BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menganalisis hasil penelitian., yaitu service quality, employee s service, quality of

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menganalisis hasil penelitian., yaitu service quality, employee s service, quality of"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan tentang teori dan konsep yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian., yaitu service quality, employee s service, quality of physical environment, food quality, restaurant image, customer satisfaction, dan intention to repurchase. Selain itu, pada bab ini juga diuraikan tinjauan tentang penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. A. Tinjauan Pustaka 1. Service Quality Bowen dan Schneither dalam Gover et al (1996), menunjukkan bahwa service secara fundamental berbeda dari barang fisik. Layanan cenderung berwujud, melibatkan produksi dan konsumsi simultan, dan terpadu melibatkan pelanggan dalam penciptaan pelayanan tersebut, serta menekankan bahwa layanan bukanlah hal, melainkan sebuah proses. Service quality adalah hasil dari perbandingan konsumen atas layanan yang diharapkan dengan pelayanan yang dirasakan, namun dapat mempengaruhi perilaku masa depan (Parasuraman, 1985), dan tidak membedakan antara tipe ekspektasi yang ada (Boulding, 1993). Service quality oleh Caruana (2000) didefinisikan sebagai: "Keseluruhan evaluasi perusahaan jasa tertentu yang dihasilkan dari membandingkan kinerja perusahaan yang dengan harapan umum pelanggan tentang bagaimana perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut seharusnya memberikan pelayanan". 10

2 Sementara dalam Bussiness Dictionary, diungkapkan bahwa service quailty merupakan penilaian seberapa baik layanan yang disampaikan sesuai dengan harapan konsumen. Perusahaan jasa sering menilai kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggannya dalam rangka untuk meningkatkan layanan, untuk dengan cepat mengidentifikasi masalah, dan untuk lebih menilai kepuasan konsumen. Service quality merupakan istilah administrasi bisnis yang digunakan untuk menggambarkan prestasi dalam pelayanan. Hal ini mencerminkan pada setiap layanan yang dialami. Pelanggan membentuk harapan layanan dari pengalaman masa lalu, dari mulut ke mulut dan iklan. Secara umum pelanggan membandingkan pelayanan yang dirasakan dengan pelayanan yang diharapkan ( Service quality juga dapat didefinisikan sebagai efek kolektif kinerja layanan yang menentukan tingkat kepuasan pengguna layanan. Artinya, kualitas adalah persepsi pelanggan dari layanan yang disampaikan. Service quality mengacu pada pemantauan dan pemeliharaan layanan untuk pelanggan tertentu atau kelas pelanggan ( Riset pemasaran terbaru mengenai sikap pelanggan terhadap pelayanan telah difokuskan pada kualitas pelayanan yang dirasakan. Kualitas pelayanan yang dirasakan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan terhadap keseluruhan keunggulan atau keunggulan layanan (Zeithaml 1996 ). Parasuraman et al (1985, 1988) menganggap bahwa penilaian pelanggan terhadap kualitas layanan secara keseluruhan tergantung pada kesenjangan 11

3 antara harapan dan persepsi dari tingkat kinerja yang sebenarnya. Kualitas layanan secara keseluruhan dievaluasi pada lima dimensi yang mendasari, yaitu tangibles, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati. Setiap dimensi kualitas dapat diukur dengan mendapatkan ukuran harapan dan persepsi dari tingkat kinerja untuk atribut layanan yang relevan pada masingmasing dimensi, menghitung perbedaan antara harapan dan persepsi dari kinerja aktual pada atribut-atribut, dan kemudian rata-rata di seluruh atribut. Selain itu, harapan konsumen harus dipengaruhi berkaitan dengan kebutuhan pribadi, komunikasi mulut ke mulut, dan pengalaman masa lalu. Faktor-faktor penentu persepsi yang tidak dibahas dalam model tersebut adalah bahwa persepsi dipengaruhi oleh atribut proses pelayanan. Realibilitas melibatkan konsistensi kinerja dan dapat diandalkan. Ini berarti bahwa perusahaan melakukan hak layanan sejak kali pertama pelayanan diperoleh. Artinya bahwa perusahaan menghormati janji-janjinya. Secara khusus, melibatkan ketepatan dalam penagihan, membuat catatan dengan benar, melakukan layanan pada waktu yang ditetapkan. Responsiveness menyangkut kesediaan atau kesiapan karyawan untuk menyediakan layanan. Ini melibatkan ketepatan waktu layanan, misalnya mengirim surat transaksi dengan segera, memanggil pelanggan kembali dengan cepat, dan memberikan layanan yang cepat. Kompetensi berarti kepemilikan keterampilan yang diperlukan dan pengetahuan untuk melakukan layanan. Ini melibatkan pengetahuan dan keterampilan dari kontak personil, dukungan operasional pengetahuan dan keterampilan personil, kemampuan 12

4 penelitian dari organisasi. Akses melibatkan kemampuan untuk dekat dan kemudahan kontak. Ini berarti layanan mudah diakses melalui telepon (jalur tidak sibuk dan tidak membuat konsumen menunggu karena telepom ditahan), waktu tunggu untuk menerima layanan, jam operasi nyaman nyaman, lokasi yang nyaman (Parasuraman, 1985). Kualitas layanan mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan memberikan kinerja (manfaat nyata) (Millend M Lele, 1995 dalam Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, termasuk hubungan antara perusahaan dan keharmonisan konsumen, memberikan dasar yang baik bagi pembelian dan penciptaan loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat menguntungkan perusahaan (Fandy Tjiptono, 1997) Guna memberikan service quality yang tinggi, perusahaan harus belajar cara mendengarkan secara aktif. Mendengarkan secara aktif dapat dilakukan dengan mencatat atau mengajukan pertanyaan untuk memperjelas yang perusahaan pikirkan tentang situasi pelanggan (ehow.com). Dari perspektif pelanggan, dikenal dan disapa dengan namanya membuat interaksi sosial dan memperluas jaringan pelanggan. Jaringan tersebut memiliki nilai tambah karena memberikan ukuran anonimitas dan kerahasiaan, sehingga memfasilitasi pengungkapan diri secara lebih terbuka dan jujur. Pada tingkat yang lebih tinggi dan pada dasar dari perspektif konsumen, melihat kualitas sebagai menjadi dua dimensi, yang terdiri dari output dan proses kualitas (Caruana, 2000). Sela njutnya Gronroos dalam 13

5 Caruana ( 2000) memaparkan bahwa peran technical service quality (atau output) dan functional service quality (atau proses) yang terjadi sebelum, yang menghasilkan, dan kualitas hasil. Technical service quality mengacu pada hal yang disampaikan kepada konsumen, baik itu makanan di sebuah restoran, solusi yang disediakan oleh konsultan, atau rumah yang diidentifikasi oleh agen real estate (Deshmukh dan Vrat, 2004). Sementara functional service quality adalah cara konsumen mendapatkan hasil teknis tersebut, dan ini penting bagi konsumen maupun pandangannya atas pelayanan yang diterima. Functional service quality berkaitan dengan hasil akhir dari proses yang ditransfer ke pelanggan. Hal ini menyangkut aspek psikologis dan perilaku yang meliputi aksesibilitas ke perusahaan yang dikatakan dan media pelayanan yang dilakukan. Sementara technical service quality sering dapat cukup mudah dievaluasi secara obyektif, functional service quality lebih sulit untuk dievaluasi. Konsumen juga memiliki beberapa jenis citra perusahaan, yang memiliki dampak kualitas dalam dirinya sendiri dan fungsi sebagai filter. Service quality yang dirasakan konsumen adalah hasil dari evaluasi yang mereka buat dari yang diharapkan dan yang dialami, dengan mempertimbangkan pengaruh citra organisasi. Service quality sebagaimana telah diuraikan oleh Parasuraman (1985) berkaitan dengan hasil dari perbandingan konsumen atas layanan yang diharapkan konsumen pada umumnya dengan pelayanan yang dirasakan konsumen, dipengaruhi oleh berbagai macam unsur salah satunya keramahan pegawai atau karyawan. Unsur - unsur layanan yang dimaksud tersebut dapat 14

6 dikaitkan dengan keseluruhan unsur pelayanan yang diberikan pada pelanggan. Termasuk dalam hal ini adalah pelayanan yang diberikan oleh para pegawai dalam rangkaian proses pelayanan tersebut. Hal ini merujuk pada konsep employee s service. Unsur employee s service menjadi sangat penting dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas untuk pelanggan. Sebagaimana diketahui bahwa service secara fundamental berbeda dari barang fisik (Bowen dan Schneither dalam Gover et al., 1996). Hal ini dikarenakan layanan melibatkan produksi dan konsumsi simultan, melibatkan pelanggan dalam penciptaan pelayanan tersebut, serta menekankan bahwa layanan bukanlah hal, melainkan sebuah proses. Oleh sebab itu, pelayanan yang diwujudkan oleh pegawai kepada para pelanggan kemudian sangat lekat dalam proses tersebut. Sama halnya dengan harapan atas pelayanan secara menyeluruh yang dimiliki konsumen, dalam rangkaian proses pelayanan tersebut setiap konsumen juga memiliki harapan atas employee s service yang berkualitas. Penilaian pelanggan terhadap kualitas layanan secara keseluruhan tergantung pada kesenjangan antara harapan dan persepsi dari tingkat kinerja yang sebenarnya (Parasuraman et al., 1988). Apabila harapan tersebut terpenuhi atau sesuai dengan employee s service yang dirasakan konsumen, maka employee s service quality akan dapat diwujudkan. Employee s service merupakan salah satu elemen penting yang mendasar dalam membentuk pengalaman positif konsumen pada suatu pelayanan (Minkiewicz et al; 2011). Kemampuan pegawai dalam memberikan 15

7 pelayanan dan memenuhi harapan konsumen atas pelayanan yang diterima akan sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan pegawai merupakan salah satu unsur yang berinteraksi secara langsung dengan konsumen. Proses interaksi tersebut melibatkan adanya transmisi nilai-nilai perusahaan kepada konsumen melalui para pegawainya. Terkait dengan hal tersebut, pelayanan yang baik dari pegawai dinilai berpengaruh positif pada terbentuknya kepuasan konsumen yang mendapat pelayanan (Minkiewicz et al., 2011). Employee s service tersebut dilihat dari beberapa aspek, yaitu organized, responsible, sincere, considerate, sociable. Hasil penelitian Minkiewicz et al., (2011) menunjukkan bahwa employee s service secara langsung berpengaruh terhadap pembentukan customer satisfaction. 2. Quality of Physical Environment Physical environment merupakan setiap aspek di dalam lingkungan pelayanan yang terkait dengan interaksi antara konsumen dan pegawai. Termasuk di dalamnya yaitu setiap elemen yang tangible yang memfasilitasi berlangsungnya proses pelayanan kepada konsumen (Ariffin dan Aziz, 2012). Artinya bahwa quality of physical environment dalam hal ini merujuk pada kualitas dari elemen-elemen tangible yang terdapat dalam rangkaian proses pelayanan kepada pelanggan. Terdapat berbagai elemen dari quality of physical environment yang merujuk pada pelayanan restaurant. Menurut Ryu dan Jang (2007), quality of 16

8 physical environment untuk restaurant dapat dilihat dari enam hal, yaitu estetika fasilitas pelayanan, tata cahaya, suasana (ambience), tata ruang, tata letak meja untuk pelanggan, dan staf pelayanan. Keseluruhan dimensi dari physical environment tersebut dapat membantu individu untuk membentuk gambaran mental dalam pikiran masing-masing. Dampaknya adalah terbentuk respon afektif dan penilaian secara lebih spesifik mengenai lingkungan fisik dari restaurant secara keseluruhan (Ariffin dan Aziz, 2012). Selain itu, physical environment dalam hal ini juga diperlukan karena konsumen memiliki kecenderungan untuk melihat pelayanan yang tidak terlihat dari bukti-bukti fisik yang dapat dilihat selama proses pelayanan berlangsung (Simpeh, dkk., 2011). 3. Food Quality Food quality merupakan satu komponen utama dalam kepuasan pelanggan restaurant (Namkung dan Jang, 2007). Hal ini dikarenakan tidak dapat dipungkiri bahwa hal utama yang ditawarkan restaurant kepada pelanggannya adalah unsur makanan. Lebih lanjut, food quality dalam hal ini tidak dapat dilepaskan dari bagian service quality secara keseluruhan. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa service quality dapat dibedakan menjadi dua, yaitu technical service quality (atau output) dan functional service quality (Caruana, 2000). Food quality sendiri dalam konteks service quality tersebut merupakan bagian dari technical service quality. 17

9 Gronroos dalam Caruana ( 2000) technical service quality mengacu pada hal yang disampaikan kepada konsumen, seperti makanan di sebuah restaurant. Deshmukh dan Vrat (2004) menyampaikan bahwa technical service quality adalah kualitas dari yang konsumen benar-benar terima sebagai hasil dari interaksinya dengan perusahaan jasa dan penting untuk konsumen dan evaluasinya terhadap service quality. Oleh sebab itu, food quality dalam hal ini merupakan salah satu aspek dari service quality suatu restaurant secara keseluruhan (Namkung dan Jang, 2007). 4. Restaurant Image Ada banyak cara yang berbeda untuk mendefinisikan dan membangun operasionalisasi citra merek karena sifat kesan yang kompleks (Ryu et al., 2008). Brand image dapat didefinisikan sebagai makna simbolik bahwa pelanggan ingat ketika menghadapi fitur spesifik dari produk atau jasa yang dirasakan (Padgett dan Allen, 19 97). Baloglu dan Brinberg (1997) juga mendefinisikan citra merek sebagai jumlah dari keyakinan, ide, dan kesan bahwa orang memiliki suatu tempat atau tujuan. Selain itu, Low dan Lamb (2000, hal. 352) mendefinisikan bahwa citra merek sebagai suatu persepsi yang beralasan atau emosional konsumen terkait dengan suatu merek tertentu. Dalam studi ini, restaurant image mengacu pada jumlah dari persepsi emosional, ide, atau sikap simbolis bahwa pelanggan mengasosiasikan dengan restoran. 18

10 Restaurant image tidak dapat dilepaskan dari pemahaman mengenai konsep image secara umum. Image merupakan sekumpulan keyakinan, ide, dan kesan seorang individu terhadap suatu tempat tertentu ( Baloglu and Brinberg, 1997). Terkait dengan hal tersebut, maka restaurant image pada dasarnya dapat dipahami sebagai kesan atau keyakinan pengunjung terhadap suatu restaurant tertentu yang dikunjungi. Menurut Ryu, dkk., (2008) restaurant image lekat dengan persepsi. Artinya bahwa unsur subjektivitas pelanggan menjadi suatu unsur penting yang dapat menentukan baik atau buruknya penilaian terhadap restaurant image. Oleh sebab itu, mewujudkan kesan atau keyakinan yang baik pada pengunjung terhadap restaurant yang dikunjungi menjadi perlu diwujudkan. 5. Customer Satisfaction Customer satisfaction merupakan salah satu indikator penting bagi kinerja suatu perusahaan (Namkung dan Jang, 2007). Customer satisfaction bahkan menjadi salah satu tujuan utama dari sebagian besar perusahaan. Oleh sebab itu, upaya meningkatkan customer satisfaction kemudian menjadi banyak dilakukan oleh perusahaan karena dapat mengarah pada pencapiaan profit yang baik, positif word of mouth, hingga penurunan biaya pemasaran (Dougall dan Levesque, 2000). Customer satisfaction tidak dapat dilepaskan dari evaluasi konsumen terhadap terpenuhinya harapan atas produk atau layanan yang diterima (Ryu, dkk.,2008). Customer satisfaction juga dapat dipahami sebagai tingkat 19

11 terpenuhinya harapan konsumen atas konsumsi yang dilakukan (Oliver, 1997). Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa customer satisfaction dalam hal ini memuat unsur harapan konsumen, serta pengalaman yang diperoleh konsumen ketika proses pelayanan berlangsung. 6. Intention to Repurchase Intention to repurchase tidak dapat dilepaskan dari keputusan untuk menggunakan kembali suatu merek di masa mendatang (Namkung dan Jang, 2007). Terdapat beberapa unsur yang dapat digunakan untuk melihat adanya intention to repurchase. Misalnya adalah memberikan pernyataan-pernyataan positif mengenai suatu merek tertentu yang telah digunakan kepada orang lain (Boulding, dkk., 1993), merekomendasikan merek tertentu kepada orang lain (Reichheld dan Sasser, 1990), serta tidak beralih pada merek lain ( Rust dan Zahorik, 1993). Mengupayakan intention to repurchase bagi perusahaan menjadi penting karena dalam hal ini sikap tersebut berkaitan dengan pengembangan sikap yang stabil di dalam diri konsumen mengenai rasa suka atau tidak suka pada produk atau merek tertentu (Oliver, 1997). Lebih lanju t, pelanggan sendiri sering mengembangkan sikap terhadap pembelian berdasarkan pengalaman atas layanan sebelumnya (Colgate and Lang, 2001). Artinya bahwa tumbuhnya intention to repurchase dalam diri konsumen merupakan proses yang melibatkan pengalaman pribadi dari konsumen atas pembelian yang pernah dilakukan pada masa lalu. Muara dari proses tersebut adalah 20

12 keputusan untuk tetap menggunakan merek yang sama atau beralih ke merek lain (Ryu, dkk., 2008). Apabila diputuskan untuk tetap menggunakan merek yang sama, maka dalam hal ini dapat dikatakan telah tumbuh intention to repurchase dalam diri konsumen. B. Penelitian Terdahulu Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah menghubungkan service quality dengan beragam jenis macam pengukuran kinerja bisnis, seperti kepuasan konsumen (Boulding et al, 1993), behavioral intention (Carlson dan O Cass, 2011), word of mouth, purchase intention dan loyalitas konsumen (Pollack, 2009), price insensitivity, sales growth, dan market share (Woodside et al, 1989; Ziethaml et al 1996). Ziethaml et al, 1996 menghubungkan antara service quality dan behavioral intention terhadap konsekuensi finansial yang ada. Park (2007) meneliti bagaimana perusahaan dapat meningkatkan service quality mereka untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan. Empat faktor yang diteliti yaitu karyawan, service quality yang dirasakan, konsumen, dan kinerja keuangan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelatihan karyawan memiliki pengaruh terhadap service quality yang dirasakan. Palmer ( 2009) secara kritis menilai validitas konseptual customer experience sebagai konstruksi dan mengusulkan suatu model yang mengintegrasikan hubungan antar-pribadi, kualitas layanan dan merek. Pengalaman menguraikan suatu proses pembelajaran, yang mengarah ke respon belajar, tetapi sebagai kata benda menekankan belajar yang baru dan kurang dapat 21

13 diprediksi. Selain itu, juga terkait dengan menggabungkan emosi dan distorsi persepsi atas waktu, pengalaman pelanggan mengatasi masalah yang terkait dengan statis, serta langkah-langkah parsial service quality. Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Peneliti Alat Uji Sample Hasil 1 Bell, et al (2002) 2 Caruana (2002). 3 Gorn et al (1990) 4 Gwinner et al (1998) 5 Hellier et al (2003) Hierarchical moderated regression analysis 514 TSQ&FSQ Cust Loyalty TSQ&FSQ Cust Loyalty, moderated by IE TSQ cust loyalty, moderated by switch cost, moderated by IE LISREL 1000 SQ SL SQ Customer satisfaction SL LISREL 110 Price perceived price quality and value Quality SQ Regresi 299 Benefit LT cust loyalty EQS 200 Cust satisfaction cust loyalty Cust satisfaction switching cost brand preferen 6 Kang (2006) LISREL 19 TSQ Cust Loyalty FSQ Cust Loyalty Process Quality Quality Outcome 7 Kwon (2003) Regresi 324 Product Involvement PI Product Type PI Switching Cost PI 8 Pollack (2009) 9 Stern dan Hammond (2004) 10 Yoo Park. (2007). Structural equation model 550 SQ Cust satisfaction Loyalty SCR 200 Cust Loyalty PI LISREL 129 Employee training SQ cust satisfaction 11 Kisang Ryu, Hye-Rin-Lee dan Woo Gon Kim Structural equation model 300 QPE RI VAL FQ RI VAL CS BI SQ RI 22

14 Keterangan: TSQ : Technical Service Quality FSQ : Functional Service Quality SQ : Service Quality SL : Service Loyalty PI : Purchase Incidence QPE : Quality of Physical Environment RI : Restautant Image VAL : Customer Perceived Value CS : Customer Satisfaction BI : Behavioral Intentions Topik hubungan konsumen serta loyalitas konsumen sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, namun penelitian mengenai peningkatan pengalaman konsumen dan hambatan perpindahan merek dalam hubungannya terhadap perubahan service quality yang dirasakan konsumen serta kepuasan konsumen secara keseluruhan belum banyak dilakukan (Boulding et al, 1993; Woodside et al, 1989, Zeithaml et al, 1996, Bell et al, 2002). Khususnya, terkait dengan keahlian konsumen ( customer s expertise) dan switching cost yang dirasakan mempengaruhi kepentingan relatif komponen fungsional dan teknis dari service quality dalam menentukan loyalitas konsumen terhadap perusahaan (Bell et al, 2002). C. Kerangka Pemikiran Menurut sekaran (2000) kerangka teoritis merupakan suatu model konseptual yang menggambarkan atau menjelaskan bagaimana suatu teori atau gambar menghubungkan antara beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah. Kerangka teoritis dapat membantu menjelaskan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tinjauan pustaka dan 23

15 beberapa teori yang ada serta pemahaman terhadap penelitian sebelumnya, maka dapat susun kerangka pemikiran sebagai berikut: QPE RI CS IR FQ SQ Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan: QPE = Quality of Physical Environment FQ = Food Quality SQ = Service Quality RI = Restaurant Image CS = Customer Satisfaction IR = Intention to Repurchase D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat petanyaan.dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008:64). 24

16 Hipotesis merupakan hasil dari refleksi penelitian berdasarkan pengkajian pustaka dan landasan teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi. Pada penelitian ini hipotesis yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Quality of physical environment berpengaruh positif pada restaurant image. 2. Food quality berpengaruh positif pada restaurant image. 3. Service quality berpengaruh positif pada customer satisfaction. 4. Restaurant image berpengaruh positif pada customer satisfaction. 5. Customer satisfaction berpengaruh positif pada intention to repurchase. 6. Food quality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intention to repurchase. 25

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku pasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori niat berkunjung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori niat berkunjung BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori niat berkunjung ulang, kualitas makanan, atmosfir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan oleh setiap perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada jaman ini, banyak restoran-restoran yang bersaing untuk membentuk kualitas layanan yang baik dan segala sesuatunya untuk menarik konsumen sehingga tiap konsumen

Lebih terperinci

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) adalah salah satu motor penggerak perekonomian di negara kita. Usaha kecil, dan menengah (UKM) merupakan tulang punggung perekonomian di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan komunikasi sangat penting di zaman modern saat ini. Sarana komunikasi sangat memudahkan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Grand Theory Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi yang terdiri dari beberapa teori yang saling berkaitan dan saling berhubungan. 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang berbisnis tidak lagi hanya mengandalkan pertemuan dari tatap muka, namun juga bisa melalui berbagai macam media seperti telepon, sms (short

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini : 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pelanggan 1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki banyak makanan kuliner, Jogjakarta merupakan pasar potensial bagi industri restoran. Jumlah penduduk yang besar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. kepemilikan sesuatu (Kotler, 1999 : 195). Selanjutnya menurut Kotler, Bowen,

BAB II LANDASAN PUSTAKA. kepemilikan sesuatu (Kotler, 1999 : 195). Selanjutnya menurut Kotler, Bowen, BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Konsep Layanan Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan

Lebih terperinci

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kondisi persaingan bisnis yang semakin meningkat intensitasnya, kunci keberhasilan suatu perusahaan untuk tetap hidup dan berkembang sangat tergantung pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Pengertian Jasa Jasa merupakan salah satu sektor perekonomian yang saat ini semakin pesat peningkatannya. Peningkatan pertumbuhan dalam industri jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam komunitas pemasaran konsumen, sudah sejak lama loyalitas pelanggan dianggap sebagai salah satu tujuan penting dalam bisnis ritel (Reichheld & Schefter,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. variabel yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar hasil studi dapat dipertanggungjawabkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. variabel yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar hasil studi dapat dipertanggungjawabkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dimaksudkan untuk memberikan landasan teori mengenai hubungan antar variabel yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar hasil studi dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan bahan pangan selalu menjadi kebutuhan utama. Pengusaha dapat melihat ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya permintaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Jasa Secara umum jasa merupakan kegiatan yang tidak berwujud, tidak dapat disimpan serta tidak dapat dimiliki. Menurut (Lupiyoadi, 2008) berpendapat bahwa jasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Service menurut Gronroos (1990). A SERVICE IS AN ACTIVITY OR SERIES OF ACTIVITY OF MORE OR LESS INTANGIBLE

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Service menurut Gronroos (1990). A SERVICE IS AN ACTIVITY OR SERIES OF ACTIVITY OF MORE OR LESS INTANGIBLE BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Service (jasa) Pengertian Service menurut Gronroos (1990). A SERVICE IS AN ACTIVITY OR SERIES OF ACTIVITY OF MORE OR LESS INTANGIBLE NATURE THAT NORMALLY, BUT NOT NECESSARILY,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pemasaran Pengertian pemasaran secara konseptual kerap mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Berikut disajikan definisi pemasaran awal versi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran 2.1.1 Arti Pemasaran Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Penerimaan Teknologi Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang kepercayaan diri. Di Yogyakarta, pertumbuhan industri kecantikan saat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang kepercayaan diri. Di Yogyakarta, pertumbuhan industri kecantikan saat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Gaya hidup kaum modern di perkotaan saat ini menuntut wanita dan pria untuk lebih memperhatikan penampilan. Tidak hanya dalam berbusana, namun juga penampilan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan sebuah investasi yang tak ternilai harganya. Pada saat ini begitu banyaknya berdiri rumah sakit-rumah sakit maupun tempat perawatan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Keunggulan suatu jasa akan sangat ditentukan oleh kualitas, keunikan dan manfaat yang diberikan oleh jasa tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan dalam. mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan dalam. mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. Setiap konsumen mengambil keputusan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Menurut Dewi (2013:1), konsumen adalah seseorang yang menggunakan produk dan atau jasa yang dipasarkan. Sedangkan kepuasan konsumen adalah sejauh mana harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak didefenisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Telaah Pustaka dan Pengembangan Hipotesis 2.1.1 Repetitive Buying Dalam memperhatikan posisi dalam suatu industri, minat beli ulang dari pelanggan merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang barang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi memberikan dampak meningkatnya mobilisasi penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Motif mobilitas ini antara lain untuk liburan, perjalanan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kazi Omar Siddiq dengan judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kazi Omar Siddiq dengan judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Kazi Omar Siddiq 2011 Acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kazi Omar Siddiq dengan judul Interrelations between Service Quality Attributes,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori kualitas produk, harga, citra merek, kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Loyalitas Pelanggan 2.2.1 Definisi Loyalitas Pelanggan Tujuan seseorang membeli produk adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun rumah tangga. Suatu produk akan memuaskan

Lebih terperinci

loyalitas pelanggan secara tidak langsung melalui kepuasan (Caruana, 2002). Service quality atau kualitas layanan menurut Zeithaml (1990:19) kualitas

loyalitas pelanggan secara tidak langsung melalui kepuasan (Caruana, 2002). Service quality atau kualitas layanan menurut Zeithaml (1990:19) kualitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklim kompetisi dalam dunia perdagangan saat ini semakin keras. Terlebih lagi dalam menghadapi perdagangan bebas saat ini. Menurut Dick dan Basu (1994), salah satu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Brand Experience terhadap Customer Satisfaction pada Trans Studio Bandung, maka dapat disimpulkan nilai P value

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer dan telekomunikasi telah berkembang dan bertransformasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. komputer dan telekomunikasi telah berkembang dan bertransformasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan internet yang didukung oleh kemajuan teknologi komputer dan telekomunikasi telah berkembang dan bertransformasi dengan sangat cepat. Banyak sekali peluang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan kualitas pelayanan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani hedone yang diartikan sebagai pleasure atau kenikmatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani hedone yang diartikan sebagai pleasure atau kenikmatan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai hedonis Ide dari nilai hedonis muncul dari sudut pandang bagaimana cara manusia berpikir mengenai nilai, salah satunya adalah hedonism, yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, kualitas dipandang sebagai salah satu alat untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu faktor utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka makin tinggi pula tuntutan seseorang akan kebutuhannya. Dan tentunya perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Jasa Pemasaran jasa merupakan disiplin ilmu yang masih relatif baru. Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet saat ini telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Pengguna internet di Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan, yakni mencapai 82 juta orang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi suatu perusahaan. Maka

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi suatu perusahaan. Maka 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan konsumen Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi suatu perusahaan. Maka sering terlihat slogan-slogan Pelanggan adalah raja. Kata kepuasan (satisfaction) berasal

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian tentang pengaruh total kualitas jasa terhadap loyalitas nasabah

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian tentang pengaruh total kualitas jasa terhadap loyalitas nasabah BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian tentang pengaruh total kualitas jasa terhadap loyalitas nasabah dalam hal kerjasama produk mud}a>rabah di koperasi syariah Ben Iman Lamongan, dalam penelitian ini diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, lingkup penelitian, dan sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri yang bergerak di bidang jasa seperti restoran memiliki persaingan yang ketat sedari awal berdirinya perusahaan tersebut, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan berbagai telaah pustaka yang didapat dari berbagai peneliti mengenai loyalitas pelanggan, citra, kepuasan pelanggan dan kualitas layanan. 2.1 Loyalitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kualitas Pelayanan ( Service Quality) Service Quality adalah skala berbagai item secara singkat dengan keandalan dan validitas baik yang dapat digunakan oleh pengecer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar bidang usaha dan bagian hidup sehari-hari. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar bidang usaha dan bagian hidup sehari-hari. Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era teknologi saat ini kebutuhan masyarakat akan listrik semakin meningkat. Listrik telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini untuk memperlancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas. Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas. Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai Variabel Mediasi Pada Bank Mandiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan berbagai menu makanan di Indonesia cukup cepat, khususnya di Surabaya. Berbagai menu makanan ditawarkan kepada masyarakat Surabaya mulai dari makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Dalam kehidupan sehari-hari ada sebuah proses dimana saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Brech, pemasaran adalah proses menentukan permintaan konsumen atas sebuah produk atau jasa, memotivasi penjualan produk atau jasa tersebut dan mendistribusikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001:6), kondisi fisik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001:6), kondisi fisik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kondisi Fisik dan Nonfisik 1. Pengertian Kondisi Fisik Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001:6), kondisi fisik merupakan sarana fisik, dimana terjadinya penyampaian jasa

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) obyek penelitian adalah suatu atribut atau penilaian orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu produk ritel dengan kategori home improvement dengan andalan kategori produknya adalah peralatan teknik. Berbagai macam merek, model, harga yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN 1 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN 3.1 Kerangka Konseptual Secara teoritis, kajian ini diambil dari konsep SERVQUAL, yang meliputi tangible, reliability, responsiveness, assurance dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek (Brand) Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk lainnya. Kita menyimpan memori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intensitas persaingan berskala global menuntut pergeseran dalam dunia bisnis. Misi suatu perusahaan tidak lagi berupa laba, melainkan penciptaan dan penambahan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini BAB I PENDAHULUAN - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan manusia telah dan akan semakin kompleks. Kebutuhan manusia yang mendasar atau disebut dengan

Lebih terperinci

Jenis Pekerjaan 39 Pengeluaran Rata Rata Responden Per Bulan 39 Kunjungan Ke Coffee shop Lain 40 Waktu Berkunjung Rata Rata 40 Belanja Rata Rata 41

Jenis Pekerjaan 39 Pengeluaran Rata Rata Responden Per Bulan 39 Kunjungan Ke Coffee shop Lain 40 Waktu Berkunjung Rata Rata 40 Belanja Rata Rata 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN 1 Latar belakang 1 Rumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 6 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Restoran

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M.

MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M. MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M.Si Oleh: Eko Sandhi Purnomo 7101406059 Fariza Budi Murtiawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia sangat ditunjang oleh kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komputerisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah analis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian pada umumnya senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas pelanggan juga merupakan penentu utama dalam memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas pelanggan juga merupakan penentu utama dalam memprediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelanggan setia dalam organisasi bisnis merupakan aset kompetitif. Loyalitas pelanggan juga merupakan penentu utama dalam memprediksi pangsa pasar dan tingkat keuntungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. responden, analisis deskriptif variabel penelitian, pengujian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. responden, analisis deskriptif variabel penelitian, pengujian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang dilaksanakan beserta pembahasannya, yang secara garis besar akan diuraikan tentang gambaran umum responden, analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang atau seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen merupakan sasaran utama yang perlu diperhatikan oleh produsen atau perusahaan karena setiap konsumen mempunyai persepsi dan sikap yang berbeda-beda atas suatu

Lebih terperinci

Nanik Zuliana B ABSTRAK

Nanik Zuliana B ABSTRAK PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KUALITAS PRODUK DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN VARIABEL KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KENTUCKY FRIED CHICKEN CABANG PANDANARAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Layanan 2.1.1. Pengertian Kualitas Layanan Pengertian kualitas layanan atau kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat dan tidak menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu pula tantangan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelayanan 2.1.1 Pengertian Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap tindakan atas kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kualitas layanan (Stemvelt 2004) menyatakan bahwa konsep kualitas layanan adalah suatu persepsi tentang revolusi kualitas secara menyeluruh yang terpikirkan dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai industri jasa seperti pelayanan jasa transportasi, kesehatan, konsultasi, dan jasa perbankan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pasar dan Pemasaran Sebelum memahami apa yang disebut sebagai manajemen pemasaran, kita harus lebih dahulu mengetahui definisi dari kata pasar terlebih dahulu. Secara tradisional,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kegiatan pemasaran apa yang berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak langsung akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan memiliki kendaraan bermotor di Indonesia, tentunya setiap perusahaan automotive harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Kualitas Produk (Product Quality) Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai produkproduk yang menawarkan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian kuno sebagai pembuat penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan.

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI Oleh PRATIWI K 100060070 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. memuaskan kebutuhan keinginan dan harapan pelanggan. Pada

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. memuaskan kebutuhan keinginan dan harapan pelanggan. Pada 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kualitas Perusahaan dewasa ini menyadari bahwa produk atau jasa yang paling baik dan paling kuat di dunia tidak dianggap ideal jika tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. saran peneliti bagi penelitian selanjutnya, dan bagi perusahaan, serta implikasi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. saran peneliti bagi penelitian selanjutnya, dan bagi perusahaan, serta implikasi BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, saran peneliti bagi penelitian selanjutnya, dan bagi perusahaan, serta implikasi baik secara teoritis

Lebih terperinci

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan adalah keunggulan yang di harapkan dan mengendalikan atas tingkat keunggulan

Lebih terperinci