Tabel 2.8 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Urusan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Data Capaian Indikator Kinerja Indikator. Program dan. pada Tahun Kode

Rencana Umum Pengadaan

Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progoo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. nilai yang tinggi, baik sebagai penyangga kebutuhan, perlindungan ekologi, jasa,

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

IV. BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

BAB 2 Perencanaan Kinerja

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur, ekonomi, kapasitas sumber daya, dan lain-lain.

Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015 DAFTAR ISI

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

hutan secara lestari.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO REKAP PESERTA UJIAN NASIONAL SMK TAHUN AJARAN 2012/2013 ** DAFTAR CALON PESERTA UJIAN NASIONAL **

RENCANA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bibit tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna Multi Purpose Tree Species

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI KULON PROGO TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BUPATI KULON PROGO,

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Perumusan visi dan misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertanian telah menetapkan 4 sukses Pembangunan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KULON PROGO MEMBANGUN. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo

PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2011

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... vi Daftar Lampiran...

Rencana Umum Pengadaan

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PENETAPAN KUOTA ROMBONGAN BELAJAR KELAS X JENJANG SMK PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017

I. PENDAHULUAN. Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KARANGANYAR, Hutan Sehat, Desa Sehat Oleh : Endang Dwi Hastuti*

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th

SD SLTP SLTA SARJANA / DIPLOMA TOTAL L P L P L P L P L P 1 TEMON

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

III. METODE PENELITIAN A.

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

2017 LKJIP

Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015 BAB I. PENDAHULUAN

Tabel IV.C.3.1 Program, Alokasi dan Realisasi Anggaran Urusan Kehutanan Tahun No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

Program Bina Pembangunan Daerah a. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor: SP DIPA /2015 tanggal 14 November 2014.

II. PENGUKURAN KINERJA

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi yang penting dalam

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

LAPORAN REALISASI KEGIATAN dan ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI KULON PRO GO KEPUTUSANBUPATIKULONPROGO NOMOR Z / A / 2.16 TENTANG

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang menggambarkan dan menganalisis potensi penduduk,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil bambu yang cukup besar. Banyak

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RENCANA KERJA (RENJA)

BAB IV UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan

KRITERIA/SUBKRITERIA INDIKATOR PENILAIAN TINGKAT KESESUAIAN BOBOT

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Wates, Agustus 2016 Kepala Dinas Pendidikan, ttd. Drs. SUMARSANA, M.Si. Pembina Tingkat I, IV/b NIP

PENGATURAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN HAK/MILIK DI WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : POTENSI HUTAN RAKYAT DI INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Oleh : Sukadaryati 1) ABSTRAK

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman, pertanian, kehutanan, perkebunan, penggembalaan, dan

KEBUTUHAN BENIH (VOLUME) PER WILAYAH PER JENIS DALAM KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN. Oleh : Direktur Bina Perbenihan Tanaman Hutan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAH DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Tahun Anggaran 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setempat serta keadaan ekologis berbeda dengan di luarnya (Spurr 1973).

Rencana Kinerja Dinas Kehutanan Kabupaten Lumajang 2015

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

FAKTOR. Wewenang Penyeliaan & Manajerial. Sifat Hubungan

EVALUASI KINERJA OPD TRIWULAN I TAHUN 2018

Transkripsi:

2. Urusan Kehutanan 1) Realisasi Fisik dan Keuangan Pada tahun 2015, Program dan Kegiatan Urusan Kehutanan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan berjumlah 2 program yang terbagi menjadi 3 kegiatan. Realisasi fisik dan keuangan untuk masingmasing kegiatan selengkapnya disajikan pada tabel 2.8. Tabel 2.8 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Urusan Kehutanan TARGET DAN REALISASI TAHUN 2015 URUSAN, PROGRAM, KEGIATAN INDIKATOR KINERJA FISIK (%) TARGET REALISASI KEUANGAN FISIK KEUANGAN (Rp.) (%) (%) (Rp.) (%) Urusan Kehutanan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan Pengembangan Pengujian dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan Masukan (Input) Keluaran(Outputs) Hasil(Outcomes) Manfaat(Benefits) Dampak(Impacts) Masukan (Input) Keluaran(Outputs) Hasil(Outcomes) Dana Rp. 107,250,000 SDM 8 orang Pemberdayaan Kelompok Tani HKm 7 kelompok HKm Sarana Pengembangan lebah madu 9 kelompok Sarana budidaya semut merah 2 kelompok Fasilitasi HKm (7 kelompok) dan Kelompok Tani Hutan (2 kelompok) Meningkatnya produksi hasil hutan Meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat Dana Rp. 57,750,000 SDM 10 orang Pendampingan penatausahaan hasil hutan kayu dan pelaku usaha kehutanan 12 kec Dokumentasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu 100 107,250,000 100 100 104,134,014 97.09 100 57,750,000 100 100 55,446,500 96.01 43

Manfaat(Benefits) Dampak(Impacts) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Meningkatnya produksi hasil hutan Meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat Masukan (Input) Dana Rp. 1,490,503,734 SDM 9 orang Dokumen RPRHL 1 dokumen Dam penahan (2 unit), gully plug (25 unit) Konservasi dan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Keluaran(Outputs) Sarana produksi pengembangan mangrove dan koordinasi penghijauan lingkungan (1 lokasi), sarana prasarana hasil hutan (2 kelompok) Pengembangan tanaman bambu (10 ha) dan sarana produksi pengkayaan hutan rakyat (650 ha) 100 1,490,503,734 100 100 1,291,758,750 86.67 Hasil(Outcomes) Konservasi Hutan dan Lahan (Hutan Rakyat 27 kel, Mangrove 1 kelompok, sipil teknis 9 kelompok) ; Sarpras pengolahan hasil hutan 2 kelompok; Manfaat(Benefits) Menurunnya luas lahan kritis Dampak(Impacts) Meningkatnya perlindungan dan konservasi sumberdaya alam Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 2) Realisasi Program Realisasi pelaksanaan program urusan kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015 selengkapnya disajikan pada Tabel 2.9 44

Urusan/Program/ Kegiatan Tabel 2.9 Realisasi Pelaksanaan Program Urusan Kehutanan Indikator Kinerja Program (Outcome)/Indikator Kinerja Kegiatan (Output) Target Kinerja dan Anggaran RKPD 2015 Realisasi Kinerja dan Anggaran RKPD 2015 Tingkat Capaian Kinerja dan Anggaran RKPD 2015 (%) K Rp K Rp K Rp 1 2 3 4 5 6 7 8 Urusan Kehutanan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan Pengembangan Pengujian dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Konservasi dan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Capaian peningkatan produksi hasil hutan (%) Pemberdayaan Kelompok Tani HKm (kelompok HKm) Sarana Pengembangan lebah madu (kelompok) Sarana budidaya semut merah (kelompok) Pendampingan penatausahaan hasil hutan kayu dan pelaku usaha kehutanan (kecamatan) Cakupan rehabilitasi hutan dan lahan (%) Dokumen RPRHL (dokumen) Dam penahan (2 unit), gully plug (25 unit) 95,9 165.000.000 100,88 159.580.514 105,19 96,72 7 107.250.000 7 104.134.014 100 96.72 9 9 100 2 2 100 12 57.750.000 12 55.446.500 100 97.09 98,48 1.490.503.734 100,83 1.291.758.750 102,39 86,67 1 1.490.503.734 1 1.291.758.750 100 86.67 27 27 100 Sarana produksi pengembangan mangrove dan koordinasi penghijauan lingkungan (1 lokasi), sarana prasarana hasil hutan (2 kelompok) 3 3 100 Pengembangan tanaman bambu (10 ha) dan sarana produksi pengkayaan hutan rakyat (650 ha) Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 660 660 100 3) Realisasi Urusan a. Capaian sasaran urusan yang ditargetkan Tahun 2015 pada RPJMD Perubahan tahun 2011-2016 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian dan Kehutanan Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan kehutanan Urusan Kehutanan terdiri dari 2 (dua) indikator yaitu Produksi Kayu Bulat dan 45

Luas Lahan Kritis. Capaian indikator kinerja utama urusan Kehutanan selengkapnya disajikan pada Tabel 2.10. Tabel 2.10 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian dan Kehutanan (Urusan Kehutanan) Tahun 2015 No Indikator Satuan 2014 Capaian Kinerja Target 2015 Realisasi 1. Produksi kayu bulat m 3 43.300,00 45.000,00 45.305,00 2. Luas Lahan Kritis Ha 5.107,52 5.013,50 5.013,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 Dilihat dari target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perubahan RPJMD Tahun 2011-2016, 2 (dua) indikator kinerja utama dapat mencapai target yaitu Produksi Kayu Bulat (100,68%) dan Luas lahan Kritis (100,01%). Pada Tahun 2015, 2 (dua) indikator kinerja utama tersebut juga mengalami peningkatan capaian dari Tahun 2014 yaitu Produksi kayu bulat meningkat sebesar 4,63% dan Luas lahan kritis menurun sebesar 94,52 ha (peningkatan capaian kinerja 1,85%). Tercapainya target indikator kinerja utama pada Tahun 2015 dan peningkatan capaian kinerja dari Tahun 2014 untuk produksi kayu bulat disebabkan oleh keberhasilan penanaman tanaman kehutanan. Dalam hal ini target produksi kayu bulat yang merupakan tujuan ekonomis dapat tercapai tanpa mengesampingkan tujuan konservasi. Pengendalian penebangan tanaman kehutanan dilaksanakan melalui pendekatan perhitungan etat tebang. Etat tebang diartikan sebagai volume penebangan kayu yang masih diperkenankan untuk pengelolaan hutan secara lestari di Kabupaten Kulon Progo. Perhitungan etat tebang Tahun 2015 adalah 57.703,55 m3. Dengan produksi kayu bulat sebesar 45.305,00 m3 (di bawah etat tebang), dapat dikatakan bahwa pengelolaan hutan di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan sesuai 46

kaidah-kaidah kelestarian. Produksi kayu bulat Kabupaten Kulon Progo selengkapnya disajikan pada Tabel 2.11 No. Tabel 2.11 Produksi Kayu Bulat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 2015 Jenis Kayu Produksi (m3) Tahun 2014 Tahun 2015 Perubahan (%) 1. Jati 28.057,38 28.558,63 1,79 2. Mahoni 6.054,42 6.254,94 3,31 3. Sonokeling 3.084,78 3.279,04 6,30 4. Akasia 638,78 745,28 16,67 5. Sengon 4.227,94 4.937,42 16,78 6. Rimba lain 1.236,70 1.529,69 23,69 Jumlah 43.300,00 45.305,00 4,63 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 Tabel 2.11 menunjukkan bahwa produksi kayu bulat di Kabupaten Kulon Progo didominasi oleh Komoditas Jati (63,04%), diikuti oleh Komoditas Mahoni (13,81%), Sengon (10,90%), Sonokeling (7,24%), rimba lain (3,38%) dan Akasia (1,65%). Semua komoditas kehutanan mengalami peningkatan produksi dari tahun 2014 ke tahun 2015. Tercapaianya Indikator Kinerja Utama Produksi Kayu Bulat merupakan pencapaian dari sasaran meningkatnya produksi kayu yang lestari yang merupakan tujuan ke-1 yaitu terwujudnya peningkatan produksi komoditas pertanian/perkebunan dan kehutanan serta mendukung perwujudan Misi ke- 1 Dinas Pertanian dan Kehutanan yaitu Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil serta pengolahan dan pemasaran komoditas pertanian/perkebunan dan kehutanan. Tercapainya target indikator kinerja utama pada Tahun 2015 dan peningkatan capaian kinerja dari Tahun 2014 untuk luas lahan kritis merupakan keberhasilan program dan kegiatan dalam urusan kehutanan yang dilaksanakan sebagai upaya memberdayakan kelompok tani dalam pengelolaan hutan dan lahan. Hal tersebut memberikan kontribusi nyata dalam upaya penurunan luas lahan kritis. Luas lahan kritis mengalami 47

penurunan sebesar 94,52 Ha yaitu dari 5.107,52 Ha pada tahun 2014 menjadi 5.013,00 Ha pada tahun 2015. Lahan kritis di Kabupaten Kulon Progo tersebar di 12 kecamatan. Kondisi tahun 2015 luas lahan kritis yang terbesar adalah di Kecamatan Temon (14,66%), kemudian diikuti Kecamatan Galur (13,76%) dan Kecamatan Panjatan (12.97%). Lahan kritis di wilayah Kecamatan Temon, Kecamatan Galur dan Kecamatan Panjatan sebagian besar berlokasi di lahan pantai di mana kekritisan lahannya terutama dilihat dari parameter kondisi tutupan vegetasi yang ada. Data selengkapnya mengenai luas lahan kritis disajikan pada tabel 2.12 No Tabel 2.12 Luas Lahan Kritis Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 2015 Kecamatan Luas Lahan Kritis (ha) Tahun 2014 Tahun 2015 Perubahan (%) 1. Temon 743,38 735,09 (1,12) 2. Wates 292,64 289,87 (0,95) 3. Panjatan 655,45 650,38 (0,77) 4. Galur 704,50 690,06 (2,05) 5. Lendah 168,27 166,75 (0,90) 6. Sentolo 461,36 454,87 (1,41) 7. Pengasih 256,75 249,85 (2,69) 8. Kokap 185,68 178,48 (3,88) 9. Nanggulan 107,56 100,78 (6,30) 10. Girimulyo 470,35 461,16 (1,95) 11. Samigaluh 460,01 448,69 (2,46) 12. Kalibawang 601,57 587,52 (2,34) Jumlah 5.107,52 5.013,00 (1,84) Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 Tercapaianya Indikator Kinerja Utama Luas lahan kritis merupakan pencapaian dari sasaran menurunnya luas lahan kritis yang merupakan tujuan ke-2 yaitu terwujudnya peningkatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam serta mendukung perwujudan Misi ke- 2 Dinas Pertanian dan 48

Kehutanan berkelanjutan. yaitu meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam yang 2. Indikator Kinerja Program Indikator kinerja program urusan Kehutanan terdiri dari 2 (dua) indikator. Cakupan peningkatan produksi hasil hutan merupakan indikator dari program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan sedangkan Cakupan rehabilitasi hutan dan lahan merupakan indikator dari program Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Capaian indikator kinerja program urusan kehutanan Tahun 2015 selengkapnya disajikan pada Tabel 2.13. Tabel 2.13 Capaian Indikator Kinerja Program Dinas Pertanian dan Kehutanan (Urusan Kehutanan) Tahun 2015 No Indikator Satuan 2014 Capaian Kinerja Target 2015 Realisasi 1. Cakupan % 93,66 95,9 96,74 peningkatan produksi hasil hutan 2. Cakupan rehabilitasi hutan dan lahan % 97,81 98,48 99,3 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 Tabel 2.13 menunjukkan bahwa Indikator program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan yaitu cakupan peningkatan produksi hasil hutan dapat melampaui target yang ditetapkan yaitu dengan capaian 96,74% (100,88% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2014, indikator Cakupan peningkatan produksi hasil hutan mengalami peningkatan sebesar 3,29% Indikator cakupan peningkatan produksi hasil hutan diperhitungkan melalui produksi kayu bulat dan produksi kayu olahan. Tercapaianya target produksi kayu bulat dan produksi kayu olahan 49

berkontribusi pada tercapaianya indikator program Pemanfaatan Potensi Sumber daya Hutan. Tercapaianya target produksi kayu bulat dipengaruhi oleh keberhasilan kegiatan penanaman tanaman kehutanan seperti diuraikan di atas, sedangkan tercapainya target produksi kayu olahan dipengaruhi oleh berkembangnya pelaku usaha kehutanan kayu (industri primer hasil hutan kayu). Selain hal tersebut, ketersediaan dan peningkatan bahan baku kayu bulat yang cukup memadai berkontribusi terhadap peningkatan produksi kayu olahan. Produksi kayu olahan primer Kabupaten Kulon Progo selengkapnya disajikan pada tabel 2.14 No. Tabel 2.14 Produksi Kayu Olahan Primer Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 dan Tahun 2015 Jenis Kayu Produksi (m 3 ) Tahun 2014 Tahun 2015 Perubahan 1. Jati 223,00 1.068,30 379,06 2. Mahoni 46,64 267,03 472,53 3. Sonokeling 99,68 267,37 168,23 4. Sengon 1.876,56 693,09 (63,07) 5. Akasia - 158,60 100,00 6. Rimba lain 369,67 213,74 (42,18) (%) Jumlah 2.615,55 2.668,13 2,01 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 Indikator program Rehabilitasi Hutan dan Lahan yaitu cakupan rehabilitasi hutan dan lahan dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 99,30% (100,83% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 1,52%. 50

Indikator cakupan rehabilitasi hutan dan lahan diperhitungkan melalui luas lahan kritis dan luas hutan rakyat. Tercapaianya target luas lahan kritis dan luas hutan rakyat berkontribusi pada tercapaianya indikator program Rehabilitasi Hutan dan Lahan.Tercapaianya target luas lahan kritis dipengaruhi oleh keberhasilan kegiatan konservasi dan rehabilitasi baik berupa kegiatan vegetatif (penanaman) dan kegiatan sipil teknis (Pembuatan bangunan konservasi tanah dan air), sedangkan tercapainya target luas hutan rakyat dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat yang tinggi akan pentingnya kegiatan konservasi hutan dan lahan melalui penanaman tanaman kehutanan. Kegiatan penanaman tanaman kehutanan yang dilaksanakan sebagian besar merupakan kegiatan pengkayaan sehingga sifatnya lebih pada penambahan populasi di satuan luas hutan rakyat yang sudah ada. Luas hutan rakyat dan Populasi tanaman kehutanan Kabupaten Kulon Progo selengkapnya disajikan pada tabel 2.15 dan Tabel 2.16. No. 1. 2. 3. 4. 5. Tabel 2.15 Luas Hutan Rakyat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 2015 Kecamatan Luas Hutan Rakyat (ha) Tahun 2014 Tahun 2015 Perubahan (%) Temon 811,50 812,72 0,15 Wates 191,89 193,04 0,60 Panjatan 690,57 692,58 0,29 Galur 319,76 321,91 0,67 Lendah 597,75 600,99 0,54 6. Sentolo 1.017,68 1.021,93 0,42 7. Pengasih 1.707,67 1.727,83 1,18 8. Kokap 4.801,29 4.860,50 1,23 9. Nanggulan 480,45 484,05 0,75 10. Girimulyo 3.447,44 3.490,66 1,25 11. Samigaluh 4.108,23 4.127,35 0,47 12. Kalibawang 2.218,07 2.274,85 2,56 Jumlah 20.392,30 20.608,41 1,06 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 51

Tabel 2.16 Populasi Tanaman Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 2015 No. Jenis kayu Populasi (batang) Tahun 2014 Tahun 2015 Perubahan (%) 1. Jati 3.368.513 3.493.573 3,71 2. Mahoni 2.844.391 2.865.130 0,73 3. Sonokeling 948.739 957.747 0,95 4. Akasia 1.395.273 1.414.791 1,40 5. Sengon 3.185.542 3.292.107 3,35 6. Rimba lain 3.108.420 3.137.934 0,95 Jumlah 14.850.878 15.161.283 2,09 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2015 Luas hutan rakyat Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 1,06%, yaitu dari 20.392,30 Ha menjadi 20.608,41 Ha. Populasi tanaman kayu mengalami peningkatan sebesar 2,09% yaitu dari 14.850.878 batang pada tahun 2014 menjadi 15.161.283 batang pada tahun 2015. Peningkatan luas hutan rakyat dan populasi tanaman kayu tersebar di 12 kecamatan. Kondisi tahun 2015 luas hutan rakyat yang terbesar adalah di Kecamatan Kokap (23,59%), kemudian diikuti Kecamatan Samigaluh (20,03%) dan Kecamatan Girimulyo (16,94%). Untuk Kecamatan dengan luasan hutan rakyat paling kecil adalah Kecamatan Wates (0,94%). b. Prestasi Penyelenggaraan Urusan Prestasi yang diperoleh dalam penyelenggaraan urusan Kehutanan adalah sebagai berikut: 1) Juara I Tingkat Propinsi dalam Lomba Wana Lestari Tingkat DIY Katagori Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), diraih oleh SD Negeri Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo 52

2) Juara I Tingkat Propinsi DIY dalam Lomba Wana Lestari Katagori Kelompok Tani Penghijauan, diraih oleh KT Sido Dadi, Karangasem, Sidomulyo, Pengasih 3) Juara II Tingkat Propinsi DIY dalam Lomba Kebun Bibit Rakyat (KBR), diraih oleh KT Rukun Makaryo, Girinyono, Sendangsari, Pengasih 4) Juara II Tingkat Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori Kelompok Tani Penghijauan, diraih oleh KT Sido Dadi, Karangasem, Sidomulyo, Pengasih. 5) Peringkat 10 besar Nasional dalam Lomba Wana Lestari Katagori Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), diraih oleh SD Negeri Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo c. Permasalahan dan Solusi Permasalahan 1) Kondisi topografi dan geografi pada sebagian wilayah Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi sebagai lahan kritis yang relatif tinggi (faktor alam kemiringan lahan). 2) Pengelolaan hutan rakyat sebagian besar masih dilakukan secara konvensional, belum terorganisir dengan baik. Solusi 1) Gerakan penanaman pohon dan pembangunan sipil teknis pada wilayahwilayah yang berpotensi menjadi lahan kritis. 2) Pembinaan secara berkelanjutan dan pengorganisasian yang lebih baik dalam pengelolaan hutan rakyat dan pengembangan sertifikasi hutan rakyat. 53