ABSTRAK. Kata Kunci : pelayanan tenaga kesehatan, kepatuhan kunjungan ulang balita

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU RT 07 RW 01 KELURAHAN KALIDERES JAKARTA BARAT TAHUN 2016

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Tingkat Partisipasi Ibu Hadir Tidak Hadir

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

Jurnal Kesehatan Kartika 50

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

KUESIONER PENELITIAN DETERMINAN KINERJA KADER POSYANDU DALAM MENUJU REVITALISASI POSYANDU DI KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER DALAM PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT BAYI DESA NGLUMBER KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN B O J O N E G O R O

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0 12 BULAN DI DESA GAMPONG JAWA KECAMATAN IDI RAYEUK ACEH TIMURTAHUN 2015.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

- Umur : tahun. - Pendidikan Terakhir : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Akademi/Diploma 5. Perguruan Tinggi

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

p. ISSN: e. ISSN: Jurnal Elektronik Sistem Informasi Dan Komputer VOL 1 No.2 Juli-Desember 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. penelitian ini untuk menyelesaikan tugas akhir program DIII Kebidanan FIK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. di Rumah Sakit Laras Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama Saya Fauziah, sedang menjalani sedang menjalani pendidikan di

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN KEBUTUHAN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN JAMPERSAL DI PUSKESMAS PARONGIL KABUPATEN DAIRI

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU BALITA DIARE DENGAN PENGGUNAAN ORALIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAJAG BANYUWANGI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB III METODE PENELITIAN

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI DESA TANGGUNGPRIGEL KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

Nelly Malahayati 1. STIKes Bina Nusantara ABSTRAK. : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KADER DENGAN PELAKSANAAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACITAN KABUPATEN PACITAN

KUESIONER PENELITIAN

PENDAHULUAN ISSN : Jul Tumbol 1, Telly Mamuaya 2, Fredrika N Losu 3. 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

KUESIONER TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

Transkripsi:

HUBUNGAN PELAYANAN TENAGA KESEHATAN (BIDAN) DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ULANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA BALITA DI POSYANDU BALITA KELURAHAN PENGANJURAN DAN SUMBEREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOBO BANYUWANGI Indah Kurniawati 1, Ana Dwi Santika 1 1.Prodi D III Kebidanan STIKES Banyuwangi Korespondensi: Indah Kurniawati, d/a Prodi D III Kebidanan STIKES Banyuwangi Jln Letkol Istiqlah No 109 Banyuwangi Email: indahqurnia20@gmail.com ABSTRAK Posyandu merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan pada orang tua tentang bagaimana mengasuh bayi dan balitanya serta memantau pertumbuhan dan perkembangannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pelayanan tenaga (bidan) dengan kepatuhan kunjungan ulang balita di Posyandu dalam deteksi dini tumbuh kembang wilayah kerja Puskesmas Sobo. Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu balita yang terdaftar dalam Posyandu wilayah kerja Puskesmas Sobo dengan jumlah sampel 30 orang dan menggunakan purposive sampling. Pengambilan data yang diperoleh dianalisa menggunakan Chi Square. Hasil penelitian didapatkan separuhnya pelayanan tenaga kesehatan (bidan) sudah baik yaitu 15 responden (50%) dan sebagian besar ibu balita patuh dalam kunjungan ulang ke Posyandu dalam deteksi dini tumbuh kembang yaitu 16 responden (53%). Setelah dilakukan perhitungan dengan uji Chi Square didapatkan hasil ρ = 0,000 karena ρ < 0,05 maka ditarik kesimpulan terdapat hubungan pelayanan tenaga kesehatan (bidan) dengan kepatuhan kunjungan ulang deteksi dini tumbuh kembang pada balita di Posyandu balita wilayah kerja Puskesmas Sobo Banyuwangi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber informasi bagi ibu balita untuk meningkatkan kesadaran dalam melakukan kunjungan ulang ke Posyandu setiap bulannya dalam mendeteksi dini tumbuh kembang balitanya secara rutin dan baik. Kata Kunci : pelayanan tenaga kesehatan, kepatuhan kunjungan ulang balita 256

PENDAHULUAN Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakann salah satu program sebagai sarana untuk menggalakkan program pembangunan kesehatan nasional yang pada pelaksanaan kegiatannya melibatkan petugas Puskesmas, petugas BKKBN sebagai penyelengaraan pelayanan profesional dan peran serta masyarakat (Atmatsier, 2004). Menurut WHO derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih rendah, hal ini disebabkan oleh belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara optimal oleh masyarakat, termasuk Posyandu. Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama lapisan bawah, pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai lembaga yang ada di masyarakat, akan tetapi program-program tersebut tidak berjalan dengan baik karena kurangnya peran serta dari masyarakat. Masih banyak masyarakat belum memahami pentingnya datang ke pelayanan kesehatan dalam pemeriksaan kesehatan terutama pertumbuhan dan perkembangan balita, oleh karena itu masyarakat khususnya para ibu yang mempunyai balita harus diberikan motivasi untuk membawa balita mereka untuk datang ke pelayanan kesehatan yaitu Posyandu dalam mendeteksi tumbuh kembang balita mereka. Berdasarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (2012) jumlah balita di Indonesia pada tahun 2011 tercatat sebanyak 13.898.951 jiwa dari 234.292.695 jiwa (5,93%) penduduk Indonesia, berdasarkan jumlah tersebut data Indonesia dari Riskesdes provinsi dari tahun 2010-2013 diketahui balita yang pertumbuhan kurang (balita pendek) di tahun 2010 sebesar 36,8% dan tahun 2013 sebesar 37,2 % sedangkan balita kurus dari tahun 2010-2013 adalah sebesar 13,6%-12,1% sedangkan Data Riskesdes provinsi Jawa Timur dari tahun 2010-2013 yang diketahui balita pendek sebesar 34,9%-35,6% sedangkan pada balita kurus pada tahun 2010 tercatat sebesar 14,3% dan pada tahun 2013 sebesar 11,7%. Data dari Banyuwangi sendiri disebutkan oleh Dr. Juwono data dari Dinkes tahun 2012, jumlah bayi yang ada di Banyuwangi, hingga Mei 2012 terhitung 106.338 bayi, dari jumlah tersebut, yang terdata mempunyai buku KIA (Kartu Ibu dan Anak) sejumlah 104.084 bayi, dan yang datang ke Posyandu sejumlah 86.804 bayi. Dari 86.804 bayi yang rutin datang ke Posyandu untuk memeriksakan bayinya tersebut, yang timbangannya naik ada 66.853 bayi, sedangkan yang timbangannya tetap (kenaikan berat minimal) atau turun (tidak bisa mencukupi berat minimal) sebanyak 8.373 bayi. (Humas&Protokol) (Dinkes RI, 2012). Data jumlah balita dari bulan Januari sampai Juni 2014 yang berkunjung di Posyandu balita di wilayah Puskesmas Sobo dari 2 kelurahan Penganjuran dan kelurahan Sambirejo tercatat 489 balita, data tersebut diambil dari kelurahan yang kunjungannya terendah dari tujuh kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sobo. Dari jumlah 3000 balita 257

tercatat 1687 balita yang aktif mengikuti Posyandu sedangkan sebanyak 1313 balita kurang aktif datang mengikuti Posyandu. Hasil Riskesdes tahun 2012 menunjukan bahwa alasan sebenarnya kurangnya kunjungan balita adalah karena pelayanan kurang memuaskan, pelayanan tidak lengkap, lokasinya jauh, dan tidak tersedianya Posyandu (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Masalah yang berkaitan dengan kunjungan Posyandu antara lain adalah dana operasional dan sarana prasarana untuk menggerakan Posyandu, tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling, tingkat pemahaman keluarga dan manfaat Posyandu, serta pelaksanaan pembinaan kader. Menurut Lawrence Green (Notoatmodjo, 2007) dan ada tiga faktor yang memberi kontribusi seseorang melakukan tindakan yaitu faktor Predisposisi, misalnya pengetahuan ibu, pekerjaan ibu dan jumlah balita didalam keluarga, pendidikan ibu. Faktor pendukung, misalnya jarak Posyandu, waktu penyelenggaraan Posyandu ketersediaan sumberdaya, keterjangkauan sumberdaya, motivasi. Faktor penguat misalnya keluarga, kelompok, dan tokoh masyarakat. Ibu yang tidak menimbang balitanya ke Posyandu dapat menyebabkan tidak terpantau pertumbuhan dan perkembangan balita. Balita yang berturut-turut tidak ditimbang beresiko keadaan gizinya memburuk sehingga mengalami gangguan pertumbuhan (Depkes RI, 2010). Untuk memanfaatkan Posyandu secara optimal maka tenaga kesehatan setempat yaitu seorang bidan harus dapat memberikan pembinaan Posyandu kepada masyarakat maupun kader dalam rangka pemantapan dan peningkatan pelayanan di Posyandu. Memberikan motivasi kepada ibu balita agar dapat membawa selalu anak balita mereka secara rutin dan aktif sesuai jadwal Posyandu dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita tersebut. Penyuluhan tentang Posyandu dapat dicantumkan pada kartu KMS Balita maupun KMS ibu hamil. Pada semua anak sampai umur lima tahun seharusnya dibawa ke Posyandu setiap bulan. Pelayanan Posyandu yang diberikan secara gratis harus dimanfaatkan oleh ibu-ibu khususnya yang mempunyai balita dengan sebaik-baiknya, program ini sangat didukung oleh pemerintah pelayanan kesehatan yang salah satunya adalah dengan menambah anggaran fungsi kesehatan yang digunakan untuk Posyandu (Pidato Keprisidenan, 2008). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah non eksperimen yaitu penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek menurut keadaan apa adanya (in nature) tanpa adanya manipulasi, atau intervensi peneliti. Jenis penelitian menggunakan korelasi dengan pendekatan penelitian crosssectional. Pada penelitan ini populasinya adalah semua ibu yang membawa balitanya datang ke Posyandu di wilayah kerja 258

Puskesmas Sobo tahun 2015 yang berjumlah 489 balita. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah sebagian ibu yang membawa balitanya datang ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sobo tahun 2015 yang memenuhi kriteria inklusif sebanyak 30 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2015. Besar sampel dihitung berdasarkan jumlah populasi yang diketahui, yaitu dengan menggunakan rumus (Nursalam, 2003). Keterangan: N : Besar Populasi n : Besar Sampel d : Signifikan (digunakan 0,05) Dalam penelitian ini, penulis menggunakan besar sampel yaitu sampel terkecil (n : 30 responden). Definisi operasional 1. Pelayanan tenaga kesehatan (bidan) adalah ketrampilan dalam bidang kesehatan yang diberikan kepada seseorang yang memerlukan tindakan kesehatan atau seseorang yang sakit (pasien) dimana tindakan yang diberikan ada sebuah pelayanan seorang tenaga kesehatan (bidan) ada 5 indikator yaitu: a) Tangible (penampilan fisik, komunikasi), b) Reability (jasa), c) Responsivenees (tanggung jawab), d) Assurance (kepastian), e) Empathy (Perhatian). Variabel ini diukur menggunakan kuesioner dengan kriteria Baik > 12 Cukup baik = 5 12 Kurang baik < 5, dan diukur melalui persepsi ibu yang memiliki balita. 2. Kepatuhan kunjungan balita dalam deteksi dini tumbuh kembang adalah keaktifan balita dalam kunjungan balita di Posyandu balita dalam mendeteksi tumbuh kembang balita itu sendiri. Indikator dalam penilaian adalah kunjungan aktif balita ke Posyandu setiap1 bulan sekali. Alat ukur dalam variabel ini adalah kohort dengan melihat skor Patuh: 2 dan Tidak patuh:1. Pengolahan data dan analisa data Pengumpulan data peneliti menggunakan instrumen barupa kuesioner dimana responden memberikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan peneliti dengan alternatif jawaban yang digunakan oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih (Arikunto. 2002). Dan lembar observasi yang berupa daftar cek list, dimana peneliti tinggal meneliti pada tabel tabel dan pada nomor yang sesuai (Arikunto : 2005). Dalam penelitian ini menggunakan dua alat ukur yaitu kuesioner dan observasi. Pengolahan data melalui berbagai tahapan yaitu : 1) Editing yaitu memeriksa kembali data yang telah terkumpul. Yang dilakukan adalah menjumlah dan melakukan koreksi. 2) Coding yaitu data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang, ataupun hanya Patuh =2 atau Tidak patuh =1. Untuk memudahkan analisis, maka jawaban jawaban tersebut perlu diberi kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat penting artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer. Mengkode jawaban adalah menaruh 259

angka pada tiap jawaban (Moh. Nazir, 2005). 3) Scoring adalah tahap pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket (Nursalam, 2008). 4) Tabulating yaitu dengan menyusun data dalam bentuk tabel-tabel menggunakan tabel induk (master tabel) dan tabel frekuensi. Tabel induk berisi semua data yang tersedia secara terperinci. Tabel ini digunakan sebagai dasar tabel untuk membuat tabel lain dengan singkat (Hidayat A, 2007). Dengan demikian uji statistik yang dipakai adalah Uji Chi Square dengan tingkat signifikan 0,05 menggunakan SPSS 21.0 for windows (Sugiono, 2007). Perumusan hipotesa : 1. Ho: tidak ada hubungan alternatif pada kolom dan baris 2. Ha: ada hubungan alternatif pada kolom dan baris Analisa data menggunakan uji Chi Square (X 2 ) dengan program SPSS 21.0 for windows dengan tingkat kepercayaan 95% dengan tingkat kesalahan 5%. Jika hasil pengujian statistik menunjukkan nilai X 2 > X 2 α = (k-1) (b-1) maka dari signifikasi Ho ditolak Ha diterima, bila X 2 < X 2 α = df = (b-1) (k-1) Ho ditolak dan Ha diterima. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 27% (8 responden) 60% (18 responden) 13% (4 responden) Gambar 1. Karakteristik responden berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Sobo tahun 2015. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 47% (13 Responden) 10% (3 Responden) Umur responden Pendidikan 7% (2 Responden) 36% (11 Responden) < 25 tahun 25-35 tahun > 35 tahun Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Sobo tahun 2015 SD SMP SMA S1 260

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 73% (22 Responden) Pekerjaan Responden 14% (4 Responden) 13% (4 Responden) Karyawan Wiraswasta IRT Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Sobo tahun 2015 4. Karakterisitik Pelayanan Tenaga Kesehatan 43% (13 responden) 7% (2 responden) Pelayanan tenaga kesehatan 50% (15 responden) Baik Cukup baik Kurang baik Gambar 4. Karakteristik pelayanan tenaga kesehatan (bidan) yang diberikan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Sobo tahun 2015. 5. Karakteristik dalam kepatuhan kunjungan ulang balita ke Posyandu Kepatuhan kunjungan balita 47% (14 responden) 53% (16 reponden) Patuh Tidak Patuh Gambar 5. Karakteristik kepatuhan kunjungan ulang balita di Posyandu balita kelurahan Penganjuran dan Sumberejo wilayah kerja Puskesmas Sobo tahun 2015. 261

6. Hubungan pelayanan tenaga kesehatan dengan kepatuhan kunjungan ulang balita ke Posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Sobo Banyuwangi. Tabel 1. Crosstab hubungan pelayanan tenaga kesehatan (bidan) dengan kepatuhan kunjungan ulang deteksi dini tumbuh kembang pada balita Kepatuhan Kunjungan Balita Pelayanan Tenaga Kesehatan (Bidan) Patuh Tidak Patuh Total Baik 15 (50%) 0 (0%) 15 (50%) Cukup 1 (3%) 12 (40%) 13 (43%) Kurang 0 (0%) 2 (7%) 2 (7%) Total 16 (53%) 14 (47%) 30 (100% Analisa Statistik Setelah dilakukan uji analisa deskriptif maka dilakukan uji statistik hubungan pelayanan tenaga kesehatan (bidan) dengan kepatuhan kunjungan ulang balita dalam deteksi dini tumbuh kembang di Posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Sobo tahun 2015 dengan uji statistic menggunakan software SPSS 21.0 windows sebagai berikut : Tabel 2. Korelasi hubungan pelayanan tenaga kesehatan (bidan) dengan kepatuhan kunjungan ulang deteksi dini tumbuh kembang pada balita di Posyandu Balita kelurahan Penganjuran dan Sumberejo wilayah kerja Puskesmas Sobo Banyuwangi tahun 2015. Value Df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 26.291 a 2.000 Likelihood Ratio 34.404 2.000 Linear-by-Linear Association 22.234 1.000 N of Valid Cases 30 a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is.93. Dari keterangan di atas dihasilkan bahwa, hipotesa nol (H 0 ) ditolak jika nilai (0,05) dan H 0 diterima jika nilai ( 0,05). Dengan tingkat kepercayaan 95%, kolom Sig.(2- tailed) menunjukan nilai probabilitas. Karena hasil Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 maka ditarik kesimpulan Ho ditolak dan H1 diterima (0,000 0,05). Artinya terdapat hubungan pelayanan tenaga kesehatan (bidan) dengan kepatuhan kunjungan ulang deteksi dini tumbuh kembang pada balita di Posyandu Balita kelurahan Penganjuran dan Sumberejo wilayah kerja Puskesmas Sobo Banyuwangi tahun 2015. Untuk menentukan keeratan hubungan maka digunakan tabel pedoman sebagai berikut : 262

Tabel 2. Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap korelasi Interval Korelasi Tingkat Hubungan 0,00 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat (Sumber Arikunto : 2006) Pembahasan 1. Pelayanan Tenaga Kesehatan (Bidan) Berdasarkan hasil penelitian pada gambar 4 menunjukan bahwa separuhnya berpendapat pelayanan tenaga kesehatan sudah baik yaitu 15 responden (50%). Menurut Sumarwanto (2004) pemahaman konsep tentang mutu pelayanan petugas kesehatan terikat dengan faktor kepuasan pelanggan, walaupun kepuasan pasien tidak selalu sama dengan pelayanan yang bermutu. Dengan demikian sukar untuk mengukur tingkat kepuasan pasien karena perilaku yang sifatnya sangat subjektif. Pengalaman di lapangan bahwa kepuasan seseorang terhadap suatu produk sangat bervariasi mulai dari tingkat kebiasaan rendah, sedang, dan tinggi. Dengan jenis layanan yang sama untuk kasus yang sama pula akan didapatkan tingkat kepuasan yang berbeda. Hal ini sangat tergantung dari latar belakang pasien, karakteristik individu sebelum timbulnya penyakit. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut adalah pangkat, jenis kelamin, tingkat Setelah dilakukan dengan pedoman interpretasi didapatkan nilai korelasi sebesar 0,686 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pelayanan tenaga kesehatan (bidan) dengan kepatuhan kunjungan ulang deteksi dini tumbuh kembang pada balita di Posyandu Balita kelurahan Penganjuran dan Sumberejo wilayah kerja Puskesmas Sobo Banyuwangi tahun 2015. ekonomi, kedudukan sosial, pendidikan, latar belakang sosial budaya. Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sobo terdapat 1 dokter dan 2 bidan, yang aktif dalam melakukan pelayanan ke Posyandu adalah 1 orang bidan wilayah dimana dalam pelayanannya dibantu oleh beberapa kader di masing-masing Posyandu. Dalam melakukan pelayanan di masyarakat khususnya Posyandu seorang tenaga kesehatan harus dapat menempatkan dirinya sebaik mungkin dengan melihat kondisi lingkungan dan masyarakatnya dimana saat tenaga kesehatan (bidan) memberikan pelayanan dapat menyesuaikan menjadi seorang tenaga yang dapat dijadikan sebagai tempat memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat sekitar terutama tentang kesehatan. Karena dalam satu Posyandu dipegang oleh satu orang bidan dan dibantu oleh beberapa kader maka seorang tenaga kesehatan (bidan) dapat fokus dalam 263

memberikan pelayanan kepada ibu balita. 2. Distribusi Kunjungan Balita ke Posyandu Berdasarkan hasil penelitian pada gambar 5 menunjukan bahwa sebagian besar patuh dalam melakukan kunjungan ulang ke Posyandu yaitu sebanyak 16 responden (53%) Posyandu adalah bentuk peran serta masyarakat di bidang kesehatan, yang dikelola oleh kader, sasarannya adalah seluruh masyarakat (Buku Pegangan Kader Posyandu, 2009). Posyandu juga merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan pada orang tua tentang bagaimana mengasuh bayi dan balitanya serta memantau pertumbuhan dan perkembangannya (BKKBN, 2010). Kunjungan Posyandu adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu untuk menimbang berat badan bayi atau balitanya setiap bulan ke Posyandu. Seorang balita dikatakan patuh dalam kunjungan Posyandu bila balita rutin setiap bulan dibawa ke Posyandu untuk ditimbang berat badannya. Dan dikatakan tidak patuh bila balita tersebut tidak setiap bulan dibawa ke Posyandu untuk ditimbang berat badannya. Agar sebuah Posyandu dapat berjalan lancar dan lestari maka diperlukan dukungan atau peran serta dari warga masyarakat yang berada di wilayah kerja suatu Posyandu. Dimana ibu ibu yang mempunyai bayi dan balita hendaknya berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan Posyandu, dan mereka diharapkan untuk menimbang berat badan bayi atau balitanya setiap bulannya, karena bayi atau balita sehat bertambah umur bertambah berat (Depkes RI 2009). Posyandu merupakan tempat pemantauan tumbuh kembang balita untuk mendeteksi secara dini. Jika ada pertumbuhan dan perkembangan balita yang tidak sesuai dengan umur balita itu sendiri setiap bulannya dapat cepat ditemukan masalah dan solusi yang tepat bagi ibu untuk balitanya yang bermasalah. Bila ibu ingin mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan balitanya maka wajib untuk rutin datang ke Posyandu setiap bulannya. Kunjungan balita ke Posyandu salah satunya memang dipengaruhi oleh tenaga kesehatan itu sendiri, namun ada beberapa hal lain yang berhubungan dengan kunjungan Posyandu seperti pendidikan dan pekerjaan orang tua, jumlah anak dalam keluarga, umur balita, jarak Posyandu, keterjangkauan fasilitas, motivasi, peran kader serta dukungan dari tokoh masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa kunjungan balita ke Posyandu tidak hanya disebabkan pelayanan tenaga kesehatan, namun dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain. Dari gambar 1 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar umur responden adalah berusia 25 35 tahun yaitu 18 responden (60%). Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang berpengaruh 264

terhadap kunjungan balita ke Posyandu adalah faktor umur ibu, keikutsertaan ibu dalam kunjungan balita dipengaruhi oleh faktor umur yang semakin tua. Pada usia muda yang 35 tahun sebagian responden masih memiliki anak satu sehingga akan lebih giat dan aktif datang ke Posyandu. Sebaliknya semakin bertambahnya usia ibu akan dapat berpengaruh terhadap kepatuhan kunjungan karena pada usia yang sudah lebih sebagian besar sudah memiliki anak lebih dari satu dan untuk berkunjung ke Posyandu minat yang dimiliki akan lebih rendah. Dari gambar 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden ibu balita berpendidikan SMA yaitu 13 responden (47%). Hasil studi kuantitatif yang dilakukan Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Depkes RI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang dikutip oleh Soeryoto (2001), menyatakan faktor pendidikan ibu balita yang baik akan mendorong ibu-ibu balita untuk membawa anaknya ke Posyandu. Tingginya tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuan ibu. Jika tingkat pendidikan ibu semakin tinggi maka daya serap ibupun akan semakin cepat dalam memahami suatu kondisi dan permasalahan yang muncul dan tingkat pengetahuan ibu juga semakin tinggi terutama tentang pentingnya membawa balita mereka ke Posyandu secara rutin setiap bulan, sedangkan jika pendidikan ibu semakin rendah maka pengetahuan ibu untuk cepat memahami suatu kondisi dan permasalahan akan lebih lama dan membutuhkan penjelasan yang berulang-ulang serta harus menggunakan bahasa yang lebih sederhana yang mudah dimengerti oleh mereka. Dari gambar 3 sebagian besar responden ibu balita bekerja sebagai ibu rumah tangga 22 responden (73%). Penelitian Paola (2011) juga menyatakan bahwa pekerjaan ibu mempunyai pengaruh terhadap partisipasi ibu dalam membawa balitanya untuk melakukan penimbangan di Posyandu. Hal ini karena salah satu alasan yang paling sering dikemukakan bila ibu tidak membawa balitanya ke Posyandu adalah karena mereka harus bekerja sehingga tidak sempat untuk membawa balitanya ke Posyandu karena kesibukan bekerja, jika ibu banyak memiliki waktu luang misalnya sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus kebutuhan rumah tangga maka semakin besar pula kemungkinan ibu untuk membawa balitanya ke Posyandu setelah pekerjaan rumahnya selesai. 3. Hubungan Pelayanan Tenaga Kesehatan dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang Balita dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang di Posyandu. Berdasarkan perhitungan dengan uji Chi Square menggunakan software SPSS 21.0 for 265

windows dengan = 0,05 didapatkan hasil Asymp.Sig (2- tailed) sebesar 0,000 maka ditarik kesimpulan H 0 ditolak dan H 1 diterima (0,000 < 0,05). Artinya terdapat hubungan pelayanan tenaga kesehatan (bidan) dengan kepatuhan kunjungan ulang deteksi dini tumbuh kembang pada balita di Posyandu balita wilayah kerja Puskesmas Sobo Banyuwangi tahun 2015. Berdasarkan penelitian Abdul (2010) pelayanan yang diberikan dari petugas mempunyai pengaruh terhadap partisipasi ibu dalam membawa balitanya ke Posyandu, maka setiap program dengan sasaran masyarakat khususnya program Posyandu tidak akan berhasil jika masyarakat tidak mengerti tentang pentingnya Posyandu. Oleh sebab itu sangat diperlukan adanya pelayanan yang menunjang dari petugas kesehatan dalam menunjang keberhasilan tersebut. Menurut teori Lewrence Green dalam Notoatmodjo (2007), menjelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor pokok yaitu faktor predisposisi atau faktor yang mendukung dan faktor yang memperkuat/mendorong (reinforcing factors). Berdasarkan teori tersebut maka dijabarkan beberapa faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke Posyandu meliputi faktor predisposisi misalnya usia balita, pendidikan orang tua, pekerjaan dan jumlah balita dalam keluarga. Faktorfaktor pendukung misalnya jarak Posyandu, keterjangkauan fasilitas, motivasi keluarga, peran kader dan peran petugas kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwasanya pelayanan dari tenaga kesehatan (bidan) mempengaruhi kunjungan balita ke Posyandu. Pelayanan tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Sobo sudah memberikan pelayanan dengan baik sehingga ibu balita sebagian besar patuh dalam kunjungan ulang ke Posyandu. Jika pelayanan tenaga kesehatan misalnya dalam bersikap, pengetahuan, ketrampilan dan respon yang diberikan pada ibu balita kurang memuaskan atau kurang sesuai yang diharapkan ibu balita maka ibu balita tidak akan patuh untuk kunjungan ulang ke Posyandu. Terlebih lagi jika peran tenaga kesehatan dalam memberikan informasi tentang pentingnya Posyandu masih kurang, juga bisa mempengaruhi ibu balita untuk berkunjung ke Posyandu. Jadi sebagai seorang tenaga kesehatan terutama seorang bidan harus dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat terutama di Posyandu. Selain peran tenaga kesehatan dan juga kader Posyandu, hal lain yang juga berhubungan dengan kunjungan balita ke Posyandu adalah umur balita, pekerjaan ibu balita dan motivasi ibu balita yang rendah dimana sebagian ibu balita beranggapan bahwa balitanya sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap. 266

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Chi Square didapatkan hasil ρ = 0,000 maka ditarik kesimpulan terdapat hubungan pelayanan tenaga kesehatan (bidan) dengan kepatuhan kunjungan ulang deteksi dini tumbuh kembang pada balita di Posyandu balita wilayah kerja Puskesmas Sobo Banyuwangi tahun 2015. SARAN Saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini : 1. Kepada para petugas/bidan untuk meningkatkan pelayanan agar selalu baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan kunjungan para ibu yang memiliki balita. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai deteksi dini tumbuh kembang balita dilihat dari segi pengetahuan, pendidikan, dan pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Banyuwangi (2010) Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2010 Banyuwangi : Departemen Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2010. Depkes (2002) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depkes RI (2006) Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta ; Depkes RI. Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Depkes RI. (2002). Kompetensi Bidan Indonesia. Jakarta. Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta. Depkes RI. (2002). Standar Profesi Kebidanan. Jakarta. Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Depkes RI. (2006). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS- KIA). Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat Promosi Kesehatan. Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Depkes RI. Jakarta. Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/per/VII /2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; 267

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX /2008 tentang Petunjuk Tehnis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII /2002 tentang Registrasi Dan Praktik Bidan; Meilani.dkk. Niken, (2009). Kebidanan komunitas. Yogyakarta: Penerbit Fitramaya, Notoadmojo (2005) Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Meteodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika. Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan. Walsh VL. (2008). Buku Ajar Kebidanan Komunitas, Jakarta: EGC; Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS- KIA Pemantauan dan Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef 268

269