TEMU ILMIAH IPLBI 203 Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar Umi Kalsum (), Syahriana Syam (2) () Prodi Pengembangan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin (2) Prodi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Abstrak Di kawasan periferi terjadi percampuran antara stuktur lahan perdesaan dan perkotaan. Perkembangan daerah periferi ditandai dengan adanya perubahan fungsi lahan, dari lahan pertanian menjadi nonpertanian dari tahun ke tahun. Perubahan fungsi lahan menyebabkan pertumbuhan jumlah penduduk, sehingga tingkat kebutuhan fasilitas permukiman semakin meningkat pula. Karena itu diperlukan perencanaan penyediaan fasilitas permukiman di kawasan periferi untuk memudahkan masyarakat beraktifitas. Tujuan dari perencanaan ini: () untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan alih fungsi lahan di Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Makassar melalui komparasi lahan dengan menggunakan aplikasi Google Earth tahun 2003, 2006, 2009, dan 202 serta data perubahan jumlah penduduk pada tahun yang sama; (2) untuk mengidentifikasi ketersediaan fasilitas permukiman yang ada Kelurahan Sudiang Raya sesuai dengan standar perumahan permukiman; dan (3) membuat arahan perencanaan yang menjadi bahan pertimbangan oleh pemerintah kota Makassar untuk menyediakan kekurangan fasilitas permukiman di kawasan periferi khususnya di Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Katakunci : periferi, fungsi lahan, fasilitas, perencanaan Pengantar Bertambahnya penduduk dalam suatu kota selalu diikuti dengan peningkatan kebutuhan lahan. Kondisi perkotaan yang telah padat bangunan dan tidak dapat lagi menampung kegiatan penduduk, menyebabkan terjadinya pengembangan wilayah di daerahdaerah sekitar kota. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian, kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian cenderung meningkat. Kecenderungan tersebut menyebabkan alih fungsi lahan pertanian sulit dihindari. Kota Makassar memiliki total populasi sebanyak.339.374 penduduk (Makassar dalam Angka, 20). Sekitar 29% pertumbuhan penduduk di area periferi. Di area periferi ke arah Timur (Kawasan Tamalenrea, Biringkanaya), 22.224 jiwa dengan pertumbuhan populasi 2,30%, dan di area periferi ke arah Selatan (Kawasan Tamalate), 54.464 jiwa dengan pertumbuhan populasi 2,08%. Dalam penelitian Wunas dan Natalia (20) dinyatakan bahwa pertumbuhan populasi di area periferi lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan populasi Makassar (,63%). Dengan pertumbuhan populasi yang kian meningkat, penggunaan lahan juga mulai terusik. Lahan yang semula difungsikan sebagai lahan pertanian (bercocok tanam), berangsurangsur berubah menjadi kawasan pemukiman dan industri. Perubahan alih fungsi lahan ini, diikuti dengan penyediaan fasilitas pubik bagi ma Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 203 B 7
Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi syarakat. Daerah periferi Kecamatan Biringkanaya Kelurahan Sudiang Raya, perubahan alih fungsi lahan menjadi permukiman juga diikuti dengan penyediaan fasilitas publik untuk masyarakat setempat seperti fasilitas peribadatan, pendidikan, dan kesehatan. Untuk itu diperlukan perencanaan fasilitas publik di atas bagi masyarakat yang tinggal di daerah periferi tersebut. b. Timur: Kabupaten Maros c. Selatan: Kelurahan Paccerakang d. Barat: Kel. Paccerakkang dan Kel. Daya Metode Metode yang digunakan yaitu metode komparasi. Komparasi peta yang diperoleh dari Google Earth pada tahun 2003, 2006, 2009, dan 202 serta komparasi data perubahan jumlah penduduk pada tahun yang sama. Metode ini untuk menganalisis faktor alih fungsi lahan. Sedangkan untuk membahas kebutuhan fasilitas yaitu dengan menghitung dan membandingkan jumlah fasilitas yang telah ada dengan fasilitas publik sesuai standar jumlah peduduk pendukung. Metode Pengumpulan Data a. Data sekunder Data sekunder dikumpulkan dari instansiinstansi pemerintah seperti: Kantor Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, Bantuan sofware google earth dan arcgis, peraturanperaturan dan informasi lain yang relevan dengan penelitian b. Data primer Penelitian di lapangan untuk mendapatkan data fenomena daerah penelitian yang dilakukan antara lain: observasi; penggalian fenomena lapangan obyek penelitian; mendata data primer, pemetaan aktivitas lingkungan penelitian. Lokasi Wilayah penelitian berada di kawasan periferi Kelurahan Sudiang Raya Makassar degan letak astronomis 9 0 32 3, Bujur Timur dan 5 0 06 29,40 Lintang Selatan dengan luas wilayah 8,78 km 2 dengan batasan wilayah sebagai berikut : a. Utara: Kelurahan Pai dan Kelurahan Sudiang Gambar. Peta Administrasi Kelurahan Sudiang Raya Makassar Analisis. Analisis Faktor Alih Fungsi Lahan a. Kependudukan (pertambahan jumlah penduduk) Pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun telah meningkatkan permintaan tanah seperti permintaan tanah untuk perumahan dan permukiman sehingga menimbulkan luas area dan persentase lahan pertanian menjadi berkurang akibat terjadinya alih fungsi lahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel. Perubahan Alih Fungsi Lahan dan Jumlah Penduduk Fungsi Lahan Jumlah Penduduk (jiwa) Tahun Luas Area (Ha) 26.784 2003 5,08 B 72 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 203
Umi Kalsum Perumahan dan Permukiman 28.092 29.99 2006 2009 203 6,69 20,05 25,63 Pertanian 26.784 28.092 29.99 2003 2006 2009 203 43,8 42,57 38,2 32,62 Sumber: data BPS dan Software Arcgis Terkait Luas Area, 203 b. Kebutuhan Lahan Untuk Kegiatan Non Pertanian Kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian seperti pembangunan perumahan dan permukiman yang memerlukan lahan yang luas, sebagian besar diantaranya berasal dari lahan pertanian sehingga terjadinya alih fungsi lahan tidak dapat dihindari. Kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian dari tahun ke tahun seperti pembangunan perumahan dan permukiman terus mengalami peningkatan dan mengakibatkan luas area pertanian menjadi berkurang (Gambar 2 s/d 5). Gambar 3. Peta Kondisi Lahan Kelurahan Sudiang Raya Tahun 2006 Gambar 4. Peta Kondisi Lahan Kelurahan Sudiang Raya Tahun 2009 Gambar 2. Peta Kondisi Lahan Kelurahan Sudiang Raya Tahun 2003 Gambar 5. Peta Kondisi Lahan Kelurahan Sudiang Raya Tahun 203 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 203 B 73
Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi 2. Analisis Kebutuhan Fasilitas Dalam suatu lingkungan kelurahan, sangat dibutuhkan ketersediaan fasilitas publik yang mudah dijangkau oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan jumlah fasilitas publik sesuai standar jumlah peduduk pendukung di kelurahan Sudiang Raya Makassar: Tabel 2. Tabel Ketersediaan Fasilitas Publik Kelurahan Sudiang Raya Jenis Sarana dan Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Peduduk Pendukung (jiwa) Fasilitas Yang Tersedia (unit) Gambar 6. Peta Wilayah Jangkauan Fasilitas Peribadatan Kelurahan Sudiang Raya Pendidikan/ TK SD SMP SMA.250.600 4.800 4.800 4 4 2 Kesehatan / Puskesmas Posyandu Praktek Dok. Apotik BPS 20.000 5 000 0 5 5 Peribadatan/ Mesjid 2.500 4 Tabel 3. Tabel KeKurangan Fasilitas Publik Kelurahan Sudiang Raya Pendidikan Jenis Sarana TK SD SMP SMA Kekurangan Fasilitas (unit) 2 9 8 7 Gambar 7. Peta Wilayah JangkauannFasilitas Pendidikan (TK) Kesehatan Puskesmas Posyandu Praktek Dokter Apotik BPS 25 4 Peribadatan Mesjid 3 Gambar 8. Peta Wilayah Jangkauan Fasilitas Pendidikan (SD) B 74 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 203
Umi Kalsum Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pembahasan, maka disimpulkan bahwa: Gambar 9. Peta Wilayah Jangkauan Fasilitas Pendidikan SMP Gambar 0. Peta Wilayah Jangkauan Fasilitas Pendidikan (SMA). Faktorfaktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di Kelurahan Sudiang raya diantaranya: a. Kependudukan (pertambahan jumlah penduduk) b. Kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian 2. Terdapat ketidaksesuaian (kekurangan) sebagian jumlah fasilitas yang terdapat di Kelurahan Sudiang Raya diantaranya: a. Fasilitas Pendidikan (TK,SD, dan SMA) b. Fasilitas Kesehatan (Posyandu dan Praktek Dokter) c. Fasilitas Peribadatan (Mesjid) 3. Arahan perencanaan yang dilakukan, yaitu: a. Arahan perencanaan terhadap alih fungsi lahan yang terdiri atas dua arahan perencanaan, yaitu: ) Memperkecil dan mengendalikan peluang terjadinya konversi lahan 2) Memberlakukan instrumen pengendalian konversi lahan b. Arahan perencanaan terhadap fasilitas publik, yaitu: ) Perencanaan fasilitas pendidikan (TK,SD, dan SMA) 2) Perencanaan fasilitas kesehatan (Posyandu dan Praktek Dokter) 3) Perencanaan fasilitas peribadatan (Mesjid) Daftar Pustaka Gambar. Peta Wilayah Jangkauan Fasilitas Kesehatan (Posyandu) Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Deri Prahayu. (2008). Makalah Urbanisasi. Jakarta: Universitas Indonesia. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Kemenpera RI (200). Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri. SNI 037332004. (2004). Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 203 B 75