BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. PT.DNM dan Grup dimulai dalam bisnis konstruksi sipil sejak tahun 1977.

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha.

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri konstruksi merupakan industri yang paling diwarnai


BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal

Gerson Philipi Rianto F

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

Oleh : Tita Safitriawati. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK

AKUNTANSI UNTUK LEASING

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB 1V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. bergerak dibidang elektronik diseluruh indonesia. PT. Panca Aditya

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

JUMLAH AKTIVA

BAB 1 PENDAHULUAN. pasca krisis tahun 1997, dengan kebijakan tersebut pemerintah berusaha

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN,

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

Oleh Iwan Sidharta, MM.

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

NPM : ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO. Nama : Sri Mulyani

Catatan 31 Maret Maret 2010

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

AKTIVA TETAP BERWUJUD

OPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA. Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

BAB II AKUNTANSI SEWA

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

30 Juni 31 Desember

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan Umum

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN. LAPORAN AKTIVA BERSIH

ABSTRAK. Keywords: peranan, sewa guna usaha (leasing), penerimaan pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sedikit dari masyarakat Indonesia yang dapat dikategorikan termasuk dalam

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

PT GARUDA METALINDO Tbk

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk dapat menggunakannya secara efektif dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan ketat dalam perekonomian saat ini juga terjadi pada


BAB II LANDASAN TEORI. tahun (1982:331) laba perusahaan adalah merupakan selisih antara

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan didalam persaingan usaha yang tinggi dengan perusahaan yang sejenis, mengharuskan suatu perusahaan dapat menciptakan suatu kebiasaan efisiensi didalam lingkungan perusahaan meminimalisasi biaya yang timbul akibat suatu kegiatan. Implikasi dari hal tersebut menuntut perusahaan untuk membuat suatu perencanaan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam bertindak. Perencanaan yang dapat dilakukan agar tujuan perusahaan dapat dicapai adalah dengan melakukan perencanaan dalam pembayaran pajak, karena beban pajak yang merupakan pemborosan sumber daya perusahaan. Salah satu perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan alternatif pembiayaan peremajaan aktiva berupa alat-alat berat dan kendaraan operasional yang dimiliki oleh PT. DNM, dari beberapa jenis alternatif pembiayaan pengadaan aktiva penulis memilih penelitian pada alternatif pengadaan aktiva dengan cara pemanfaatan leasing dengan hak opsi (finance lease) dan dengan cara pembelian langsung (tunai). Pemilihan alternatif jenis pembiayaan dalam pengadaan aktiva suatu perusahaan dapat dijadikan salah satu cara perusahaan didalam melakukan efisiensi biaya-biaya yang dikeluarkan khususnya beban pajak, pemilihan alternatif pembiayaan pengadaan aktiva ini sangat penting karena aktiva yang berupa alat-alat berat dan kendaraan operasional merupakan sarana bagi 48

49 perusahaan untuk menghasilkan produk. Berikut merupakan analisi perhitungan biaya dalam pemilihan jenis pengadaan aktiva (study kasus pada PT.DNM). A. Analisis Pengadaan Aktiva melalui Pembelian Tunai Pengadaan aktiva dengan cara pembelian tunai merupakan salah satu cara untuk mendapatkan aktiva yaitu alat-alat berat dan kendaraan operasional tersebut. Namun perusahaan diharuskan mempunyai likuiditas yang tinggi, karena apabila perusahaan melakukan transaksi ini, maka dana perusahaan yang cukup besar akan terpakai dalam transaksi ini, akibatnya perusahaan akan mengalami kesulitan cashflow untuk menjalankan aktvitas perusahaan sehari-hari. Dalam jenis pembiayaan ini keutungan yang diperoleh perusahaan yaitu, seluruh biayabiaya penyusutan atas alat-alat berat dan kendaraan tersebut dapat diakui sebagai pengurang dalam perhitungan penghasilan kena pajak. Dalam Undang-undang Pajak Penghasilan penyusutan alat-alat berat dikelompokkan ke dalam kelompok 2 (dua) dengan umur masa manfaat selama 8 (delapan) tahun. Berikut merupakan perhitungan biaya penyusutan yang dapat dibebankan oleh PT.DNM sebagai pengurang penghasilan kena pajaknya : Tabel 4.1 Biaya Penyusutan Pembelian Tunai dan Nilai Tunainya Nilai alat-alat berat : Rp 3.118.035.800,00 Umur alat-alat berat : 8 tahun Metode penyusutan : Saldo menurun Tingkat diskon : 8% Tahun Nilai Buku Biaya Saldo Tingkat Nilai Tunai Biaya Penyusutan Diskon Penyusutan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1 3.118.035.800,00 779.508.950,00 2.338.526.850,00 0,92593 721.770.722,07 2 2.338.526.850,00 584.631.712,50 1.753.895.137,50 0,85734 501.228.152,39 3 1.753.895.137,50 438.473.784,38 1.315.421.353,13 0,79383 348.073.644,25 4 1.315.421.353,13 328.855.338,28 986.566.014,84 0,73503 241.718.539,30

50 5 986.566.014,84 246.641.503,71 739.924.511,13 0,68058 167.859.274,60 6 739.924.511,13 184.981.127,78 554.943.383,35 0,63017 116.569.557,30 7 554.943.383,35 138.735.845,84 416.207.537,51 0,58349 80.950.978,69 8 416.207.537,51 416.207.537,51-0,54027 224.864.446,29 3.118.035.800,00 2.403.035.314,89 Dari perhitungan biaya penyusutan diatas yang menggunakan metode penyusutan saldo menurun dapat dilihat bahwa beban penyusutan pada tahun pertamanya adalah sebesar Rp. 779.508.950,- sedangkan total keseluruhan biaya penyusutan yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak adalah sebesar Rp. 3.118.035.800,-. Total biaya penyusutan tersebut merupakan harga perolehan alat-alat berat. Sedangkan total biaya penyusutan alat-alat berat tersebut jika dihitung berdasarkan nilai tunai (present value) dengan discount rate 8% adalah sebesar Rp. 2.403.035.314,89. B. Analisis Pengadaan Aktiva melalui Pemanfaatan Lesing dengan Hak Opsi (Finance Lease) Leasing dengan hak opsi (Finance Lease) merupakan salah satu alternatif pembiayaan bagi perusahaan yang membutuhkan alat-alat berat tetapi tidak mempunyai dana yang cukup untuk membeli alat-alat berat tersebut secara tunai. Pembiayaan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease) merupakan pembiayaan yang sangat sederhana dalam prosedur dan pelaksanaannya.

51 Namun sebagai salah satu alternatif pembiayaan leasing dengan hak opsi (finance lease) memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut : Pembiayaan leasing dengan hak opsi (finance lease) merupakan sumber pembiayaan yang relatif mahal jika dibandingkan dengan pembelian tunai. Alat-alat berat yang di lease tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva lessee untuk tujuan collateral credit dari bank. Sedangkan keuntungan yang diperoleh dari jenis pembiayaan ini adalah seluruh biaya angsuran (angsuran pokok berikut dengan bunga) yang dibayarkan secara berkala selama masa angsuran dapat diakui sebagai biaya dalam perhitungan penghasilan kena pajak. Selain biaya atas pembayaran angsuran tersebut dalam jenis pembiayaan ini perusahaan juga dapat membiayakan biaya penyusutan sebesar nilai hak opsi (finance lease). Perhitungan besarnya biaya penyusutan yang dapat dibiayakan sama dengan perhitungan pada jenis pembiayaan pembelian tunai, yaitu alat-alat berat dimasukan ke dalam kelompok 2 (dua) dengan unsur masa manfaat 8 (delapan) tahun sesuai dengan ketentuan Undang-undang Pajak Penghasilan.

52 Berikut merupakan perhitungan biaya penyusutan yang dapat dibebankan oleh PT.DNM sebagai pengurang penghasilan kena pajaknya : Tabel 4.2 Perhitungan Angsuran leasing dengan Hak Opsi (Finance Lease) Jaminan : Rp623.607.160,00 Nilai sewa guna usaha : Rp2.494.428.640,00 Tingkat bunga : 10,5% p.a. Tingkat diskon : 8% Jangka waktu : 3 tahun Periode Angsuran per Angsuran Angsuran Sisa Tingkat Nilai Tunai Biaya Sewa Guna Anggaran Bulan Pokok Bunga Pinjaman Diskon Usaha (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 0 81.078.075 2.494.428.640-1 81.078.075 59.242.680 21.835.395 2.435.185.960 1,0000 81.078.075,00 2 81.078.075 59.763.877 21.314.198 2.375.422.083 0,99334 80.538.467,27 3 81.078.075 60.285.073 20.793.002 2.315.137.010 0,98673 80.002.450,85 4 81.078.075 60.815.414 20.262.661 2.254.321.596 0,98017 79.470.001,84 5 81.078.075 61.345.754 19.732.321 2.192.975.842 0,97364 78.941.096,49 6 81.078.075 61.885.238 19.192.837 2.131.090.604 0,96716 78.415.711,22 7 80.748.898 62.689.893 18.059.005 2.068.400.711 0,96073 77.577.573,68 8 80.748.898 63.220.233 17.528.665 2.005.180.478 0,95433 77.061.263,21 9 80.748.898 63.750.574 16.998.324 1.941.429.904 0,94798 76.548.389,01 10 80.748.898 64.290.058 16.458.840 1.877.139.846 0,94167 76.038.928,19 11 80.748.898 64.838.686 15.910.212 1.812.301.160 0,93540 75.532.858,04 12 80.748.898 65.387.314 15.361.584 1.746.913.846 0,92918 75.030.156,00 13 78.536.098 67.755.558 10.780.540 1.679.158.288 0,92299 72.488.397,11 14 78.536.098 68.176.173 10.359.925 1.610.982.115 0,91685 72.005.957,20 15 78.536.098 68.596.788 9.939.310 1.542.385.327 0,91075 71.526.728,12 16 78.536.098 69.017.402 9.518.696 1.473.367.925 0,90469 71.050.688,51 17 78.536.098 69.438.017 9.098.081 1.403.929.908 0,89867 70.577.817,13 18 78.536.098 69.867.776 8.668.322 1.334.062.132 0,89269 70.108.092,91 19 78.536.098 70.306.678 8.229.420 1.263.755.454 0,88675 69.641.494,89 20 78.536.098 70.736.437 7.799.661 1.193.019.017 0,88084 69.178.002,28 21 78.536.098 71.175.339 7.360.759 1.121.843.678 0,87498 68.717.594,39 22 78.536.098 71.614.242 6.921.856 1.050.229.436 0,86916 68.260.250,71 23 78.536.098 72.053.144 6.482.954 978.176.292 0,86337 67.805.950,84 24 78.536.098 72.501.190 6.034.908 905.675.102 0,85763 67.354.674,52 25 78.536.098 72.949.236 5.586.862 832.725.866 0,85192 66.906.401,63 26 78.536.098 73.397.283 5.138.815 759.328.583 0,84625 66.461.112,18 27 78.536.098 73.845.329 4.690.769 685.483.254 0,84062 66.018.786,31 28 78.536.098 74.302.519 4.233.579 611.180.735 0,83502 65.579.404,30 29 78.536.098 74.759.709 3.776.389 536.421.026 0,82947 65.142.946,56 30 78.536.098 75.226.043 3.310.055 461.194.983 0,82394 64.709.393,63 31 78.536.098 75.692.375 2.843.723 385.502.608 0,81846 64.278.726,16 32 78.536.098 76.158.710 2.377.388 309.343.898 0,81301 63.850.924,96 33 78.536.098 76.625.044 1.911.054 232.718.854 0,80760 63.425.970,96 34 78.536.098 77.100.522 1.435.576 155.618.332 0,80223 63.003.845,19 35 78.536.098 77.576.000 960.098 78.042.332 0,79689 62.584.528,85 36 78.536.098 78.042.332 493.766-0,79159 62.168.003,23 Jumlah 2.855.828.190,00 2.494.428.640,00 361.399.550,00 2.549.080.663,39

53 Dari perhitungan biaya angsuran yang dibayarkan oleh perusahaan diatas dapat dilihat bahwa biaya angsuran (angsuran pokok dan bunga) yang dibayarkan oleh perusahaan pada tahun pertamanya adalah sebesar Rp. 970.961.838,-, sedangkan total keseluruhan biaya angsuran dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak perusahaan adalah sebesar Rp. 2.855.828.190,-. Total biaya angsuran tersebut merupakan harga perolehan alat-alat berat ditambah dengan biaya bunga yang dibebankan oleh lessor kepada lessee. Sedangkan total biaya angsuran alat-alat berat tersebut jika dihitung berdasarkan nilai tunai (present value) dengan discount rate 20% adalah sebesar Rp. 2.549.080.663,39,-. Selain perhitungan biaya angsuran, biaya yang masih dapat dikurangkan dalam perhitungan penghasilan kena pajak perusahaan adalah biaya penyusutan atas nilai hak opsi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak pada awal perjanjian. Berikut merupakan perhitungan biaya penyusutan atas hak opsi : Tabel 4.3 Biaya Penyusutan atas Nilai Hak Opsi Nilai alat-alat berat : Rp 623.607.160,00 Metode penyusutan : Saldo menurun Umur alat-alat berat : 8 tahun Tingkat diskon : 8% Tahun Nilai Buku Biaya Saldo Tingkat Nilai Tunai Biaya Penyusutan Diskon Penyusutan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Tahun 1-3 tidak ada penyusutan karena sewa guna usaha 4 623.607.160,00 155.901.790,00 467.705.370,00 0,73503 114.592.492,70 5 467.705.370,00 116.926.342,50 350.779.027,50 0,68058 79.577.730,18 6 350.779.027,50 87.694.756,88 263.084.270,63 0,63017 55.262.604,94 7 263.084.270,63 65.771.067,66 197.313.202,97 0,58349 38.376.760,27 8 197.313.202,97 49.328.300,74 147.984.902,23 0,54027 26.650.601,04 9 147.984.902,23 36.996.225,56 110.988.676,67 0,50025 18.507.361,83 10 110.988.676,67 27.747.169,17 83.241.507,50 0,46319 12.852.211,29 11 83.241.507,50 83.241.507,50-0,42888 35.700.617,74 623.607.160,00 381.520.379,99

54 Dari perhitungan biaya penyusutan diatas yang menggunakan metode penyusutan saldo menurun dapat dilihat bahwa beban penyusutan yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak adalah sebesar Rp. 623.607.160,-. Total biaya penyusutan tersebut merupakan harga perolehan hak opsi yang perusahaan ambil. Sedangkan total biaya penyusutan alat-alat berat tersebut jika dihitunga berdasarkan nilai tunai (present value) dengan discount rate 8% adalah sebesar Rp. 381.520.379,99. Perbandingan jumlah biaya yang dikeluarkan dari kedua alternatif pemilihan pengadaan alat-alat berat tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Perhitungan Biaya-Biaya yang dapat dijadikan sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Pengadaan Alat-alat Berat dengan Pembelian Tunai Pengadaan Alat-alat Berat dengan Leasing dengan hak opsi (Finance Lease) Biaya Penyusutan Present Value Biaya Penyusutan Biaya Angsuran dan Penyusutan atas Nilai Opsi Present Value Biaya Angsuran dan Penyusutan atas Nilai Opsi Penyusutan Anguran Tahun Ke-1 779.508.950,00 721.770.722,07 Tahun Ke-1 970.961.838,00 936.234.970,80 Tahun Ke-2 584.631.712,50 501.228.152,39 Tahun Ke-2 942.433.176,00 838.715.648,61 Tahun Ke-3 438.473.784,38 348.073.644,25 Tahun Ke-3 942.433.176,00 774.130.043,98 Tahun Ke-4 328.855.338,28 241.718.539,30 Penyusutan Tahun Ke-5 246.641.503,71 167.859.274,60 Tahun Ke-1 155.901.790,00 114.592.492,70 Tahun Ke-6 184.981.127,78 116.569.557,30 Tahun Ke-2 116.926.342,50 79.577.730,18 Tahun Ke-7 138.735.845,84 80.950.978,69 Tahun Ke-3 87.694.756,88 55.262.604,94 Tahun Ke-8 416.207.537,51 224.864.446,29 Tahun Ke-4 65.771.067,66 38.376.760,27 Tahun Ke-5 49.328.300,74 26.650.601,04 Tahun Ke-6 36.996.225,56 18.507.361,83 Tahun Ke-7 27.747.169,17 12.852.211,29 Tahun Ke-8 83.241.507,50 35.700.617,74 Jumlah 3.118.035.800,00 2.403.035.314,89 3.479.435.350,00 2.930.601.043,38 Dari perhitungan diatas biaya-biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak jika perusahaan memilih pembiayaan

55 pengadaan alat-alat berat dengan menggunakan pembelian tunai adalah sebesar Rp. 3.118.035.800,-. Sedangkan jika perusahaan memilih alternatif leasing dengan hak opsi (finance lease) sebagai pembiayaan atas pembelian alat-alat berat, maka biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak sebesar Rp. 3.479.435.350,- dengan nilai present value penyusutan sebesar Rp. 381.520.379,99. Dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa pembebanan biaya untuk pengurang penghasilan kena pajak lebih besar jika perusahaan memlih pembiayaan dengan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease). C. Analisis Komparatif Jumlah Penghematan Beban Pajak antara Pemanfaatan Leasing dengan Pembelian Tunai didalam Pengadaan Aktiva Dalam melakukan analisis ini penulis akan membandingkan besarnya penghematan pajak yang akan diperoleh perusahaan dengan memilih jenis pembiayaan yang tepat untuk dilakukan. Pada perhitungan besarnya penghematan pajak penulis akan membandingkan dengan cara : 1. Perbandingan jumlah penghematan beban pajak yang akan diperoleh perusahaan pada tahun berjalan (tahun pertama) pemilihan jenis pembiayaan Perbandingan yang dilakukan adalah dengan cara membandingkan jumlah penghematan pajak yang diperoleh perusahaan pada tahun pertama pemilikan alat-alat berat, pada perbandingan ini penulis menggunkan angkaangka laporan laba rugi yang sama di tahun sebelumnya (asumsi jumlah

56 penjualan dan biaya-biaya sama). Berikut perhitungan penghematan pajak yang dihasilkan antara pembelian tunai dengan leasing dengan hak opsi (finance lease) : Ilustrasi. 1 Perhitungan Laba-Rugi dengan menggunakan Pembelian Tunai PT. DIAN NIKEL MINING LAPORAN LABA RUGI Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2008 Keterangan 2008 Rp. Pendapatan tambang 57.176.942.670 Biaya penambangan (48.971.112.189) Laba kotor usaha 8.205.830.480 Biaya usaha : Biaya administrasi dan umum (4.420.575.252) Biaya penyusutan alat-alat berat (779.508.950) Jumlah biaya usaha (5.200.084.202) Laba hasil usaha 3.005.746.279 Pendapatan (biaya) lain-lain : Pendapatan lain-lain 96.935.569 Biaya administrasi lainnya (102.725.105) Selisih kurs 27.527.548 Pembulatan (19.696) Jumlah pendapatan (biaya) lain-lain 21.718.315 Laba (rugi) sebelum pajak 3.027.464.594 Pajak penghasilan badan (756.866.149) Laba (rugi) setelah pajak penghasilan badan 2.270.598.446

57 Dari laporan laba-rugi tahun pertama diperolehnya alat-alat berat diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan alat-alat berat, maka adapula penambahan biaya yang dapat mengurangkan penghasilan kena pajak, yaitu beban penyusutan alat-alat berat. Dengan adanya penambahan beban penyusutan tersebut, maka pajak penghasilan yang terutang menjadi sebesar Rp. 756.866.149,-. Ilustrasi. 2 Perhitungan Laba-Rugi dengan menggunakan Leasing dengan hak opsi (finance lease) PT. DIAN NIKEL MINING LAPORAN LABA - RUGI Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2008 Keterangan 2008 Rp. Pendapatan tambang 57.176.942.670 Biaya penambangan (48.971.112.189) Laba kotor usaha 8.205.830.480 Biaya usaha : Biaya administrasi dan umum (4.420.575.252) Biaya angsuran leasing (970.961.838) Jumlah biaya usaha (5.391.537.090) Laba hasil usaha 2.814.293.391 Pendapatan (biaya) lain-lain : Pendapatan lain-lain 96.935.569 Biaya administrasi lainnya (102.725.105) Selisih kurs 27.527.548 Pembulatan (19.696) Jumlah pendapatan (biaya) lain-lain 21.718.315 Laba (rugi) sebelum pajak 2.836.011.706

58 Pajak penghasilan badan (709.002.927) Laba (rugi) setelah pajak penghasilan badan 2.127.008.780 Dari laporan laba-rugi diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan alat-alat berat, maka adapula penambahan biaya yang dapat mengurangkan penghasilan kena pajak, yaitu beban angsuran leasing dengan hak opsi (finance lease). Dengan adanya penambahan beban angsuran tersebut, maka pajak penghasilan yang terutang menjadi sebesar Rp. 709.002.927,-. Penghematan pajak yang diperoleh perusahaan pada tahun pertama terlihat melalui perbandingan jumlah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan melalui ilustrasi 4.1 dan ilustrasi 4.2. Dari perhitungan tersebut dapat dihitung jumlah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan, yaitu apabila perusahaan menggunakan pembelian tunai untuk pengadaan alat-alat berat maka jumlah pajak yang dibayarkan adalah sebesar Rp. 756.866.149,-, sedangkan apabila perusahaan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease) dalam pembiayaan alat-alat berat maka jumlah pajak yang dibayarkan pada tahun pertama sebesar Rp. 709.002.927,-. Sehingga jumlah penghematan pajak yang dilakukan oleh PT.DNM pada tahun pertama pengadaan alat-alat berat adalah sebesar Rp. 47.863.222,-.

59 2. Perbandingan jumlah seluruh biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak dan jumlah penghematan pajak yang diperoleh perusahaan Perbandingan yang dilakukan adalah dengan cara membandingkan jumlah biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Untuk leasing dengan hak opsi (finance lease) biaya yang dapat dikurangkan adalah seluruh lease fee dan biaya penyusutan sebesar nilai opsi. Sedangkan untuk pembelian tunai biaya yang dapat dikurangkan dalam penghitungan penghasilan kena pajak adalah biaya penyusutannya saja. Dalam menganalisa penghematan pajak yang diperoleh dalam pelaksanaan pengadaan alat-alat berat ini perhitungan yang dilakukan berdasarkan nilai nominal dan berdasarkan nilai tunai. Berikut perhitungan antara harga perolehan dan penghematan pajak yang dihasilkan : Tabel 4.5 Perbandingan antara Harga Perolehan dan Penghematan Pajak antara Leasing dengan hak opsi (finance lease) dengan Pembelian Tunai Keterangan Leasing dengan Hak Opsi (Finance Lease) dengan bunga 10,5% Beli Secara Tunai Nominal PV (disc rate 8%) Nominal PV (disc rate 8%) Harga Perolehan Lease Fee 2.855.828.190,00 2.549.080.663,39 - - Nilai opsi 623.607.160,00 623.607.160,00 - - Harga Alat Berat - - 3.118.035.800,00 3.118.035.800,00 Jumlah 3.479.435.350,00 3.172.687.823,39 3.118.035.800,00 3.118.035.800,00 Biaya yang boleh dibiayakan Lease Fee 2.855.828.190,00 2.549.080.663,39 - - Biaya penyusutan 623.607.160,00 381.520.379,99 3.118.035.800,00 2.403.035.314,89 Jumlah 3.479.435.350,00 2.930.601.043,38 3.118.035.800,00 2.403.035.314,89 PPh Badan (25%) 869.858.837,50 732.650.260,84 779.508.950,00 600.758.828,72 (yang dapat dihemat dengan pengadaan alat-alat berat) Penghematan Pajak Nominal 90.349.887,50 = 869.858.837,50-779.508.950,00 PV (disc rate 8%) 131.891.432,12 = 732.650.260,84-600.758.828,72

60 Dari perhitungan di atas, besarnya perbandingan penghematan pajak antara leasing dengan hak opsi (finance lease) dengan pembelian tunai dilakukan dengan cara membandingkan jumlah biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Untuk leasing dengan hak opsi (finance lease) biaya yang dapat dikurangkan adalah seluruh biaya angsuran dan biaya penyusutan nilai opsi, yaitu sebesar Rp. 3.479.435.350,- dengan nilai present value sebesar Rp. 2.930.601.043,38. Sedangkan untuk pembelian tunai, biaya yang dapat dikurangkan adalah sebesar biaya penyusutannya saja yaitu sebesar Rp. 3.118.035.800,- dengan nilai present value Rp. 2.403.035.314,89. Berdasarkan perhitungan diatas maka besarnya penghematan pajak yang diperoleh perusahaan jika memilih pengadaan alat-alat berat dengan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease) adalah sebesar Rp. 90.349.887,50. Sedangkan jika dihitung berdasarkan nilai tunainya, maka perhitungan besarnya penghematan nilai tunai yang diperoleh perusahaan antara pemilihan jenis pengadaan alat-alat berat leasing dengan hak opsi (finance lease) dengan pembelian tunai adalah sebesar Rp. 131.891.432,12. Tabel 4.6 Jumlah Penghematan Tunai antara Leasing dengan Hak Opsi (Finance Lease) dengan Pembelian Tunai Keterangan Discount Rate 8% Nilai Tunai Lease Fee 2.549.080.663,39 Penghematan Dana Tunai karena menggunakan Leasing dgn Hak Opsi (Finance Lease) 2.494.428.640,00 Selisih 54.652.023,39 Penghematan Pajak (PV discount rate 8%) 131.891.432,12 Penghematan Neto 77.239.408,73 Pendapatan Bunga Deposito* 149.665.718,40 Jumlah Penghematan Tunai 226.905.127,13 *Bunga deposito dari penghematan Dana Tunai karena pembiayaan melalui leasing dengan hak opsi (finance lease)

61 Dari perhitungan diatas, dapat dilihat walaupun pemilihan alternatif pembiayaan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease) lebih mahal dari pembelian tunai, tetapi dalam pemilihan alternatif pembiayaan ini terdapat penghematan tunai. Penghematan tunai yang diperoleh perusahaan jika melakukan pemilihan pembiayaan dengan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease) adalah sebesar Rp. 226.905.127,13.