BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau aktifitas. Seseorang akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

gerak dasar berjalan gerak dasar lompat dan loncat gerak dasar lempar dan tangkap

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*)

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS V - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang digunakan kurang melibatkan peserta didik secara langsung.

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB VII GERAK RITMIK. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 141

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 2

I. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

Peta Konsep GERAK RITMIK

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi setiap kecerdasan individu yang beragam. Dengan begitu guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. atau latihan bebas yang dilakukan secara berirama. Senam ritmik juga bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

Survei Interaksi Edukatif Guru Dengan Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, mudah dipindahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 2

Senam Ritmik/ Irama (Lanjutan)

BAB II KAJIAN TEORI. Mengatakan keterampilan yaitu kemampuan seseorang untuk. menggunakan akal, fikiran, ide dan kreativitasnya dalam mengerjakan,

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

KISI KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS (UKK) MAPEL PENJASORKES KELAS VII SMP KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERKREASI MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA FUTSAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 NANGA PINOH

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Oleh: Samudi SDN 3 Gemaharjo, Watulimo, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS III - SEMESTER 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah bagian dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

KONTRIBUSI BERLATIH OLAHRAGA DI KLUB TERHADAP PENDIDIKAN DI SEKOLAH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Indonesia seutuhnya. Sedangkan Engkos Kosasih (1985: 4) mengatakan

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DIMENSI OLAHRAGA PENDIDIKAN DALAM PELAKSANAAN PENJASORKES DI SEKOLAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS III - SEMESTER 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

baik, dengan aktivitas jasmanai sebagai wahananya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nuraeni Septiawati, 2013

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN Penyusun : MGMP DKI

SILABUS. : SDIT INSAN KAMIL Karanganyar : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. MOTIVASI BELAJAR 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau rangsangan atau daya penggerak yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau aktifitas. Seseorang akan melakukan suatu tindakan apabila ia ingin mencapai tujuan atau ingin memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain, dalam suatu motif umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu unsur dorongan atau kebutuhan dan unsur tujuan yang saling berinteraksi di dalam tubuh manusia. 12 Mc. Donald yang dikutip oleh Djamarah mengatakan bahwa motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Pendapat lain juga dikemukakan Oemare Hamalik yang dikutip oleh Djamarah, perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. 13 12 Eliza Herijulianti, dkk. Pendidikan Kesehatan Gigi, (Jakarta :EGC, 2001), hlm.40 13 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2011) hlm.148-149 11

12 Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah pendorong yang dapat melahirkan kegiatan bagi seseorang. 2. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar Motivasi mempunyai peranan sangat strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. 14 a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas nyata. b. Motivasi interistik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Pernah ditemukan guru yang tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran. Anak didik yang malas sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru agar dia rajin belajar. 14 Ibid. Psikologi, hlm.152

13 c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman Meski hukuman tetap diperlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun juga. Memuji orang lain berarti memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerja orang lain. Tetapi pujian harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek. d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik belajar. Karena bila anak didik tidak belajar berarti anak didik tidak akan mendapat ilmu pengetahuan. e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik. Anak didik

14 menyenangi pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. 15 3. Fungsi Motivasi dalam Belajar Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari fungsi dan manfaatya. Sehubungan hal diatas fungsi motivasi dibagi menjadi 3 macam yaitu: a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaaat bagi tujuan tersebut. 16 4. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi belajar yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik dikelas, sebagai berikut: 15 Ibid, hlm.153-155 16 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV.Rajawali, 1990), hlm.84-85

15 a. Memberi angka Angka atau nilai dapat menumbuhkan motivasi yang kuat. Salah satu sasaran pembinaan belajar siswa yaitu agar siswa mampu memperoleh angka atau nilai tinggi. b. Pujian Pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang. c. Penghargaan atau Hadiah Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu, misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada para siswa yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik, memberikan hadiah bagi para pemenang sayembara atau pertandingan olahraga. d. Kerja kelompok Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerja sama dalam belajar, setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar. e. Persaingan Persaingan dapat mempertinggi semangat, aktivitas dan hasil belajar. Pada dasarnya pemberian angka dan bentuk-bentuk penghargaan tertentu mengundang persaingan.

16 f. Penilaian Penilaian secara terus menerus, akan mendorong siswa-siswi belajar, oleh karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama. 17 g. Hukuman Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. h. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar sehingga barang tentu hasilnya akan lebih baik. 18 5. Indikator Motivasi Belajar Untuk mengukur motivasi belajar, diperlukan indikator sebagai acuan pencapaiannya. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada indikator 17 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010) hlm. 161-162 18 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV.Rajawali, 1990), hlm.93-94

17 motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dalam bukunya Teori motivasi dan pengukurannya ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat adanya motivasi belajar, antara lain: a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Adanya keinginan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif. 19 B. PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN a. Pengertian Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau badan (body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam berbagai karakteristik jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical strenght), perkembangan fisik (physical development), kecakapan fisik (physical prowess), kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik (physical appearance). Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik, maka membentuk frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan 19 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya. (Jakarta:Bumi Aksara,2007),hlm.23

18 jasmani (physical education), yakni menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas yang mengembangkan dan memelihara tubuh manusia. Nixom dan Cozens yang dikutip oleh Ade Mardiana mengemukakan Pendidikan jasmani adalah phase dari proses pendidikan keseluruhan yang berhubungan dengan aktivitas berat yang mencakup sistem, otot serta hasil belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut. Volter dan Eslinger yang dikutip oleh Ade Mardiana mengemukakan Pendidikan jasmani adalah phase pendidikan melalui aktivitas fisik. 20 Sedangkan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 21 Pendidikan jasmani dan kesehatan berupa aktivitas fisik sekelompok otot besar yang keduanya berbentuk permainan. Pendidikan jasmani dan kesehatan dirancang secara sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. 22 b. Tujuan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan sudah tercakup dalam pemaparan diatas yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial dan emosional. Dalam pendidikan jasmani dan kesehatan terdapat suatu tujuan yang disebut 20 Ade Mardiana,dkk., Pendidikan Jasmani dan Olahraga.(Jakarta: UT,2011) hlm.1.4 21 Lihat: http://id.wikipedia.org/wiki/kesehatan. (diakses pukul 07.14. /07/11/2012) 22 Ade Mardiana,dkk.,Pendidikan Jasmani dan Olahraga.(Jakarta: UT, 2011) hlm.1.33

19 keterampilan. Keterampilan gerak ini dapat berarti gerak bukan olahraga dan gerak untuk olahraga. Gerak untuk olahraga bagi anak-anak sekolah dasar, bukan berarti anak-anak tersebut harus dilatih untuk mencapai prestasi tinggi, namun anak sekolah dasar harus di siapkan gerakannya melalui olahraga sesuai dengan perkembangan dan kematangannya, maksudnya menurut Gabbard dkk yang dikutip oleh Ade Mardiana adalah gerak fundamental, keterampilan olahraga dan tari. Untuk mencapai gerak tersebut maka harus ditunjang oleh keadaan jasmani mengenai kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan dan daya tahan kardiovaskular. Dari uraian diatas dapat diperjelas sebagai berikut; pendidikan jasmani sebagai pengajaran gerak. Tujuan yang dapat diraih adalah sebagai berikut : a. Pembentukan gerak b. Pembentukan prestasi c. Pembentukan sosial d. Pertumbuhan badan. 23 c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. Eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, 23 Ibid. Pendidikan,... hlm.1.11-1.12

20 atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya 2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya 3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya 4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya 5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya 6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung 7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. 24 24 Lihat: http://arinil.wordpress.com/2011/01/30/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-pendidikanjasmani-olahraga-dan-kesehatan-sdmi/(diakses pukul 07.26. /07/11/2012)

21 C. SENAM RITMIK a. Pengertian Senam Ritmik Senam ritmik adalah salah satu jenis senam yang dilakukan mengikuti irama terdiri atas tiga aliran, yaitu sebagai berikut : 1. Senam ritmik yang berasal dari seni sandiwara Aliran ini dipelopori oleh Delsarte (1811-1871). Delsarte adalah seorang sutradara. Dalam aliran ini, sifat kesandiwaraan, yaitu gerakan yang terkesan dibuat-buat, dalam sistem ritmik ini masih terlihat. 2. Senam ritmik yang berasal dari seni musik Pelopor aliran ini Jacques Dacroze, seorang guru musik yang ingin menyatakan lagu-lagu dalam bentuk gerakan. Dalam sistemnya, senam ritmik ini lebih mementingkan musik daripada gerakan. 3. Senam ritmik yang berasal dari tari Pelopornya adalah Rudolf Lagan (1879-1958). Prinsip gerakangerakan dalam senam irama ditentukan oleh irama, kelentukan tubuh, dan kontinuitas gerakan. Senam ritmik termasuk ke dalam jenis olahraga senam umum karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Mudah diikuti b. Tidak membutuhkan biaya yang mahal c. Diiringi musik atau nyanyian d. Melibatkan banyak peserta

22 e. Bermanfaat untuk kesehatan tubuh. 25 b. Manfaat Senam Ritmik 1. Manfaat fisik Senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (motor ability). Melalui berbagai kegiatannya, siswa yang terlibat senam akan berkembang daya tahan otot, kekuatan, tenaga kelentukan, koordinasi, kelincahan, dan keseimbangannya. Singkatnya, kemampuan-kemampuan yang dikembangkan ketika mengikuti kegiatan senam bersifat sangat fundamental terhadap gerak secara umum. Dalam kaitan inilah kegiatan senam dapat membantu siswa untuk mempersiapkan diri mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. 2. Manfaat Mental dan Sosial Ketika mengikuti program senam, siswa dituntut untuk berfikir sendiri tentang pengembangan keterampilannya. Untuk itu, siswa harus mampu menggunakan kemampuan berpikirnya secara kreatif melalui pemecahan masalah-masalah gerak. Dengan demikian, siswa akan berkembang kemampuan mantalnya. 25 Asep Kurnia Nenggala, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2006 ), hlm.82

23 Terakhir, diyakini terdapat sumbangan yang sangat besar dari program senam dalam meningkatkan self-concept (konsep diri). Ini bisa terjadi karena kegiatan senam menyediakan begitu banyak pengalaman dimana siswa mampu mengontrol tubuhnya dengan keyakinan dan tingkat keberhasilan yang tinggi. Akibatnya, hal ini memungkinkan membantu siswa membentuk konsep positif. 26 c. Gerakan Senam Ritmik Dalam senam ritmik terbentuk suatu koordinasi gerak antara gerakan anggota badan, seperti tangan, kaki, dan kepala dengan alunan irama, baik berupa lagu, musik, atau nyanyian. Berikut ini beberapa latihan senam ritmik tanpa alat yang melibatkan koordinansi gerak antara lengan, kaki, dan anggota tubuh lainnya. a. Gerak Dasar Langkah Kaki Gerak dasar langkah kaki diperlukan untuk melatih koordinasi gerak langkah kaki. Gerakan langkah kaki ini terdiri atas beberapa gerakan. Gerakan langkah kaki yang akan kita pelajari adalah sebagai berikut : 1. Gerakan 1 : 4 x 8 hitungan Badan rileks, berjalan ditempat. Angkat lutut tinggi dengan kedua tangan berada di samping. 2. Gerakan 2 : 4 x 8 hitungan 26 Muhajir, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan, (Jakarta: Ghalia Indonesia printing, 2006), hlm.81

24 Hitungan 1-2 : Gerakan melangkah kaki kanan ke samping kanan. Kemudian, diikuti oleh kaki kiri dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. Seperti gambar dibawah ini : Gambar. 1 Hitungan 3-4 : Gerakan melangkah kembali kaki kiri ke samping kiri. Kemudian, diikuti oleh kaki kanan dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah, lutut sedikit ditekuk. Seperti gambar dibawah ini : Gambar. 2

25 Hitungan 5-6 : Gerakan melangkah kaki kanan ke depan. Kemudian diikuti oleh kaki kiri dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. Hitungan 7-8 : Gerakan melangkah kaki kiri ke belakang. Kemudian, diikuti oleh kaki kanan dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. Seperti gambar dibawah ini : 3. Gerakan 3 : 4 x 8 hitungan Gambar. 3 Hitungan 1-2 : Gerakan melangkah kaki kiri ke samping kiri, kemudian diikuti oleh kaki kanan dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. Hitungan 3-4 : Gerakan melangkah kembali kaki kanan ke samping kanan, kemudian diikuti oleh kaki kiri dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. Seperti gambar dibawah ini :

26 Gambar. 4 Hitungan 5-6 : Gerakan melangkah kaki kiri ke depan, kemudian diikuti oleh kaki kanan dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk Hitungan 7-8 : Gerakan melangkah kaki kanan ke belakang. Kemudian diikuti oleh kaki kiri dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. 27 Seperti gambar dibawah ini : Gambar. 5 4. Gerakan 4 : 4 x 8 hitungan 1 x 8 hitungan pertama dan ketiga 27 Irwansyah, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan, (Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2006), hlm 70-71

27 Hitungan 1-2 : Gerakan melangkahkan kaki kanan ke samping kanan, kemudian diikuti oleh kaki kiri dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. Hitungan 3-4 : Gerakan melangkahkan kembali kaki kiri ke samping kiri, kemudian diikuti oleh kaki kanan dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. lutut sedikit ditekuk. Seperti gambar dibawah ini : Gambar. 6 Hitungan 5-6 : Gerakan melangkahkan kaki kanan ke depan, kemudian diikuti oleh kaki kiri dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. Hitungan 7-8 : Gerakan melangkahkan kaki kiri ke belakang, kemudian diikuti oleh kaki kanan dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. Seperti gambar dibawah ini :

28 Gambar.7 1 x 8 hitungan kedua dan keempat Hitungan 1-2 : Gerakan melangkahkan kaki kiri ke samping kiri, kemudian diikuti oleh kaki kanan dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. Hitungan 3-4 : Gerakan melangkahkan kembali kaki kiri ke samping kiri, kemudian diikuti oleh kaki kanan dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. Seperti gambar dibawah ini : Gambar.8

29 Hitungan 5-6 : Gerakan melangkahkan kaki kanan ke depan. Kemudian diikuti oleh kaki kiri dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. Hitungan 7-8 : Gerakan melangkahkan kaki kiri ke belakang. Kemudian diikuti oleh kaki kanan dengan hanya ujung telapak kaki menyentuh tanah. Lutut sedikit ditekuk. 28 Seperti gambar dibawah ini : Gambar.9 b. Gerak Ayunan Lengan Tujuan : Melatih koordinasi gerak ayunan lengan 1. Gerakan 1 : 2 x lagu yang dinyanyikan Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lengan berada di samping. Gerakannya sebagai berikut : a. Rentangkan kedua tangan lurus ke samping b. Ulurkan kedua tangan lurus ke depan c. Angkat kedua tangan lurus ke atas 28 Asep Kurnia Nenggala, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Jakarta:Grafindo Media Pratama :2006 ), hlm.88-85

30 d. Kembali sikap awal, turunkan kedua lengan hingga berada di samping badan. Seperti gambar dibawah ini : Gambar.10 2. Gerakan 2 : 2 x lagu yang dinyanyikan Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lengan berada di samping. Gerakannya sebagai berikut : a. Ulurkan kedua tangan lurus ke depan b. Rentangkan kedua tangan lurus ke samping c. Angkat kedua tangan lurus ke atas. d. Kembali ke sikap awal, turunkan kedua lengan hingga berada di samping badan 3. Gerakan 3 : 2 x lagu yang dinyanyikan Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lengan berada di samping. Gerakannya sebagai berikut : a. Angkat kedua tangan lurus ke atas b. Ulurkan kedua tangan lurus ke depan. c. Rentangkan kedua tangan lurus ke samping.

31 d. Kembali ke sikap awal, turunkan kedua lengan hingga berada di samping badan. 29 Seperti gambar dibawah ini : Gambar.11 29 Moh.Gilang, Pendidikan Jasmani, Olahrga dan kesehatan, (Jakarta: Ganeca Exact, 2007), hlm.180-181