BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa
|
|
- Fanny Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Setelah dilakukan proses assessment pada pasien Ny. DA usia 44 tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa nyeri tekan dan gerak pada pergelangan tangan kanan, penurunan LGS pergelangan tangan kanan, penurunan kekuatan otot dan penurunan kemampuan aktivitas fungsional sehari-hari. Setelah dilakukan penatalaksanaan fisioterapi selama enam kali, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pemeriksaan nyeri Grafik 4.1 Evaluasi nyeri diam, tekan, dan gerak nyeri diam nyeri tekan nyeri gerak 1 T1 T2 T3 T4 T5 T6 38
2 39 Evaluasi pemeriksaan nyeri menggunakan skala VDS untuk mengetahui perubahan nyeri diam, tekan dan gerak selama enam kali terapi. Hasil evaluasi nyeri diam yang diperoleh tidak ada perubahan, T1 tidak ada nyeri dan T6 tidak ada nyeri juga. Sedangkan pemeriksaan nyeri tekan dan gerak mengalami perubahan yang menunjukkan hasil membaik. Nyeri tekan TI tidak begitu berat menjadi T6 ringan dan pada nyeri gerak hasil yang diperoleh dari pemeriksaan T1 cukup berat menjadi T6 tidak begitu berat. 2. Pemeriksaan lingkup gerak sendi Grafik 4.2 Evaluasi lingkup gerak sendi wrist dextra aktif dorsal normal 3 palmar 2 1 Terapi 1 Terapi 2 Terapi 3 Terapi 4 Terapi 5 Terapi 6
3 4 Grafik 4.3 Evaluasi lingkup gerak sendi wrist dextra pasif dorsal normal palmar 2 1 Terapi 1 Terapi 2 Terapi 3 Terapi 4 Terapi 5 Terapi 6 Setelah dilakukan terapi sebanyak enam kali telah terjadi perubahan lingkup gerak sendi wrist joint. Perubahan terjadi pada gerak aktif dan pasif bidang sagital yaitu palmar dan dorsal fleksi wrist. Pada pemeriksaan gerak aktif T1 diperoleh hasil S= dan T6 sebanyak S= , sehingga peningkatan LGS dorsal fleksi wrist sebesar 12 dan 15 pada gerak palmar fleksi wrist. Sedangkan pada gerak pasif juga mengalami peningkatan LGS dari T1 sebesar S= dan T6 menjadi S= Peningkatan gerak pasif pada dorsal fleksi wrist sebesar 1 dan 12 pada palmar fleksi wrist.
4 41 3. Pemeriksaan kekuatan otot Grafik 4.4 Evaluasi pemeriksaan kekuatan otot flexor dan ekstensor wrist dextra T1 T2 T3 T4 T5 T6 fleksor ekstensor Pemeriksaan kekuatan otot menggunakan MMT dievaluasi setiap kali terapi yaitu enam kali. Saat terapi pertama hasil pemeriksaan kekuatan otot diperoleh hasil 4- untuk fleksor dan ekstensor wrist dextra. Sedangkan pada terapi terakhir pada fleksor dan ekstensor wrist diperoleh hasil Pemeriksaan kemampuan aktivitas fungsional Grafik 4.5 Evaluasi kemampuan aktivitas fungsional sehari-hari 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1,5 Terapi 1 Terapi 2 Terapi 3 Terapi 4 Terapi 5 Terapi 6
5 42 Berdasarkan grafik perkembangan kemampuan aktivitas fungsional sehari-hari menggunakan WHDI selama enak kali terapi diperoleh hasil TI sebanyak 3 dan T6 memperoleh nilai 21 dengan klasifikasi kedua terapi tersebut kategori sedang. Meskipun berada dalam klasifikasi yang sama selama enam kali terapi tapi terjadi peningkatan kemampuan aktivitas kemampuan fungsional. Peningkatan yang terjadi dengan selisih nilai sebanyak 9 poin. Sehingga menunjukkan perbaikan kondisi selama terapi yang telah dilakukan. B. Pembahasan Berdasarkan pelaksanaan terapi selama enam kali diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi, peningkatan kekuatan otot dan kemampuan aktivitas fungsional sehari-hari. Selama terapi, perkembangan pasien fluktuatif yaitu terjadi peningkatan dan penurunan. Hal ini bisa terjadi karena aktivitas pasien yang terlalu berlebihan, kondisi kesehatan pasien dan intensitas latihan selama di rumah. Sebagian besar waktu pasien digunakan untuk aktivitas fungsional sehari-hari. Sehingga fisioterapis tidak dapat memantau setiap hari kegiatan pasien. Kerjasama yang baik antara pasien, keluarga dan fisioterapis harus berjalan dengan baik untuk selalu mengingatkan dan memotivasi pasien. Terapi yang diberikan berupa US dapat menstimulasi regenerasi saraf dan konduksi saraf dengan adanya efek anti-inflamatori dari US sehinggga
6 43 dapat membantu proses penyembuhan saraf yang mengalami kompresi (Bilgici dkk., 21). Penurunan nyeri yang terjadi dihasikan melalui aktivasi threshold pada ujung saraf dengan thermal effect yang juga merangsang saraf bermielin besar melalui mekanisme gerbang kontrol (Drapper dan Prentice, 22). Sedangkan aktivasi mekanoreseptor threshold dan reseptor sensorik pada muscle spindle dapat meningkatkan LGS. Melalui peningkatan ekstensibilitas kulit dan otot termasuk juga viskositas jaringan. Akibat terjadi peningkatan metabolisme lokal sehingga peradangan berkurang melalui setiap peningkatan suhu 1 C. Sedangkan peningkatan LGS dan ekstensibilitas jaringan diperoleh dari setiap 4 C peningkatan suhu. Efek kimia yang timbul menyebabkan efek mikrovibrasi dari US yang mana menyebabkan penurunan nyeri dan perubahan viskoelastisitas otot. Sehingga peningkatan LGS dan penurunan nyeri diperoleh dari thermal dan mechanical effect (Morishita dkk., 214). Pada penggunaan terapi paraffin yang merupakan campuran paraffin dan mineral oil memiliki efek hangat yang lebih baik dibandingkan dengan terapi air dengan suhu yang sama. Efek hangat yang memberikan rasa nyaman akan meningkatkan aliran darah yang berpengaruh terhadap produksi analgetik, nyeri akan berkurang yang berakibat relaksai pada otot yang selanjutnya dapat meningkatkan elastisitas connective tissue (Chang dkk., 214). Peningkatan elastisitas dan penurunan nyeri yang terjadi, akan mempermudah terapi latihan yang dilakukan yaitu stretching exercise dan resisted excersise.
7 44 Stretching exercise merupakan suatau tindakan yang digunakan untuk meningkatkan ekstensibilitas jaringan melalui proses penguluran jaringan dan meningkatkan fleksibilitas. Manfaat yang diperoleh dari stretching exercise yaitu menjaga dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot, meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional, dan menjaga fleksibilitas serta ekstensibilitas jaringan (Kisner dan Colby, 27). Pemberian US dan paraffin sebelum tindakan stretching exercise membantu mempermudah dan meningkatkan penguluran jaringan dari efek hangat yang muncul. Rasa hangat tersebut menyebabkan peningkatan suhu lokal saat terjadinya healing process sehingga supply oksigen dan nutrisi pada pembuluh darah meningkat. Akibatnya timbul efek relaksasi otot melalui penurunan muscle spindle dan merangsang serabut saraf sensorik nosiseptor (Prentice, 211). Penurunan nyeri tersebut menyebabkan pergerakan sendi menjadi lebih luas karena relaksasi dari otot-otot penggerak sendi sehingga memudahkan untuk dilakukan stretching exercise akibatnya terjadi peningkatan LGS yang selanjutnya kemampuan aktifitas fungsional sehari-hari dapat meningkat. Pada grafik 4.4 menunjukkan evaluasi peningkatan kekuatan otot fleksor dan ekstensor wrist selama enam kali terapi. Peningkatan kekuatan otot diproleh dari latihan yang dilakukan melaui tahanan yang diberikan baik secara manual maupun mekanik. Adaptasi latihan tahanan yang diberikan pada suatu otot merangsang kemampuan maksimal otot untuk berkontraksi yang mana akan merningkatkan muscle fiber (Kisner dan Colby, 26). Peningkatan muscle fiber disebabkan karena peningkatan volume protein
8 45 kontraktil myofibrillar aktin dan myosin (Schoenfeld, 21). Saat otot mendapat rangsangan yang melebihi rangsang yang diterima menyebabkan kerja myofibril dan ekstraseluler matriks menjadi kacau. Akibatnya rantai myogenik ikut berubah yang kemudian terjadi peningkatan jumlah dan ukuran protein myofibril kontraktil aktin dan myosin serta jumlah dari sarkomer yang selanjutnya peningkatan kekuatan otot meningkat. Maka peningkatan otot ini berpengaruh terhadap kemampuan fungsional otot dan kemampuan aktivitas fungsional sehari-hari. Pada penggunaan US dengan frekuensi 1Mhz, intensitas 1, W/cm 2 dan waktu terapi 5 menit selama dua kali seminggu terapi juga meningkatakan kemampuan fungsional dan penurunan keluhan yang diderita pada kondisi CTS (Chang dkk., 214). Jadi, pemberian terapi tersebut dan manfaat yang diperoleh saling berkesinambungan untuk dapat tercapainya tujuan sesuai yang telah ditentukan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Nyeri Hasil evaluasi nyeri dengan menggunakan VDS didapatkan hasil bahwa pada terapi ke-0 nyeri diam: tidak nyeri, nyeri tekan: nyeri ringan, nyeri gerak: nyeri
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan tangan kanannya terasa nyeri dan terasa kaku pada 3 jari, juga terasa kebal dan kesemutan pada malam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usia 56 tahun dengan kondisi Hernia Nucleus Pulposus (HNP) pada L5-S1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Permasalahan yang timbul pada pasien atas nama Ny. Netty Indrayati usia 6 tahun dengan kondisi Hernia Nucleus Pulposus (HNP) pada L-S yaitu Terdapat nyeri menjalar
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF berusia 52 tahun dengan keluhan nyeri pinggang bawah dan menjalar sampai kaki kiri akibat Hernia
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Di susun oleh : ALFIAN RUDIANTO J 100 090 049 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciHasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Permasalahan- permasalahan yang timbul pada pasen bernama Ny. N, usia 62 tahun dengan kondisi Post Fraktur 1/3 proksimal Humerus sinistra adalah adanya nyeri tekan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergelangan tangan dan jari-jari tangan merupakan kesatuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergelangan tangan dan jari-jari tangan merupakan kesatuan yang terbentuk oleh otot, tendon, persendian, dan persarafan. Berdasarkan penyusunan tersebut, pergelangan
Lebih terperinciBAB III PROSES FISIOTERAPI
BAB III PROSES FISIOTERAPI A. Pengkajian Fisioterapi Pengkajian fisioterapi merupakan upaya atau tindakan yang dilakukan untuk memperoleh data-data tentang pasien untuk mengetahui permasalahan yang terjadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melakukan aktifitasnya sepanjang hari tentunya akan melibatkan anggota gerak tubuh dan anggota tubuh yang banyak berperan dalam aktifitas kerja
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA
PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA Oleh: FITRIA ENDAH WIDYASTUTI J 100 050 022 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.
PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr. SOEDJONO MAGELANG Disusun oleh: FATHIA NURUL RAHMA J 100 090 019 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau
61 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau beberapa titik picu (trigger points) dan dicirikan
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. A. Pengkajian Fisioterapi. fisioterapi pada kasus carpal tunnel syndrome perlu dilakukan beberapa tahapan
BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS A. Pengkajian Fisioterapi Untuk penentuan masalah dan atau melakukan pelaksanaan pelayanan fisioterapi pada kasus carpal tunnel syndrome perlu dilakukan beberapa tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia. Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan
BAB 1 PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J
NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA STIFFNESS ELBOW DEXTRA POST FRAKTUR SUPRACONDYLAR HUMERI DENGAN K-WIRE DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J 100 090 02
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS STIFFNESS ELBOW DEXTRA POST FRAKTUR 1/3 PROXIMAL RADIUS ULNA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS STIFFNESS ELBOW DEXTRA POST FRAKTUR 1/3 PROXIMAL RADIUS ULNA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENNIS ELBOW DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENNIS ELBOW DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Diploma
Lebih terperinciLAPORAN STATUS KLINIK D III FISIOTERAPI FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL. Program Studi Fisioterapi
LAPORAN STATUS KLINIK D III FISIOTERAPI FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL Program Studi Fisioterapi Nomor Urut: 2/R/2014 NAMA MAHASISWA N.I.M TEMPAT PRAKTEK PEMBIMBING : Triastika Restti Alfiandri : J100110059
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Sebagai Persyaratan Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern seperti sekarang, banyak pekerjaan yang dilakukan oleh sebagian besar orang, salah satunya adalah sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dimana profesi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa
BAB I PENDAHULUAN Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang banyak melakukan kerja fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang sering digunakan terutama bagian kaki. Gerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No 23,1992). Oleh karena itu kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan program pemerintah dalam mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai macam kondisi yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur harapan hidup ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas sehari-hari tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga, mengangkat barang, mencuci, ataupun aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati akibat terjepitnya saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit oleh pembungkus tendon fleksor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih
1 BAB I PENDAHULUAN Pada tahun 1948 Prof. Dr. Soeharso mendidik tenaga kesehatan dalam rangka kerja besarnya memulihkan korban perang, dibangun Sekolah Perawat Fisioterapi. Semakin berkembangnya pusat
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern. Hal ini mengakibatkan dampak yang positif tetapi juga bisa
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perilaku dan gaya hidup manusia akan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan jaman yang disertai kemajuan teknologi yang semakin modern. Hal ini mengakibatkan
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT
PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari fungsi tangan dan penggunaan jarijari tangan sangat penting untuk sebagian besar melakukan berbagai aktifitas dan hampir setiap profesi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas adalah berjalan. Untuk dapat menghasilkan mekanisme pola berjalan yang harmonis, maka kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Negara Indonesia merupakan negara dengan jumah penduduk yang memasuki peringkat 5 besar penduduk terbanyak didunia. Dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia membuat
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD KARANGANYAR
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD KARANGANYAR Naskah Publikasi Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan adalah bagian tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang penting dalam melakukan berbagai aktivitas baik ringan maupun berat. Aktivitas tersebut antara
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS (OA) GENU BILATERAL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS (OA) GENU BILATERAL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan
Lebih terperinciPROTOKOL STUDI KASUS. : RSUP Dr.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN. : Tn. Biran Kusdomo. : Delanggu RT 03, RW 11,klaten
PROTOKOL STUDI KASUS Nama Mahasiswa : Novvi Kurniasari NIM :J100 080 74 Tempat Praktek Pembimbing : RSUP Dr.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN : I Sulistya, SSt.FT I. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Myalgia cervical atau sering dikenal dengan nyeri otot leher adalah suatu kondisi kronis dimana otot mengalami ketegangan atau terdapat kelainan struktural tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu bergerak dalam menjalankan aktivitasnya. Sering kita jumpai seseorang mengalami keterbatasan gerak dimana hal tersebut
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. tata urutan tindakan fisioterapi (assasment) yang meliputi, anamnesis,
BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS Fisioterapis dalam memberikan pelayanan kepada pasien harus melakukan tata urutan tindakan fisioterapi (assasment) yang meliputi, anamnesis, pemeriksaan, diagnosa fisioterapi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan konsep yang sangat individual dan subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan arti sehat tersebut, dimensi kesehatan dibedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang serba berkembang ini banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas sehari-hari tidak akan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA. KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk yang memerlukan gerak karena hampir seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak. Kebutuhan gerak ini harus terpenuhi agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan atau aktivitas sehari-hari dalam kehidupannya. Salah satu contoh aktivitas seharihari adalah bersekolah,kuliah,bekerja
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO Disusun oleh : YUYUN KURNIATI PAMUNGKAS NIM : J00 090 0 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR FEMUR 1/3 PROXIMAL DEXTRA DI PUSKESMAS KARTASURA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR FEMUR 1/3 PROXIMAL DEXTRA DI PUSKESMAS KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan optimal
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI TOTAL KNEE REPLACEMENT ET CAUSA OSTEOARTHRITIS DI RUMAH SAKIT ORTHOPEDI DR. SOEHARSO SURAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI TOTAL KNEE REPLACEMENT ET CAUSA OSTEOARTHRITIS DI RUMAH SAKIT ORTHOPEDI DR. SOEHARSO SURAKARTA Disusun sebagai salah satusyarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN DENGAN BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN DENGAN BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan Fisioterapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit mental dan juga bebas dari kecacatan, sehingga keadaan tubuh secara biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung bawah merupakan masalah umum kesehatan yang sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam praktek sehari hari terutama di negara
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA Disusun oleh : WURI RAHMAWATI NIM : J100 070 O26 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, lempeng epiphyseal atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan lunak, tekanan fisik yang
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN Disusun Oleh : KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas
Lebih terperinciSPASME OTOT (M62.83) Lusia Pujianita, dr. Pembimbing : Marina Moeliono, dr, Sp.KFR Penguji :Tertianto Prabowo, dr, Sp.KFR
Tinjauan Kepustakaan 1 Senin, 27 Januari 2014 SPASME OTOT (M62.83) Lusia Pujianita, dr. Pembimbing : Marina Moeliono, dr, Sp.KFR Penguji :Tertianto Prabowo, dr, Sp.KFR PENDAHULUAN SPASME OTOT statik Kontraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia
BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan dibidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan penduduknya yang cukup baik, maka
Lebih terperinciJ SURAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI TENNIS ELBOW DEXTRA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTAA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Progam
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira %
BAB I A. Latar Belakang Masalah Nyeri punggung bawah adalah salah satu alasan paling umum yang membuat orang tidak dapat bekerja atau melakukan kegiatannya dengan baik. Berdasarkan penelitian, ditemukan
Lebih terperinciWRIST HAND DISABILITY INDEX (WHDI) a) Pemeriksaan kemampuan fungsional tangan indikator 1 Bagian 1: Intensitas nyeri Pertanyaan Skor Tidak ada nyeri di pergelangan tangan 0 Ada nyeri ringan di pergelangan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SALATIGA. Naskah Publikasi
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SALATIGA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modern ini banyak masyarakat menggunakan alat transportasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modern ini banyak masyarakat menggunakan alat transportasi bermotor untuk berpergian jarak jauh, karena kendaraan bermotor dianggap lebih efisien untuk memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,
BAB I PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Bekerja merupakan hal wajib yang dilakukan, seiring kemajuan globalisasi maka daya konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. NPB lebih kurang 15% - 20% dari populasi, yang sebagian besar merupakan NPB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, insiden nyeri punggung bawah (NPB) belum diketahui dengan jelas dan biasanya lebih banyak terkena pada buruh (Hendarta,2009). Berbagai data yang ada di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknogi (IPTEK) pada zaman globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan pekerjaan manusia lebih hemat waktu,
Lebih terperinciDisusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTRITIS KNEE SINISTRA DENGAN MODALITAS TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DAN TERAPI LATIHAN Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J 100
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi
NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS PASCA FRACTURE CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RST DR.SOEDJONO MAGELANG Diajukan Guna Melengkapi Tugas
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
1 KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI STIFFNESS ANKLE JOINT SINISTRA AKIBAT POST FRACTURE CRURIS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keluhan dan gangguan. Hal ini terjadi karena kurangnya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aktivitas manusia yang beragam tanpa disadari dapat menimbulkan berbagai macam keluhan dan gangguan. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian terhadap masalah keamanan
Lebih terperinciDEXTRA e.c LESI ILMIAH PUBLIKASI J
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND DEXTRA e.c LESI SARAF RADIALIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat pelayanan kesehatan di masyarakat saat ini semakin maju dan berkembang sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Hal ini sebagai dampak dari perubahan pola penyakit-penyakit
Lebih terperinciB AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur.
B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan penyakit pengeroposan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk. memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita laksanakan selama
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSO. PROF. DR. R SOEHARSO SURAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSO. PROF. DR. R SOEHARSO SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan MemenuhiSebagaian Persyaratan Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang amat penting dalam melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi fraktur menurut hubungan dengan jaringan ikat disekitarnya dibagi menjadi 2 yaitu fraktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan merupakan salah satu anggota gerak tubuh yang paling sering digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Olahraga, baik yang bersifat olahraga prestasi maupun rekreasi merupakan aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental. Akan tetapi,
Lebih terperinciECCENTRIC EXERCISE LEBIH BAIK MENURUNKAN RASA NYERI PADA TENNIS ELBOW DIBANDINGKAN DENGAN TERAPI ULTRASOUND (US) DAN STRETCHING ABSTRAK
ECCENTRIC EXERCISE LEBIH BAIK MENURUNKAN RASA NYERI PADA TENNIS ELBOW DIBANDINGKAN DENGAN TERAPI ULTRASOUND (US) DAN STRETCHING 1 Reza Fauzi, 2 I Nyoman Adiputra, 3 I Putu Gede Adiatmika 1. Program Studi
Lebih terperinciOleh : DWI BRINA HESTILIANA J
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 TENGAH DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO. PROF DR. R SOEHARSO SURAKARTA Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J 100 050 035
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS STIFFNESS ELBOW DEXTRA POST FRAKTUR 1/3 PROXIMAL RADIUS ULNA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS STIFFNESS ELBOW DEXTRA POST FRAKTUR 1/3 PROXIMAL RADIUS ULNA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyusun menggunakan VDS, goniometer, dan interview. untukmenentukanhasil data yaitu sebagai berikut :
42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Data Penyusun menggunakan VDS, goniometer, dan interview untukmenentukanhasil data yaitu sebagai berikut : 1. Nyeri yaitusepertiberikut : Evaluasi nyeri menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan dibidang kesehatan adalah penyelenggaran upaya kesehatan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Hidup sehat pada
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND DEXTRA e.c LESI SARAF RADIALIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND DEXTRA e.c LESI SARAF RADIALIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT S SYNDROME DI RSU AISYIYAH PONOROGO
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT S SYNDROME DI RSU AISYIYAH PONOROGO Oleh: ARNI YULIANSIH J100141115 NASKAH PUBLIKASI Diajukan guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST FRAKTUR COLLES DEXTRA DI R.S PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST FRAKTUR COLLES DEXTRA DI R.S PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN Oleh: LAELATUL AZIZAH J 100 050 034 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu keadaan bebas dari penyakit baik penyakit fisik maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah merupakan keadaan statis,
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Program Studi Fisioterapi
Lebih terperinci