JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip

dokumen-dokumen yang mirip
PERSETUJUAN PEMBIMBING. Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia. Oleh Bambang NIM.

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI IKATAN KIMIA MELALUI SELF ASSESSMENT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK

Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding.

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

PERSETUJUAN PEMBIMBING

1. Aturan Aufbau. Konfigurasi Elektron. 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p,

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

SILABUS KIMIA SMK NEGERI 5 MUARO JAMBI X / 2 TEKNIK KENDARAAN RINGAN DAN AGR. TANAMAN PERKEBUNAN : : : :

TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstualitas pada materi

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia

PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Miskonsepsi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Pontianak Pada Materi Ikatan Kimia

IKATAN KIMIA BY. V_CVA MAN RETA 2010/2011

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT

MATERI IKATAN KIMIA. 1.Kondisi Stabil Atom Unsur

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG

IKATAN KIMIA. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

KAJIAN KEBERLANJUTAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017

MATERI IKATAN KIMIA. 1.Kondisi Stabil Atom Unsur

PERSETUJUAN PEMBIMBING

A. KESTABILAN ATOM B. STRUKTUR LEWIS C. IKATAN ION D. IKATAN KOVALEN E. IKATAN KOVALEN POLAR DAN NONPOLAR F. KATAN KOVALEN KOORDINASI G

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Nama : Kelas : No. Absen :

SOAL-SOAL LATIHAN BAB II

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 RANDANGAN KABUPATEN POHUWATO SKRIPSI OLEH IMRAN RAHIM

IKATAN KIMIA Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Susunan Elektron Gas Mulia Ikatan Ion Ikatan Kovalen

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROKARBON KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PONTIANAK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERPADU NUMBERD HEAD TOGETHER

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA KULIAH KIMIA DASAR I

ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG

SOAL-SOAL LATIHAN BAB II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Struktur dan Ikatan Kimia dalam senyawa Organik

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 MALANG PADA TOPIK BENTUK MOLEKUL. 1. Ardi Widhia Sabekti 2. Hayuni Retno Widarti 3.

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP IKATAN KIMIA PADA MATA KULIAH KIMIA ORGANIK MELALUI INSTRUMEN TWO TIER

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA PADA TINGKAT MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SISWA DI SMA NEGERI GORONTALO. Mangara Sihaloho *)

IKATAN KOVALEN. berikutnya adalah membentuk elektron persekutuan. Dalam kerja sama ini, atom-atom

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

IKATAN KIMIA. RATNAWATI, S.Pd

PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

OLEH : MUHAMMAD ANDIK SUBRATA NIM.

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 1 PINRANG PADA MATERI IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

IKATAN KIMIA BAB 3. Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.

MISKONSEPSI DITINJAU DARI PENGUASAAN PENGETAHUAN PRASYARAT UNTUK MATERI IKATAN KIMIA PADA KELAS X

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O 2

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING

LATIHAN SOAL IKATAN KIMIA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

LATIHAN SOAL IKATAN KIMIA

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM KIMIA KELAS X TAHUN PELAJARAN 2013/2014

IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN STAD

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K

Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN 1

Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya dengan cara berikatan dengan unsur lain. Menggambarkan susunan elektron

Ikatan Kimia dan Struktur Molekul. Sulistyani, M.Si.

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1

: RISMAYA WINIASIH K

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA 1

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

OLEH Ni Nyoman Widiantari Telah diperiksa dan disetujui oleh NIP NIP

Ikatan dan Isomeri. Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc.

Bahasan. Konsep Dasar. Simbol Lewis. 1. Teori Lewis : Ringkasan

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

PENGEMBANGAN TEACHING MATERIAL MATERI IKATAN KIMIA SMA KELAS X SEMESTER 1. Eugenius Ewito, Rr. Lis Permana Sari, M.Si

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Esa Fauziah, 2013

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IKATAN KOVALEN. 1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)

Kimia Organik I. Pertemuan ke 1 Indah Solihah

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

,

KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO

*keperluan korespondensi, telp/fax: ,

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10

STUDI EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN TES OBJEKTIF BERALASAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG

I PENDAHULUAN. Kimia yang merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, sangat erat kaitannya

PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITME C4.5 DALAM PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA NEGERI 2 SURAKARTA

Transkripsi:

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Deskripsi Hirarki Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kota Gorontalo dalam Memahami Materi Ikatan Kimia dengan Menggunakan Instrument Tes Terstruktur JURNAL Oleh Jahardi Ineng 441 408 022 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji Pembimbing I Pembimbing II Drs. Mangara Sihaloho, M.Pd Julhim S. Tangio, S.Pd. M.Pd Nip. 196608121993031007 Nip. 197508282008121003 Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Negeri Gorontalo Dr. Akram La Kilo, M.Si NIP. 197704112003121001 3 Pembimbing II Julhim S Tangio, S.Pd, M.Pd 1

Deskripsi hirarki kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gorontalo Dalam Memahami Materi Ikatan Kimia Dengan Menggunakan Instrument Tes Terstruktur Jahardi 1), Mangara Sihaloho 2), Julhim S Tangio 3) 1) Mahasiswa Jurusan pend.kimia, 2) Dosen Jurusan pend.kimia, 3) Dosen Jurusan pend.kimia, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo ABSTRAK: Deskripsi Hirarki Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Gorontalo dalam Memahami Materi Ikatan Kimia dengan Menggunakan Instrumen Tes Terstruktur. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia Program Pendidikan Strata-1 (S1) Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Dosen Pembimbing I Drs. Mangara Sihaloho, M.Pd dan Dosen Pembimbing II Julhim S Tangio, S.Pd, M.Pd. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui deskripsi hirarki kemampuan siswa dalam memahami materi ikatan kimia. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 82 orang siswa. Pada penelitian ini digunakan instrumen sebagai alat pengumpul data, yaitu soal tes uraian terstruktur. Persentase kemampuan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gorontalo dalam memahami materi ikatan kimia sebanyak 59,52 %. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut, maka kemampuan siswa dalam memahami materi ikatan kimia secara keseluruhan masih rendah. Sedangkan berdasarkan hirarki kemampuan siswa dalam memahami materi ikatan masih sangat rendah, terbukti kemampuan siswa hanya sampai pada menentukan struktur lewis. Kata Kunci: Hirarki kemampuan, Ikatan Kimia, Tes Terstruktur ABSTRACK: "The ability Student Class Hierarchy Description XI SMAN 1 Gorontalo in Understanding Chemical Bonding Materials by Using Structured Test Instruments". Skripsi Department of Education Chemistry Education Program Strata-1 (S1) Faculty of Mathematics and Science, State University of Gorontalo (UNG). Supervisor I Drs. Mangara Sihaloho, M.Pd and Supervisor II Julhim S Tangio, S.Pd, M.Pd. Purpose of this study was to determine the hierarchy deskription students ability to understand chemical bonding material. The number of samples in this study were 82 students. In this study used the instrument as a data collector, which is a structured description of test questions. The percentage of students of class XI IPA ability SMA Negeri 1 Gorontalo in understanding chemical bonding material as much as 59.52%. Based on data from these studies, the ability of students to understand chemical bonding material is still low overall. While based on students ability to understand the hierarchy of bonding material is still very low, proven ability of students only to determine the structure of lewis. Keywords: Hierarchy Capabilities, Chemical Bonds, Structured Test 3 Pembimbing II Julhim S Tangio, S.Pd, M.Pd 2

PENDAHULUAN Menurut Syukri (2002 : 1) bahwa: Ilmu Kimia merupakan ilmu yang sulit dipahami. Dan untuk memahami, diperlukan pemahaman yang luar biasa dan memicu otak untuk berfikir ataupun untuk menghafal seperti memahami materi ikatan kimia. Menurut Dewi (dalam Astuti 2012 : 1) salah satu penyebab utama kesulitan siswa dalam ilmu kimia adalah banyak terkandung konsepkonsep yang abstrak. Penguasaan konsep-konsep abstrak memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguasaan konsep-konsep kongkrit, karena pemahaman konsep abstrak memerlukan peranan daya nalar yang lebih kuat untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak dapat teramati secara langsung. Menurut Sihaloho (2006 : 2), Konsep kimia mempunyai 2 aspek yaitu yang bersifat makroskopis dan mikroskopis. Konsep yang bersifat makroskopis digeneralisasi dari pengamatan langsung terhadap gejala alam atau hasil eksperimen, seperti misalnya konsep tentang wujud zat padat dan zat cair. Konsep mikroskopis adalah konsep yang ditetapkan oleh para pakar dan digunakan untuk menjelaskan suatu objek seperti atom, ion, molekul, orbital atau peristiwa abstrak seperti ionisasi dan struktur molekul dalam keadaan setimbang. Memahami konsep kimia dibutuhkan kemampuan dalam memahami 2 konsep yang telah di jelaskan diatas, selain itu siswa juga diharuskan dapat memahami konsep pada representasi simbolik yang bertindak sebagai bahasa persaman kimia, sehingga terdapat aturanaturan yang harus diikuti. Oleh karena itu untuk dapat memahami konsep-konsep kimia ini membutuhkan kecermatan, ketelitian, dan banyak menyelesaikan latihanlatihan soal terutama soal uraian terstruktur Tes uraian terstruktur adalah soal yang berisi unsur-unsur pengantar soal, seperangkat data sehingga dapat mengarahkan jawaban semua siswa kepenafsiran yang sama. Selain itu dapat mempermudah siswa memahami konsep dari yang mudah ke konsep yang kompleks. Berdasarkan pengalaman dan observasi yang dilakukan di sekolah, siswa lebih banyak mengeluh dalam hal melakukan perhitungan kimia sehingga membuat mereka kehilangan semangat dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran kimia dibutuhkan banyak latihan-latihan penyelesaian soal dalam bentuk tugas terstruktur. Hal ini diharapkan dapat menambah keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kimia yang variatif. Konsep yang kompleks dan abstrak dalam ilmu kimia menjadikan siswa beranggapan bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit. Kesulitan siswa dalam memahami ikatan kimia perlu dianalisis untuk mengetahui penyebab kesulitan tersebut, sehingga nantinya dapat dicari pemecahannya METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gorontalo Tahun ajaran 2014 2015. 3 Pembimbing II Julhim S Tangio, S.Pd, M.Pd 3

Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif deskriptif yaitu mendeskripsikan kemampuan siswa dalam memahami materi ikatan kimia. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Gorontalo dengan obyek sebanyak 82 siswa yang tersebar dalam 3 kelas. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian terstruktur yang berjumlah 4 soal uraian dengan subsoal sebanyak 27 soal. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes berupa jawaban siswa dengan menggunakan tes uraian terstruktur, tes sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas isi. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan persentasi dengan kriteria seperti tampak pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Kriteria Kemampuan Memahami Ikatan Kimia Tingkat Penguasaan Kriteria 90-100 % sangat tinggi 80-89 % tinggi 70-79 % sedang 60-69 % rendah < 59 % sangat rendah Sumber Arifin 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Penelitian Berdasarkan data hasil penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hirarki kemampuan siswa dalam memahami materi ikatan kimia menggunakan instrumen tes terstruktur sebagaimana adanya dapat dilihat pada Tabel 2, tampak bahwa ratarata total kemampuan siswa dalam memahami materi ikatan kimia dengan menggunakan instrumen tes terstruktur sebesar 59,52 % masih termasuk rendah. Kemampuan siswa tentang menjelaskan definisi ikatan, yang menjawab benar sebesar 27,28%. Kemampuan siswa tentang menentukan konfigurasi elektron, yang menjawab benar sebesar 85,3%. Kemampuan siswa tentang membedakan aturan oktet dan duplet, yang menjawab benar sebesar 0%. Menunjukkan bahwa siswa sama sekali tidak mampu untuk memahami aturan oktet dan duplet. Kemampuan siswa tentang menjelaskan pengertian elektron valensi, yang menjawab benar sebesar 89,02%. Menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk menjelaskan pengertian electron valensi sudah tinggi. Kemampuan siswa tentang menentukan jumlah elektron valensi, yang menjawab benar adalah sebesar 91,79%. Dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam menentukan jumlah elektron valensi sudah sangat tinggi. Kemampuan siswa tentang menggambar struktur lewis diperoleh presentasi kemampuan siswa sebesar 80,12%. Menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menggambarkan struktur lewis sudah masuk pada kriteria tinggi. Kemampuan siswa tentang membedakan senyawa dan proses pembentukan ikatan yang menjawab benar sebesar 43,14%. membedakan senyawa dan proses terbentuknya ikatan masih tergolong sangat rendah. 3 Pembimbing II Julhim S Tangio, S.Pd, M.Pd 4

Tabel 2. Persentase Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kota Gorontalo dalam Memahami Materi Ikatan Kimia dengan Menggunakan Instrument Tes Terstruktur No Indikator Nomor soal (%) Siswa yang Menjawab 1. Menjelaskan definisi ikatan: Benar Salah a. Ion 1. a 6,09 93,90 b. Kovalen b 14,63 85,37 c. Kovalen tunggal c 43,90 56,10 d. Kovalen rangkap 2 d 45,12 54,88 e. Kovalen rangkap 3 e 45,12 54,88 f. Kovalen polar f 9,76 90,24 g. Kovalen nonpolar g 9,76 90,24 h. Koordinasi h 43,90 56,10 rata-rata 27,28 72,71 2. Menentukan konfigurasi elektron 2. a 83,53 16,46 3. a 87,07 12,92 rata-rata 85,3 14,69 3. Membedakan aturan oktet atau duplet 2. b 0 100 3. b 0 100 rata-rata 0 100 4. Menjelaskan pengertian elektron valensi 2. c 89,02 10,97 5. Menentukan jumlah elektron valensi 2. d 83,84 16,15 3. c 99,75 0,24 rata-rata 91,79 8,19 6. Menggambarkan struktur lewis 2. e 69,51 30,48 3. d 90,73 9,26 rata-rata 80,12 19,87 7. Membedakan senyawa-senyawa dan proses terbentuknya ikatan a. Ion 4. a 29,27 70,73 b. Kovalen b 40,24 59,75 c. Kovalen tunggal c 56,09 43,90 d. Kovalen rangkap 2 d 60,97 39,02 e. Kovalen rangkap 3 e 50 50 f. Kovalen polar f 53,65 46,34 g. Kovalen nonpolar g 42,68 57,32 h. Koordinasi h 12,19 87,80 rata-rata 43,14 56,86 rata-rata total 59,52 40,47 Berdasarkan hirarki materi, maka untuk memahami konsep ikatan kimia terlebih dahulu memahami konsep dari yang sederhana menuju ke konsep yang lebih kompleks. Dalam memahami ikatan kimia siswa terlebih dahulu mampu menentukan konfigurasi elektron, kemudian menentukan elektron valensi, selanjutnya menggambarkan struktur lewis, mampu membedakan aturan oktet dan duplet, serta mampu memahami definisi ikatan kimia, sehingga dapat 3 Pembimbing II Julhim S Tangio, S.Pd, M.Pd 5

membedakan senyawa-senyawa dan menggambarkan proses terbentuknya ikatan. Pembahasan Deskripsi kemampuan siswa dalam menjelaskan definisi ikatan dari Tabel 2, diperoleh persentase rata-rata siswa yang menjelaskan definisi ikatan kimia yaitu ikatan ion, kovalen, kovalen tunggal, kovalen rangkap 2, kovalen rangkap 3, kovalen polar, kovalen nonpolar, dan kovalen koordinasi sebesar 27,28% dan siswa yang menjawab salah sebesar 72,71%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mendefinisikan ikatan kimia masih sangat rendah. Hal ini tampak dari banyaknya Siswa yang mampu menjelaskan definisi ikatan ion hanya sebesar 6,09%. Ikatan kovalen 14,63%. Ikatan kovalen tunggal sebesar 43,90%. Ikatan kovalen rangkap 2 sebanyak 45,12%. Ikatan kovalen rangkap 3 sebesar 45,12%. Ikatan polar sebesar 9,76%. Ikatan kovalen nonpolar 9,76%. Ikatan kovalen koordinasi sebanyak 43,90%. Deskripsi kemampuan siswa dalam menentukan konfigurasi elektron. Berdasarkan Tabel 2 di peroleh persentase siswa yang menjawab benar sebesar 85,3%. Dari persentase tersebut nampak bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menentukan konfigurasi elektron masuk pada kriteria tinggi. Hal menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan konfigurasi elektron untuk masing-masing unsur yang diberikan. Siswa dapat menentukan konfigurasi elektron baik berdasarkan kulit dan subkulitnya, namun ada beberapa siswa yang sama sekali tidak memahami konfigurasi elektron, sehingga tidak dapat menuliskan konfigurasi elektron dengan benar. membedakan aturan Oktet dan Duplet. Pemahaman siswa dalam membedakan oktet dan duplet masuk pada kriteria sangat rendah, bahkan tidak ada satupun siswa yang dapat menjawab dengan benar. Hal itu bisa dilihat dari persentase jawaban benar mereka yaitu 0%. Siswa menjawab bahwa tidak ada satu unsur pun yang memenuhi oktet atau duplet karena semua unsur memiliki elektron valensi kurang dari 8 dan lebih dari 2, sehingga mereka menyimpulkan bahwa tidak ada satu pun unsur yang memenuhi aturan oktet dan duplet. menjelaskan pengertian elektron valensi diperoleh sebanyak 89,02% siswa dapat menjelaskan pengertian elektron valensi, artinya kemampuan siswa dalam menjelaskan pengertian elektron valensi masuk pada kriteria tinggi. menentukan jumlah elektron valensi. menentukan jumlah elektron valensi diperoleh 91,79%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa masuk pada kriteria tinggi. Artinya siswa mampu menentukan jumlah elektron valensi suatu unsur. Berbanding lurus dengan persentasi siswa yang mampu mendefinisikan elektron valensi dengan tepat. menggambarkan struktur Lewis didapatkan persentase kemampuan siswa dalam menggambarkan struktur lewis berada pada kriteria tinggi dengan jumlah persentase kemampuan siswa adalah sebesar 80,12% sedangkan persentase kemampuan siswa yang tidak mampu 3 Pembimbing II Julhim S Tangio, S.Pd, M.Pd 6

menggambarkan struktur lewis adalah sebesar 19,87%. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa memahami bahwa untuk menggambarkan struktur lewis mereka harus mampu menentukan konfigurasi elektron, mampu menentukan elektron valensi sehingga dapat menggambarkan struktur lewis, dengan perbandingan persentase yang hampir sama. membedakan senyawa-senyawa dan proses terbentuknya ikatan, persentase kemampuan siswa yang mampu dalam membedakan senyawa-senyawa dan membedakan proses terbentuknya ikatan adalah sebesar 43,75%. Sehingga kemampuan siswa dalam membedakan senyawa dan proses pembentukan ikatan masih tergolong sangat rendah. Kemampuan siswa berdasarkan hirarki materi ikatan kimia dapat dideskripsikan sebagai berikut. Siswa yang dapat menentukan konfigurasi elektron adalah 65,85%. Dari 65,85% yang dapat menentukan elektron valensi adalah 58,54%. Dari 58,54% yang dapat menggambarkan struktur lewis adalah 40,24%. Dari 40,24% tidak ada yang mampu membedakan aturan oktet dan duplet. Dari 40,24% yang mampu menggambarkan struktur lewis juga tidak diperoleh siswa yang mampu mendefinisikan ikatan kimia, sehingga tidak ada siswa yang dapat mengidentifikasi senyawa dan menggambarkan proses pembentukan ikatannya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kota Gorontalo dalam Memahami Materi Ikatan Kimia Dengan Menggunakan Instrument Tes Terstruktur adalah sebanyak 59,52 % fakta ini menunjukkan bahwa Kemampuan Siswa dalam Memahami Materi Ikatan Kimia masih berada pada kategori rendah. Ditinjau dari Hirarki Kemampuan Siswa dalam Memahami Materi Ikatan Kimia, dimulai dari konsep yang mendasar ke yang lebih kompleks, sebanyak 65,85 % siswa mampu menentukan konfigurasi elektron, dari 65,85 % hanya 58,54 % siswa yang mampu menentukan elektron valensi, dari 58,54 % hanya 40,24 % siswa yang benar dalam menggambarkan struktur lewis. Dari 40,24 % siswa yang benar dalam menggambarkan struktur lewis tidak ada satupun yang dapat membedakan aturan oktet dan duplet. Begitupun dalam menjelaskan definisi ikatan kimia juga membedakan senyawa dan menggambarkan proses pembentukan ikatan kimia. Sehingga kemampuan siswa berdasarkan hirarki materi ikatan kimia masih sangat rendah, walaupun siswa memahami sebagian materi ikatan kimia namun kemampuan siswa hanya sampai pada menggambarkan struktur lewis. Saran Diperlukan adanya perhatian para pengajar untuk melakukan refleksi atas apa yang mereka ajarkan, dan memperbanyak pemberian tugas dengan menggunakan desain soal yang disusun secara terstruktur, juga perlu adanya penelitian lanjutan tentang bagaimana cara pengajaran yang baik dan benar khususnya pada materi ikatan kimia, sehingga dapat berkesan dan mudah dipahami oleh siswa. 3 Pembimbing II Julhim S Tangio, S.Pd, M.Pd 7

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Rosdakarya, Hl. 232. Astuti, Lusi. 2012. Pengembangan instrumen diagnostik two-tier untuk mengukur pemahaman konsep siswa sekolah menegah atas pada materi hidrolisis garam. Universitas Pendidikan Indonesia : repositary.upi.edu. Sihaloho, Mangara. 2006 Analisis Pemahaman Konsep Pergeseran Kesetimbangan Kimia pada Tingkat Makroskopis dan Mikroskopis Siswa di SMA Negeri Gorontalo, Univesitas Negeri Gorontalo. S, Syukri. 2002. Kimia dasar 1. Bandung: institute teknologi bandung. 3 Pembimbing II Julhim S Tangio, S.Pd, M.Pd 8