BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1mm/KgBB + tramadol. Dalam hal ini, masing-masing data akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan di seluruh dunia, baik dikerjakan oleh dokter, paramedis, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengalaman emosional yang berkaitan dengan kerusakan atau potensi kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

FARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. Sirkumsisi atau sunat adalah salah satu tindakan bedah minor (operasi

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba setelah pemberian polisakarida krestin (PSK) dari jamur Coriolus versicolor

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA. 1. Gaya Hidup (X1) yang berasal dari data responden

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

anak didapatkan persebaran data hasil penelitian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. modalitas sensorik tetapi adalah suatu pengalaman 1. The

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15%

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat sering menyebutnya dengan kata sunat. Khitan ini. menjadi suatu kewajiban bagi sebagian besar pria.

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pindah ke ruang perawatan atau langsung dirawat di ruang intensif. Fase

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. bersih, tidak mudah lecet/iritasi, terhindar dari ejakulasi dini) (Harsono, et al.,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masih terdapat dalam produk ruahan (Siregar,2010).

BAB I PENDAHULUAN. Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi nyeri tanpa menyebabkan. mengurangi efek samping penggunaan obat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seluruh proses kelahiran, dimana 80-90% tindakan seksio sesaria ini dilakukan dengan anestesi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu Sekolah Dasar di Gugus Mina

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perhitungan pengukuran langsung dari 30 responden saat pre-test.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca nyaring dengan pemahaman bacaan siswa kelas II SD

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengantar Farmakologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyeri. Nyeri menjadi penyebab angka kesakitan yang tinggi di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade terakhir ini, namun demikian perkembangan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur femur memiliki insiden berkisar dari 9,5-18,9 per per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Bringin 01. Letak sekolah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh adanya kerusakan jaringan atau

BAB 1 1. PENDAHULUAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Vinkristin adalah senyawa kimia golongan alkaloid vinca yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan jantung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang meliputi persentase hepatosit normal, pembengkakan hepatosit, hidropik,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Menurut American Medical Association tahun 1999, orang tua di AS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Mei 2016 terhadap siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak di MTsN Kunir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. 7 Sedangkan The International

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berdiri menggantikan IKIP (Institut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ilmu kimia kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest

BAB I PENDAHULUAN. manajemen neoplasma primer dan metastasis neoplasma pada otak. 1 Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data menyajikan data yang terkumpul dari penelitian, yang terdiri dari data rasa nyeri yang diperoleh dari kelompok yang diberikan lidokain 1mm/KgBB dan data dari kelompok yang diberikan lidokain 1mm/KgBB + tramadol. Dalam hal ini, masing-masing data akan dideskripsikan secara rinci mengenai nilai maksimum, nilai minimum, mean, median, modus, dan standar deviasi yang diperoleh. a. Lidokain 1mm/KgBB + tramadol Hasil penelitian diperoleh nilai maksimum = 6; nilai minimum = 2; median = 3; modus = 2; mean = 3,39; dan standar deviasi = 1,50. Agar deskripsi data lebih jelas, maka berikut akan digambarkan dalam tabel distribusi frekuensi rasa nyeri dari kelompok yang diberi lidokain 1 mm/lgbb + tramadol: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Lidokain 1mm/KgBB + tramadol No Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 2 s/d 3 10 55,56% 2 4 s/d 5 6 33,33% 3 6 s/d 7 2 11,11% 4 8 s/d 9 0 0,00% Jumlah 18 100,00% 69

70 Apabila digambarkan dalam gambar diagram batang, maka berikut gambar yang diperoleh: Gambar 9. Histogram Lidokain 1 mg/kgbb + tramadol Dari tabel dan gambar di atas diperoleh sebanyak 10 responden (55,56%) merasakan nyeri pasca sirkumsisi antara 2 s/d 3; 6 responden (33,33%) merasakan nyeri pasca sirkumsisi antara 4 s/d 5; 2 responden (11,11%) merasakan nyeri pasca sirkumsisi antara 6 s/d 7; dan 0 responden (0%) merasakan nyeri pasca sirkumsisi antara 8 s/d 9. b. Lidokain 1 mg/kgbb Hasil penelitian diperoleh nilai maksimum = 8; nilai minimum = 3; median = 6; modus = 6; mean = 5,56; dan standar deviasi = 1,50. Agar deskripsi data lebih jelas, maka berikut akan digambarkan dalam tabel distribusi frekuensi rasa nyeri dari kelompok yang diberi lidokain 1 mg/kgbb:

71 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Lidokain 1mg/kgbb No Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 2 s/d 3 2 11,11% 2 4 s/d 5 5 27,78% 3 6 s/d 7 9 50,00% 4 8 s/d 9 2 11,11% Jumlah 18 100,00% Apabila digambarkan dalam gambar histogram, maka berikut gambar histogram yang diperoleh: Gambar 10. Histogram Lidokain 1mm/KgBB Dari tabel dan gambar di atas diperoleh sebanyak 2 responden (11,11%) merasakan nyeri pasca sirkumsisi antara 2 s/d 3; 5 responden (27,78%) merasakan nyeri pasca sirkumsisi antara 4 s/d 5; 9 responden (50%) merasakan nyeri pasca sirkumsisi antara 6 s/d 7; dan 2 responden (11,11%) merasakan nyeri pasca sirkumsisi antara 8 s/d 9. 2. Uji Prasyarat Uji prasyarat digunakan untuk menentukan analisis data yang dilakukan menggunakan uji parametrik atau uji non parametrik. Dalam hal

72 ini uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui hal itu, pengujian normalitas digunakan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun kriterianya adalah distribusi data dikatakan normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari 0,05. Berikut rangkuman hasil uji normalitas yang diperoleh: Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Variabel Kolmogorov-Smirnov Kategori Statistic Sig Lidokain 1mm/KgBB + 1,133 0,153 Normal tramadol Lidokain 1mm/KgBB 0,964 0,310 Normal Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel lidokain 1 mg/kgbb dan lidokain 1 mg/kgbb + tramadol semuanya lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data yang diperoleh berdistribusi normal. Selanjutnya analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik, yaitu menggunakan uji t. 3. Perbedaan Efektifitas Pemberian Lidokain 1mg/kgbb dengan Pemberian Lidokain 1 mg/kgbb + tramadol Terhadap Nyeri Setelah Sirkumsisi Untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara injeksi Lidokain 1 mg/kgbb di tambah tramadol dengan injeksi Lidokain 1 mg/kgbb pada pemberian block dorsum penis pasien sirkumsisi, dilakukan uji statistik

73 yaitu uji beda dari kedua kelompok data. Uji beda dalam penelitian ini menggunakan independent sample t-test (uji t). Dalam uji ini akan menguji Ho bahwa tidak ada perbedaan efektivitas antara injeksi Lidokain 1 mg/kgbb di tambah tramadol dengan injeksi Lidokain 1 mg/kgbb pada pemberian block dorsum penis pasien sirkumsisi. Untuk menerima atau menolak Ho, adalah dengan membandingkan nilai Sig yang diperoleh dengan 0,05. Apabila nilai Sig yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (Sig > 0,05) maka Ho diterima, dan sebaliknya Ha ditolak. Namun apabila nilai Sig lebih kecil dari 0,05 (Sig < 0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berikut hasil uji t yang diperoleh dari hasil penelitian: Tabel 5. Hasil Uji t (T Test) Kelompok N Mean t Sig Lidokain 1 mg/kgbb + 18 3,39 4,327 0,000 tramadol Lidokain 1 mg/kgbb 18 5,56 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai t pada uji beda antara Lidokain 1 mg/kgbb+ tramadol dan Lidokain 1mm/KgBB sebesar 4,327 dengan nilai Signifikansi (Sig) sebesar 0,000. Nilai Sig yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan efektivitas antara injeksi Lidokain 1 mg/kgbb di tambah tramadol dengan injeksi Lidokain 1 mg/kgbb pada pemberian block dorsum penis pasien sirkumsisi. Apabila diperhatikan nilai rerata yang diperoleh yaitu sebesar 3,39 pada lidokain 1 mg/kgbb+ tramadol dan 5,56 pada lidokain 1mm/KgBB, ternyata nilai rerata kelompok lidokain 1 mg/kgbb+ tramadol lebih kecil

74 daripada lidokain 1 mg/kgbb. Ini berarti bahwa pemberian ijeksi lidokain 1 mg/kgbb + tramadol lebih efektif mengurangi rasa nyeri pada pasien sirkumsisi. B. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan efektivitas antara injeksi Lidokain 1 mg/kgbb di tambah tramadol dengan injeksi Lidokain 1 mg/kgbb pada pemberian block dorsum penis pasien sirkumsisi. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi uji t kurang dari 0,05 (sig < 0,05). Nilai rerata yang diperoleh juga menunjukkan bahwa nilai rerata kelompok lidokain 1 mg/kgbb + tramadol lebih kecil daripada lidokain 1 mg/kgbb. Ini berarti bahwa pemberian injeksi lidokain 1 mg/kgbb + tramadol pada pasien sirkumsisi lebih efektif mengurangi rasa nyeri. Sirkumsisi dalam bahasa Indonesia lebih sering dikenal dengan sebutan khitan. Menurut Mansjoer (2000), sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan sebagian / seluruh preputium penis dengan tujuan tertentu. Tindakan ini merupakan tindakan bedah minor yang paling banyak dikerjakan di seluruh dunia, baik dikerjakan oleh dokter, paramedis, ataupun oleh dukun sunat (Purnomo, 2011). Dalam beberapa suku bangsa hal ini merupakan bagian dari budaya sedangkan dari sisi medis sirkumsisi sangat bermanfaat karena kebersihan penis menjadi lebih terjaga. Preputium dapat menjadi tempat berkumpulnya sisa sisa air seni dan kotoran lain yang membentuk zat berwarna putih disebut smegma, dimana sangat potensial sebagai sumber

75 infeksi, dengan membuang kulit / preputium maka resiko terkena infeksi dan penyakit lain menjadi lebih kecil (Miller, 2007). Rasa nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial yang akan menyebabkan kerusakan jaringan (Sudoyo, et al, 2009). Persepsi yang disebabkan oleh rangsangan yang potensial dapat menyebabkan kerusakan jaringan nosiseptif. Reseptor neurologik yang dapat membedakan antara rangsang nyeri dengan rangsang lain adalah nosiseptor. Nyeri dapat mengakibatkan impairment dan disabilitas. Impairment adalah abnormalitas atau hilangnya struktur atau fungsi anatomik, fisiologik, maupun psikologik. Sedangkan disabilitas adalah hasil dari impairment, yaitu keterbatasan atau gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas normal. Nosiresptori merupakan tahap awal proses terjadinya nyeri. Reseptor yang dapat membedakan rangsang noksius dan non-noksius adalah nosiseptor. Pada manusia, nosiseptor merupakan terminal yang tidak terdiferensiasi serabut a- delta dan serabut c. Serabut a-delta merupakan serabut saraf yang dilapisi oleh mielin tipis dan berperan menerima rangsang mekanik dengan intensitas menyakitkan, dan disebut juga high-threshold mechanoreceptors. Sedangkan serabut c merupakan serabut yang tidak dilapisi myelin. Injeksi lidokain 1 mg/kgbb, merupakan anastesi lokal menghambat impuls konduksi secara reversibel sepanjang akson saraf dan membran eksitabel lainnya yang menggunakan saluran natrium sebagai alat utama pembangkit potensial aksi secara klinik, kerja ini di manfaatkan untuk

76 menghambat sensasi sakit dari impuls vasokonstriktor simpatis ke bagian organ tertentu dengan mengurangi aliran darah sehingga masa kerjanya singkat yaitu sekitar 1,8 jam (bertram g katzung,2004). Metabolisme tersebut di ubah dalam hati dan plasma menjadi metabolit yang mudah larut dalam air dan kemudian di ekskresikan ke dalam urin. Pengasaman urin pun juga berperan dalam percepatan masa kerjanya yang di sebabkan meningkatnya ionisasi basa tersier menjadi bentuk bermuatan yang mudah larut dalam air yang mudah juga untuk diekskresikan. Injeksi Lidokain 1mm/KgBB bila diberikan dalam dosis yang berlebihan,lidokain akan menjadi toksik terhadap jaringan syaraf.selain itu juga dapat menimbulkan penumpukan metabolit o-toluidin,suatu zat pengoksidasi yang mampu mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin. Bila kadar methemoglobim cukup besar (3-5 mg/dl) maka pasien akan nampak sianotik dan darah menjadi warna coklat sehingga dapat menimbulkan dekompensasi pada pasien dengan penyakit jantung dan paru-paru. Cara menetralkannya dengan metilen biru atau asam karbonat yang dapat di berikan secara intravena agar methemoglobin segera di konversi menjadi hemoglobin akan tetapi cara ini tidak efektif, oleh karna itu penelitian ini menggunakan lidokain 1mg/kgbb untuk menghindari berlebihnya kadar obat tersebut. Lidokain 1mg/kgbb + tramadol merupakan, seperti di jelaskan sebelumnya penambahan lidokain dan tramadol.pada blok dorsum penis akan memiliki tingkat penghilang nyeri yang bekerja lama karna memiliki efek multi modal yang efektif untuk nyeri nosiseptif dan neuropati, karna tramadol

77 memiliki 2 mekanisme kerja, yaitu sebagai opoid dan monoaminergig (schug,2014), dengan efek yang minimal pada reseptor kappa dan sigma. Tramadol mengaktivasi resptor monominergik serta menghambat ambilan noraadrenalin dan juga serotonin sinaptosomal, sehingga akan menghasilkan efek analgesia (katzung,2014). Penggunaan lidokain pada penelitian ini dengan cara oral yang mempunyai bioavailabilitas 70% (kalant et al.,2006). Pertimbangan dari macam nyeri dan intensitas nyeri merupakan penilaian efikasi analgetik untuk beberapa nyeri pasca oprasi. NSAID lebih terlihat dari pada analgetik opoid.nyeri tersebut disebabkan stimuli lokal dari serat nyeri dan meningkatkan sensifitas nyeri (hiperalgesi).sebagian sebagai akibat dari peningkatan excitabilitas dari neuron sentral dalam korda spinal (sentral sensitization). Cara kerja tramadol ini pada prostaglandin yang meningkatkan kepekaan resptor nyeri akibat rangsangan mekanik yaitu dengan menurunkan nilai ambang polomodial nosiseptor dari serat syraf cc. Pemberian tramadol bersama NSAID dari ikatan plasma protein. Hal ini sama dengan warfarin dan metotroksat. Pemberian lidokain 1 mg/kgbb dan tramadol akan menurunkan deposisi lidokain pada jaringan sehingga dapat mengurangi nyeri yang hebat (malizian,t.,2005). Efek samping menggunakan obat tramadol adalah membuat pemakainnya mengantuk,pusing dan rasa mual Ternyata dari hasil penelitian ini ditunjukkan bahwa pemberian lidokain 1 mg/kgbb + tramadol lebih efektif dalam mengurangi rasa nyeri pada pasien sirkumsisi. Mengacu hasil penelitian ini, agar pasien sirkumsisi tidak terlalu merasakan nyeri yang berlebih sebaiknya diberikan injeksi lidokain 1

78 mg/kgbb + tramadol ketika sirkumsisi. Dengan berkurangnya rasa nyeri setelah sirkumsisi tentu saja akan memotivasi anak-anak yang lain apabila mendengar cerita dari kakak-kakaknya bahwa sirkumsisi (khitan) itu tidak sakit.