BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori niat berkunjung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. penelitian, serta saran bagi pelaku bisnis maupun penelitian selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan mereka. Hal itu menunjukkan bahwa penting bagi perusahaan. untuk menciptakan dan mempertahankan loyalitas konsumen.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berganda dan path analysis adalah customer loyalty dijelaskan sebesar 26,2% oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk memberikan keunggulan yang kompetitif. Hal ini terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas makanan menurut Knight dan Kotschevar (2000:16) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang kepercayaan diri. Di Yogyakarta, pertumbuhan industri kecantikan saat

BAB I PENDAHULUAN. pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia atau basic needs.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. variabel yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar hasil studi dapat dipertanggungjawabkan

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi secara global kini telah meningkatkan persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bisnis ritel sekarang berkembang cukup pesat. Bisa dilihat dengan banyak munculnya bisnis ritel di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas dan. Memenuhi Syarat Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani hedone yang diartikan sebagai pleasure atau kenikmatan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Prilaku modern sekarang membuat sebagian besar orang untuk selalu

BAB 1 PENDAHULUAN RATA-RATA TENAGA KERJA , , ,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang membentuk niat pembelian ulang konsumen sehingga hasil

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menganalisis hasil penelitian., yaitu service quality, employee s service, quality of

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. kesan positif ataukah sebaliknya. Interaksi ini disebut sebagai a moment of truth,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. juga menguraikan hubungan antar variabel yang dikembangkan dalam hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Landasan Teori diperlukan agar penelitian ini dapat

Jenis Pekerjaan 39 Pengeluaran Rata Rata Responden Per Bulan 39 Kunjungan Ke Coffee shop Lain 40 Waktu Berkunjung Rata Rata 40 Belanja Rata Rata 41

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsumen di masa sekarang semakin menuntut banyak hal terhadap produk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEK CUSTOMER CUSTOMER INTERACTION TERHADAP SATISFACTION DAN WORD OF MOUTH PADA HOTEL MANDARIN ORIENTAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kepuasan konsumen terhadap jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas. Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai

BAB V RINGKASAN, KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN PENELITIAN YANG AKAN DATANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB III KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. saran peneliti bagi penelitian selanjutnya, dan bagi perusahaan, serta implikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERILAKU KONSUMEN RESTORAN ETNIS: PENGARUH EMPAT KELOMPOK ATRIBUT TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN POST DINING BEHAVIORAL INTENTIONS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan dua penelitian sebagai bahan acuan, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

PENGEMBANGAN MODEL LOYALITAS KONSUMEN CAFÉ STUDI KASUS DI CAFE X BANDUNG

PENGARUH PRODUCT QUALITY, SERVICE QUALITY DAN ATMOPHARE TERHADAP EMOTION DAN BEHAVIORAL INTENTION DI HERO SUPERMARKET

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere terhadap Impulse Buying. pada Konsumen Toko Naughty Plaza Andalas Padang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

loyalitas pelanggan secara tidak langsung melalui kepuasan (Caruana, 2002). Service quality atau kualitas layanan menurut Zeithaml (1990:19) kualitas

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dikaitkan dengan suatu negara tertentu. Gambaran tersebut dapat berasal dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada BAB IV maka, penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

BAB III METODE PENELITIAN. kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Populasi dalam penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini memerlukan rujukan dari teori sebelumnya sejenis yang

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Nama : Hartono Halim NPM : Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi

FOKUS MANAJERIAL Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai landasan teori dalam penelitian yang akan dilakukan. 1. Rafael Bravo, Teresa Montaner and Jose M.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Banyumas memiliki tempat pariwisata yang bertaraf nasional.

Rerangka MOA dan Website Quality Sebagai Pembentuk Sikap serta Intensi Behavioral: Suatu Unifikasi Model. W. Rofianto

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. memperkuat diri menghadapi persaingan, dan memposisikan perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam menciptakan konsumen yang loyal pada perusahaan. Babin et al., (2005)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi perilaku konsumen menurut beberapa penulis. (Hawkins 1998

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori niat berkunjung ulang, kualitas makanan, atmosfir, kewajaran harga, dan kepuasan. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kualitas makanan Kualitas makanan merupakan produk utama yang ditawarkan suatu restoran. Penelitian oleh Peri (2006) menunjukkan bahwa kualitas makanan adalah elemen penting yang harus disediakan restoran untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Menurut Shaharudin, Mansor, dan Elias (2011), kualitas makanan menjadi faktor penting yang berdampak pada konsumen. Kualitas makanan adalah faktor yang paling penting dalam kepuasan pelanggan restoran (Ryu dan Han, 2010). Beberapa studi telah menemukan bahwa kepuasan pelanggan dengan kualitas makanan restoran adalah alat prediksi yang kuat pada niat pelanggan untuk kembali (Oh, 2000; Qu, 1997; Pettijohn et al., 1997). Menurut Grunert (2005), atribut kualitas makanan tergantung pada jenis makanan dan preferensi makanan individu itu sendiri karena atribut makanan yang membentuk kualitas juga 8

9 dapat berubah dari waktu ke waktu di benak konsumen. Oleh karena itu, semua atribut makanan disatukan dalam satu variabel yaitu kualitas makanan (Sulek dan Hensley, 2004). 2.1.2 Atmosfir Kotler (1973), salah satu pelopor dalam pengusulan penggunaan atmosfir sebagai alat pemasaran, mendefinisikan atmosfir sebagai alat pemasaran untuk merancang ruang kesadaran untuk menghasilkan efek emosional tertentu dalam benak pembeli untuk meningkatkan probabilitas pembeliannya. Soriano (2002) menyebutkan bahwa suasana nyaman akan membuat pelanggan tinggal lebih lama di restoran. Ryu dan Han (2010) menjelaskan definisi atmosfir merupakan hal-hal yang tercipta dalam restoran yang meliputi desain interior, musik dan pencahayaan, dan hal-hal tersebut akan meningkatkan level kepuasan. Atmosfir juga merupakan variabel yang berimplikasi pada niatan berkunjung ulang pada restoran (Ryu dan Jang, 2007). Penelitian Ryu dan Jang (2008) menjelaskan tentang komponen atmosfir yang disebut DINESCAPE. Secara konseptual, DINESCAPE didefinisikan sebagai lingkungan fisik buatan maupun SDM di sekitar tempat makan dari restoran. DINESCAPE tidak membahas lingkungan eksternal dalam upaya untuk menyediakan informasi yang lebih berguna khusus untuk ruang makan.

10 Kokko (2005) mengemukakan bahwa suasana di restoran sering dirasakan oleh pelanggan sebagai karakteristik tunggal paling positif pada restoran, dan bahkan lebih penting dari makanan yang disajikan. Hal ini dikarenakan suasana sekitar akan menciptakan sebuah ekspektasi pengalaman makan bahkan sebelum pelanggan dilayani (Young et al., 2007). Lingkungan dari sebuah restoran dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas keseluruhan dari proses layanan, yang mengakibatkan akan mempengaruhi kepuasan pelanggan (Bitner, 1992; Brady et al., 2001; Kotler, 1973; Parasuraman et al., 1988; Ryu et al., 2008). Selain itu, Bitner (1990) menyebutkan lingkungan fisik dapat mempengaruhi kepuasan tertinggi pelanggan secara signifikan. 2.1.3 Kewajaran harga Kewajaran harga adalah penilaian konsumen terkait apakah perbedaan antara harga penjual dan harga yang ditawarkan oleh pihak lain yang sebanding adalah masuk akal, bisa diterima, atau dapat dibenarkan (Xia, Monroe, dan Cox, 2004). Ketika pelanggan peduli tentang harga tertentu, pelanggan mempertimbangkan apakah akan membayar lebih atau hampir sama dengan harga yang disediakan pesaing (Lim, 2010). Zeithaml (1988) menggambarkan harga sebagai apa yang diberikan atau dikorbankan untuk mendapatkan produk, yang

11 berarti bahwa pelanggan membayar untuk ketidak pastian, tidak tahu apa yang akan pelanggan alami sebelum benar-benar mengalami apa yang ditawarkan restoran. Harga mempengaruhi kepuasan pelanggan karena kemampuannya untuk menarik atau menolak pelanggan dan, sebagai akibatnya, harga dipandang sebagai komponen dari kepuasan pelanggan (Monroe, 1989). 2.1.4 Kepuasan pelanggan Kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat krusial untuk suatu bisnis (Kim et al., 2009). Kepuasan pelanggan dapat didefinisikan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja suatu produk atau jasa yang dirasakan dengan ekspektasinya (Oliver, 1981; Brady dan Robertson, 2001). Kepuasan pelanggan sering digunakan untuk memprediksi kemungkinan pelanggan kembali ke restoran. Han dan Ryu (2007) menemukan bahwa meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan adalah hal yang penting untuk meningkatkan niat berkunjung ulang dan niat rekomendasi. Di industri restoran, pelanggan umumnya menggunakan makanan, lingkungan fisik, dan layanan karyawan sebagai komponen utama dari pengalaman dalam mengevaluasi kualitas layanan restoran (Chow et al., 2007; Namkung dan Jang, 2008; Ryu dan Han, 2010). Kombinasi yang baik dari komponen-

12 komponen tersebut akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan di industri restoran (Ryu et al., 2012). 2.1.5 Niat berkunjung ulang Marinkovic et al. (2014) mendefinisikan niat berkunjung ulang sebagai kecenderungan berperilaku yang akan membawa pelanggan kembali di masa depan. Penelitian oleh Teng dan Kuo (2011) mendefinisikan niat berkunjung ulang sebagai niat pembelian kembali dan perilaku yang menunjukkan kesediaan untuk merekomendasikan dan menyebarkan informasi positif untuk penyediaan jasa. Umumnya, pelanggan tetap lebih menguntungkan daripada pelanggan baru. Untuk memastikan pelanggan akan kembali ke restoran, mempertahankan pelanggan akan menjadi strategi yang paling penting untuk digunakan oleh restoran karena biaya menarik pelanggan baru selalu lebih besar daripada biaya mempertahankan pelanggan yang sudah ada (Fornell, 1992).

13 2.2 Posisi Studi Tabel II.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti (tahun) Unit analisis Variabel independen Variabel mediasi Variabel dependen Alat analisis Hasil 1. Kim et al. (2009) 770 1. Food quality 2. Atmosphere 3. Service quality 4. Convenience 5. Price and value Satisfaction 1. Return intention 2. Word-ofmouth SPSS 1. Food quality berpengaruh signifikan pada satisfaction 2. Atmosphere berpengaruh signifikan pada satisfaction 3. Service quality berpengaruh signifikan pada satisfaction 4. Convenience berpengaruh signifikan pada satisfaction 5. Price and value berpengaruh signifikan pada satisfaction 6. Satisfaction berpengaruh signifikan pada return intention 7. Satisfaction berpengaruh signifikan pada word-of-mouth 2. Yong et al. (2013) 200 1. Food quality 2. Service quality 3. Environment Satisfaction Revisit intention SPSS 1. Food quality berpengaruh signifikan pada satisfaction 2. Service quality berpengaruh signifikan pada satisfaction 3. Restaurant environment berpengaruh signifikan pada satisfaction 4. Satisfaction berpengaruh signifikan pada revisit intention 3. Namkung & Jang (2007) 372 Food quality Satisfaction Behavioral intention SEM 1. Food quality berpengaruh signifikan terhadap satisfaction 2. Satisfaction berpengaruh signifikan terhadap behavioral intention 3. Food quality berpengaruh signifikan terhadap behavioral intention Bersambung

14 Lanjutan 4. Jin et al. (2012) 368 1. Environment 2. Food quality 3. Price fairness 1. Brand image 2. Costumer satisfaction Costumer loyalty SEM 1. Environment berpengaruh signifikan pada brand image 2. Environment berpengaruh signifikan pada costumer satisfaction 3. Food quality berpengaruh signifikan pada brand image 4. Food quality berpengaruh signifikan pada costumer satisfaction 5. Price fairness tidak memiliki pengaruh signifikan pada brand image 6. Price fairness berpengaruh signifikan pada costumer satisfaction 7. Brand image tidak memiliki pengaruh signifikan pada costumer satisfaction 8. Brand image berpengaruh signifikan pada costumer loyalty 9. Costumer satisfaction berpengaruh signifikan pada costumer loyalty 5. Studi ini (2016) 180 1. Food quality 2. Atmosphere 3. Price fairness Customer satisfaction Revisit intention SEM GeSCA Sumber: Data primer, 2016

15 Penelitian Kim et al. (2009) menjelaskan konsep bagaimana kepuasan pelanggan dapat mempengaruhi niat kembali dan WOM. Serta meneliti faktor apa saja yang menjadi penyebab kepuasan pelanggan. Hasil dari penelitian ini yaitu kualitas makanan, atmosfir, kualitas jasa, keterjangkauan, harga dan nilai mempengaruhi kepuasan pelanggan yang mana akan mempengaruhi niat kembali dan WOM. Yong et al. (2013) meneliti konsep yang hampir sama dengan penelitian Kim et al. (2009). Namun Yong et al. (2013) meneliti niat berkunjung ulang secara lebih spesifik, yaitu niat berkunjung ulang dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan dan kepuasan pelanggan disebabkan oleh kualitas makanan, kualitas jasa, dan lingkungan. Penelitian oleh Namkung dan Jang (2007) menjelaskan tentang konsep kepuasan pelanggan yang hanya disebabkan oleh kualitas makanan. Penelitian ini menghasilkan niat berperilaku disebabkan oleh kepuasan pelanggan, sedangkan kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas makanan di restoran. Jin et al. (2012) mengembangkan konsep kepuasan yaitu kepuasan pelanggan dan brand image sebagai variabel mediasi yang dipengaruhi oleh kualitas makanan, atmosfir, dan kewajaran harga. Lalu kepuasan pelanggan dan brand image mempengaruhi loyalitas pelanggan. 2.3 Pengembangan Hipotesis 2.3.1 Hubungan antara kualitas makanan terhadap kepuasan pelanggan Menurut Shaharudin, Mansor, dan Elias (2011), kualitas makanan menjadi faktor penting yang berdampak pada konsumen. Menurut Grunert (2005), atribut kualitas makanan tergantung pada jenis makanan dan preferensi makanan individu itu sendiri karena atribut makanan yang membentuk kualitas juga dapat berubah dari waktu ke waktu di benak

16 konsumen. Pada penelitian terdahulu, variabel kualitas makanan telah diukur dengan menggunakan berbagai atribut (Raajpoot, 2002; Sulek dan Hensley, 2004; Namkung dan Jang, 2007; Kivela et al., 2000). Penelitian oleh Peri (2006) menunjukkan bahwa kualitas makanan adalah elemen penting yang harus disediakan restoran untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kualitas makanan adalah faktor yang paling penting dalam kepuasan pelanggan restoran (Ryu dan Han, 2010). Beberapa studi telah menemukan bahwa kepuasan pelanggan dengan kualitas makanan restoran adalah alat prediksi yang kuat pada niat pelanggan untuk kembali (Oh, 2000; Qu, 1997; Pettijohn et al., 1997). Berdasarkan uraian diatas, maka dikembangkan hipotesis 1, yaitu: H1: Kualitas makanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. 2.3.2 Hubungan antara atmosfir terhadap kepuasan pelanggan Ryu dan Han (2010) menjelaskan definisi atmosfir merupakan hal-hal yang tercipta dalam restoran yang meliputi desain interior, musik dan pencahayaan, dan hal-hal tersebut akan meningkatkan level kepuasan. Atmosfir memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dan niat berperilaku yang diikuti niatan untuk kembali ke restoran (Heung dan Gu, 2012). Kokko (2005) mengemukakan bahwa suasana di restoran sering dirasakan oleh pelanggan sebagai karakteristik tunggal paling positif pada restoran, dan bahkan lebih penting dari makanan yang disajikan. Hal ini dikarenakan suasana sekitar akan menciptakan sebuah ekspektasi pengalaman makan bahkan sebelum pelanggan dilayani (Young et al., 2007). Menurut Jangga et al. (2012) lingkungan restoran berkontribusi secara signifikan terhadap tingkat kepuasan pelanggan.

17 Lingkungan dari sebuah restoran dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas keseluruhan dari proses layanan, yang mengakibatkan akan mempengaruhi kepuasan pelanggan (Bitner, 1992; Brady et al., 2001; Kotler, 1973; Parasuraman et al., 1988; Ryu et al., 2008). Selain itu, Bitner (1990) menyebutkan lingkungan fisik dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan secara signifikan. Berdasarkan uraian diatas, maka dikembangkan hipotesis 2, yaitu: H2: Atmosfir berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. 2.3.3 Hubungan antara kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan Chen et al. (1994) mengatakan bahwa harga dianggap sebagai indikator utama kepuasan pelanggan dan perilaku pelanggan. Harga mempengaruhi kepuasan pelanggan karena kemampuannya untuk menarik atau menolak pelanggan dan, sebagai akibatnya, harga dipandang sebagai komponen dari kepuasan pelanggan (Monroe, 1989). Kewajaran harga yang dirasakan bisa menjadi faktor lain yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan niat berperilaku (Bei dan Chiao, 2001;. Xia et al., 2004; Andaleeb dan Conway, 2006). Jika pelanggan merasa bahwa harga masuk akal atau wajar maka pelanggan akan merasa lebih puas (Clemes et al., 2008). Berdasarkan uraian diatas, maka dikembangkan hipotesis 3, yaitu: H3: Kewajaran harga berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

18 2.3.4 Hubungan antara kepuasan pelanggan terhadap niat berkunjung ulang Kepuasan adalah alat prediksi yang sangat baik untuk niat pembelian kembali (Choi dan Chu, 2011; Tam, 2000). Kepuasan pelanggan dan niat berkunjung ulang ini saling berhubungan karena hasil kepuasan dapat memperkuat keputusan pelanggan untuk berkunjung ulang atau tidak berkunjung ulang ke restoran (Cronin et al, 1992; Oliver, 1980). Dalam setting restoran makanan cepat saji, Han dan Ryu (2007) menemukan bahwa meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan adalah hal yang penting untuk meningkatkan niat berkunjung ulang dan niat rekomendasi. Studi lain yang dilakukan oleh Kivela et al. (1999) menunjukkan hubungan yang signifikan antara kepuasan makan dan niat berkunjung ulang dalam restoran. Selain itu, hubungan yang signifikan antara kepuasan pelanggan dan niat berkunjung ulang di restoran juga telah terbukti dalam berbagai literatur (Chow et al., 2007; Hyun, 2010; Oh, 2000; Ryu et al., 2008). Berdasarkan uraian diatas, maka dikembangkan hipotesis 4, yaitu: H4: Kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap niat berkunjung ulang.

19 2.4 Kerangka Teori Sumber: konstruk peneliti (2016) Gambar II.1 Model Penelitian Model tersubut menggunakan pengembangan dari penelitian Yong et al. (2013) dengan merekonstruksi hubungan dari penelitian Jin et al. (2012). Model penelitian ini merumuskan faktor-faktor yang digunakan untuk menjelaskan proses terbentuknya niat berkunjung ulang. Terdapat 3 variabel independen yaitu kualitas makanan, atmosfir, dan kewajaran harga. Ketiga variabel independen tersebut mempengaruhi variabel mediasi yaitu kepuasan pelanggan. Kemudian, kepuasan pelanggan berpengaruh pada variabel dependen yaitu niat berkunjung ulang. Kerangka konseptual Yong et al. (2013) menunjukkan variabel independen yang meliputi kualitas makanan dan lingkungan restoran pada kepuasan pelanggan, yang akan mempengaruhi niat pelanggan untuk mengunjungi kembali restoran cepat saji. Penelitian Yong et al. (2013) menunjukkan bahwa setiap variabel independen berpengaruh signifikan pada kepuasan pelanggan yang akan mempengaruhi niat berkunjung ulang. Sedangkan kerangka konseptual Jin et al. (2012) menunjukkan bahwa kewajaran harga berpengaruh signifikan pada kepuasan.