PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

dokumen-dokumen yang mirip
Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS READING, QUESTIONING AND ANSWERING (RQA) UNTUK SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PBL YANG DIPADU DENGAN TGT

Gupita Laksmi Pinasthika, Sri Endah Indriwati, Masjhudi Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK TOPIK TRIGONOMETRI

Oleh: Asri Setyaningrum dan Yusman Wiyatmo, Prodi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta,

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

Oleh ABSTRACT PENDAHULUAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SISTEM SARAF BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID UNTUK SISWA KELAS XI

PENGEMBANGAN LKS BERCIRIKAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK SISWA SMP AR-ROHMAH MALANG KELAS VII

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI POKOK PLANTAE UNTUK SMA. Oleh

E-journal Prodi Edisi 1

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM PROTISTA UNTUK SISWA SMA E JURNAL RINI SANDIKA NIM.

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS CONTEXTUAL

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK SMA

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA BERBASIS KOMIK PADA MATERI MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS VIII SMP N 21 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI GEOMETRI UNTUK SISWA KELAS X DI SMA PGRI 1 PADANG ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA BERBASIS KOMIK PADA MATERI MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 3 BATANG ANAI

Oleh. Sri Thirteen Julian *), Rahmi **), Anna Cesaria **)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY (SETS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BAB ALAT OPTIK DI SMA

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMAN 7 PADANG

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA E JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS X SMKN 4 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 LUBUK BASUNG.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS VII SMP Oleh:

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 7-11 ISSN:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DIPADU THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) SEBAGAI BAHAN AJAR PENDUKUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATERI REKONSILIASI BANK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

Volume 1 Nomer 2 Desember 2015

PENGEMBANGAN HANDOUT BIOLOGI SMA BERBASIS KONTEKSTUAL DISERTAI GAMBAR BERWARNA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA. Oleh:

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARIANGAN TUMBUHAN UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA PADANG

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

ARTIKEL ILMIAH YUSRIKA NENGSIH NIM

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK KELAS XI SMA NEGERI 10 BULUKUMBA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI

Abstrak PENDAHULUAN.

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

Transkripsi:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS MULTIMEDIA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI (KD 3.9 & 4.10) UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA Pipit Tri Handayani, Susriyati Mahanal, Nuning Wulandari Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Email: pipit.trihandayani@ymail.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa bahan ajar dengan model Problem Based Learning (PBL) berbasis multimedia yang terdiri dari multimedia interaktif dan lembar kerja siswa pada materi sistem ekskresi serta mengetahui validitas, kepraktisan dan keefektifan bahan ajar. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan dkk (1974). Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan yaitu define (pendefinisian), design (perancangan), dan develop (pengembangan). Penelitian ini tidak melakukan tahapan disseminate (penyebaran) karena adanya keterbatasan waktu dan biaya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bahan ajar memiliki tingkat validitas sebesar 3,83 dengan kriteria valid, tingkat kepraktisan sebesar 3,71 dengan kriteria praktis, dan tingkat keefektifan sebesar 54,44% dengan kriteria efektif. Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini dinyatakan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran Biologi untuk siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi. Kata kunci: pengembangan, bahan ajar, multimedia, PBL, sistem ekskresi ABSTRACT: This research was intended to yield a product in the form of a multimedia teaching material based on Problem Based Learning (PBL) method, in which it consists of interactive multimedia and student worksheets on excretion system and describe the validity, practicality and effectiveness of teaching material. This research employs Research and Development method. This research focuses on developing a 4-D multimedia developed by Thiagarajan, et al. (1974). This research was conducted in three steps, namely define, design, and develop. This research did not go through the disseminate step due to budget and time constraints. Based on the results of research, it could be conducted that the validity level of the teaching material was 3.83 which was categorized into valid, the practical level was 3.71 which was categorized into practical, and the effectiveness level was 54.44% which was categorized into effective. The teaching material developed in this research was revealed to be feasible to use in the teaching and learning process of Biology for 11th grade students on the chapter of excretion system. Key words: Development, teaching materials, multimedia, PBL, excretion system Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pembelajaran salah satunya adalah bahan ajar. Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran (Prastowo, 2011:16). Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru dan siswa terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran materi sistem ekskresi di SMA Negeri 8 Malang, yaitu: proses pembelajaran masih terpusat pada buku teks sehingga membuat siswa kurang berpikir kritis,

kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana terutama teknologi yang ada, tingkat ketuntasan siswa 75% dari ketuntasan klasikal, dan minat siswa yang rendah dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu alternatif yang dipilih oleh peneliti adalah mengembangkan sebuah bahan ajar yang dirasa sesuai untuk siswa adalah multimedia interaktif dan lembar kerja siswa. Multimedia merupakan media pembelajaran berupa sebuah softfile yang di dalamnya terintegrasi berbagai macam teks, gambar, video, animasi, dan suara yang terintegrasi menjadi satu. Multimedia disajikan secara interaktif dimana terjadi hubungan dua arah antara bahan ajar dan siswa. Menurut Rohmawati dan Sukanti (2012) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran sebagai salah satu perantara dalam proses pembelajaran sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Kurikulum 2013 menghendaki pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran, pernyataan tersebut didukung oleh Permendikbud No. 69 (2013: 2) tentang Kurikulum SMA/MA. Proses pembelajaran dengan Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Model pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 yaitu berbasis konstruktivisme. Salah satu model pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran konstruktivisme adalah model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya (Arends, 2013). Berdasarkan permasalahan tersebut maka pengembangan bahan ajar dengan model Problem Based Learning (PBL) perlu dipertimbangkan oleh guru untuk ketercapaian tujuan pembelajaran. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan menghasilkan produk bahan ajar berupa multimedia interaktif dan lembar kerja siswa dengan model Problem Based Learning (PBL) pada materi sistem ekskresi dan mengetahui validitas, kepraktisan dan keefektifan bahan ajar. METODE Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, dkk. Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan yaitu define (pendefinisian), design (perancangan), dan develop (pengembangan). Penelitian ini tidak melakukan tahapan disseminate (penyebaran) karena adanya keterbatasan waktu dan biaya. Produk penelitian dan pengembangan ini divalidasi oleh tiga validator yang meliputi ahli pendidikan, ahli materi, dan praktisi lapangan. Setelah diketahui tingkat kelayakan berdasarkan hasil validasi, dilakukan revisi terkait dengan saran dan komentar yang diberikan oleh validator. Tahapan selanjutnya adalah uji coba produk dalam satu kelas yaitu kelas XI MIA 4 untuk mengetahui tingkat kepraktisan dan tingkat keefektifan bahan ajar yang telah dikembangkan. Data dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Untuk mengetahui nilai rata-rata total aspek penilaian kevalidan bahan ajar, mengadopsi langkah dari Hobri (2010), sebagai berikut.

1) Melakukan rekapitulasi data penilaian kevalidan model ke dalam tabel yang meliputi: Indikator (Ii), Aspek (Ai), dan nilai Vji untuk masing-masing validator 2) Menentukan rata-rata nilai hasil validasi semua validator untuk setiap indikator dengan rumus. Ii = Keterangan: Vji = data nilai validator ke-j terhadap indikator ke-i n = banyaknya validator 3) Menentukan rerata nilai untuk setiap dengan rumus. Ai = Keterangan: Ai = rerata nilai untuk aspek ke-i Iji = rerata untuk aspek ke-i indikator ke-j m = banyaknya indikator dalam aspek ke-i 4) Nilai kevalidan Vα atau nilai rerata total dari rerata nilai untuk semua aspek dengan rumus. Vα = Keterangan: Vα = nilai rerata total untuk semua aspek Aji = rerata nilai untuk aspek ke-i n = banyaknya aspek Rumus yang dijabarkan selanjutnya dirangkum dalam tabel analisis data yang sesuai Nilai Vα atau nilai rata-rata total dirujuk pada interval penentuan tingkat kevalidan asesmen kinerja yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Kriteria Penilaian Hasil Validasi Interval Kriteria Kevalidan Keterangan 1,00 Vα < 1,75 Tidak valid Revisi total 1,75 Vα < 2,50 Kurang valid Revisi sebagian 2,50 Vα < 3,25 Cukup valid Revisi sebagian 3,25 Vα < 4,00 Valid Sedikit revisi Vα = 4,00 Sangat valid Tidak perlu revisi (Adaptasi Hobri, 2010) Keterangan: Vα adalah nilai penentuan tingkat kevalidan asesmen kinerja. Hasil uji coba utuk menetapkan tingkat kepraktisan bahan ajar digunakan beberapa langkah berikut yang diadopsi dari Hobri (2010). a) Melakukan rekapitulasi data penilaian kepraktisan ke dalam tabel yang meliputi: Indikator (Ii) dan Sji b) Menentukan rerata nilai dari semua subjek uji coba untuk setiap indikator Ii = dan Ii = Keterangan: Pji = nilai dari pengamat lapangan Sji = nilai dari angket respon subjek uji coba/siswa ke-j terhadap indikator ke-i n1 = banyaknya pengamat n2 = banyaknya subek uji coba kelompok kecil

c) Menentukan nilai rerata kepraktisan (IP dan IO) dengan rumus sebagai berikut. Ai = Keterangan: Ii = rerata indikator ke-i m = banyaknya indikator d) Menetukan nilai IO atau nilai rerata total dari rerata nilai untuk semua aspek dengan rumus sebagai berikut. IO = Keterangan: IO= nilai kepraktisan dari pengamat m = banyaknya aspek Nilai IO atau rerata total dirujuk pada interval penentuan tingkat kepraktisan perangkat pembelajaran yang dapat dilihat pada Tabel 2 mengenai kriteria penilaian hasil kepraktisan sebagai berikut. Tabel 2 Kriteria Penilaian Hasil Kepraktisan Interval Kriteria Kepraktisan Keterangan 1,00 IO < 1,75 Sangat rendah Melakukan uji coba kembali 1,75 IO < 2,50 Rendah Melakukan uji coba kembali 2,50 IO < 3,25 Sedang Melakukan uji coba kembali 3,25 IO < 4,00 Tinggi Tidak perlu uji coba lagi IO = 4,00 Sangat Tinggi Tidak perlu uji coba lagi (Diadaptasi Hobri, 2010) Keterangan: IO adalah nilai oleh observer terhadap perangkat pembelajaran Tingkat kefektifan dapat diukur menggunakan Tingkat Penguasaan Siswa (TPS) dengan rumus sebagai berikut. Interval nilai penetapan tingkat penguasaan siswa dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3 Kriteria Tingkat Penguasaan Siswa Interval Kriteria Penguasaan 0% TPS < 40% Sangat rendah 40% TPS < 60% Rendah 60% TPS < 75% Sedang 75% TPS < 90% Tinggi 90% TPS < 100% Sangat Tinggi (Diadaptasi Hobri, 2010) Keterangan: TPS adalah Tingkat Penguasaan Siswa HASIL Validitas diperoleh dari validasi oleh validator ahli pendidikan, ahli materi, dan praktisi lapangan. Penyajian ringkasan data hasil validasi bahan ajar dapat dilihat pada Tabel 4 untuk hasil validasi multimedia interaktif dan Tabel 5 untuk hasil validasi LKS. Tabel 4 Data Hasil Validasi Bahan Ajar Multimedia Interaktif Tingkat No Validator Kevalidan Kriteria Keterangan

1. Ahli Pendidikan 3,74 Valid Sedikit Revisi 2. Ahli Materi 3,6 Valid Sedikit Revisi 3. Praktisi Lapangan 4 Sangat Valid Tanpa Revisi Tabel 5 Data Hasil Validasi Bahan Ajar LKS No Validator Tingkat Kevalidan Kriteria Keterangan 1. Ahli Pendidikan 3,88 Valid Sedikit Revisi 2. Ahli Materi 3,74 Valid Sedikit Revisi 3. Praktisi Lapangan 4 Sangat Valid Tanpa Revisi Data uji kepraktisan diperoleh dari perhitungan angket respons siswa dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Penyajian ringkasan data hasil perhitungan angket repsons siswa dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Rerata Hasil Analisis Data Kepraktisan Multimedia Interaktif No. Subjek IO Kriteria Kepraktisan Keterangan 1. Siswa 3,63 Tinggi Tidak perlu uji coba lagi 2. Observer 3,85 Tinggi Tidak perlu uji coba lagi ΣIO= 7,48 3,74 Tinggi Tidak perlu uji coba lagi Data uji keefektifan diperoleh dari nilai evaluasi aspek pengetahuan yang diberikan kepada 33 siswa kelas XI MIA 4. Ringkasan tingkat penguasaan siswa dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut. Tabel 7. Tingkat Penguasaan Siswa (TPS) Persentase (%) Sebelum Persentase (%) Sesudah Rerata Rerata Perlakuan Perlakuan Pretest 33,33% Postest 87,88% PEMBAHASAN Produk pengembangan pada penelitian ini yaitu menghasilkan bahan ajar yang terdiri dari multimedia interaktif dan lembar kerja siswa dengan model Problem Based Learning (PBL). Kajian produk yang telah direvisi mengkaji tentang kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan bahan ajar dengan model Problem Based Learning (PBL). Pengembangan bahan ajar ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang berdasarkan pada pendekatan ilmiah (saintific approach). Karakteristik Kurikulum 2013 yaitu menggunakan model pembelajaran berbasis konstruktivis. Salah satu ciri pembelajaran konstruktivis adalah adanya permasalahan yang harus dipecahkan siswa melalui serangkaian kegiatan tertentu. Salah satu model pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran konstruktivisme adalah model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya (Arends, 2013). Masalah tersebut digunakan sebagai suatu

konteks bagi siswa untuk meningkatkan keterampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Kharida et al., 2009). Pengembangan bahan ajar dengan model Problem Based Learning (PBL) ini meliputi multimedia interaktif dan lembar kerja siswa. Multimedia interaktif dengan model Problem Based Learning (PBL) merupakan bahan ajar berupa media pembelajaran yang berisi teks, gambar, video, suara, dan musik yang penyajiannya dipadukan dengan sintaks model Problem Based Learning (PBL). Penggunaan multimedia interaktif ini diharapkan dapat membantu guru dalam proses belajar pembelajaran khususnya pada materi sistem ekskresi. Seperti yang dikemukakan oleh Danim (2008:7) mengenai fungsi media pembelajaran bahwa media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa. LKS dikembangkan dengan model Problem Based Learning (PBL) dimana siswa melaksanakan kegiatan belajar yang diawali dengan disajikan sebuah fenomena terlebih dahulu, kemudian siswa diarahkan untuk membuat rumusan masalah dari fenomena yang ada. Selanjutnya siswa diarahkan untuk memfokuskan masalah yang sesuai dengan materi. Setelah itu siswa merancang investigasi untuk memecahkan masalah yang telah ditemukan. Kemudian siswa mengumpulkan data dan menganalisis data yang telah diperolah. Setelah itu siswa dapat menyusun kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan belajar ini sesuai dengan pengertian LKS yaitu lembaran yang memuat petunjuk atau tugas yang dapat dikerjakan siswa secara kolaboratif di dalam kelompok agar siswa dapat belajar secara terarah untuk menemukan konsep (Rohaeti, 2009:3). Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh validator terhadap pengembangan bahan ajar dengan model Problem Based Learning (PBL) untuk siswa kelas XI SMA pada materi sistem ekskresi diperoleh hasil analisis data untuk validasi multimedia interaktif dari ahli pendidikan, ahli materi, dan praktisi lapangan. Hasil analisis data untuk validasi multimedia interaktif dari ahli pendidikan memiliki tingkat validitas sebesar 3,74. Menurut Hobri (2010) tingkat validitas sebesar 3,74 memiliki kriteria validitas valid dengan adanya sedikit revisi. Hasil analisis data untuk validasi LKS dari ahli pendidikan memiliki tingkat validitas sebesar 3,88. Menurut Hobri (2010) tingkat validitas sebesar 3,88 memiliki kriteria validitas valid dengan adanya sedikit revisi. Bahan ajar yang dikembangkan tersebut layak untuk diujicobakan kepada kelompok besar yaitu siswa dalam satu kelas. Depdiknas (2008) menjelaskan bahwa bahan ajar layak digunakan apabila mampu menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi. Berdasarkan kriteria kelayakan media pembelajaran yang terdapat dalam BSNP (2014) bahwa media dapat dikatakan layak apabila dilihat dari beberapa aspek. Beberapa aspek tersebut adalah komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, dan komponen kelayakan. Hasil analisis data untuk validasi multimedia interaktif dari ahli materi memiliki tingkat validitas sebesar 3,6. Menurut Hobri (2010) tingkat validitas sebesar 3,6 memiliki kriteria validitas valid dengan adanya sedikit revisi. Hasil analisis data untuk validasi LKS dari ahli materi memiliki tingkat validitas sebesar

3,74. Menurut Hobri (2010) tingkat validitas sebesar 3,74 memiliki kriteria validitas valid dengan adanya sedikit revisi. Bahan ajar yang dikembangkan tersebut layak untuk diujicobakan kepada kelompok besar yaitu siswa dalam satu kelas. Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2008) yang menjelaskan bahwa materi bahan ajar akan sangat baik jika menggunakan referensi referensi mutakhir yang memiliki relevansi dari berbagai sumber misalnya buku, internet, majalah, jurnal hasil penelitian. Hasil analisis data untuk validasi multimedia interaktif dari praktisi lapangan memiliki tingkat validitas sebesar 4. Menurut Hobri (2010) tingkat validitas sebesar 4 memiliki kriteria validitas sangat valid tanpa adanya revisi. Hasil analisis data untuk validasi LKS dari dari praktisi lapangan memiliki tingkat validitas sebesar 4. Menurut Hobri (2010) tingkat validitas sebesar 4 memiliki kriteria validitas sangat valid tanpa adanya revisi. Bahan ajar yang dikembangkan tersebut layak untuk diujicobakan kepada kelompok besar yaitu siswa dalam satu kelas. Berdasarkan kriteria kelayakan media pembelajaran yang terdapat dalam BSNP (2014) bahwa media dapat dikatakan layak apabila dilihat dari beberapa aspek. Beberapa aspek tersebut adalah komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, dan komponen kelayakan. Berdasarkan hasil uji coba produk bahan ajar yang telah dikembangkan tentang uji kepraktisan yang dilakukan oleh siswa dan observer diperoleh hasil analisis data untuk kepraktisan multimedia yang dikembangkan memiliki kriteria kepraktisan tinggi dengan tingkat kepraktisan sebesar 3,74. Sedangkan rerata nilai kepraktisan yang dilakukan oleh siswa dan observer untuk LKS yang dikembangkan memiliki kriteria kepraktisan tinggi dengan tingkat kepraktisan sebesar 3,68. Kedua bahan ajar tersebut memiliki kriteria kepraktisan tinggi sehingga tidak perlu dilakukan uji coba kembali. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nieveen (1999) bahwa bahan ajar dikatakan praktis apabila mudah diterapkan dilapangan dan bermanfaat. Bahan ajar yang digunakan pada lima kali pertemuan pada materi sistem ekskresi menunjukkan adanya peningkatan persentase tingkat penguasaan siswa. Persentase tingkat penguasaan siswa pada materi sistem ekskresi pada saat pretest sebesar 33,33% mengalami peningkatan sebesar 54,44% menjadi 87,88% pada saat postest setelah dilakukan penelitian. Menurut Hobri (2010) hasil persentase tingkat penguasaan siswa dari hasil pretest menunjukkan kriteria sangat rendah, sedangkan hasil persentase tingkat penguasaan siswa dari hasil postest menunjukkan kriteria tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan berupa multimedia interaktif dan lembar kerja siswa dengan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nieveen (1999) bahwa bahan ajar dikatakan efektif apabila praktisi atau ahli menyatakan bahan ajar efektif berdasarkan (1) pengalaman menggunakan perangkat pembelajaran tersebut, dan (2) secara nyata perangkat pembelajaran tersebut sehingga dapat mempengaruhi hasil evaluasi formatif sesuai dengan harapan. Menurut Hamalik (2005) evaluasi formatif adalah suatu bentuk pelaksanaan evaluasi yang yang dilakukan selama berlangsungnya program dan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, bahan ajar pada penelitian ini dikatakan efektif jika peserta didik dapat mencapai nilai akhir pada setiap kompetensi dengan nilai lebih dari atau sama dengan nilai kriteria ketuntasan minimal.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan secara keseluruhan yaitu pengembangan bahan ajar dengan model Problem Based Learning (PBL) berbasis multimedia memiliki kriteria valid, praktis dan efektif. Berdasarkan simpulan di atas, maka penggunaan bahan ajar perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu pembelajaran menggunakan multimedia interaktif memerlukan fasilitas laptop/komputer yang memiliki program Adobe Flash Player dalam pengoperasiannya, guru memberikan arahan dan menjelaskan cara pengoperasian sebelum menggunakan bahan ajar multimedia interaktif, guru juga memberikan arahan dan bimbingan dalam pengerjaan LKS. DAFTAR RUJUKAN Arends, R.I. 2013. Belajar untuk Mengajar. Terjemahan Made Frida Yulia. Jakarta: Salemba Humanika. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2014. Standar Nasional Pendidikan. (Online). (http//www. BSNP_Standar Nasional Pendidikan.com). Diakses 4 Juni 2016. Danim, S. 2008. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikamenum Depdiknas. Hamalik, O. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan (Developmental Research): (Aplikasi pada Penelitian Pendidikan Matematika). Jember: Universitas Jember. Kharida, L.A., Rusilowati, A., & Pratiknyo, K. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (Online), 5(1): 83-89, (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpfi/article/download/1015/925), diakses 25 November 2014. Nieveen, Nienke. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. London: Kluwer Academic Publisher. Permendikbud RI Nomor 69. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Innovatif. Yogyakarta: DIVA Press. Rochamawati, E.D., & Sukanti. 2012. Pengaruh Cara Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Akuntasi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bantul Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntasi Indonesia, 10(2). (Online), (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=52453&val=480), diakses 23 Agustus 2015. Rohaeti, E., Eli, Wijajanti, Endang, Padmaningrum, Regina Tutik. 2009. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP. Jurnal Inovasi Pendidikan, 10 (1): 1-11.

Thiagarajan, S., Semmel, D.S., & Semmel, M.I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Indiana: Indiana University.