BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan wahana terbentuknya sumber daya manusia yang siap kerja maupun siap latih. Menurut Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, pengertian mutu perguruan tinggi adalah keterkaitan antara tujuan, masukan, proses dan keluaran yang merupakan tanggung jawab institusional perguruan tinggi masing-masing (Pasal 128 ayat 2). Mutu perguruan tinggi dijelaskan pada penjelasan Pasal 128 ayat 2, terdiri atas efektifitas, efisiensi, produktivitas, akuntabilitas, suasana akademik, dan ketahanan sistem. Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, perguruan tinggi diberikan otonomi seluas-luasnya untuk melaksanakan fungsi tridarma perguruan tinggi. Pihak universitas dituntut untuk lebih meningkatkan pelayanannya, terutama peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran, peningkatan kualitas penelitian, peningkatan efisiensi pemakaian sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas pengabdian kepada masyarakat. Pengembangan teknologi pendidikan dalam memodernisasi metode dan kualitas pendidikan tinggi juga dibutuhkan untuk melakukan peningkatan tersebut. Pengukuran kinerja perguruan tinggi merupakan keharusan dan perlu ditempatkan menjadi bagian dari rencana strategis universitas. Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan organisasi untuk mengimplementasikan strategi secara efektif untuk memastikan semua tujuan dapat dicapai. Yang dapat dipergunakan mengukur kinerja adalah efisiensi atau produktivitas yang mengevaluasi hubungan antara input dan output. Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja, yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah perusahaan dan secara khusus perguruan tinggi. Kemampuan menghasilkan output pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang maksimal dengan kapasitas input sumber daya yang ada, adalah merupakan ukuran kerja yang diharapkan. Pada saat dilakukan pengukuran efisiensi, perguruan tinggi dihadapkan 1
2 pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada atau menggunakan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Visi perguruan tinggi akan terwujud bila sumber daya yang dimiliki perguruan tinggi dialokasikan pada sasaran yang tepat dan dimanfaatkan secara maksimal. Alokasi dan pemanfaatan sumber daya memerlukan manajemen yang mengatur secara terukur. Manajemen ini amat penting guna memastikan kuantitas dan kualitas sumber daya yang dimiliki oleh perguruan tinggi. Sumber daya perguruan tinggi akan menjadi penggerak utama perubahan. Sumber daya perguruan tinggi dapat berupa sumberdaya manusia, finansial, dan alat-alat material yang mendukung kegiatan suatu perguruan tinggi (Syahrizal, 2008). Evaluasi kinerja bagian akademik merupakan bagian dari proses alokasi sumber daya dalam tubuh universitas, secara politik kebanyakan sulit dilaksanakan pada perguruan tinggi negeri maupun swasta. Proses evaluasi dimulai pada pengamatan bahwa bagian akademik bersaing pada beberapa sumber daya langka tetapi bekerja sama dalam pengajaran, penelitian dan penyuluhan untuk dapat meningkatkan kapasitas mereka mengumpulkan lebih banyak sumber daya untuk seluruh kelompok. Dimana proses permanen lintas evaluasi departemen dalam universitas kadang-kadang formal, tetapi belum tentu prioritas pada tujuan pencapaian kinerja tiap departemen dikatakan sama. Sehingga proses pencapaian kinerja lintas evaluasi departemen digunakan sebagai alat manajemen oleh universitas untuk pengambil keputusan (Lopes & Lanzer, 2002). Politeknik Kesehatan Palu merupakan salah satu institusi pendidikan kesehatan yang berada dibawah Badan Pemberdayaan dan Pengembangan SDM Kesehatan (BPPSDMK) pada Kementerian Kesehatan RI yang menyelenggarakan pendidikan kesehatan program studi Diploma III. Politeknik Kesehatan Palu sebagai perguruan tinggi mengemban tugas menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian, serta pengabdian masyarakat. Pendidikan tinggi merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan lulusan dengan pendidikan profesional Diploma III dan IV. Penelitian merupakan kegiatan telaah kaidah/asas dalam upaya menemukan kebenaran dan atau
3 menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan terkait masalah kesehatan. Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan memanfaatkan ilmu pengetahuan mengenai kesehatan dalam upaya memberikan sumbangan demi peningkatan kesehatan masyarakat di Kota Palu. Jika dilihat dari pelaksanaan Sipenmaru dari tahun akademik 2012 sampai tahun 2014 dimana jumlah pendaftar selalu lebih banyak daripada yang akan diterima mengisyarakatkan bahwa perlunya penambahan sumber daya untuk bisa menambah kuota penerimaan mahasiswa. Dimana trend seleksi calon mahasiswa baru mengalami fluktuasi pada tahun 2012 dengan persentase 35,10%, tahun 2013 dengan persentase 51,94% dan tahun 2014 dengan persentase 71,13% dari jumlah pendaftar. Sementara itu kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat yaitu kegiatan Risbinakes 100% tercapai, jumlah publikasi hasil penelitian di jurnal ISSN tercapai dengan target 16 judul namun target publikasi hasil penelitian di jurnal terakreditasi tidak tercapai (Politeknik Kesehatan Palu, 2014). Sementara itu berdasarkan uraian kelemahan analisis SWOT dalam rencana strategik Politeknik Kesehatan Palu Tahun 2010-2014 bahwa manajemen belum berbasis kinerja, sistematika pengembangan institusi dan SDM tidak didukung oleh perencanaan yang mantap dan efisiensi pendayagunaan SDM belum optimal. Sehingga diperlukan perangkat alat ukur efisiensi demi menunjang manajemen perguruan tinggi sehingga dapat memberikan informasi yang berguna untuk kepentingan pengambilan keputusan organisasi. Hal ini sejalan dengan pernyataan D. Kallobs bahwa manajemen perguruan tinggi adalah kemampuan mengelola perguruan tinggi secara integral dan menyeluruh dengan mengoptimalkan alokasi dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perguruan tinggi. Sebuah perguruan tinggi, apalagi milik pemerintah hampir dapat dipastikan memiliki kualitas sumber daya manusia yang memadai. Namun kemampuan menata dan mengoptimalkan sumber daya manusia memerlukan keahlian (skill). keahlian inilah yang secara sederhana dapat dikatakan sebagai unsur penting dari manajemen perguruan tinggi. Penerapan manajemen perguruan tinggi yang baik akan menghasilkan output
4 yang berkualitas, sedangkan manajemen yang tidak baik akan menghasilkan lulusan perguruan tinggi (output) yang tidak berkualitas (Syahrizal, 2008). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah efisiensi penyelenggaraan akademik terdiri dari kegiatan pendidikan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat di setiap jurusan/prodi akademik Politeknik Kesehatan Palu tahun akademik semester ganjil 2012/2013 sampai semester ganjil 2014/2015? 2. Bagaimanakah upaya meningkatkan efisiensi penyelenggaraan akademik terdiri dari kegiatan pendidikan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat di setiap jurusan/prodi akademik Politeknik Kesehatan Palu tahun akademik semester ganjil 2012/2013 sampai semester ganjil 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengukur efisiensi jurusan/prodi akademik dalam menyelenggarakan upaya pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat di setiap jurusan/prodi akademik Polliteknik Kesehatan Palu tahun akademik semester ganjil 2012/2013 sampai semester ganjil 2014/2015. 2. Mengidentifikasi efisiensi dan inefisiensi unit jurusan akademik dalam menyelenggarakan upaya pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat di setiap jurusan/prodi akademik Polliteknik Kesehatan Palu tahun akademik semester ganjil 2012/2013 sampai semester ganjil 2014/2015. 3. Menganalisis tingkat efisiensi dan inefisiensi unit jurusan akademik dalam menyelenggarakan upaya pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat di setiap jurusan/prodi akademik Polliteknik Kesehatan Palu tahun akademik semester ganjil 2012/2013 sampai semster ganjil 2014/2015.
5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Politeknik Kesehatan Palu Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi peningkatan kinerja setiap jurusan/prodi akademik di Politeknik Kesehatan Palu. 2. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan untuk lebih memahami penggunaan metode DEA sebagai metode pengukuran efisiensi pada setiap jurusan/prodi akademik di Politeknik Kesehatan Palu E. Keaslian Penelitian Terdapat banyak penelitian mengenai pengukuran efisiensi menggunakan metode Data Envelopment Analysis. Namun hanya beberapa penelitian yang mengkaji pengukuran efisiensi setiap program studi perguruan tinggi. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang serupa dengan tema penelitian ini, antara lain: 1. Jill Johnes Penelitian Johnes (2006a) tentang Data envelopment analysis and its application to the measurement of efficiency in higher education bertujuan untuk meneliti kemungkinan mengukur efisiensi dengan menggunakan DEA dalam konteks pendidikan tinggi. Jumlah sampel 100 perguruan tinggi di inggris. Variabel input penelitian meliputi kuantitas dan kualitas mahasiswa, jumlah mahasiswa pascasarjana, pengeluaran untuk administrasi dan nilai pembayaran bunga dan depresiasi sedangkan variabel output kuantitas dan kualitas lulusan dengan gelar pascasarjana dan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi umum di semua universitas Inggris sangat tinggi: rata-rata tingkat efisiensi bervariasi dari 93% sampai 95% dan nilai terendah berada di sekitar 60%. lingkup sampel yang dipilih dan objek penelitian yang dilakukan adalah pada
6 jurusan/prodi akademik di Politeknik Kesehatan Palu dengan indikator penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi. 2. Jill Johnes Penelitian Johnes (2006b) tentang Measuring teaching efficiency in higher education: An application of data envelopment analysis to economics graduates from UK Universities 1993 bertujuan untuk mengukur efisiensi yaitu pertama untuk mengukur kinerja departemen dalam universitas dengan menerapkan DEA data pada masing-masing siswa. Kedua, bagaimana efisiensi berasal dari komponen individu yaitu mahasiswa. Ketiga, melakukan analisis kinerja departemen menggunakan Data tingkat individu mahasiswa dengan menawarkan wawasan yang berguna bagaimana efisiensi dapat ditingkatkan. Jumlah sampel 2547 lulusan ekonomi. Variabel input meliputi data mahasiswa dengan jumlah kehadiran di kelas dan jumlah ketidakhadiran di kelas. Variabel output meliputi jumlah lulusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan akademik individu dalam penelitian lebih kecil, dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa dalam sekolah. Hal ini juga sejalan dengan hasil agregat studi tingkat DEA dari efisiensi perguruan tinggi. lingkup sampel yang dipilih dan objek penelitian yang dilakukan adalah pada jurusan/prodi akademik di Politeknik Kesehatan Palu dengan indikator penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi. 3. Jill Johnes & Li Yu Penelitian Johnes & Yu (2008) tentang Measuring the research performance of Chinese higher education institutions using data envelopment analysis bertujuan untuk menguji efisiensi relatif dalam produksi penelitian dari 109 universitas di Cina pada tahun 2003 dan 2004. Variabel input meliputi staf, mahasiswa, modal dan penelitian sedangkan variabel output meliputi dampak dan produktivitas penelitian. Hasil penelitian bahwa efisiensi penelitian rata-rata lebih tinggi di universitasuniversitas yang komprehensif dibandingkan dengan universitas spesialis dan di
7 universitas-universitas yang terletak diwilayah pesisir dibandingkan dengan mereka yang berada diwilayah barat china. lingkup sampel yang dipilih dan objek penelitian yang dilakukan adalah pada jurusan/prodi akademik di Politeknik Kesehatan Palu dengan indikator penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi. 4. Lopes & Lanzer Penelitian Lopes & Lanzer (2002) tentang Data envelopment analysis DEA and fuzzy sets to assess the performance of academic departments: a case study at Federal University of Santa Catarina UFSC bertujuan untuk mengidentifikasi departemen akademik pada federal university of santa catarina dengan kinerja rendah dalam satu atau lebih dimensi yang harus mendapat evaluasi tambahan dari komite audit eksternal. Variabel indikator meliputi produktivitas pengajaran, produktivitas penelitian, produktivitas pengabdian masyarakat dan indikator kualitas. Hasil penelitian menunjukkan dari 58 departemen dari universitas menunjukkan 15 dengan kinerja yang rendah. Nol korelasi antara pengajaran departemen, penelitian dan pengabdian yang diamati. Korelasi lemah terdeteksi antara produktivitas penelitian dan kualitas. lingkup sampel yang dipilih, objek penelitian dan alat ukur yang digunakan adalah DEA dengan indikator penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi. 5. Dikdik Tandika Penelitian Tandika (2006) tentang Pengukuran Kinerja Fakultas MIPA DAN Fakultas Psikologi Di Universitas Islam Bandung : Pendekatan Data Envelopment Anaysis (DEA) bertujuan (1) mengukur indeks kinerja Fakultas MIPA dan Psikologi, (2) mengukur dan mengetahui sumber-sumber inefisiensi di fakultas MIPA dan Psikologi, dan (3) mengatasi inefisiensi di kedua fakultas tersebut. Variabel input model I meliputi jumlah mahasiswa angkatan 1996-2001, jumlah Dosen. Variabel output model II meliputi perilaku mahasiswa dan persepsi mahasiswa.
8 Variabel input model II meliputi jumlah dosen, jumlah karyawan. Variabel output perilaku dosen, perilaku karyawan, kepuasan kerja dosen, kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temuan dengan model satu menunjukkan bahwa sumber inefisiensi terbesar Fakultas MIPA dan Psikologi di UNISBA adalah rasio jumlah dosen yang belum seimbang, kebiasan ilmiah mahasiswa yang masih rendah serta respon mahasiswa terhadap dosen, karyawan, sarana prasarana, dan UNISBA masih belum optimal. Hal yang banyak disoroti mahasiswa terhadap kinerja fakultas MIPA dan Psikologi antara lain; dosen belum menjadi motivator yang baik untuk kegiatan ilmiah, waktu yang disediakan oleh dosen untuk berdiskusi di luar kelas relatif sedikit, dan kurangnya sarana-prasarana yang mendukung kegiatan mahasiswa. lingkup sampel yang dipilih dan objek penelitian yang dilakukan adalah pada jurusan/prodi akademik di Politeknik Kesehatan Palu dengan indikator penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi.