Visit Indonesia 2008: Tantangan dan Peluang Kamis, 27 Maret 2008 Jero Wacik Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia     Sebagaimana telah diketahui bersama, program nasional Visit Indonesia Year 2008 telah dicanangkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada tanggal 26 Desember 2007 di Jakarta Convention Centre. Program tersebut diluncurkan untuk tahun 2008 adalah memanfaatkan momentum peringatan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei 1908). Diharapkan semangat kebangkitan pada momen tersebut akan juga mendorong bangkitnya kepariwisataan nasional dari berbagai krisis selama beberapa tahun terakhir. Perkembangan Kunjungan Wisman 10 Tahun (1997 â 2007)    Â
    Selain itu, pada tahun 2008 akan berlangsung sejumlah events akbar yaitu: Grand Racing SpeedCar pada Februari 2008 di Sentul; Deep Indonesia Dive Show, Maret 2008 di Jakarta; Batik Summit, Juni 2008 di Jakarta; World Culture Forum, Oktober 2008 di Bali dan International Spa Expo, Desember 2008 di Bali. Selanjutnya untuk lebih menyemarakkan Visit Indonesia 2008, telah dirancang lebih dari 100 events yang akan digelar sepanjang tahun di seluruh pelosok negeri.     Secara keseluruhan Visit Indonesia 2008 diarahkan untuk meraih target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 7 juta di akhir tahun 2008 dengan target penerimaan devisa sebanyak US.$ 6,7 milyar dari 12 pasar utama (Singapura, Malaysia, Jepang, Australia, Taiwan, Korea, Amerika Serikat, China, Thailand, India, Eropa, dan Timur Tengah). Gambaran Perolehan dan Target Wisman Per Pasar 20072008
        Untuk mensukseskan program tersebut beberapa langkah penting yang akan dilakukan, meliputi: pelaksanaan â œcomarketingâ dengan berbagai pihak, antara lain, industri pariwisata, pemda, instansi terkait dan juga Garuda Indonesia selaku maskapai penerbangan nasional serta dengan American Express Card; partisipasi aktif pada bursa pariwisata dan pameran di luar negeri; Sekretariat Negara Republik Indonesia
pembukaan kantorkantor perwakilan di 12 pasar utama; peningkatan pelayanan di pintupintu masuk internasional terutama pelayanan â œvisa on Arrivalâ kepada 63 negara; pembukaan jalur baru penerbangan dari negaranegara pasar; intensifikasi program kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona di kalangan masyarakat agar menjadi tuan rumah yang baik; Peningkatan kegiatan MICE internasional di Indonesia. Â Â Â Â Selanjutnya upaya mensukseskan Visit Indonesia 2008 itupun tidak lepas dari berbagai tantangan baik secara internal maupun eksternal. Salah satunya secara internal adalah tantangan bagaimana menggalang dukungan seluruh stakeholders (pemda, industri, instansi terkait, pemuka masyarakat dsb), selain untuk menggaungkan Visit Indonesia 2008 ke seluruh masyakarat, juga untuk melakukan persiapan sebaikbaiknya agar eventevent yang akan digelar di daerah masingmasing dapat berlangsung sukses dan wisatawan yang berkunjung merasa puas. Jadi perlu ada kerja keras mensosialisasikan program tersebut secara luas sehingga seluruh masyarakat merasa turut memiliki dan terdorong untuk turut pula mensukseskannya. Misalnya saja, masyarakat, sekolahsekolah, aparat keamanan, pertokoan dan lainlain di sekitar obyek wisata tergerak untuk menjadi tuan rumah yang baik, memasang umbulumbul Visit Indonesia 2008, menata lingkungan agar tampak asri, memasang ramburambu dan papan informasi serta menjaga kebersihan dan fungsi fasilitas umum. Â Â Â Â Sedangkan tantangan secara eksternal salah satunya adalah bagaimana membuat masyarakat di 12 pasar utama kenal dan tahu bahwa Indonesia menarik untuk dikunjungi dan lebih jauh lagi bagaimana mempengaruhi mereka untuk memilih Indonesia sebagai tujuan berlibur maupun sebagai tempat menyelenggarakan pertemuan mereka. Tentunya perlu ada informasi terus menerus di media setempat dan dalam bahasa setempat baik cetak maupun elektronik yang tentu saja memerlukan dana besar, sementara kemampuan anggaran Pemerintah sangat terbatas.
    Tantangan eksternal lain yang cukup berat untuk dihadapi adalah promosi gencar yang dilakukan negaranegara pesaing dari tetangga dekat seperti Malaysia, Thailand dan Australia yang juga terarah ke pasarpasar utama Indonesia dan bahkan di Indonesia merekapun berpromosi secara agresif baik melalui media maupun melalui pembukaan restoranrestoran mereka di berbagai tempat.     Namun demikian, di tengah berbagai tantangan dan keterbatasan terdapat beberapa peluang yang harus dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam hal keanekaragaman dan kualitas produk wisata, Indonesia diakui sebagai tak tertandingi oleh negara manapun. Contoh saja, Bali ditetapkan sebagai Worldâ s Best Island Destination 7x sejak 2001 s/d 2007 oleh majalah Amerika terkemuka â œtravel & Leisureâ. Di bidang diving, beberapa dari worldâ s best dive spots bera Kawasan Timur Indonesia (Raja Ampat, Takabonerate, Wakatobi, Bunaken, dan lainlain). Di bidang spa, Bali ditetapkan sebagai Asiaâ s Spa Capital oleh Asia Spa Magazine, dan masih banyak lagi. Jumlah Kunjungan Wisman Tahun 19872007
    Selain daripada itu, peluang yang patut dioptimalkan tercermin dari terjadinya pemecahan rekor untuk kunjungan wisatawan mancanegara 10 tahun terakhir, karena pada tahun 2007 mencapai jumlah tertinggi yaitu 5,5 juta orang. Hal ini berarti kepercayaan pasar internasional terhadap pariwisata Indonesia sudah pulih, yang sekaligus menjadi tanda adanya peningkatan citra Indonesia secara keseluruhan. Hal lain yang juga merupakan peluang adalah adanya komitmen seluruh perwakilan R.I di luar negeri untuk mendukung upaya promosi pariwisata Indonesia. Demikian juga dengan adanya jalinan kerjasama â œcomarketingâ dengan berbagai pihak seperti Garuda Indonesia, American Express Card dan kantorkantor perwakilan/agen promosi di 5 negara (Australia, Jepang, China, Jerman, Malaysia), maka Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sangat optimis Visit Indonesia 2008 akan sukses dan mencapai target yang telah ditetapkan.