendidikan formal yang dimiliki oleh PNS dapat digambarkan sebagai berikut : SD berjumlah 12 orang atau 0,14 %, SMP berjumlah 70 orang atau 0,84 %, SLTA berjumlah 2.270 orang atau 27,28 %, tamat DI/DII berjumlah 1.542 orang atau 18,53 %, DIII berjumlah 530 orang atau 6,37 %, SI/DIV berjumlah 2.958 orang atau 35,54 % dan S2 berjumlah 420 orang atau 5,50 %. Dengan demikian dari segi pendidikan formal maka data menunjukkan, bahwa jumlah PNS yang berpendidikan SLTA/Sederajat adalah jumlah terbesar dari PNS yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuasin. Ditinjau dari sisi yang lain PNS yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuasin dilihat dari kemampuan teknis atau fungsional dan struktural tergambarkan bahwa PNS yang bekerja sebagai tenaga pendidik berjumlah 4.677 orang (56,19%), tenaga kesehatan 642 orang (7,71%), serta tenaga teknis lainnya sejumlah 2.662 orang (31,98%) dan struktural sebanyak 970 orang (11,65%). Dari data ini terlihat bahwa PNS yang bekerja sebagai tenaga pendidik merupakan PNS yang jumlahnya terbesar di Kabupaten Banyuasin. 22

Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Demikian juga apabila jumlah PNS ini ingin kita kaji berdasarkan gender/jenis kelamin, maka PNS yang berjenis kelamin perempuan merupakan jumlah yang terbesar yakni sejumlah 4.561 pegawai (54,80%) bila dibandingkan dengan PNS yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3.762 pegawai (45,20%). Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Banyuasin Menurut Pendidikan Formal dan Jenis Kelamin, 2013 Tingkat Pendidikan Laki-Laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah % SD 9 3 12 0,14 SLTP 64 6 70 0,84 SLTA 1.147 1.123 2.270 27,28 DI/DII 478 1.064 1.542 18,53 DIII 151 379 530 6,37 DIV/SI 1.706 1.882 3.588 35,54 S2 291 129 420 5,50 23

Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Sebagaimana telah dimaklumi bahwa aparatur pemerintah yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuasin tersebar diberbagai SKPD baik SKPD di level Kabupaten maupun SKPD di level Kecamatan. Aparatur pemerintah Kabupaten Banyuasin yang mengabdi di Kantor SKPD Kecamatan berjumlah 292 pegawai yang tersebar di 19 (sembilan belas) kantor Kecamatan. Disamping tersebar di 19 kantor Kecamatan, aparatur pemerintah yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuasin ada juga yang bekerja sebagai Sekretaris Desa (Sekdes) PNS. Sekdes yang berstatus PNS ini bekerja dan tersebar di kantor-kantor kades dalam 19 wilayah Kecamatan di Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan data Sekdes yang telah diangkat oleh Pemerintah menjadi PNS sebanyak 172 orang. Yang terdiri dari Golongan I sebanyak 23 orang, Golongan II sebanyak 139 orang dan Golongan III sebanyak 10 orang. 24

Aparatur Pemerintah, Politik dan Keamanan PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil per Kecamatan Di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan dan Jenis Kelamin Tabel 3.4 Jumlah Sekdes PNS per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan dan Jenis Kelamin Golongan dan Jenis Kelamin No Kecamatan Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Jumlah L P L P L P L P 1 Rantau Bayur - - 3 2 13 3 1-22 2 Betung - - 1 3 6 3 1-14 3 Suak Tapeh - - - - 8 2 1-11 4 Pulau Rimau - - 2 1 8 1 2-14 5 Tungkal Ilir - - 2-6 - 1-9 6 Banyuasin III - - 2-6 4 - - 12 7 Sembawa - - 2 1 7 5 1-16 8 Talang Kelapa - - 3 5 8 11 3-30 9 Tanjung Lago - - 1-8 4 - - 13 10 Banyuasin I - - 1 2 7 6 1-17 11 Rambutan 2-5 2 10 5 1-25 12 Muara Padang - - - - 7-2 - 9 13 Muara Sugihan 3 1 11-5 - 1-21 14 Makarti Jaya - - 1 1 4 2 1-9 15 Air Saleh 2-3 1 6-2 - 14 16 Banyuasin II - - 2-7 1 2-12 17 Muara Telang - - 10 1 7 3 - - 21 18 Air Kumbang - - 3-7 - - - 10 19 Sumber Marga - 1 4 1 6 1 - - 13 Telang Jumlah Total 7 2 56 20 136 51 20 0 292 No Kecamatan Golongan dan Jenis Kelamin Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV L P L P L P L P 1 Rantau Bayur - - 8 - - - - - 8 2 Betung - - 4 - - - - - 4 3 Suak Tapeh 2-5 - - - - - 7 Jumlah 4 Pulau Rimau 2-18 1 - - - - 21 5 Tungkal Ilir 1-5 1 - - - - 7 6 Banyuasin III - - 15 2 - - - - 17 7 Sembawa - - 3 - - - - - 3 8 Talang Kelapa - - 2 1 - - - - 3 9 Tanjung Lago 4-5 - - - - - 9 10 Banyuasin I 2-3 1 - - - - 6 11 Rambutan 3-9 1 - - - - 13 12 Muara Padang - - 10 - - - - - 10 13 Muara Sugihan 3 1 11 - - - - - 15 14 Makarti Jaya 1-5 - - - - - 6 15 Air Saleh 2-3 - - - - - 5 16 Banyuasin II 1-5 1 - - - - 7 17 Muara Telang - - 10 1 8 2 - - 21 18 Air Kumbang - - 4 - - - - - 4 19 Sumber Marga Telang - 1 4 1 - - - - 6 Jumlah Total 21 2 129 10 8 2 0 0 172 25

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Politik dan Keamanan Kabupaten Banyuasin setelah memekarkan diri dari Kabupaten Induk Musi Banyuasin pada tahun 2002 telah 3 (tiga) kali melaksanakan Pilkada Bupati dan terakhir Pilkada Bupati yang ketiga kalinya dilaksanakan pada bulan Juli Tahun 2013 yang lalu. Dari tiga kali pilkada Bupati Banyuasin tersebut semuanya terselenggara dengan aman dan tanpa halangan yang berarti, ini merupakan indikasi bahwa sejauh ini situasi keamanan di Kabupaten Banyuasin yang terkenal dengan semboyan Bumi Sedulang Setudung relatif kondusif. Kondisi aman dan kondusif ditunjukkan pula dalam kehidupan demokrasi yang terus tumbuh dan berkembang antara lain dengan dilaksanakannya pemilu legislatif pada tahun 2009 yang lalu dimana terdapat 13 partai politik yang memperoleh kursi dengan menempatkan wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyuasin sebagaimana data pada tabel berikut ini : 26

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN TABEL 3.5 DAFTAR PARPOL DAN JUMLAH KURSI DI DPRD KABUPATEN BANYUASIN HASIL PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009 Partai Jenis Kelamin Jumlah Laki- Laki Perempuan Kursi Partai Golongan Karya 7 2 9 Partai Demokrat 6 1 7 PDI- Perjuangan 7-7 Partai Hanura 3 1 4 Partai Amanat Nasional 3 1 4 Partai Keadilan Sejahtera 2 1 3 Partai Persatuan Pembangunan 2 2 4 PBR 2-2 Partai Bulan Bintang 1-1 PKPB 1-1 PPNUI 1-1 Partai Gerindra 1-1 PPI 1-1 Jumlah 37 8 45 Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Banyuasin 27

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Sejalan dengan otonomi daerah Kabupaten Banyuasin sebagai daerah otonom memiliki hak dan kewenangan untuk mengatur sendiri rumah tangga dan jalannya roda pemerintahan dalam rangka untuk membangun dan memajukan daerahnya. Sebagai implementasi dari daerah otonom maka pemerintah Kabupaten Banyuasin menerbitkan berbagai peraturan perundang-undangan baik berupa Peraturan daerah dan Peraturan Kepala Daerah. Peraturan perundang-undangan yang dihasilkan selama kurun waktu tahun 2012 telah dihasilkan sebanyak 16 Peraturan Daerah dan sebanyak 56 Peraturan Kepala Daerah. Begitu juga pada tahun 2013 telah dihasilkan sebanyak 5 Peraturan Daerah dan 50 Peraturan Kepala Daerah. Diantara sekian banyak Peraturan Daerah yang dihasilkan terdapat diantaranya Peraturan Daerah yang sangat strategis yaitu Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Tahun 2012-2032 Nomor 28 Tahun 2012. 28

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Pelayanan Perizinan Terpadu Bahwa dalam rangka untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang perizinan dan non perizinan berdasarkan prinsip pelayanan yang sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau, maka perlu dibentuk adanya lembaga yang tupoksinya mengurus masalah pelayanan dan perizinan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan kalangan dunia usaha. Melalui Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2008 Tanggal 04 April Tahun 2008 dibentuklah organisasi Badan Pelayanan Terpadu yang merupakan organisasi Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Seiring dengan kebutuhan dan perkembangan pembangunan yang menuntut lebih maksimalnya kualitas dan kuantitas dibidang pelayanan dan perizinan maka ditingkatkanlah Badan Pelayanan Terpadu menjadi Badan Perizinan Terpadu yang dasar hukum pembentukannya adalah Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 05 Tahun 2009 Tanggal 01 Juli Tahun 2009. Antusiasme masyarakat dan kalangan dunia usaha sangat apresiatif atas kehadiran lembaga Badan Perizinan Terpadu ini, dan terbukti dengan banyaknya usulan perizinan dengan berbagai jenisnya yang diajukan dan yang diterbitkan. Jumlah dan jenis perizinan yang diterbitkan sampai akhir tahun 2013 sebagaimana tabel berikut ini : 29

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN TABEL 3.6 JUMLAH PERIZINAN YANG DITERBITKAN OLEH BPT KAB. BANYUASIN TAHUN 2012-2013 No JENIS IZIN JUMLAH IZIN YANG DITERBITKAN 2012 2013 1 Izin Mendirikan Bangunan 1.749 3.930 (IMB) 2 Izin Gangguan (HO) / SITU 998 840 3 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 649 571 4 Tanda Daftar Perusahaan 580 603 (TDP) 5 Surat Izin Perusahaan 53 23 Konstruksi (SUIPK) 6 Tanda Daftar Gudang (TDG) 15 20 7 Tanda Daftar Industri (TDI) / 18 37 Izin Usaha Industri (IUI) 8 Reklame 18 15 9 Pariwisata - - 10 Izin Kesehatan 54 162 11 Izin Kursus 4 92 TOTAL 4.138 6.293 Sumber : BPT TABEL 3.7 JUMLAH IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) YANG DITERBITKAN BERDASARKAN JENIS BANGUNAN OLEH BPT KAB. BANYUASIN TAHUN 2012-2013 No JENIS IZIN JUMLAH IZIN YANG DITERBITKAN 2012 2013 1 Bangunan 1.184 3.113 2 Ruko 476 816 3 Lainnya 89 1 TOTAL 1.749 3.930 Sumber : BPT 30

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Kartu Tanda Penduduk Untuk pelayanan administrasi kependudukan antara lain dalam hal pemberian Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kabupaten Banyuasin melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah menjalankan administrasi kependudukan melalui mekanisme sistem administrasi kependudukan (SIAK). Sistem ini sejalan dengan kebijakan nasional tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk kependudukan secara Nasional, maka sejak tahun 2012 telah dimulai pelaksanaan perekaman data dan informasi kependudukan bagi warga yang telah berhak untuk memperoleh E-KTP bagi penduduk di wilayah-wilayah kecamatan yang tersebar dalam 288 desa dan 16 kelurahan. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuasin dari 678.082 penduduk yang wajib memiliki KTP sudah 88,08% yang sudah memiliki E-KTP yakni sejumlah 597.285 jiwa. 31

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Tabel 3.8 Jumlah Penduduk Wajib Kartu Tanda Penduduk (KTP), Pemilik KTP per Jiwa, dan Pemilik Kartu Keluarga (KK) menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin, 2013 No Kecamatan Jumlah Penduduk Wajib KTP Pemilik KTP/Jiwa Pemilik Kartu Keluarga 1 Rantau Bayur 49.390 45.811 16.831 2 Betung 35.071 29.433 9.648 3 Suak Tapeh 50.240 46.520 17.742 4 Pulau Rimau 100.368 91.724 31.172 5 Tungkal Ilir 38.307 33.518 9.613 6 Banyuasin III 24.298 20.410 6.837 7 Sembawa 22.437 21.911 6.440 8 Talang Kelapa 31.275 26.896 9.898 9 Tanjung Lago 46.605 37.782 16.039 10 Banyuasin I 44.352 36.951 9.588 11 Air Kumbang 31.332 29.061 9.532 12 Rambutan 31.337 28.015 10.134 13 Muara Padang 32.570 30.263 9.566 14 Muara Sugihan 32.676 28.004 9.372 15 Makarti Jaya 27.085 22.925 8.320 16 Air Saleh 15.304 13.822 4.093 17 Banyuasin II 25.604 23.925 9.573 18 Muara Telang 18.556 14.339 7.085 19 Sumber Marga Telang 20.675 16.025 8.221 Jumlah 678.082 597.285 209.074 32

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Sudah menjadi kenyataan bahwa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia otonomi daerah telah memberikan ruang bagi masing-masing daerah otonom untuk mengatur sendiri rumah tangga dan masyarakatnya dalam rangka memajukan taraf kehidupan ekonomi masyarakat di masing-masing daerah otonomi. Dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya masing-masing daerah otonom tidak dapat melepaskan dirinya dari ketergantungan dan kerjasama dengan daerah lainnya. Kabupaten Banyuasin sebagai daerah otonomi yang letak geografisnya berdampingan langsung dengan daerah Kabupaten/Kota lainnya, maka dari sisi kebutuhan pembangunan terutama di daerah perbatasan dengan Kabupaten/Kota lainnya sangat membutuhkan adanya kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Banyuasin dengan Pemerintah Kabupaten/Kota perbatasan. 33

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Berdasarkan kenyataan tersebut di atas lalu pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (TKKSD) telah pula merintis dan melakukan kerjasama dengan Kabupaten/Kota perbatasan. Pada tanggal 25 Februari Tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin telah melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Palembang. Kerjasama antara kedua daerah otonom ini telah dituangkan kedalam Nota Kesepahaman/MoU Nomor 03/SPJ/I/2011 dan Nomor 12/Mou/VII/2011. Tentang Kesepakatan Bersama Pembangunan di Wilayah Perbatasan Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin antara Bupati Banyuasin Ir. H. Amiruddin Inoed dengan Wali Kota Palembang Ir. H. Eddy Santana Putra, MT. 34

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Adapun ruang lingkup dari kerjasama tersebut meliputi 19 (sembilan belas) bidang yaitu : 1. Bidang Perencanaan Pembangunan; 2. Bidang Infrastruktur; 3. Bidang Kesehatan; 4. Bidang Pendidikan; 5. Bidang Penanggulangan Bencana; 6. Bidang Industri dan Perdagangan; 7. Bidang Batas Wilayah; 8. Bidang Kependudukan; 9. Bidang Pertambangan dan Energi; 10.Bidang Pertanian; 11.Bidang Perhubungan dan Transportasi; 12.Bidang Kesejahteraan Sosial; 13.Bidang Kebersihan; 14.Bidang Perizinan; 15.Bidang Air Bersih; 16.Bidang Ketentraman dan Ketertiban; 17. Bidang Pariwisata; 18. Bidang Lingkungan Hidup; 19 Bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan 35

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Keinginan Pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk merintis dan menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah lainnya terutama dengan daerah perbatasan terus dirintis. Lalu pemerintah Kabupaten Banyuasin melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman/MoU Nomor 184/MoU/VIII/2012 dan Nomor 415.4/18/1.06.01/2012 tentang Kerjasama Pembangunan antara Pemerintah Kabupaten Banyuasin dengan Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Adapun bidang yang dikerjasamakan antara kedua Kabupaten bertetangga ini meliputi13 (tiga belas) bidang : 1. Bidang Perencanaan Pembangunan; 10. Bidang Kehutanan 2. Bidang Perhubungan dan Transportasi; dan Perkebunan; 3. Bidang Pariwisata; 11. Bidang Ketahanan 4. Bidang Pertanian dan Peternakan; Pangan; 5. Bidang Perikanan dan Kelautan; 12. Bidang Kecipta 6. Bidang Perindustrian dan Perdagangan; Karyaan; 7. Bidang Pertambangan dan Energi; 13. Bidang Kesehatan. 8. Bidang Pendidikan 9. Bidang Diklat dan Kepegawaian; 36

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Good Governance Good Governance atau Tata Pemerintahan yang Baik, Bersih dan Berwibawa merupakan tuntutan masyarakat yang menginginkan adanya penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparan berdasarkan norma hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai amanat peraturan perundang-undangan, salah satu upaya untuk mewujudkan Good Governance tersebut dan sekaligus dalam rangka untuk mendukung kelancaran jalannya administrasi pemerintahan sebagai komitmen untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dan stakeholders, pemerintah Kabupaten Banyuasin sejak tahun 2009 telah melakukan proses administrasi pemerintahan secara elektronik (e-gov) dengan memanfaatkan jaringan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah dibangun, untuk itu pemerintah Kabupaten Banyuasin sudah memiliki website yaitu www.banyuasinkab.go.id. 37

PEMERINTAHAN POLITIK DAN KEAMANAN Sejak tahun 2011 telah dirintis secara bertahap proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa melalui sistem e-procurement, dan pada tahun 2012 pengadaan barang dan jasa bernilai lebih dari 300 milyar telah dilakukan secara full e-procurement sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2010, juncto Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012. Disamping itu dalam rangka mencapai tertib administrasi dalam manajemen keuangan dan aset daerah, maka seluruh proses pengelolaan keuangan dan aset daerah telah dilakukan secara elektronik (SIMDA) sehingga diharapkan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan aset daerah menjadi singkat, cepat dan akuntabel. Merujuk Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Tim Audit dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dalam 3 (tiga) tahun terakhir sejak tahun anggaran 2011 sampai tahun anggaran 2013, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Banyuasin telah memperoleh Opini sebagai berikut: 1. Berdasarkan LHP LKPD Tahun Anggaran 2011 No. 39.e/LHP/XVIII.PLG/05/2012 Tanggal 28 Mei 2012 Menyatakan bahwa opini LKPD Kabupaten Banyuasin Tahun Anggaran 2011 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 2. Berdasarkan LHP LKPD Tahun Anggaran 2012 No. 8.a/LHP/XVIII.PLG/05/2013 Tanggal 24 Mei 2013 Menyatakan bahwa opini LKPD Kabupaten Banyuasin Tahun Anggaran 2012 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 3. Berdasarkan LHP LKPD Tahun Anggaran 2013 No. 28.a/LHP/XVIII.PLG/05/2014 Tanggal 26 Mei 2014 Menyatakan bahwa opini LKPD Kabupaten Banyuasin Tahun Anggaran 2013 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 38

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Perekonomian dan Keuangan Daerah Tujuan dari proses pelaksanaan pembangunan adalah terwujudnya suatu keadaan masyarakat yang sejahtera. Proses pembangunan yang selama ini dilaksanakan lebih menitikberatkan pada pembangunan di bidang ekonomi dengan pendekatan pertumbuhan ekonomi, karena secara kuantitas pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah sebagai gambaran tentang tingkat keberhasilan kegiatan pembangunan di daerah yang bersangkutan. Secara kuantitatif pertumbuhan ekonomi dapat dilihat melalui angka PDRB dan pendapatan per kapita, komposisi sektor-sektor yang menggambarkan struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi, serta kondisi keuangan daerah itu sendiri, yang dapat digambarkan melalui tingkat perdapatan serta sumber-sumbernya dan juga pengeluaran atau belanja daerah tersebut. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditandai oleh indikator Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan. Sedang PDRB Atas Dasar Harga Berlaku lebih digunakan untuk melihat pergeseran dari struktur ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuasin dari tahun 2010-2013 dengan migas berturut-turut sebesar 6,10 % (2010), 6,13 % (2011), 6,19 % (2012), 6,18 % (2013) sedangkan tanpa migas berturut-turut sebesar 7,93 % (2010), 7,36 % (2011), 7,35 % (2012), 7,26 % (2013). Total nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2013 sebesar Rp. 16.918.721 (juta rupiah) atau meningkat sebesar 42 % dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 11.928.617 (juta rupiah). 39

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2013 sebesar Rp. 5.689.739 (juta rupiah) atau meningkat sebesar 20 % dari tahun 2010 yang sebesar Rp. 4.754.731 (juta rupiah). Perkembangan PDRB dari tahun 2010 2013 dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 4.1 PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN BANYUASIN DARI TAHUN 2010-2013 (Juta Rupiah) TAHUN PDRB Kabupaten Banyuasin ADHB ADHK 2010 11.928.617 4.754.731 2011r) 13.542.122 5.046.226 2012*) 15.123.734 5.358.498 2013**) 16.918.721 5.689.739 Catatan : -r) : Angka Revisi -*) : Angka Sementara -**) : Angka Sangat Sementara -SUMBER : BPS KAB. BANYUASIN Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 dan 2013 ditinjau dari 9 (sembilan) sektor, ternyata sektor bangunan merupakan sektor yang mengalami laju pertumbuhan yang relatif tinggi, kemudian disusul oleh sektor angkutan dan komunikasi serta sektor listrik, gas dan air bersih. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan yang rendah adalah sektor pertambangan dan penggalian. Terkait dengan sektor bangunan yang mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi adalah tidak terlepas dari banyaknya bangunan berupa rumah toko (RUKO) dan Rumah Kantor (RUKAN) yang dibangun disepanjang jalan lintas Sumatera yang berada diwilayah Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Sembawa. Kecamatan Banyuasin III dan Kecamatan Betung. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuasin per sektor sejak tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.1. 40

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH GAMBAR 4.1 GRAFIK PDRB KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2010-2013 (Atas Harga Konstan 2000) TABEL 4.2 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BANYUASIN MENURUT SEKTOR (Atas Dasar Harga Konstan 2000) Lapangan Usaha 2010 2011r) 2012*) 2013**) 1 Pertanian 5,37 6,07 5,80 5.49 2 Pertambangan & Penggalian 5,41 0,90 1,01 0,94 3 Industri Pengolahan 5,01 5,62 5,53 5,88 4 Listrik, Gas & Air Bersih 6,90 9,74 9,87 9,52 5 Bangunan 8,74 10,42 11,17 11,18 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7,22 8,25 8,33 8,30 7 Pengangkutan & Komunikasi 11,86 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 7,74 Jasa-jasa 8,06 8,63 8,34 8,21 Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB Dengan Migas) 6,10 6,13 6,19 6,18 9 14 Pertanian 12 Pertambangan & Penggalian 10 12,10 7,79 13,01 7,95 Ind. Pengolahan 8 Listrik, Gas &Air Bersih 6 Bangunan 4 Perdagangan, Hotel &Restoran 10,62 7,96 Pengangkuatn &Komunikasi 2 Keuangan, Persewaan &Jasa Perusahaan 0 2010 2011 2012 2013 Jasa-jasa Catatan : -r) : Angka Revisi -*) : Angka Sementara -**) : Angka Sangat Sementara -SUMBER : BPS KAB. BANYUASIN 41

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Struktur Ekonomi Struktur Ekonomi dari suatu daerah merupakan gambaran tentang kontribusi dan peranan dari masing-masing sektor (lapangan usaha) dalam pembentukan PDRB di daerah yang bersangkutan. Dalam kurun waktu tahun 2010 sampai 2013 struktur ekonomi Kabupaten Banyuasin secara umum tidak mengalami perubahan. Sebagai daerah pertanian struktur ekonomi Kabupaten Banyuasin masih mengandalkan pemanfaatan sumber daya alam sebagai basis perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari dominannya peranan sektor primer dalam kontribusi pembentukan PDRB dibanding dengan sektor sekunder dan sektor tersier. Pada tahun 2013 sumbangan yang diberikan sektor primer terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin adalah sebesar 44,03% sementara sektor sekunder sebesar 33,86% dan sektor tersier sebesar 22,12%. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin kontribusi sektor primer pada tahun 2013 sebesar 44,03% mengalami penurunan dibanding tahun 2012 sebesar 45,01%. Sumbangan yang terbesar dari sektor primer adalah berasal dari sektor pertanian yakni mencapai 30,54% terhadap perekonomian Banyuasin. Sementara itu kontribusi sektor sekunder terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin pada tahun 2013 adalah sebesar 33,86% yang berarti mengalami penurunan sedikit dibanding tahun 2012 sebesar 33,96%, kontribusi terbesar dari sektor sekunder ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin tahun 2013 berasal dari sektor industri pengolahan yakni sebesar 24,13%. Sedangkan peranan dari sektor tersier terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin merupakan sektor yang relatif rendah atau kecil sumbangannya. Pada tahun 2013 sumbangannya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin adalah sebesar 22,12% dan ini mengalami kenaikan sedikit bila dibandingkan tahun 2012 sebesar 21,04%. Pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin baik tahun 2012 maupun 2013 dari sektor tersier ini yang terbesar berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dan gambar 4.2 berikut ini. 42

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH GAMBAR 4.2 STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2013 MENURUT SEKTOR TABEL 4.3 STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2010-2013 Lapangan Usaha SEKTOR PRIMER 2010 2011r) 2012*) 2013**) 45,65 46,27 45,01 44,03 Pertanian 1 Pertanian 30,48 31,01 30,61 30,54 0.77 2 Pertambangan 15,17 15,26 14,40 13,49 0.71 SEKTOR SEKUNDER 35,25 34,02 33,96 33,86 27,11 25,54 24,77 24,13 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,05 5 Bangunan 8,10 8,44 9,15 9,68 19,10 19,72 21,04 22,12 11,97 12,34 12,99 13,67 0,58 0,61 0,66 0,71 0,73 0,72 0,74 0,77 5,82 6,05 6,65 6,97 100 100 100 100 SEKTOR TERSIER 6 7 8 9 Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah Pertambangan 6.97 Industri Pengolahan 30.54 13.67 Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan 9.68 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.05 13.49 24.13 Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Catatan : -r) : Angka Revisi -*) : Angka Sementara -**) : Angka Sangat Sementara -SUMBER : BPS KAB. BANYUASIN 43

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Pendapatan Perkapita Pendapatan Perkapita adalah besarnya pendapatan yang dinikmati oleh rata-rata penduduk di suatu wilayah (negara atau daerah). Lazimnya angka pendapatan perkapita ini sering dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Secara umum semakin tingkat pendapatan perkapita suatu daerah maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan masyarakat daerah tersebut, atau dengan kata lain apabila pendapatan perkapita suatu daerah naik maka berarti tingkat kesejahteraan penduduk akan meningkat juga. Perkembangan pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Banyuasin dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Banyuasin (Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas) sebesar Rp. 12.940.394, dan angka ini untuk tahun 2011 meningkat menjadi sebesar Rp. 14.456.268. Seiring dengan perkembangan pembangunan beserta hasil-hasilnya, kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Banyuasin terus mengalami peningkatan, ini dibuktikan dengan naiknya angka pendapatan perkapita pada tahun 2013 sebesar Rp. 17.513.249 atau meningkat sebesar 10,18% dari pendapatan perkapita pada tahun 2012 sebesar Rp. 15.895.074. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. 44

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH TABEL 4.4 PENDAPATAN PERKAPITA KABUPATEN BANYUASIN ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2010-2013 Tahun Atas Dasar Harga Berlaku (Dalam Rupiah) Dengan Migas Tanpa Migas 2010 12.940.394 10.311.523 2011r) 14.456.268 11.755.566 2012*) 15.895.074 13.307.511 2013**) 17.513.249 15.011.396 Catatan : -r) : Angka Revisi -*) : Angka Sementara -**) : Angka Sangat Sementara -SUMBER : BPS KAB. BANYUASIN APBD dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) suatu daerah di dalamnya tergambar sumber-sumber pendapatan yang diperoleh oleh daerah yang bersangkutan sebagai modal untuk melaksanakan program-program/kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Sumber-sumber pendapatan daerah yang tercermin dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya diperoleh dari: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Dari sumber pendapatan tersebut, Dana Alokasi Umum (DAU) yang merupakan komponen pendapatan daerah yang berasal dari Pemerintah Pusat (Dana Perimbangan) memberikan kontribusi terbesar bagi total pendapatan dalam struktur APBD Kabupaten Banyuasin secara keseluruhan. 45

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Dari tabel berikut ini dapat dilihat bahwa pendapatan daerah Kabupaten Banyuasin selama periode tahun anggaran 2010-2013 menunjukkan adanya peningkatan baik untuk post Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun yang berasal dari post Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. TABEL 4.5 PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2010-2013 SERTA PERBANDINGANNYA DENGAN APBD NO TAHUN APBD 1 2010 Rp 832.060.380.192,80 2 2011 Rp 3 2012 4 2013 PAD Rp. 22.497.332.614 1.061.894.584.347,13 Rp 29.781.071.267 Rp 1.392.637.607.969,96 Rp 67.767.207.260 Rp 1.663.679.789.250,24 Rp 81.364.386.883 46

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Koperasi, Usaha Kecil, Industri dan Perdagangan Secara umum perkembangan koperasi di Kabupaten Banyuasin dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir yakni tahun 2010 sampai 2013 relatif cukup baik. Secara kuantitas jika ditinjau dari pertumbuhan koperasi non KUD dari tahun 2010 sampai 2013 menunjukkan adanya peningkatan. Pada tahun 2010 jumlah koperasi non KUD tercatat berjumlah 218 koperasi dan jumlah ini dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan menjadi 261 koperasi non KUD pada tahun 2013. Disamping koperasi, industri kecil sebagai salah satu penggerak roda perekonomian Kabupaten Banyuasin juga menunjukkan perkembangan yang relatif menggembirakan. Perkembangan ini tidak terlepas dari hasil pembinaan dan pengawasaan yang terus dilakukan oleh pihak pemerintah Kabupaten Banyuasin terhadap keberadaaan usaha kecil tersebut. Pada tahun 2010 jumlah usaha kecil yang ada di Kabupaten Banyuasin adalah sejumlah 726 dan jumlah ini seiring dengan hasil pembinaan dan pengawasan yang telah dilakukan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan pada tahun 2013 menjadi berjumlah1.361 usaha kecil. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : 47

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH TABEL 4.6 PERKEMBANGAN JUMLAH KOPERASI DAN UMKM DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2010-2013 NO 1 URAIAN 2010 2011 2012 2013 89 89 89 89 218 234 242 261 85 108 120 231 Klasifikasi A 9 11 15 18 Klasifikasi B 18 21 23 26 Klasifikasi C 15 18 20 22 97.180 97.550 98.650 97.135 a. Koperasi Unit Desa (KUD) b. Non KUD 2 Koperasi Aktif 3 Koperasi sdh Diklasifikasi 4 Anggota Koperasi Aktif 5 Usaha Kecil 726 986 1.219 1.361 6 Tenaga Kerja 11657 11.895 12.644 13.102 Sumber Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Banyuasin 48

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH Keberadaan pasar sebagai salah satu tempat bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan aktivitas jual beli, jasa dan perdagangan memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam ikut menggerakkan roda perekonomian masyarakat, bahkan menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat di suatu daerah. Jumlah pasar yang ada di Kabupaten Banyuasin perkembangannya cukup menggembirakan dan terus tumbuh berkembang merata di seluruh wilayah kecamatan, seiring dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Keberadaan pasar yang diklasifikasikan menjadi Pasar Harian dan Pasar Mingguan perkembangannya dari waktu ke waktu terus mengalami kemajuan, ini ditandai dengan semakin meningkatnya kuantitas maupun kualitas kedua pasar tersebut. Jika pada tahun 2010 terdapat 7 pasar harian maka secara kualitas terjadi peningkatan dimana pada tahun 2013 jumlah pasar harian menjadi 6 dan terjadi peningkatan status 1 pasar harian menjadi status pasar mingguan. Demikian pula dengan pasar mingguan jika pada tahun 2010 terdapat 64 pasar mingguan maka pada tahun 2013 jumlahnya meningkat pesat menjadi 76 pasar mingguan. Begitu juga dengan perkembangan industri kecil, menengah dan besar di Kabupaten Banyuasin, keberadaannya terus mengalami perkembangan yang juga cukup menggembirakan. Jika pada tahun 2010 terdapat 99 industri kecil dengan daya serap tenaga kerja sejumlah 367 orang pada tahun 2013 jumlahnya meningkat pesat menjadi 260 industri kecil dengan daya serap tenaga sejumlah 875 orang. Disamping industri kecil kehadiran industri menengah juga perkembangannya cukup menggembirakan, jika pada tahun 2010 keberadaan industri menengah yang berjumlah 87 dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 632 orang, pada tahun 2013 jumlahnya meningkat menjadi 119 dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 917 orang. Perkembangan yang sangat menggembirakan dan sangat berarti dalam ikut menggerakkan roda perekonomian dan daya serapnya terhadap tenaga kerja di Kabupaten Banyuasin justru terjadi pada kelompok industri besar. Jika pada tahun 2010 terdapat 5 industri besar dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 445 orang maka pada tahun 2013 jumlahnya menjadi 44 dengan daya serap tenaga kerja berjumlah 2.331 orang. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: 49

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH TABEL 4.7 PERKEMBANGAN JUMLAH PASAR, INDUSTRI KECIL, MENENGAH DAN BESAR DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2010-2013 NO URAIAN 2010 2011 2012 2013 7 6 6 6 1 Pasar Harian 2 Pasar Mingguan 64 64 66 76 3 Industri Kecil 99 199 185 260 367 431 615 875 87 97 105 119 632 742 817 917 5 15 24 44 445 1.544 1.894 2.331 Jumlah tenaga Kerja 4 Industri Menengah Jumlah tenaga Kerja 5 Industri Besar Jumlah tenaga kerja Sumber DINAS PASAR, DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BANYUASIN 50

POTENSI DAERAH Dalam pengertian yang luas potensi daerah meliputi potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Dalam pengertian ekonomi konsep potensi daerah sering dipahami sebagai salah satu indikator daya saing suatu daerah. Daya saing suatu daerah dengan daerah yang lain tidaklah sama, karena masing-masing daerah mempunyai ciri khas dan karakteristik yang sangat dipengaruhi oleh sumber daya alam manusia dan kebudayaan serta letak geografisnya. Letak Kabupaten Banyuasin yang sangat strategis serta di dukung oleh sumber daya yang dimiliki menjadikan Banyuasin sebagai daerah yang berdaya saing relatif tinggi sekaligus menjadi modal dasar untuk menggerakkan program/kegiatan pembangunan. Untuk lebih mempercepat proses pembangunan di Kabupaten Banyuasin, maka berdasarkan Peraturan Daerah No 28 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Tahun 2012-2032 (RTRW) kawasan pembangunan di Banyuasin dibagi kedalam 7 (tujuh) klaster kawasan cepat tumbuh yaitu 1. Kecamatan Tungkal Ilir sebagai kawasan permukiman, perkebunan dan Migas, 2. Kecamatan Pulau Rimau sebagai kawasan permukiman, perkebunan dan Migas, 3. Gasing dan Tanjung Api-Api sebagai kawasan industri terpadu, 4. Kecamatan Muara Telang sebagai sentra produksi beras dan lahan pasang surut, 5. Kecamatan Muara Padang sebagai kawasan permukiman dan perkebunan, 6. Pangkalan Balai Betung sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan regional dan permukiman serta perkebunan, dan 7. Mariana (Kecamatan Banyuasin I) sebagai kawasan pusat industri terpadu. 51

POTENSI DAERAH Sumber daya alam yang menjadi potensi Kabupaten Banyuasin sangat beragam dan tersebar merata di seluruh wilayah Kabupaten Banyuasin, antara lain berupa lahan, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan pertambangan. Pertanian Kabupaten Banyuasin sebagai daerah pertanian telah dikenal sebagai salah satu daerah sentra produksi padi/beras di Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin terdapat lahan sawah potensial seluas ± 235.139 Ha, dari lahan seluas itu yang baru diusahakan hanya sekitar ± 210.886 Ha atau sekitar 90,06 %. Sedangkan potensi luas lahan kering bukan sawah adalah seluas ± 41.754 Ha, dan baru 10.299 Ha yang telah diusahakan atau sekitar 24,66 %. Dengan demikian dari kedua jenis lahan ini terdapat ± 55.788 Ha yang belum diusahakan, yang berarti apabila diusahakan secara maksimal mempunyai potensi untuk meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten Banyuasin. Secara kuantitas perkembangan sektor pertanian terus menunjukkan kemajuan yang berarti. Indikator dari kemajuan itu antara lain dapat dilihat dari laju perkembangan produktivitas dan surplus beras dalam 5 (lima) tahun terakhir. Begitu juga dilihat dari indikator luas areal tanam padi, data menunjukkan bahwa luas areal tanam terus mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Pada tahun 2009 luas areal tanam padi adalah seluas 192.076 Ha dan dalam 5 (lima) tahun terakhir yaitu pada tahun 2013 luasnya meningkat cukup signifikan menjadi 212.236 Ha, yang berarti telah terjadi peningkatan luas tanam sebanyak 20.160 Ha. 52

POTENSI DAERAH Pertanian Disamping menjadi sentra produksi padi (beras), Banyuasin juga dikenal sebagai daerah yang menjadi andalan bagi produksi tanaman pangan lainnya seperti jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi kayu. Khusus jagung, pemerintah Kabupaten Banyuasin telah bertekad ingin menjadikan tanaman palawija ini menjadi salah satu komoditas andalan daerah. Luas areal panen jagung yang wilayah produksi utamanya terdapat di Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Muara Sugihan pada Tahun 2013 seluas 5.151 Ha dengan jumlah produksi sebanyak 21.917 Ton, dengan demikian diharapkan Banyuasin menjadi salah satu daerah sentra produksi jagung di wilayah Sumatera Selatan. Begitu juga dengan produktivitas pertanian tanaman pangan lainnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: 53

POTENSI DAERAH TABEL 5.1 PRODUKTIFITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN BANYUASIN NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 1 PADI LUAS PANEN (Ha) 186.461 187.225 190.341 200.980 207.099 PRODUKSI (Ton) 767.225 795.292 820.376 882.599 943.104 2 JAGUNG LUAS PANEN 6.314 2.772 6.126 3.994 5.151 PRODUKSI 23.849 10.326 22.968 14.731 21.917 3 KEDELAI LUAS PANEN 273 115 118 137 215 PRODUKSI 304 154 247 203 322 4 KACANG TANAH LUAS PANEN 194 353 217 210 343 PRODUKSI 354 470 302 261 429 5 KACANG HIJAU LUAS PANEN 59 137 198 147 212 PRODUKSI 74 185 260 198 289 6 UBI KAYU LUAS PANEN 1.903 1.933 2.950 1.386 1591 PRODUKSI 21.120 30.306 34.149 22.953 22.338 7 UBI JALAR LUAS PANEN 556 662 512 429 277 PRODUKSI 4.017 4.662 3.584 2996 1.973 TABEL 5.2 PRODUKTIFITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN BANYUASIN NO INDIKATOR TANAMAN PADI 2009 2010 2011 2012 2013 1 LUAS TANAM (Ha) 192.076 192.062 196.255 206.759 212.236 2 LUAS PANEN (Ha) 186.461 187.225 190.341 200.980 270.099 3 PRODUKSI GABAH (Ton) 767.225 775.292 820.377 882.599 943.104 4 PRODUKSI BERAS (Ton) 429.646 445.512 459.338 494.335 528.138 5 JUMLAH PENDUDUK 739.626 750.110 762.482 782.220 785.624 6 KONSUMSI BERAS (Ton/Tahun) 92.463 93.763 95.303 97.770 98.195 7 SURPLUS BERAS 337.192 351.748 364.085 396.565 429.943 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin 54

POTENSI DAERAH Peternakan Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu daerah yang potensial bagi pengembangan usaha peternaka, baik dari segi budidaya maupun penggemukan ternak. Potensi komoditas sektor peternakan di Kabupaten Banyuasin meliputi ternak besar dan ternak kecil. Ternak besar seperti sapi, kerbau, kambing dan domba maupun ternak kecil atau unggas seperti ayam, itik dan lain-lain sangat potensial untuk dikembangkan sekaligus sebagai salah satu upaya untuk meningkatan pendapatan petani dan keluarganya. Dilihat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai tahun 2013 perkembangan populasi ternak besar jenis sapi, kambing dan domba terus mengalami kenaikan yang konsisten seperti populasi ternak sapi misalnya, jika pada tahun 2009 jumlahnya sebnayak 24.059 ekor maka pada tahun 2013 jumlah populasinya melonjak tajam menjadi 29.905 ekor, yang berarti dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terjadi penambahan populasi sebanyak 5.846 ekor. Begitu juga dengan ternak besar lainnya seperti kambing dan domba perkembangan populasinya mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin jumlah populasi ternak kambing dan domba dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai tahun 2013 juga mengalami perkembangan yang menggembirakan. Pada tahun 2009 jumlah populasi ternak kambing adalah sebanyak 22.903 ekor dan pada tahun 2013 tercatat terjadi penambahan sebanyak 6.654 ekor menjadi sebanyak 29.557 ekor. 55

POTENSI DAERAH Perkembangan yang menggembirakan juga terjadi pada kelompok usaha ternak kecil (unggas) seperti ayam dan itik, populasinya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: TABEL 5.3 PERKEMBANGAN POPULASI TERNAK DAN UNGGAS DI KABUPATEN BANYUASIN NO SUBSEKTOR 2009 2010 2011 2012 2013 1 TERNAK A. SAPI 24.059 26.325 26.997 28.134 29.905 A. KERBAU 2.083 2.201 1.698 1.951 1.726 A. KAMBING 22.903 24.145 25.41 27.190 29.557 A. DOMBA 1.895 2.052 2.391 1.566 1.865 A. BABI 4.545 4.804 4.419 5.847 7.045 2 UNGGAS A. AYAM PETELUR 4.069.100 4.299.500 4.380.000 4.723.500 4.721.000 A. AYAM PEDAGING 1.669.500 8.142.600 5.259.000 9.195.999 9.203.000 A. AYAM BURAS 760.979 804.214 1.074.190 1.437.708 1.493.459 A. ITIK 91.499 96.718 143.340 140.938 158.969 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin 56

POTENSI DAERAH Perkebunan Tanaman perkebunan yang menjadi komoditas andalan di Kabupaten Banyuasin adalah tanaman karet, kelapa sawit dan kelapa dalam. Ketiga komoditas perkebunan ini sangat cocok untuk terus dikembangkan di Banyuasin, disamping untuk keperluan menyerap tenaga kerja juga untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Oleh karena itu maka ke tiga komoditas ini disamping banyak di usahakan oleh masyarakat sebagai tanaman rakyat juga di usahakan oleh Negara (BUMN) dan juga Swasta (BUMS). Khusus komoditas tanaman karet dan kelapa sawit, perkembangannya cukup menggembirakan, baik ditinjau dari sisi luas tanamnya maupun ditinjau dari sisi produksinya perkembangan jumlah luas tanam dan produksi karet baik yang dimiliki oleh Rakyat, BUMN dan BUMS dari tahun ke tahun terus meningkat. Jika pada tahun 2009 total luas tanaman karet adalah 98.825 Hektar dengan jumlah produksi sebanyak 113.471 Ton maka pada tahun 2013 jumlahnya menjadi 102.653 Hektar dan dengan total produksi sebanyak 136.650 Ton. Begitu juga dengan yang dialami oleh komoditas tanaman kelapa sawit jika pada tahun 2009 total luas areal tanam sawit, baik yang dimiliki oleh rakyat, swasta maupun BUMN adalah seluas 77.922 Hektar dengan produksi sebanyak 131.324 Ton maka pada tahun 2013 luas lahannya bertambah menjadi ± 141.238 Hektar dengan nilai produksi sebanyak 431.047 Ton. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini : 57

POTENSI DAERAH TABEL 5.4 PRODUKTIFITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN BANYUASIN NO URAIAN JENIS PERKEBUNAN 2009 2010 2011 2012 2013 1 KARET RAKYAT LUAS PANEN 88.875 89.307 89.330 89.513 89.959 PRODUKSI 91.988 95.271 95.230 94.233 94.217 NEGARA LUAS PANEN 4.562 4.562 4.562 7.281 7.281 PRODUKSI 11.594 11.600 11.576 20.650 23.049 SWASTA LUAS PANEN 5.388 5.388 5.388 5.388 5.413 PRODUKSI 9.889 13.333 13.305 9.856 18.401 2 KELAPA SAWIT RAKYAT LUAS PANEN 12.848 17.296 18.041 18.341 25.323 PRODUKSI 31.392 39.004 39.012 39.039 46.846 NEGARA/SWASTA LUAS PANEN 12.174 12.174 12.174 12.174 115.834 PRODUKSI 57.221 42.917 36.903 104.921 384.201 3 KELAPA RAKYAT LUAS PANEN 45.932 46.476 46.476 46.503 47.351 PRODUKSI 50.162 47.893 47.675 43.540 44.334 NEGARA LUAS PANEN - - - - - PRODUKSI - - - - - SWASTA LUAS PANEN 2.945 2.945 2.945 - - Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin PRODUKSI 2.576 2.543 1.817 - - 58

POTENSI DAERAH Perikanan dan Kelautan Dengan garis pantai sepanjang 275 km yang membentang mulai dari perbatasan Provinsi Jambi hingga perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan, menjadikan Kabupaten Banyuasin salah satu Kabupaten di Sumatera Selatan yang memiliki potensi besar untuk pengembangan sektor perikanan, baik perikanan laut maupun perikanan budidaya. Perkembangan produksi perikanan mulai tahun 2011 sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan yang menggembirakan. Jika pada tahun 2011 total produksi perikanan sejumlah 68.206 Ton maka dalam kurun waktu 2 (dua) tahun selanjutnya yakni tahun 2013 terjadi peningkatan produksi yang cukup signifikan menjadi 79.903 Ton yang meliputi perikanan laut, perikanan umum dan perikanan budidaya ( kolam, tambak dan keramba ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL 5.5 PERKEMBANGAN PRODUKSI PERIKANAN DI KABUPATEN BANYUASIN (dalam Ton) NO SUBSEKTOR 2011 2012 2013 1 PERIKANAN LAUT 38.196,25 39.151,16 40.247,39 2 PERIKANAN UMUM 8.944,60 9.166,17 9.422,82 3 KOLAM 10.476,70 13.549,80 15.231,45 4 TAMBAK 10.503,22 13.847,36 14.904,93 5 KERAMBAH 85,20 87,50 96,75 TOTAL 68.205,97 75.801,99 79.903,34 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin 59

POTENSI DAERAH Pertambangan Kabupaten Banyuasin termasuk daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam seperti minyak bumi, gas bumi, batu bara, pasir dan bahkan diperut bumi Kabupaten Banyuasin terdapat juga adanya potensi Cool Bad Methan (CBM). Namun demikian potensi kekayaan sumber daya alam tersebut belum dikelola secara maksimal seperti batu bara dan gas bumi. Berdasarkan data dari Dinas Pertambangan Provinsi Sumatera Selatan perkiraan cadangan minyak bumi yang dimiliki Kabupaten Banyuasin sebesar 17.466,70 MSTB. Dari perkiraan cadangan sebesar itu lifting (produksi yang terjual) dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami fluktuasi. Jika pada tahun 2009 lifting minyak bumi Kabupaten Banyuasin sejumlah 1.146.760 Barel. Maka pada tahun 2013 terjadi penurunan menjadi 1.041.472,79 Barel. Wilayah sebaran dari minyak bumi di Kabupaten Banyuasin terdapat di Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Pulau Rimau, Kecamatan Rantau Bayur, Kecamatan Suak Tape, Kecamatan Banyuasin III, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Betung, Kecamatan Muara Sugihan dan Kecamatan Muara Padang. Begitu pun dengan potensi sumber daya alam gas bumi yang terkandung di Kabupaten Banyuasin mempunyai potensi yang cukup besar. Perkiraan cadangan yang dimiliki Kabupaten Banyuasin adalah sebesar 146,44 BSCF. Selain itu sumber daya alam batu bara memiliki potensi yang cukup besar diperkirakan terdapat jutaan ton potensi batu bara yang terdapat di Kabupaten Banyuasin dan potensi ini belum dieksploitasi secara maksimal. Pada saat ini baru ada 1(satu) perusahaan yang telah melakukan eksploitasi yakni PT. Putra Muba Coal (PMC) yang wilayah operasional penambangan batu bara nya terdapat di Kecamatan Kecamatan Tungkal Ilir. Adapun wilayah sebaran dari potensi sumber daya alam batu bara terdapat di Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Pulau Rimau, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Rantau Bayur, Kecamatan Suak Tape dan Kecamatan Betung. 60

POTENSI DAERAH Pariwisata Sektor Pariwisata, Seni dan Budaya memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di Kabupaten Banyuasin. Salah satu objek wisata yang potensial untuk dikembangkan adalah objek wisata alam (ekowisata) Kawasan Taman Nasional Sembilang. Keberadaan Kawasan Taman Nasional Sembilang ini ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 95/Kpts-II/2003 Tanggal 19 Maret 2003 dengan luas 202.896,31 Ha. Dengan telah ditetapkannya daerah sembilang sebagai Kawasan Taman Nasional menjadikan Kawasan Taman Nasional yang secara administrasi pemerintahan termasuk kedalam wilayah Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin dan secara geografis terletak pada : 104º 11-104º 57 Bujur Timur dan 1º 38-2º 28 Lintang Selatan yang sebelah barat berbatasan langsung dengan Taman Nasional Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi sebagai salah satu dari 10 (sepuluh) kawasan taman nasional di Pulau Sumatera. Keberadaan Kawasan Taman Nasional Sembilang ini memberikan anugerah tersendiri khususnya bagi pengembangan dunia pariwisata di Kabupaten Banyuasin. Potensi wisata alam yang terdapat di Kawasan Taman Nasional ini sangat beragam dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi kunjungan wisatawan, diantara : 1. Potensi Flora / Jenis Tumbuhan Di Taman Nasional Sembilang terdapat ± 87.000 Ha kawasan mangrove yang masih utuh dan merupakan kawasan mangrove terluas di Indonesia Bagian Barat. Keunikan dan karakteristik kawasan mangrove di Kawasan Taman Nasional Sembilang ini mempunyai daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Kawasan ini memiliki keunggulan tersendiri dibanding dengan kawasan mangrove di tempat lain. Di Kawasan Taman Nasional ini terdapat 17 spesies mangrove yang bearti 43% dari seluruh spesies mangrove yang ada di Indonesia seperti Sonneratia spp., Avicennia spp., Rhizophora spp., Bruguiera spp., Xylocarpus granatum, dan lain-lain. 61

POTENSI DAERAH Pariwisata 2. Potensi Fauna / Satwa a. Mammalia, antara lain : Kucing Bakau (Felis bengalensis), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrana), Macan Dahan (Neofelis nebulosa), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Owa Ungko (Hylobathes agilis), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Musang Air / Berang-Berang (Lutra lutra), Bajing Ekor Pendek (Sundasciurus lowii), Lutung (Presbytis cristata), Babi Hutan (Sus srofta), Kalong (Pteropus vampyrus), Pesut (Orcaella brevirostris), Lumba-Lumba Bongkok (Sousa chinensis). b. Reptil, di sungai-sungai dan muara dalam kawasan Taman Nasional Sembilang banyak ditemukan Buaya Muara (Crocodylus porosus). Selain itu, kawasan ini juga merupakan habitat bagi berbagai spesies ular seperti Ular Cincin Mas (Boiga dendrophila), Ular Sawah (Phyton sp) dan spesies kura-kura air tawar. c. Perikanan, kawasan perairan Taman Nasional Sembilang kaya akan keanekaragaman spesie ikan, baik ikan air tawar, ikan air payau maupun ikan laut. Sedikitnya terdapat 142 spesies ikan dari 43 familia (Yunus, 1980), 38 spesies kepiting (IPB, 1975) dan sedikitnya 13 spesies udang dari 9 familia (Eskapindo Matra, 1987). Beberapa spesies ikan, udang dan kepiting yang bernilai ekonomi seperti Sembilang (Plotosus canius), Kakap (Lutjanus sp), Kerapu (Epinephelus tauvina), Toman (Channa micropeltes), Betutu (Ophiocara porocephala), Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii), Udang Petak (Oratosquilla sp), Kepiting Bakau (Scylla serrata), dan lain-lain. 62

POTENSI DAERAH Pariwisata 2. Potensi Fauna / Satwa d. Burung, paling sedikit 213 spesies burung pernah tercatat di kawasan Taman Nasional Sembilang (data BPS) termasuk banyak dari spesies residen yang berstatus genting/terancam seperti Pecuk-ular Asia (Anhinga melanogaster), Bangau Bluwok (Mycteria cinerea), Bangau Tongtong (Leptoptilos javanicus), serta lebih dari 25 spesies burung air migran, seperti Trinil lumpur Asia (Limnodromus semipalmatus), Trinil Nordmann (Tringa guttifer), Gajahan Timur (Numenius madagascariensis), dan beberapa jenis spesies Dara Laut (Sternidae). Bahkan pada waktu tertentu yang puncaknya terjadi pada bulan oktober kita dapat menyaksikan adanya ribuan burung asal Siberia yang melakukan imigran ke kawasan Taman Nasional Sembilang ini, sehingga mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri untuk diamati. Dengan keanekaragaman potensi wisata yang dimiliki, maka kawasan Taman Nasional Sembilang ini yang akses untuk menempuhnya melalui jalur kapal motor ± 4 jam perjalanan dari Kota Palembang sangat layak dan memenuhi syarat untuk dikembangkan menjadi objek wisata : - Pengamatan Burung (Bird Watching) - Pengamatan Reptil/Buaya - Pengamatan Pesut/Lumba-Lumba - Wisata Mancing - Wisata Kuliner/Sea Food - River Tracking - Photo Hunting - Stasiun Riset/Penelitian. 63

INFRASTRUKTUR WILAYAH Kabupaten Banyuasin merupakan daerah yang memiliki karakteristik yang khas karena wilayahnya terdiri dari wilayah daratan dan perairan. Ada 8 (delapan) Kecamatan Daratan dan 11 (sebelas) Kecamatan Perairan. Dengan demikian untuk kelancaran transportasi dan mobilitas warganya memerlukan sarana dan prasarana sesuai dengan karakteristik di wilayahnya masing-masing. Transportasi Darat Ketersediaan infrastruktur suatu wilayah merupakan suatu keharusan bagi kemajuan suatu daerah bahkan inftrastruktur yang baik identik dengan keberhasilan pembangunan daerah yang bersangkutan. Infrastruktur yang harus tersedia dalam rangka kelancaran transportasi darat adalah tersedianya jalan dan jembatan. Hal ini mengingat karena jalan dan jembatan merupakan modal dasar untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekaligus untuk meningkatkan investasi ke daerah yang bersangkutan. Kelancaran Transportasi Darat akan sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan yang tersedia atau dengan kata lain semakin banyak dan baiknya jalan dan jembatan maka akan semakin lancar transportasi darat di wilayah yang bersangkutan. Tersedianya jaringan transportasi yang lancar disamping akan mengurangi biaya operasional bagi pelaku usaha dan akan meningkatkan mobilitas barang dan jasa juga akan menghubungkan seluruh sumber perekonomian yang ada di masyarakat, yang semuanya itu akhirnya akan bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 64

INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Darat Berdasarkan data dari Dinas PU Bina Marga Kabupaten Banyuasin perkembangan pembangunan jalan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dalam rangka memperlancar transportasi darat terus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2009 panjang jalan Kabupaten adalah sepanjang 999,00 kilo meter maka pada tahun 2013 meningkat menjadi 1.090,38 kilo meter yang berarti selama kurun waktu 5 (lima) tahun terjadi penambahan jalan Kabupaten sepanjang 91,38 kilo meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 6.1 Perkembangan Jalan Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 2013 (dalam Km) URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 JALAN KABUPATEN 999 1.005 1.032,2 1.051,3 1090,38 BAIK 325,79 365,05 398,20 439,60 485,40 SEDANG 34,80 34,85 46,30 46,30 52,80 RUSAK 64,91 49,45 43,50 43,23 35,28 RUSAK BERAT 573,50 555,65 544,20 523,27 516,90 65

INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Darat Sesuai dengan karakteristik topografi wilayah Kabupaten Banyuasin yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari banyak sungai besar dan kecil, maka setiap pembangunan ruas jalan juga diikuti dengan pembangunan jembatan. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai tahun 2013 terjadi peningkatan pembangunan jembatan dengan berbagai tipe baik ditinjau dari panjang jembatan maupun jumlah unitnya. Jika pada tahun 2009 total panjang jembatan yang telah selesai dibangun adalah sepanjang 15.361,50 meter maka 5 (lima) tahun kemudian yakni tahun 2013 total panjang jembatan yang telah berhasil dibangun menjadi 17.853 meter yang berarti terjadi penambahan panjang jembatan sebanyak 2.491,50 meter. Begitu juga bila ditinjau dari segi jumlah unit jembatan yang telah dibangun, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni tahun 2009 sampai tahun 2013 terjadi peningkatan yang signifikan. Jika pada tahun 2009 jumlah unit jembatan yang telah berhasil dibangun sebanyak 143 unit maka pada tahun 2013 jumlahnya meningkat tajam menjadi sebanyak 313 unit yang berarti terjadi penambahan sebanyak 170 unit selama kurun waktu 5 (lima) tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : 66

INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Darat Tabel 6.2 Jumlah Unit Jembatan Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 2013 (dalam Unit) NO JENIS JEMBATAN 2009 2010 2011 2012 2013 1 Jembatan Konstruksi Permanen 71.00 101.00 133.00 192.00 270.00 2 Jembatan Konstruksi Kayu 72.00 60.00 58.00 58.00 43.00 Total 143.00 161.00 191.00 250.00 313.00 Tabel 6.3 Panjang Jembatan Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 2013 (dalam Meter) NO JENIS JEMBATAN 2009 2010 2011 2012 2013 1 Beton/Permanen Lebar 5 M 6 M 965.50 965.50 965.50 965.50 1,235.50 2 Beton/Permanen Lebar 2,5 M 3 M 7,860.00 8,722.00 9,162.00 9,592.00 10,564.00 3 Rangka Besi/Iron Construction 483.00 483.00 423.00 363.00 363.00 4 Jembatan Pipa Eks Pertamina dan Kayu 729.00 571.00 560.50 560.50 344.50 5 Jembatan Lain (tidak dirinci) 5,324.00 5,324.00 5,394.50 5,454.50 5,346.00 Total 15361.50 16065.50 16505.50 16935.50 17853.00 67

INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Sungai Kabupaten Banyuasin sesuai dengan karakteristik dan topografinya sebagian berupa wilayah perairan. Dari 19 (sembilan belas) Kecamatan dan 344 Desa/Kelurahan yang ada terdapat 8 (delapan) Kecamatan dan 120 Desa dan Kelurahan yang berada di perairan. Dengan karakteristik wilayah seperti ini, maka pembangunan infrastruktur dalam rangka menunjang kelancaran transportasi bagi mobilitas barang dan jasa harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah perairan. Tidak berbeda dengan transportasi darat, maka kelancaran transportasi sungai juga sangat ditentukan oleh ketersediaan jaringan infrastruktur yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kelancaran transportasi sungai diantaranya memerlukan ketersediaan infrastruktur perhubungan sungai seperti dermaga, terminal dan moda angkutan sungai dan lain-lain. Merujuk pada data dari Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuasin perkembangan pembangunan infrastruktur perhubungan sungai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan. Dermaga misalnya, jika pada tahun 2009 jumlahnya 24 maka 5 (lima) tahun kemudian yaitu pada tahun 2013 jumlahnya meningkat tajam menjadi 51. 68

INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Sungai Demikian juga dengan ketersediaan sarana transportasi air atau moda angkutan sungai yang dikelola langsung oleh masyarakat jumlahnya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, dan ini sangatlah menentukan bagi kelancaran arus barang dan jasa di wilayah perairan. Tabel 6.4 Perkembangan Sarana Dan Prasarana Perhubungan Sungai Kabupaten Banyuasin Infrastruktur Perhubungan Jumlah Sarana dan Prasarana 2009 2010 2011 2012 2013 Dermaga Laut (Umum) 2 2 2 2 2 Dermaga Laut (Khusus) 8 9 9 9 9 Dermaga Sungai (Umum) 4 8 14 23 30 Dermaga Sungai (Khusus) 10 10 10 10 10 Jumlah/ Total 24 29 35 44 51 69

INFRASTRUKTUR WILAYAH Transportasi Sungai Tabel 6.5 Jumlah Sarana Angkutan Sungai Menurut Jenisnya di Kabupaten Banyuasin Tahun 2009-2013 Jenis Kapal Angkutan penumpang Speed Boat Kecil Angkutan penumpang Speed Boat Besar Jumlah 2009 2010 2011 2012 2013 277 287 272 285 285 23 23 23 25 25 Angkutan Barang Jukung 278 281 276 378 378 Angkutan Barang Tug Boat 3 3 3 3 3 Angkutan Barang Ketek 1221 1221 1221 1224 1221 Angkutan Barang Tongkang 65 65 65 67 67 Kapal Nelayan/Pompong 2897 2897 2897 2990 2990 Jumlah/ Total 4764 4777 4757 4972 4969 70

INFRASTRUKTUR WILAYAH Listrik dan Telekomunikasi Listrik Pelayanan listrik di Kabupaten Banyuasin sampai sekarang masih dilayani oleh PT. PLN (Persero Tbk) di wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) Cabang Palembang. Dari kondisi ini maka sampai sekarang belum seluruh Kecamatan dan Desa/Kelurahan yang terlayani kebutuhan listriknya. Untuk memenuhi kebutuhan listrik warga khususnya yang ada di wilayah perdesaan Kabupaten Banyuasin sejak awal berdirinya terus memprogramkan kegiatan pembangunan dalam rangka meningkatkan akses masyarakat untuk memenuhi kebutuhan listrik. Walaupun belum maksimal, namun pembangunan di bidang kelistrikan terus mengalami kemajuan dan peningkatan sehingga keberadaan dan kehadiran infrastruktur listrik yang merupakan salah satu fasilitas publik telah dirasakan manfaatnya, atau paling tidak telah cukup mampu memfasilitasi kebutuhan listrik masyarakat Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan data dari Dinas Pertambangan Kabupaten Banyuasin dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2009 sampai tahun 2013 jumlah Desa/Kelurahan yang sudah dapat menikmati aliran listrik PLN terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2009 dari jumlah Desa/Kelurahan sebanyak 304 Desa/Kelurahan yang ada di 19 Kecamatan, yang sudah dapat menikmati aliran listrik PLN adalah sebanyak 116 Desa/Kelurahan di 18 Kecamatan, yang berarti terdapat sekitar 55,60 % dari total Desa/Kelurahan yang ada dan hanya ada 1 (satu) Kecamatan yang belum dapat mengakses aliran listrik PLN yakni Kecamatan Tungkal Ilir. 71

INFRASTRUKTUR WILAYAH Listrik dan Telekomunikasi Listrik Seiring dengan pembangunan bidang kelistrikan melalui Program Listrik Perdesaan (PROLISDES) setiap tahun jumlah Desa/Kelurahan yang dapat menikmati aliran listrik PLN terus bertambah dan mengalami peningkatan, hingga pada tahun 2013 prosentase jumlah Desa/Kelurahan yang teraliri listrik menjadi sebanyak 78,62%, yang berarti sudah ada 239 Desa/Kelurahan yang sudah teraliri listrik PLN dari jumlah desa sebanyak 304 Desa/Kelurahan. Untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan aliran listrik yang belum terpenuhi oleh jaringan listrik PLN, maka solusi yang diambil adalah menggunakan infrastruktur listrik Non PLN yakni melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang sampai saat ini telah terpasang 3 (tiga) unit PLTS di 3 (tiga) Kecamatan yakni Kecamatan Air Kumbang, Kecamatan Muara Sugihan dan Kecamatan Banyuasin II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : 72

INFRASTRUKTUR WILAYAH Listrik Tabel 6.6 Jumlah Desa/ Kelurahan Yang Telah Dialiri Listrik Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 Kecamatan Jumlah Desa/ Kelurahan Jumlah Desa/Kelurahan berlistrik Nama Desa Jumlah % PLN No PLN / PLTS 1 Rantau Bayur 21 17 80,95 2 Betung 11 11 100 3 Suak Tapeh 11 11 100 4 Pulau Rimau 29 20 68,97 5 Tungkal Ilir 14 0 0,00 6 Banyuasin III 26 25 96,15 7 Sembawa 11 8 72,73 8 Talang Kelapa 12 12 100,00 9 Tanjung Lago 15 14 93,33 10 Banyuasin I 13 11 84,62 11 Air Kumbang 16 9 56,25 12 Rambutan 19 18 94,74 13 Muara Padang 15 15 100,00 14 Muara Sugihan 22 14 63,64 15 Makarti Jaya 12 9 75,00 16 Air Saleh 14 13 92,86 17 Banyuasin II 17 9 52,94 18 Muara Telang 16 15 93,75 19 Sumber Marga Telang 10 8 80,00 Jumlah 304 239 78,62 2012 304 190 62,50 2011 304 196 64,47 2010 304 186 60,81 2009 304 169 58,27 73

INFRASTRUKTUR WILAYAH Listrik dan Telekomunikasi Telekomunikasi Hal yang sama terjadi juga dengan kebutuhan informasi telekomunikasi baik berupa komunikasi melalui telepon tetap (statis) maupun melalui telepon bergerak atau seluler. Layanan yang diperlukan masyarakat di bidang telekomunikasi menuntut ketersediaan jaringan infrastruktur telepon yang memadai. Dengan tersedianya jaringan infrastruktur telekomunikasi yang memadai akan dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan informasi dan komunikasi yang modern. Untuk itu seiring dengan semakin tingginya mobilitas sosial masyarakat, maka pemerintah melalui PT. Telkom, Tbk telah membangun jaringan infrastruktur telepon tetap atau statis. Dari data Dinas Perhubungan dan KOMINFO Kabupaten Banyuasin sampai akhir tahun 2013 terdapat 187 Desa/Kelurahan yang telah terjangkau jaringan pelayanan telepon statis atau 62 % dari 304 Desa/Kelurahan yang ada telah terlayani. Disamping pelayanan telepon tetap masyarakat juga seiring dengan kemajuan sosial ekonominya memerlukan juga pelayanan telepon seluler dan ini pun telah diantisipasi oleh pihak pemerintah dan swasta dengan membangun infrastruktur jaringan telepon seluler berupa pembangunan tower telekomunikasi. Dari data menunjukkan bahwa jaringan telekomunikasi telepon seluler ini sudah ada sebanyak 248 menara telekomunikasi dan tersebar di 19 (sembilan belas) Kecamatan di Kabupaten Banyuasin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel beikut ini : 74

INFRASTRUKTUR WILAYAH Tabel 6.7 Jumlah Desa/Kelurahan Yang Telah Terjangkau Layanan Internet Statis Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 Kecamatan Jumlah Desa/ Kelurahan Desa atau Kelurahan Terjangkau Layanan Internet Jumlah % Desa/Kelurahan 1 Rantau Bayur 19 1 5 2 Betung 21 1 5 3 Suak Tapeh 5 1 20 4 Pulau Rimau 29 0 0 5 Tungkal Ilir 14 0 0 6 Banyuasin III 33 1 3 7 Sembawa 5 1 20 8 Talang Kelapa 11 1 9 9 Tanjung Lago 14 1 7 10 Banyuasin I 22 0 0 11 Air Kumbang 5 1 20 12 Rambutan 20 0 0 13 Muara Padang 14 0 0 14 Muara Sugihan 20 0 0 15 Makarti Jaya 14 0 0 16 Air Saleh 11 0 0 17 Banyuasin II 21 0 0 18 Muara Telang 20 0 0 19 Sumber Marga Telang 5 0 0 Jumlah 303 8 3 75

INFRASTRUKTUR WILAYAH Air Minum dan Sanitasi Tersedianya air bersih yang higienis merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga masyarakat, tidak terkecuali masyarakat yang bermukim di wilayah Kabupaten Banyuasin. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut baik untuk kebutuhan minum, mandi dan mencuci sebagian masyarakat terutama yang bermukim di wilayah perdesaan dan perairan, umumnya masih mengandalkan anugerah alam, seperti dari sumur galian, sumur pompa, sungai dan air hujan. Pemenuhan kebutuhan air bersih yang sangat tergantung dengan alam sudah tentu sangat dipengaruhi oleh kondisi alam dan lingkungan di sekitarnya serta dari segi kesehatan sulit untuk menjaminnya. Untuk itu pemerintah dari waktu ke waktu terus memprogramkan kegiatan pembangunan infrastruktur di bidang penyediaan dan pemenuhan kebutuhan air bersih yang sehat terutama kebutuhan air minum. Pemerintah Kabupaten Banyuasin sejak awal berdirinya telah menyadari betul akan kebutuhan air bersih ini dan untuk itu pemerintah Kabupaten Banyuasin dari waktu ke waktu terus memperkuat dan membenahi keberadaan PDAM Tirta Betuah, sebagai institusi yang diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk mengelola manajemen pendistribusian air bersih ke tengah masyarakat. 76

INFRASTRUKTUR WILAYAH Air Minum dan Sanitasi Walaupun belum maksimal namun kehadiran PDAM Tirta Betuah ini sangat dirasakan manfaatnya terutama ketika musim kemarau tiba. Berdasarkan data dari PDAM Tirta Betuah dalam rentang waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2009 sampai tahun 2013 perkembangan institusi ini semakin menunjukkan kinerja positifnya. Jika pada tahun 2009 jumlah keluarga yang sudah dapat menikmati fasilitas air bersih berjumlah 6.299 KK maka 5 (lima) tahun kemudian yakni tahun 2013 jumlahnya melonjak tajam menjadi 17.299 KK. Begitu juga bila ditinjau dari jumlah instalasi pengelola air bersih yang telah dibangun. Jika pada tahun 2009 terdapat sejumlah 9 unit instalasi pengelola air bersih (IPA) maka pada tahun 2013 jumlahnya juga melonjak tajam menjadi 19 unit instalasi pengelola air bersih (IPA). Dengan semakin banyaknya instalasi pengelola air bersih yang dibangun maka semakin banyak warga masyarakat yang dapat mengakses fasilitas air bersih yang tersedia. Hal ini dapat juga dilihat dari data jumlah desa dan kecamatan yang telah terlayani air bersih dari PDAM Tirta Betuah. Jika pada tahun 2009 jumlah desa yang terlayani air bersih dari PDAM sejumlah 29 Desa/Kelurahan dan 5 Kecamatan maka pada tahun 2013 jumlahnya menjadi 57 Desa/Kelurahan dan 10 Kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : 77

INFRASTRUKTUR WILAYAH Tabel 6.8 Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang Mendapat Akses Air Bersih Akses Tahapan Air Bersih dan Sanitasi Tahun Jumlah KK Terakses Jumlah KK Persentase KK Terakses (%) 2009 6.299 40.829 15,43 2010 7.982 119.359 6,69 2011 10.160 145.368 6,99 2012 12.262 167.200 7,33 2013 17.229 171.380 10,05 Ket Tabel 6.9 Data Pelanggan PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013 Tahun Pelanggan (SR) 2009 2010 2011 2012 2013 6.299 7.982 10.160 12.262 17.229 Tabel 6.10 Data Kapasitas Instalasi Pengelola Air PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013 Tahun Kapasitas IPA (L/dt) 2009 2010 2011 2012 2013 210 190 235 235 365 78

INFRASTRUKTUR WILAYAH Tabel 6.11 Data Jumlah Instalasi Pengelola Air PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013 Tahun Jumlah IPA (Unit) 2009 2010 2011 2012 2013 9 9 9 9 9 Tabel 6.12 Data Cakupan Air Bersih Dalam Kabupaten Banyuasin Sampai Dengan Tahun 2013 Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Jumlah Desa Terlayani (Desa) 29 40 40 40 57 2 Persentase Desa Terlayani (%) 9,54% 13,15% 13,15% 13,15% 18,75% 3 Jumlah Ibu Kota Kecamatan Terlayani (Kec) 5 7 7 8 10 4 Persentase Ibu Kota Kecamatan Terlayani (%) 26,31% 36,84% 36,84% 42,10% 52,63% Tabel 6.13 Kecamatan Di Banyuasin Yang Telah Dialiri Air Bersih PDAM Tahun 2013 Kecamatan Rantau Bayur, Kecamatan Betung, Kecamatan Banyuasin III, Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Tanjung Lago, Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Rambutan, Kecamatan Air Saleh, Kecamatan Suak Tape dan Kecamatan Sembawa 79

Pendidikan SOSIAL BUDAYA Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor yang paling menentukan bagi keberhasilan pelaksanaan pembangunan bahkan sumber daya manusia yang berkualitas identik dengan keberhasilan pembangunan itu sendiri. Untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu memerlukan anggaran yang relatif besar. Kebutuhan biaya yang relatif besar adalah dalam rangka untuk menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan bagi dunia pendidikan seperti gedung sekolah, sarana laboratorium, perpustakaan, buku kurikulum dan guru atau tenaga didik yang berkualitas. Sarana dan prasarana pendidikan yang memadai akan sangat menentukan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkannya. Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui Dinas Pendidikan dari waktu ke waktu terus berbenah diri dengan melakukan pembangunan baik fisik maupun pembangunan sumber daya manusia di sektor pendidikan. Pembangunan fisik di sektor pendidikan dapat berupa pembangunan dan penambahan gedung sekolah baru, ruang kelas baru dan juga pembangunan terhadap sumber daya manusianya, yaitu berupa peningkatan kualitas guru baik melalui program sertifikasi maupun melalui peningkatan jenjang pendidikan guru. 80

Pendidikan SOSIAL BUDAYA Anggaran yang di alokasikan pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk dunia pendidikan terus mengalami peningkatan. Peningkatan anggaran di sektor pendidikan antara lain digunakan untuk membangun serta meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Setiap tahun anggaran, berbagai fasilitas pendidikan berupa gedung, laboratorium hingga fasilitas penunjang belajar dan mengajar terus ditingkatkan begitu juga dengan mutu guru atau tenaga pengajar, pemerintah Kabupaten Banyuasin juga terus melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas, baik melalui pemberian beasiswa belajar pada para guru (terutama guru sekolah dasar) juga melalui kegiatan sertifikasi guru. Dengan peningkatan anggaran ini sangat dirasakan telah memberikan pengaruh yang sangat signifikan atas kemajuan dunia pendidikan di Kabupaten yang terkenal dengan sebutan BUMI SEDULANG SETUDUNG, yakni berupa peningkatan indikator yang menjadi tolak ukur kemajuan pendidikan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin bahwa indikator kemajuan pendidikan berupa angka partisipasi murni dalam 5 (lima) tahun terakhir terus mengalami perkembangan yang menggembirakan. Jika pada tahun 2009 angka partisipasi murni (APM) Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah adalah sebesar 89,25%, SLTP/MTs sebesar 31,37%, SLTA/SMK/MA sebesar 32,29% maka dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kemudian yakni tahun 2013 angka ini mengalami peningkatan menjadi SD/MI sebesar 96,03%, SLTP/MTs sebesar 70,76% dan SLTA/SMK/MA sebesar 41,08%. 81

Pendidikan SOSIAL BUDAYA Begitu juga dengan indikator angka partisipasi sekolah (APS) juga menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari data yang telah di publikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin bahwa penduduk yang berusia 7-12 tahun, 13-15 tahun dan kelompok penduduk yang berusia 16-18 tahun angka partisipasi sekolahnya dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Jika tahun 2009 angka partisipasi sekolah penduduk yang berusia 7-12 tahun adalah sebesar 95,04 % maka pada tahun 2013 angka partisipasi sekolahnya meningkat menjadi 97,44%. Begitu juga dengan kelompok penduduk berusia 13-15 angka partisipasi sekolahnya juga mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2009 angka partisipasi sekolahnya sebesar 82,31% maka pada tahun 2013 menjadi 86,92%. Hal ini juga terjadi pada kelompok penduduk yang berusia 16-18 tahun juga terjadi peningkatan. Jika angka partisipasi sekolahnya pada tahun 2009 sebesar 42,50% maka angkanya meningkat menjadi 49,46% pada tahun 2013. Untuk melihat perkembangan kemajuan dunia pendidikan di Kabupaten Banyuasin dapat dilihat pada tabel berikut ini : 82

SOSIAL BUDAYA NO JENJANG PENDIDIKAN Tabel 7.1 Jumlah Sarana Pendidikan Formal Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2013 TAHUN/UNIT 2009 2010 2011 2012 2013 1 Sekolah Dasar Negeri 469 469 473 480 480 Swasta 10 10 10 10 10 2 MI Negeri 0 0 0 0 0 Swasta 57 57 57 57 57 3 SLTP Negeri 58 59 60 61 61 Swasta 28 38 38 38 45 4 MTs Negeri 1 1 1 1 1 Swasta 60 60 62 62 62 5 SLTA/SMK Negeri 17 18 21 25 27 Swasta 25 31 32 32 32 6 MA Negeri 1 1 1 1 1 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin Swasta 25 25 26 26 26 83

SOSIAL BUDAYA Tabel 7.2 Jumlah Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren di Kabupaten Banyuasin INSTITUSI 2009 2010 2011 2012 2013 Madrasah Diniyah 21 21 21 23 25 Ponpes Tradisional 7 7 7 7 7 Ponpes Modern 28 32 32 33 34 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin Tabel 7.3 Total Jumlah Guru PNS di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Tahun 2009-2013 GOLONGAN JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH Golongan II 282 522 804 Golongan III 810 1.583 2.393 Golongan IV 498 963 1.461 Jumlah 1.590 3.068 4.658 Tahun 2012 1.743 30,78 4.821 2011 1.760 3.043 4.803 2010 1.753 2.933 4.686 2009 1.713 2.758 4.471 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin 84

SOSIAL BUDAYA Tabel 7.4 Total Jumlah Guru PNS Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Tahun Sampai Dengan 2013 GOLONGAN LAKI-LAKI JENIS KELAMIN PEREMPUAN JUMLAH Golongan II 282 522 804 Golongan III 810 1.583 2.393 Golongan IV 498 962 1.460 Jumlah 1.590 3.068 4.657 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin Tabel 7.5 Total Jumlah Guru PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Sampai Dengan Tahun 2013 GOLONGAN LAKI-LAKI JENIS KELAMIN PEREMPUAN JUMLAH Golongan II 27 52 79 Golongan III 507 880 1.387 Golongan IV 570 940 1.510 Jumlah 1.104 1.872 2.976 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin 85

SOSIAL BUDAYA Tabel 7.6 Total Jumlah Guru PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin Tahun 2009-2013 GOLONGAN LAKI-LAKI JENIS KELAMIN PEREMPUAN JUMLAH Golongan II 7 8 15 Golongan III 373 598 962 Golongan IV 507 860 1.367 Jumlah 942 1.555 2.497 Tahun 2012 725 1.168 1.893 2011 517 731 1.248 2010 568 711 1.279 2009 400 476 876 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin 86

SOSIAL BUDAYA Tabel 7.7 Jumlah Guru Non PNS Bersertifikasi di Kabupaten Banyuasin Menurut Jenis Kelamin 2009 Sampai Dengan 2013 GOLONGAN LAKI-LAKI JENIS KELAMIN PEREMPUAN JUMLAH 2009 4 6 10 2010 9 8 17 2011 13 16 29 2012 17 39 85 2013 29 56 85 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin 87