Maftuchah Dwi Agustina ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia kita selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

POLITENESS STRATEGIES USED BY THE MAIN CHARACTER OF SHERLOCK HOLMES A GAME OF SHADOW MOVIE THESIS BY MELISA DYAH PARASAYU NIM

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

Tabel 1 Tindak Tutur Mengkritik dalam Acara Sentilan Sentilun di Metro TV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan)

PRAKTIK TINDAK TUTUR ANAK KELAS B TK BINA INSAN CEMERLANG SURABAYA. Prawita Dini Arumsari

TINDAK UJAR EKSPRESIF DALAM FILM FREEDOM WRITER KARYA ERIN GRUWELL SUATU KAJIAN PRAGMATIK JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

Jurnal Cakrawala ISSN , Volume 7, November 2013 TINDAK TUTUR PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. informasi tetapi juga untuk tindakan. Tindakan melalui tuturan ini disebut dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

Abstrak. ILLOCUTIONARY SPEECH ACT OF INDONESIA LANGUAGE LEARNING INTERACTION (An Ethnography Communication in Ehipassiko Senior High School BSD)

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

TINDAK UJAR ILOKUSI DALAM FILM FIREPROOF KARYA ALEX KENDRICK SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL SKRIPSI. Oleh RENDY MORIS TULANGOW

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

ILLOCUTIONARY ACTS APPLIED IN ROBIN HOOD MOVIE THESIS BY FEBRI LAKSONO NIM

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

ANALISIS TINDAK TUTUR MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV (KAJIAN PRAGMATIK) Oleh : NOVALINA SIAGIAN NIM ABSTRAK

ANALISIS TEKNIK DAN KUALITAS TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENGANCAM MUKA NEGATIF PADA THE ADVENTURES OF SHERLOCK HOLMES

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA NOVEL TRILOGI KARYA AGUSTINUS WIBOWO

KEKUASAAN DALAM BAHASA (ANALISIS PERCAKAPAN MELALUI KLASIFIKASI TINDAK TUTUR)

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat

Angga Aminullah Mansur STIBA INVADA Cirebon

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KESANTUNAN NEGATIF DALAM REALITY SHOW MINTA TOLONG DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL BURUNG TERBANG DI KELAM MALAM KARYA ARAFAT NUR (KAJIAN PRAGMATIK) ARTIKEL ILMIAH ELSI OKTAVIANTI NPM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

A STUDY OF SPEECH ACTS PRODUCED BY THE MAIN CHARACTER IN DORAEMON COMIC THE 1 st VOLUME THESIS BY IIS MARDIANTI

ANALISIS FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA DONGENG ANAK KARYA LIA HERLIANA

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

COMMISSIVE AND DIRECTIVE ACTS PERFORMED BY DAVID CAMERON IN HIS DAVOS SPEECH THESIS BY NANDA BAGUS PRATAMA NIM

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat

Transkripsi:

ANALISIS KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENGANCAM MUKA NEGATIF MITRA TUTUR PADA TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK THE ADVENTURES OF SHERLOCK HOLMES Maftuchah Dwi Agustina uwiequw@gmail.com ABSTRACT Speech act is a part of pragmatics activity that shows how people should communicate in society. Speech act is not only done in a daily verbal conversation but also in a discourse like novel or short stories. In a conversation people may hurt the image of the hearers or the speakers themselves by saying something threatening that further we call as face threatening act. This paper is aimed at analyzing the types of face threatening act in translation version of The Adventures of Sherlock Holmes. This research is descriptive qualitative and focuses on a single case. The data in this study were sentences representing the face threatening acts found in the translation version of The Adventures of Sherlock Holmes. The data collecting techniques used in this research is document analysis. After doing the analysis on 106 data, there were 16 types of face threatening acts found in this study. The FTA done by Speaker 1 and its speech acts are: directive: asking 52%, commanding 9,4%, requesting 8,4%, warning 6,7%, challengeing 1,8%, insisting 0,9%, and inviting 0,9%. Assertives: denying 0,9%. Commissive: threatening 4,8% and promising 1,9%. Expressives: mocking 5,7%, apologizing 3,8%, complaining 1,9% and insulting 0,9%. In this paper also found that FTA asking dominated among the another FTA type. This happened because The Adventures of Sherlock Holmes tells about the adventures of a detective in deducting and solving the case of his clients that full of investigation either to the victims or the accused ones. Keywords: pragmatics, speech acts, face threatening acts, speaker 1, short stories 1. Pendahuluan Tindak tutur merupakan salah satu kegiatan pragmatik yang menjabarkan tentang tata cara berbicara yang sesuai dengan tingkatan tertentu yang terdapat dalam masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan secara langsung dalam komunikasi sehari-hari, tetapi juga dapat dilakukan dalam wacana yang terdapat dalam suatu cerita pendek atau novel. Percakapan yang terdapat dalam novel atau cerita pendek ini bisa saja mencederai citra diri pendengar atau pembicara itu sendiri yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut dengan Face Threatening Acts atau FTA. The Adventures of Sherlock Holmes merupakan contoh kisah detektif yang sangat menarik dan bahkan tokoh Sherlock Holmes inilah yang mengispirasi tokoh detektif lain seperti munculnya Detektif Conan. Kumpulan cerita pendek ini menceritakan tentang kisah petualang Holmes dalam mengungkapkan kasus-kasus yang dihadapinya dengan sangat cermat. Dalam setiap seri kumpulan cerita pendek ini memuat beberapa scene tentang investigasi yang dilakukan oleh Holmes baik terhadap terdakwa atau kliennya sendiri. Sehingga dalam kumpulan cerita pendek ini terdapat banyak tuturan mengancam muka negatif mitra tutur. Dikatakan oleh Brown dan Levinson (1987: 65-68) bahwa konsep tentang muka bersifat universal, dan secara alamiah terdapat berbagai tuturan yang cenderung merupakan tindakan atau tuturan yang tidak menyenangkan. Oleh sebab itu, kajian ini perlu diteliti agar setiap peserta tutur dapat menghindari tindakan mengancam muka dalam berkomunikasi karena tindakan tersebut dapat merugikan bahkan menjatuhkan harga diri lawan tutur. Beberapa tuturan mengancam muka yang ditemukan pada kumpulan cerita pendek ini merepresentasikan rasa jengkel Holmes terhadap terdakwa yang tidak kooperatif dalam proses investigasi kasus yang ia dalami. Diksi yang terlihat menekan dan mendominasi terdakwa sangat jelas terlihat dalam 461

terjemahan kumpulan cerita pendek ini, dan hal itu dapat memperkuat makna yang ingin Holmes sampaikan pada mitra tuturnya yang sangat berpotensi untuk mencederai muka lawan tuturnya. 2. Landasan Teori dan Metode Pragmatik mengungkapkan maksud suatu tuturan di dalam peristiwa komunikasi, oleh karena itu analisis pragmatik berupaya menemukan maksud penutur, baik yang diekspresikan secara tersurat atau maupun yang diungkapkan secara tersirat di balik tuturan. Baik penutur maupun mitra tutur bertanggung jawab dalam setiap interaksi lingual dimana sebuah konteks memiliki peranan dalam membentuk suatu tindak tutur. Searle (1969) dan Austin (1962) memandang tindak tutur yang dilangsungkan dengan kalimat performatif oleh Austin dirumuskan seabgai tiga peristiwa tindakan yang berlangsung, yang diwujudkan oleh penutur, yaitu tindak lokusi (locutionary acts), ilokusi (illocutionary acts), dan perlokusi (perlocutionary acts). Searle (1969) selanjutnya mengembangkan teori tindak tutur yang terpusat pada tindak ilokusi berdasarkan pada tujuan dari tindakan pandangan penutur menjadi lima sub bagian, yakni asertif (assertives), direktif (directives), komisif (commisives), ekrpresif (expressives) dan deklaratif (declaratives). Berangkat dari ke lima jenis tindak tutur ilokusi tersebut, pada penelitian ini akan dikaji lebih dalam lagi tentang jenis tuturan mengancam muka negatif mitra tutur. Penelitian kualitatif diaplikasikan dalam menganalisis terjemahan kumpulan cerita pendek The Adventures of Sherlock Holmes. Dikatakan demikian karena penelitian ini menitikberatkan pada data yang berupa kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih dari pada sekedar angka atau frekuensi (Sutopo, 2002:35). 3. Pembahasan Berdasarkan temuan penelitian, dilakukan pembahasan jenis tuturan mengancam muka negatif pada mitra tutur yang sebelumnya telah diklasifikasikan menurut tindak tutur masingmasing. Adapun analisis dan pembahasan sebagai berikut: a. Tindak Tutur Direktif Tindak tutur jenis ini merupakan sebuah jenis tuturan yang dimaksudkan oleh penuturnya agar mitra tutur melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang disebutkan dalam ujarannya. 1. Bertanya. Jenis ini merujuk pada tuturan mengancam muka negatif yang berfungsi untuk mengajukan sebuah pertanyaan. Data-data tuturan mengancam muka negatif yang ditemukan dalam kumpulan cerita pendek ini bernada introgasi atau mencampuri urusan mitra tutur, sehingga jelas bahwa jenis tuturan ini merupakan tuturan yang mengancam muka negatif mitra tutur. Holmes: Tapi, sebelum kita melangkah lebih lanjut, boleh saya tahu siapa nama anda? Ungkapan di atas merupakan tuturan mengancam muka negatif mitra tutur karena Holmes menanyakan idientitas seorang penjahat yang selazimnya untuk disembunyikan. 2. Memerintah. Tuturan ini merujuk pada tuturan mengancam muka negatif yang berfungsi memerintah, berikut penjelasan ringkasnya: John Clay:...Kau mungkin tidak sadar bahwa aku punya darah bangsawan. Bersikaplah sopan juga ketika berbicara denganku dengan selalu mengatakan Tuan dan Tolonglah. Tuturan tersebut merupakan tuturan mengancam muka mitra tutur yang seorang polisi karena ia diperintahkan untuk tetap menghormati seseorang yang bahkan telah merugikan orang lain. 3. Meminta. Tuturan ini merujuk pada tuturan mengancam muka negatif yang berfungsi meminta. Tuturan ini meliputi segala bentuk tuturan yang fungsinya meminta mitra bicara untuk melakukan atau meminta sesuatu darinya. Watson: Ku kira lebih baik aku pergi, Holmes. 462

Permintaan Watson pada Holmes tersebut berpotensi untuk mencederai muka Holmes karena sebagai mitra tutur, sebelumnya Holmes telah meminta Watson untuk tetap tinggal dan menemaninya untuk menemui kliennya. 4. Memperingatkan. Memperingatkan merupakan tuturan yang mengancam muka karena tuturan tersebut mengakibatkan mitra tutur menyetujui atau menolak untuk melakukan sesuatu John Clay: Ku minta kau tak menyentuhku dengan tanganmu yang kotor itu.. John Clay yang merupakan seorang buronan yang pada akhirnya berhasil ditangkap Holmes. Karena ia merasa kesal, ia pun memperingatkan polisi untuk tidak menyentuhnya. 5. Menantang. Tuturan jenis ini merujuk pada ajakan berkelahi atau bertaruh karena penutur atau penantang merasa bahwa ia lebih kuat untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Lestrade: Selamat sore, tuan Holmes, dan kita akan melihat siapa yang pertama kali memecahkan kasus ini. Lestrade adalah saingan terkuat Holmes. Oleh karena itu ia menantang Holmes untuk memecahkan kasus yang sama-sama sedang mereka tangani. 6. Memaksakan kehendak. Memaksakan kehendak dalam penelitian ini merujuk pada tuturan yang bersifat mendesak, berkali-kali meminta atau menyuruh dengan paksa mitra tutur untuk melakukan apa yang penutur inginkan. Koroner: Saya harus memaksa anda. Dikarenakan setiap individu pasti menginginkan kebebasan atas dirinya, maka semua tuturan yang berjenis paksaan termasuk tuturan yang mengancam muka mitra tuturnya. 7. Mengundang. Seperti halnya dengan bertanya, memerintah atau meminta, mengundang juga memiliki potensi bagi penutur untuk kehilangan mukanya karena mitra tutur bisa saja menolak undangannya tersebut. Holmes: Saya berharap, anda dapat bergabung dengan makan malam yang bersahabat ini. Undangan Holmes pada tuturan di atas termasuk tuturan yang mengancam muka mitra tuturnya, Lord. St. Simon yang merasa malu karena atas bantuan Holmes istrinya yang kabur bersama pria lain berhasil ditemukan. b. Tindak Tutur Asertif Tindak tutur jenis ini juga berpotensi untuk mencederai muka lawan bicara atau bahkan mencederai muka penutur sendiri. Tuturan ini digunakan untuk mengikat penuturnya pada kebenaran atas hal yang dikatakannya, Menyangkal. Menyangkal merupakan tuturan untuk membantah, mengingkari, tidak mengakui atau tidak membenarkan ucapan penutur. Holmes: Nona Roylot, belum. Anda melindungi ayah tiri anda. Tuturan Holmes dalam percakapan ini sangat berpotensi untuk mencederai muka Helen, klien Holmes yang berusaha menutup-nutupi kejadian sebenarnya karena apa yang ia ucapkan tidak mendapat persetujuan dari mitra tuturnya. c. Tindak Tutur Komisif Tindak tutur komisif juga menaungi tuturan mengancam muka negatif dalam penelitian ini. Tuturan ini mengikat penuturnya untuk melakukan segala hal yang disebutkan dalam ujarannya. 1. Mengancam. Tuturan yang bernada mengancam termasuk ke dalam tuturan yang mengancam muka negatif mitra tutur dikarenakan tuturan tersebut membuat mitra tutur tidak memiliki kebebasan untuk memilih dan harus menerima konsekuensi dari pilihan yang dia ambil. Koroner: Pengadilan yang akan memutuskan hal itu. Saya tidak perlu menekankan kepada anda bahwa penolakan anda untuk menjawab akan memberatkan kasus anda dalam proses-proses selanjutnya. Koroner merasa kehabisan akal karena terdakwa tidak ingin mengungkap kejadian sebenarnya sehingga ia mengancam jika tindakan yang ia ambil malah akan memperberat keadaannya. 463

2. Berjanji. Tuturan ini bertujuan untuk menyatakan kesediaan atau kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Tuturan ini mengungkapkan upaya penutur untuk melakukan sesuatu terhadap lawan tutur dan memaksa lawan tutur untuk menerima atau menolak tindakan tersebut. Holmes: Saya harap kami bisa membebaskannya, Nona Turner. Saya akan berusaha semampu saya. Holmes berjanji untuk menyelesaikan kasus kliennya. Tuturan ini termasuk tuturan mengancam muka karena membuat mitra tuturnya terikat untuk mempercayai kemampuan Holmes. d. Tindak Tutur Ekspresif Tuturan jenis ini berfungsi untuk mengekpresikan perasaan yang dirasakan oleh penturnya. Namun terkadang, ekspresi yang muncul ketika seseorang merasa marah atau jengkel bisa saja membuat mitra tutur tidak senang, oleh karena itu tindak tutur jenis ini juga berpotensi untuk mencederai citra mitra tuturnya. 1. Mengejek. Mengejek merujuk pada tuturan yang bersifat merendahkan lawan bicaranya dan menimbulkan rasa tidak senang karena mitra tutur dapat kehilangan muka atau citra diri yang ia miliki oleh ejekan yang ia terima. Dr. Roylott: Aku kenal kau, penjahat! Ku pernah mendengar tentang kau. Kau adalah Holmes yang suka turut campur. Dr. Roylott mendatangi tempat tinggal Holmes dalam keadaan marah dan tiada hentinya mengejek Holmes karena ia merasa Holmes telah mencampuri urusan keluarganya terlalu jauh. 2. Meminta maaf. Permintaan maaf merupakan salah satu jenis tuturan mengancam muka negatif yang ditemukan dalam penelitian ini. Klien: Saya minta maaf. Saya harap saya tidak mengganggu... Percakapan tersebut terjadi pada dini hari, tepatnya jam 2 pagi saat Holmes sedang istirahat di rumahnya. Tuturan di atas merupakan tuturan yang mengancam muka mitra tutur, karena ia harus memaafkan dan menerima kedatangan tamunya. 3. Mengeluh. Sesuai dengan teori yang ditawarkan oleh Brown dan Levinson, mengeluh merupakan salah satu jenis tuturan yang berpotensi mencederai muka negatif mitra tutur. Ryder: Aku sudah muak denganmu dan angsa-angsamu. Keluhan Ryder di atas membuat penjual angsa tersebut merasa tidak senang dan kebebasannya terganggu, sehingga tuturan tersebut termasuk dalam tuturan mengancam muka negatif. 4. Menghina. Tuturan jenis ini merujuk pada tuturan yang berfungsi untuk memandang rendah atau menjelek-jelekkan mitra tutur. Lord St. Simon:..Saya mengerti bahwa anda telah menangani berbagai macam kasus rumit seperti ini walaupun saya menduga bukan berasal dari kelas sosial saya. Klien Holmes merupakan seorang bangsawan yang berkelas dan ia menghina kemampuan Holmes sehingga tak mungkin ia memiliki klien seorang bangsawan seperti dirinya. 4. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini, dapat disimpulkan terdapat beberapa jenis FTA beserta jenis tindak tuturnya: direktif; bertanya, memerintah, meminta, memperingatkan, menantang, memaksakan kehendak, dan mengundang. Tindak tutur asertif: menyangkal.tindak tutur komisif juga menaungi beberapa jenis FTA antara lain: mengancam dan berjanji. Jenis tindak tutur mengancam muka negatif yang juga ditemukan dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif, antara lain: mengejek, meminta maaf, dan mengeluh. Dengan banyaknya temuan tuturan mengancam muka negatif dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa temuan penelitian ini sejalan dengan konsep muka yang ditawarkan oleh Brown dan Levinson bahwa konsep muka bersifat universal, sehingga sekalipun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan karya terjemahan, namun tidak terjadi pergeseran makna FTA. 464

References Austin, J.L, (1955). How to do things with words. Oxford: Oxfords University Press. Brown, P. & S. C. Levinson (1987). Politeness: Some universal in language usage. Cambridge: Cambridge University Press. Levinson, S. C. (1983). Pragmatics. Cambridge. Cambridge University Press. Searle, J.R. (1969). Speech-act. An easy in the philosophy of language. London: Cambridge University Press. Sutopo. H.B. (2002). Metodologi penelitian kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam penelitian. Surakarta: UNS Press. Yule, George. (1996). Pragmatics. Oxford: Oxford University Press. 465