Business Plan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Nusa Penida. Marthen Welly/CTC

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera. Lampung memiliki banyak keindahan, baik seni budaya maupun

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan devisa untuk membiayai pembangunan Nasional. Amanat

7. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI KAWASAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kelompok Ekowisata DA KKAYU AKKAL MARATUA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, 2000). 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA MANGROVE DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NUSA PENIDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh. Marthen Welly - Wira Sanjaya (CTC) Dita Primaoktasa - Indra Pramana Putra - Maz Junia Tatas (Universitas Brawijaya)

RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2018 TENTANG

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

RENCANA STRATEGIK DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

Pembangunan pariwisata di Indonesia berdasarkan Undang Undang No. 10. Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mempunyai tujuan antara lain: (a)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Nations Convention on the Law of the sea/ Konvensi Perserikatan Bangsa

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDANAAN BERKELANJUTAN BAGI KAWASAN KONSERVASI LAUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9,4 juta lebih atau

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

Kawasan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

Denpasar, Juli 2012

LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

STUDI POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA TERNATE, MALUKU UTARA (STUDI DINAS PARIWISATA KOTA TERNATE) JURNAL.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kompleks dan produktif (Odum dan Odum, 1955). Secara alami, terumbu karang

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar,

Ayo!!!Kita Wujudkan Cilacap Menjadi Daerah Pariwisata yang Menakjubkan

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ir. Agus Dermawan, MSi -DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT-

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Pemangku Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

MENYUSUN STRATEGI. "Strategi yang paling sukses berakar pada visi, bukan rencana".

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Pengelolaan Site Penyelaman Manta Paling Sibuk di Raja Ampat. Dipresentasikan Oleh: Meidiarti Kasmidi Dalam Simposium Hiu dan Pari Manta Ke

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

UPAYA PENGEMBANGAN EKOTURISME BERBASIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI KABUPATEN CILACAP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Business Plan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Nusa Penida Marthen Welly/CTC

Daftar Isi Ringkasan Eksekutif... 1 1. Pendahuluan... 3 1.1 Visi... 3 1.2 Misi... 3 1.3 Indikator Keberhasilan... 3 2.1 Ringkasan Organisasi Pengelola... 3 2.2 Dasar Hukum Pembentukan... 3 3.0 Kegiatan Utama... 4 4.1 Ringkasan Analisis Pasar... 4 4.2 Segmentasi Pasar... 5 Tabel 1: Analisis Pasar... 5 4.3 Strategi Segmentasi Pasar... 5 4.4 Analisis Layanan Wisata... 6 4.3.1 Pola Alternatif Layanan Wisata... 6 5.1 Ringksan Strategi dan Implementasi... 7 5.2 Analisis SWOT... 7 5.2.1 engths... 8 5.2.2 Weaknesses... 8 5.2.3 pportunities... 8 5.2.4 Threats... 9 5.3 Keunggulan Kompetitif... 9 5.4 Strategi Pemasaran... 9 5.5 Strategi Pemungutan... 10 5.5.1 yeksi Pendapatan... 10 Tabel 2: Proyeksi Pendapatan... 10 Grafik 3: Pendapatan per Tahun... 11 5.6 Milestones... 11 Tabel 3: Milestones... 12 6.1 Ringkasan Unit Pengelola... 12 6.2 Biaya Personil... 12 Tabel 4: Personnel... 13 7.4 Proyeksi Surplus atau Defisit... 13 Tabel 5: Surplus dan Defisit... 13 Grafik 4: Surplus Tahunan... 14 Grafik 5: Gross Surplus Tahunan... 15

Ringkasan Eksekutif Perairan Nusa Penida memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan terletak di kawasan segitiga karang dunia (coral triangle). Terdapat hampir 300 jenis terumbu karang, 576 jenis ikan, 13 jenis mangrove dan 8 padang lamun di Nusa Penida. Perairan Nusa Penida juga memiliki biota laut unik dan langka seperti ikan mola-mola (sunfish), ikan Pari manta, penyu, hiu, paus dan lumba-lumba. Ikan mola-mola adalah ikon wisata Nusa Penida sebab ikan laut dalam ini hanya muncul di Nusa Penida. Kemunculan ikan mola-mola di permukaan (kedalaman sekitar 20 meter) biasanya antara bulan Juli - September setiap tahunnya. Perairan Nusa Penida telah dicadangkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) melalui Peraturan Bupati Klungkung No. 12 tahun 2010 dengan visi pengelolaan "terwujudnya kawasan konservasi perairan Nusa Penida yang dikelola secara efektif dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat". Misi pengelolaan adalah: 1. Menciptakan pengelolaan secara kolaboratif antara para pemangku kepentingan di dalam kawasan konservasi perairan Nusa Penida 2. Menciptakan pariwisata bahari yang ramah lingkungan dan berkelanjutan 3. Menciptakan perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan Pengelolaan KKPD Nusa Penida dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Klungkung No. 30 Tahun 2012. Dalam pelaksanaannya, pengelola kawasan bekerja bersama para mitra, termasuk LSM, korporasi, dan stakeholder lainnya. Rencana Pemasaran akan difokuskan untuk menjaring wisatawan asing tanpa mengabaikan wisatawan domestik, yang memililiki minat khusus pada kegiatan selam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya melalui kegiatan berikut: Membangun website yang attraktif, informatif, dan interaktif, termasuk film tentang Nusa Penida Melakukan promosi wisata di Denpasar dan Sanur dalam bentuk iklan media, brosur, booklet, dsb. Membangun kerjasama dengan agen perjalanan wisata di Denpasar dan Sanur. Lainnya Penghasilan KKPD Nusa Penida diperoleh melalui retribusi wisata, baik terhadap dive operator, kapal wisata, maupun wisatawan dengan asumsi harga sebagai berikut: Izin operasi dive operator untuk kegiatan selam/snorkeling: 3 juta/tahun Kegiatan selam: 50.000/wisatawan/hari Kegiatan snorkeling: 30.000/wisatawan/hari Tiket masuk: 20.000/orang/hari Wisata memancing: 300.000/kapal/hari Live of Board (LOB): 500.000/kapal/hari Page 1

Dengan menggunakan skenario 'biaya pengelolaan minimum' yang dikembangkan oleh Pokja Pendanaan Berkelanjutan, KKPD Nusa Penida mampu menutupi biaya operasional pengelolaan dan bahkan memperoleh surplus. Grafik 1: Hughlighs Page 2

1. Pendahuluan 1.1 Visi Visi jangka panjang (20 tahun) pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida adalah "terwujudnya kawasan konservasi perairan Nusa Penida yang dikelola secara efektif dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat" 1.2 Misi Misi jangka panjang (20 tahun) pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida adalah: 1. Menciptakan pengelolaan secara kolaboratif antara para pemangku kepentingan di dalam kawasan konservasi perairan Nusa Penida 2. Menciptakan pariwisata bahari yang ramah lingkungan dan berkelanjutan 3. Menciptakan perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan 1.3 Indikator Keberhasilan Keberhasilan pengelolaan KKPD Nusa Penida dapat dilihat dari indikator berikut ini: 1. Kesehatann ekosistem terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun sebagai sumber perikanan dan wisata bahari. 2. Kelestarian biota laut yang khas dan unik seperti ikan Mola mola, ikan pari manta, penyu, dugong, paus, lumba-lumba, napoleon dan hiu sebagai atraksi wisata bahari. 3. Dukungan para pemangku kepentingan di dalam pengelolaan KKP Nusa Penida baik dari Desa Pakraman, kelompok masyarakat, para pelaku wisata bahari pemerintah Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali dan Pusat di dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida. 4. Payung hukum yang jelas dan kuat di dalam implementasi pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida. 5. Badan pengelola dengan kapasitas yang cukup sehingga dapat diberikan tanggung-jawab sekaligugus wewenang di dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida. 6. Rencana pengelolaan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka pendek (1 tahun) yang memberikan arahan kepada badan pengelola untuk mengelola kawasan konservasi perairan Nusa Penida. 7. Mekanisme pengawasan dan pendanaan jangka panjang di dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida. 2.0 Ringkasan Organisasi Pengelola Pengelolaan KKPD Nusa Penida dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Nusa Penida yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan mitra, termasuk LSM, korporasi, kelompok masyarakat, dan stakeholder lainnya. 2.1 Dasar Hukum Pembentukan UPTD KKPD Nusa Penida dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Klungkung No 30 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas Pokok Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan pada Perangkat Daerah Kabupaten Klungkung, dengan struktur organisasi sebagai berikut: Page 3

3.1 Kegiatan Utama Pengelolaan KKPD Nusa Penida dilakukan berdasarkan Rencana Pengelolaan dan Zonasi, sementara evaluasi terhadap efektifitas pengelolaan merujuk pada E-KKP3K. Kegiatan utama yang akan dilakukan dalam pengelolaan KKPD Nusa Penida adalah sebagai berikut: 1. Perlindungan populasi dan habitat 2. Pengelolaan wisata 3. Pendidikan dan public awareness 4. Penelitian 5. Pengawasan 6. Pemberdayaan masyarakat 7. Operasional kantor dan co-management 8. Monitoring ekosistem dan habitat 9. Penguatan UPTD 4.0 Ringkasan Analisis Pasar Target pasar utama adalah wisatawan asing dan target tambahan adalah wisatawan domestik. Jumlah wisatawan ke nusa Penida diperkirakan sebanyak 200.000 orang/tahun (survei Willingness to Pay 2011), namun bedasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung, jumlah rata-rata wisatawan ke Nusa Penida dalam 3 tahun terakhir (2010-2012) sebanyak 148.000 orang/tahun. Dokumen ini menggunakan angka konservatif yaitu sebesar 140.000 wisatawan sebagai dasar perhitungan. Mayoritas wisatawan yang datang ke Nusa Penida berasal dari Eropa (50%) dengan Prancis sebagai negara Eropa penyumbang wisatawan terbesar (20% dari total tamu Eropa), disusul Australia (31%), Asia (13%), dan Amerika (4%). Dari sisi usia, kelompok usia 21-40 mewakili 74 % dari total wisatawan yang datang ke Nusa Penida. Sementara dari aspek pendidikan, jumlah wisatawan yang memiliki gelar sarjana sebanyak 53%, gelar master dan doktoral 19%, tamatan SMA 16%, dan pernah kuliah di universitas 10%. Wisatawan umumnya memiliki tingkat pendapatan sebesar US$ 35.000-100.000 per tahun (36%). Sebagian besar wisatawan (61%) yang datang ke Nusa Penida hanya tinggal untuk waktu yang relatif singkat yaitu 1-3 hari dan bagi mayoritas wisatawan (79%) merupakan kunjungan pertama ke Nusa Penida. Mayoritas wisatawan yang datang hanya untuk 1 hari adalah para turis yang mengikuti kegiatan cruise seperti Quicksilver, Bali Hai, Bounty, Eka Jaya, dan Sea Sensation. Mayoritas wisatawan datang dari Sanur dan Tanjung Benoa, menghabiskan waktu sekitar 4 jam (pukul 11.00-15.00) di pontoon dengan berbagai kegiatan watersport; seperti banana boat, diving, snorkeling, water sliding dan diselingi dengan village tour selama 1 jam ke sekitar Nusa Penida (Quicksilver), Nusa Lembongan (Bali Hai, Bounty, dan Sea Sensation), dan Nusa Ceningan (Eka Jaya). Bagi sebagian besar wisatawan (77%), Nusa Penida adalah tujuan sampingan dimana tujuan utama dari mayoritas wisatawan (82%) adalah Bali. Page 4

4.1 Segmentasi Pasar Segmen pasar utama wisatawan KKPD Nusa Penida adalah sebagai berikut: Asal Wisatawan: Eropa, Australia, Asia Usia: 26-30 tahun Pendidikan: sarjana Kegiatan wisata utama: selam dan snorkeling, menikmati pantai dan matahari, menikmati keindahan alam secara umum, dan lingkungan yang santai Tabel 1: Analisis Pasar Analisis Pasar 2013 2014 2015 2016 2017 Growth CAGR Wisatawan Eropa 0% 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 0.00% Wisatawan Australia 0% 43,400 43,400 43,400 43,400 43,400 0.00% Wisatawan Asia 0% 18,200 18,200 18,200 18,200 18,200 0.00% Wisata lainnya 0% 8,400 8,400 8,400 8,400 8,400 0.00% Total 0.00% 140,000 140,000 140,000 140,000 140,000 0.00% Grafik 2: Analisis Pasar 4.2 Strategi Segmentasi Pasar KKPD Nusa Penida memiliki karakteristiks sebagai berikut: Sebagai kawasan ekowisata, daya dukung lingkungan (carrying capacity) menjadi pertimbangan utama dalam pengelolaan kawasan Page 5

Sebagai kawasan konservasi, kawasan ini memiliki titik selam terbatas, kemunculan molamola hanya pada musim tertentu Waktu kunjungan wisatawan hanya 1-3 hari dan bukan menjadi tujuan utama wisata Berdasarkan karakteristik tersebut, maka strategi yang akan dilakukan adalah pengembangan wisata ekslusif melalui: Pembatasan jumlah wisatawan sesuai dengan daya dukung lingkungan (carrying capacity) sebuah kawasan konservasi. Maksimalisasi manfaat dengan jumlah wisatawan yang terbatas. Pengaturan lokasi selam untuk memperlama waktu kunjungan sekaligus dalam rangka pemulihan ekosistem. Pengaturan jumlah wisatawan untuk menyaksikan Mola-Mola, sesuai musim naiknya Molamola pada kedalaman sekitar 20 meter. 4.3 Analisis Layanan Wisata UNWTO (Organisasi Pariwisata Dunia) memperkirakan jumlah wisatawan global tahun 2012 mencapai hampir 1 milyar orang dengan pertumbuhan sebesar 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Organisasi ini juga merilis total pendapatan yang dihasilkan oleh pariwisata internasional tahun 2011 sebesar 1,2 trilliun dollar. Sepuluh negara destinasi pariwisata yang paling diminati adalah Prancis, Amerika Serikat, China, Spanyol, Italia, Inggris, Turki, Jerman, Malaysia, dan Meksiko. Untuk Indonesia, jumlah kunjungan wisatawan asing tahun 2012 sebanyak 8 juta orang, mengalami pertumbuhan sebesar 5,16 persen dibandingkan tahun 2011. Bali merupakan destinasi wisata utama dengan jumlah wisatawan asing sebanyak 3 juta orang atau 37,5% dari total wisatawan asing yang mengunjungi Indonesia. Dari jumlah tersebut, jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Nusa Penida diperkirakan sebanyak 200 ribu orang (hasil survei Willingness to Pay, 2011). Tujuan utama wisatawan asing ke Nusa Penida adalah untuk selam dan snorkeling yaitu dengan mengikuti kegiatan cruise seperti Quicksilver, Bali Hai, Bounty, Eka Jaya, dan Sea Sensation melalui Sanur dan Tanjung Benoa. Saat ini terdapat 25 dive operator melaksanakan bisnis penyelaman dan snorkeling di perairan Nusa Penida. Selain itu, alasan wisatawan asing ke Nusa Penida adalah untuk menikmati pantai dan matahari, keindahan alam secara umum, lingkungan yang santai, masyarakat dan budaya lokal, dan lainnya. 4.3.1 Pola Alternatif Layanan Wisata Tujuan utama wisatawan mengunjungi Nusa Penida adalah selam dan snorkeling, menikmati keindahan pantai dan matahari, serta menikmati lingkungan yang santai (survei Willingness to Pay, 2011) Wisatawan selam dan snorkeling umumnya mencari lokasi dengan karakteristik berikut: Memiliki keindahan alam bawah laut yang ditandai dengan tingkat keanekaragaan karang dan ikan karang yang tinggi serta menonjolkan keunikan habitat yang khas. Page 6

Keberadaan spesies laut yang eksotis seperti penyu, lumba-lumba, hiu, pari manta, dan lainnya. Ketersediaan fasilitas penyelaman, seperti speedboat, pemandu selam, profil lokasi, dan peralatan selam. Menghindari lokasi destructive fishing yang ditandai dengan banyaknya suara ledakan bom ikan dan puing-puing terumbu karang. Wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai dan matahari, serta lingkungan yang santai umumnya mencari loasi dengan karakteristik berikut: Keberadaan pantai yang bersih, pasir putih, dan keramahan masyarakat Fasilitas wisata, seperti banana boat, glass bottom boat, kayaking, dll. Keberadaan ekosistem mangrove yang masih alami dengan binatang penghuninya, seperti burung endemik/migrasi, monyet, dll. 5.1 Ringksan Strategi dan Implementasi. Berdasarkan karakteristik kawasan, strategi yang akan dilakukan adalah pengembangan wisata ekslusif melalui: Pembatasan jumlah wisatawan sesuai dengan daya dukung lingkungan (carrying capacity) sebuah kawasan konservasi. Maksimalisasi manfaat dengan jumlah wisatawan yang terbatas. Pengaturan lokasi selam untuk memperlama waktu kunjungan sekaligus dalam rangka pemulihan ekosistem. Pengaturan jumlah wisatawan untuk menyaksikan Mola-Mola, sesuai musim naiknya Molamola pada kedalaman sekitar 20 meter. Untuk menjamin pembayaran retribusi masuk kawasan maupun retribusi pemanfaatan wisata, maka UPTD Nusa Penida akan melakukan hal-hal berikut: Membentuk pos-pos pembelian tiket di lokasi strategis, seperti Sanur, Tanjung Benoa, dan Padang Bai. Membangun sistem pembelian tiket online melalui website Nusa Penida Membuat PIN dengan harga tertentu untuk penggunaan 1 tahun 5.1 Analisis SWOT Analisa SWOT adalah instrumen yang sering digunakan untuk meminimalkan pengaruh kelemahan dalam bisnis sambil memaksimalkan kekuatan. Analisa SWOT terdiri dari kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Kekuatan dan kelemahan berdasarkan analisis lingkungan internal, sedangkan peluang dan ancaman berdasarkan analisis lingkungan eksternal. Page 7

5.1.1 Strengths Daya tarik wisata pantai Nusa Penida didukung oleh pantai berpasir putih dan perairan yang jernih. Keunikan budaya Nusa Penida dan keramahan masyarakat. Wisata kuliner Nusa Penida yang khas bersumber dari hasil bumi dan hasil laut lokal yang masih segar. Daya tarik souvenir khas Nusa Penida, diantaranya kain tenun khas Nusa Penida dan kerajinan perak. Nusa Penida sebagai kawasan konservasi perairan daerah yang telah dicadangkan oleh Pemkab Klungkung Sudah terbentuk Pokja KKPD Nusa Penida Pemkab sudah mengalokasikan dana untuk KKPD Nusa Penida Terumbu karang Nusa Penida terletak di Kawasan Segitiga Karang Dunia (Coral Triangle) dengan 296 jenis karang dan 576 jenis ikan Nusa Penida memiliki 3 ekosistem pesisir penting, yaitu terumbu karang, hutan mangrove dan padang lamun. Memiliki ikon ikan mola-mola, yaitu ikan laut dalam yang pada musim tertentu muncul ke permukaan pada kedalaman sekitar 20 meter. 5.1.2 Weaknesses Kualitas sumberdaya manusia yang masih perlu ditingkatkan, terutama terkait dengan kemampuan teknis dan manajerial pengelolaan konservasi dan bisnis wisata. Keberadaan jasa pemandu wisata yang masih perlu ditingkatkan, terutama dari sisi kelembagaan. Kelembagaan & kapasitas lembaga pengelola masih rendah Mekanisme pemungutan berbasis teknologi belum ada Resource masih rendah: dana, fasilitas, dll 5.1.3 Opportunities Jumlah wisatawan asing ke Indonesia sepanjang tahun 2012 sebanyak 8 juta orang atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,16 persen dibandingkan tahun 2011. Jumlah wisatawan asing ke Bali sepanjang tahun 2012 sebayak 3 juta orang atau mengalami pertumbuhan sebesar 11,11 persen dibandingkan tahun 2011. Porsi kunjungan wisatawan asing ke Bali sebesar 37,5% dari total wiasatawan asing ke Indonesia. Pariwisata Bali didukung oleh infrastruktur dan budaya masyarakat. Keadaan politik nasional dan daerah yang kondusif. Ekonomi yang stabil dan cenderung mengalami pertumbuhan. Kemajuan teknologi, khususnya dibidang teknologi informasi dalam kaitannya promosi. Keamanan lingkungan yang kondusif. Keberadaan lembaga keuangan dan investor guna mendukung pembangunan pariwisata di KKPD Nusa Penida. Peningkatan resource/benefit melalui tata kelola yang lebih baik Page 8

5.1.4 Threats Resiko bencana alam seperti tsunami dan gempa bumi. Wisata Nusa Penida relatif masih kalah bersaing dengan lokasi pariwisata kelas dunia lainnya (seperti Bali, Hawaii dan wisata kelas dunia lainnya). Minimnya fasilitas umum, seperti penjaga pantai, jalan, jembatan, dsb. Regulasi yang berkaitan dengan sektor pariwisata dan konservasi Nusa Penida masih perlu dilengkapi Intensitas patroli masih perlu ditingkatkan. Kegiatan penangkapan ikan merusak (destructive fishing) masih terjadi meski dengan intensitas yang menurun Daya dukung lingkungan (carrying capacity) belum diperhitungkan 5.2 Keunggulan Kompetitif KKPD Nusa Penida memiliki keunggulan sebagai destinasi ekowisata sebagai berikut: Perairan Nusa Penida memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan terletak di kawasan segitiga karang dunia (coral triangle). Terdapat hampir 300 jenis terumbu karang, 576 jenis ikan, 13 jenis mangrove dan 8 padang lamun di Nusa Penida. Perairan Nusa Penida juga memiliki biota laut unik dan langka seperti ikan mola-mola (sunfish), ikan Pari manta, penyu, hiu, paus dan lumba-lumba. Ikan mola-mola adalah ikon wisata Nusa Penida sebab ikan laut dalam ini hanya muncul di Nusa Penida. Kemunculan ikan mola-mola di permukaan (kedalaman sekitar 20 meter) biasanya antara bulan Juli - September setiap tahunnya. Produk wisata bahari Nusa Penida relatif bervariasi, seperti wisata selam, snorkeling, mangrove, pantai, olah raga pantai, memancing, parasailing, banana boat, berlayar, dsb. Lokasi Nusa Penida terletak di jaringan pariwisata Bali yang merupakan lokasi wisata favorit di Indonesia. Total wisatawan asing ke Indonesia tahun 2012 mencapai 8 juta orang dimana 3 juta diantaranya (37,5%) mengunjungi Bali. Dengan lokasi yang mudah di jangkau, Nusa Penida memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan keuntungan ekonomis dari perkembangan pariwisata Bali. 5.3 Strategi Pemasaran Pemasaran KKPD Nusa Penida akan difokuskan untuk menjaring wisatawan asing tanpa mengabaikan wisatawan domestik, yang memililiki minat khusus pada kegiatan selam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya melalui kegiatan berikut: Membangun website yang attraktif, informatif, dan interaktif, termasuk film tentang Nusa Penida Melakukan promosi wisata di Denpasar dan Sanur dalam bentuk iklan media, brosur, booklet, dsb. Membangun kerjasama dengan agen perjalanan wisata di Denpasar dan Sanur. Lainnya Page 9

5.4 Strategi Pemungutan Untuk menjamin pembayaran retribusi masuk kawasan maupun retribusi pemanfaatan wisata, maka UPTD Nusa Penida akan melakukan hal-hal berikut: Membentuk pos-pos pembelian tiket di lokasi strategis, seperti Sanur, Tanjung Benoa, dan Padang Bai. Membangun sistem pembelian tiket online melalui website Nusa Penida Membuat PIN dengan harga tertentu untuk penggunaan 1 tahun 5.4.1 Proyeksi Pendapatan Penghasilan KKPD Nusa Penida diperoleh melalui retribusi wisata, baik terhadap dive operator, kapal wisata, maupun wisatawan dengan asumsi sebagai berikut: Retribusi selam: 50.000/wisatawan/hari, dengan asumsi jumlah wisatawan selam sebanyak 27.720 orang per tahun (0,33 x 60% x 140 ribu) Retribusi snorkeling: 30.000/wisatawan/hari, dengan asumsi jumlah wisatawan selam sebanyak 18.480 orang per tahun (0.33 x 40% x 140 ribu) Retribusi/tiket masuk: 20.000/orang/hari, dengan asumsi jumlah wisatawan sebanyak 93.800 orang per tahun Retribusi Live of Board (LOB): 500.000/kapal/hari, dengan asumsi jumlah kapal sebanyak 100 kapal per bulan (5 kapal x 20 hari) Retribusi wisata memancing: 300.000/kapal/hari, dengan asumsi jumlah kapal pemancing sebanyak 100 kapal per bulan (5 kapal x 20 hari). Izin operasi dive operator untuk kegiatan selam sebesar: 3 juta/tahun, dengan asumsi jumlah dive operator sebanyak 25 perusahaan. Tabel 2: Proyeksi Pendapatan Proyeksi Pendapatan 2013 2014 2015 2016 2017 Units Wisata selam (orang) 27,720 27,720 27,720 27,720 27,720 Wisata snorkeling (orang) 18,480 18,480 18,480 18,480 18,480 Tiket masuk (orang) 93,804 93,804 93,804 93,804 93,804 Live of board (kapal) 96 96 96 96 96 Wisata memancing (kapal) 96 96 96 96 96 Izin dive operator 25 25 25 25 25 (perusahaan) Total Units 140,221 140,221 140,221 140,221 140,221 Harga Unit 2013 2014 2015 2016 2017 Wisata selam (orang) 50,000.00 50,000.00 50,000.00 50,000.00 50,000.00 Wisata snorkeling (orang) 30,000.00 30,000.00 30,000.00 30,000.00 30,000.00 Tiket masuk (orang) 6,000.00 6,000.00 6,000.00 6,000.00 6,000.00 Live of board (kapal) 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 Wisata memancing (kapal) 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 Izin dive operator Page 10

(perusahaan) 3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00 Pendapatan Wisata selam (orang) Wisata snorkeling (orang) Tiket masuk (orang) Live of board (kapal) 1,386,000,000 554,400,000 562,824,000 48,000,000 1,386,000,000 554,400,000 562,824,000 48,000,000 1,386,000,000 554,400,000 562,824,000 48,000,000 1,386,000,000 554,400,000 562,824,000 48,000,000 1,386,000,000 554,400,000 562,824,000 48,000,000 Wisata memancing (kapal) 28,800,000 28,800,000 28,800,000 28,800,000 28,800,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 Izin dive operator (perusahaan) Total Funding 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 Grafik 3: Pendapatan per Tahun 5.5 Milestones Beberapa tahapan penting dalam marketing plan adalah sebagai berikut: Pembangunan website dan tiket online; menjangkau calon wisatawan di seluruh dunia dan menyediakan alternatif pembelian tiket Produksi brosur, booklet, dll; menjangkau wisatawan yang sudah berada di Bali Produksi film Nusa Penida; memberikan kesan yang lebih mendalam tentang potensi wisata dan upaya konservasi Menjalin kerjasama (MOU) dengan agen perjalanan wisata; memasukkan Nusa Penida ke dalam agenda perjalanan wisata Bali Lainnya Page 11

Tabel 3: Milestones Milestones Milestone Membangun website & tiket online Produksi film Nusa Penida Pencetakan brosur, leaflet, dll MOU dengan agen wisata Start Date End Date Budget Responsible 15,000,000 UPTD 25,000,000 10,000,000 5,000,000 UPTD UPTD UPTD Totals 55,000,000 6.0 Ringkasan Unit Pengelola Pengelolaan kawasan dilakuan oleh UPTD Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Nusa Penida yang dibentuk oleh Bupati Klungkung berdasarkan Peraturan Bupati No. 30 Tahun 2012. Dalam pelaksanaannya, UPTD didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Coral Triangle Center (CTC), perguruan tinggi, dan lembaga konservasi lainnya. 6.1 Biaya Personil Biaya untuk staf UPTD Nusa Penida adalah sebagai berikut: Kepala UPTD (1 orang) : 3,5 juta/bulan Kepala Tata Usaha (1 orang) : 3 juta/bulan Bendahara (1 orang) : 2,5 juta/bulan Tenaga fungsional (3 orang) : 2 juta/bulan Page 12

Tabel 4: Personil Rencana Personil 2013 2014 2015 2016 2017 Kepala UPTD 42,000,000 44,100,000 46,305,000 48,620,250 51,051,263 Kepala Tata Usaha 36,000,000 37,800,000 39,690,000 41,674,500 43,758,225 Bendahara 30,000,000 31,500,000 33,075,000 34,728,750 36,465,188 Tenaga fungsional 1 24,000,000 25,200,000 26,460,000 27,783,000 29,172,150 Tenaga fungsional 2 24,000,000 25,200,000 26,460,000 27,783,000 29,172,150 Tenaga fungsional 3 24,000,000 25,200,000 26,460,000 27,783,000 29,172,150 Total People 6 6 6 6 6 Total Payroll 180,000,000 189,000,000 198,450,000 208,372,500 218,791,125 7.4 Proyeksi Surplus atau Defisit Dengan menggunakan skenario 'biaya pengelolaan minimum' yang dikembangkan oleh Pokja Pendanaan Berkelanjutan, KKPD Nusa Penida mampu menutupi biaya operasional pengelolaan dan bahkan memperoleh surplus. Tabel 5: Surplus dan Defisit Surplus dan Defisit 2013 2014 2015 2016 2017 Pendapatan 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 Direct Cost 0 0 0 0 0 Other Costs of Funding 0 0 0 0 0 Total Direct Cost 0 0 0 0 0 Gross Surplus 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 2,655,024,000 Gross Surplus % 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% Biaya Payroll 180,000,000 189,000,000 198,450,000 208,372,500 218,791,125 Marketing/Promotion 55,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 Depreciation 0 Biaya Operasional 0 Pengelolaan Perlindungan populasi dan 99,600,000 99,600,000 99,600,000 99,600,000 99,600,000 habitat Pengelolaan wisata 99,600,000 99,600,000 99,600,000 99,600,000 99,600,000 Pendidikan dan public 99,600,000 99,600,000 99,600,000 99,600,000 99,600,000 Page 13

awarenes Penelitian 99,600,000 99,600,000 99,600,000 99,600,000 99,600,000 Pengawasan 348,000,000 348,000,000 348,000,000 348,000,000 348,000,000 Pemberdayaan masyarakat 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 Operasional kantor dan co- 276,000,000 management 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 Monitoring ekosistem dan 396,000,000 habitat 396,000,000 396,000,000 396,000,000 396,000,000 Penguatan UPTD 720,000,000 720,000,000 720,000,000 720,000,000 720,000,000 Total Biaya Operasional 2,523,400,000 2,487,400,000 2,496,850,000 2,506,772,500 2,517,191,125 Surplus Before Interest and 131,624,000 Taxes 167,624,000 158,174,000 148,251,500 137,832,875 EBITDA 131,624,000 167,624,000 158,174,000 148,251,500 137,832,875 Interest Expense 0 0 0 0 0 Taxes Incurred 0 0 0 0 0 Net Surplus 131,624,000 167,624,000 158,174,000 148,251,500 137,832,875 Net Surplus/Funding 4.96% 6.31% 5.96% 5.58% 5.19% Grafik 4: Pendapatan Tahunan Page 14

Grafik 5: Gross Pendapatan Tahunan Page 15