LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANTUL NOMOR : 3 TAHUN 1992 TENTANG PAJAK POTONG HEWAN BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN : 1998 SERI : B

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 6 Tahun 1996 T E N T A N G PAJAK POTONG HEWAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

NOMOR : 7 TAHUN 1989 (7/1989)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 06 TAHUN 1995 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 4 TAHUN 1989 SERI A NO. 1

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA


LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 20 TAHUN : 1993 SERI :A.1

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta )

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN (DICABUT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II G R E S I K PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 30 TAHUN 1997 TENTANG


PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 4 TAHUN : 1995 SERI : A NO : 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 23 TAHUN 1997 SERI B.8

: PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJAR NOMOR : 3 TAHUN 1982 TENTANG :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG TERMINAL KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 1975 TENTANG PAJAK POTONG HEWAN DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

KETENTUAN PEMELIHARAAN TERNAK BUPATI MAROS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG PAJAK RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 15 TAHUN 1987 (15/1987) TENTANG USAHA PETERNAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : 4 Tahun 1992 Seri : A No. 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 9 TAHUN : 1990 SERI : A.1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 2 TAHUN 1988 TENTANG PEMBERIAN NOMOR RUMAH/BANGUNAN DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 1991 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 18 TAHUN : 1996 SERI : A NO : 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK RUMAH BOLA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN DAN RETRIBUSI OBYEK WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR. 15 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) Nomor 5 Tahun 1972 (5/1972) DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 14 TAHUN 1997 SERI C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG BEA PANGKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 120 TAHUN 1987 SERI : D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT DAN RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 8 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1990 TENTANG IJIN TEMPAT USAHA DAN IJIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN (HINDER ORDONNANTIE)

7. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Lahat sebagai Daerah Otonom; diatur kembali;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 2 Tahun1987 Seri B Nomor 2 SALINAN

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN KUTAI BARAT MEMUTUSKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 4 TAHUN : 1993 SERI : C.2

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 18 Tahun 1998 T E N T A N G RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG PEMBERIAN IZIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN ( HO )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PAGAR ALAM NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK BERKAKI EMPAT DALAM KOTA PAGAR ALAM

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 10 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 5

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGELOLAAN RUMAH POTONG HEWAN (RPH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 3 Tahun 1985 Seri B No. 2 Pada tanggal 21 Januari 1985 S A L I N A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 1995 SERI B.2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU Nomor 29 Tahun 2011 Seri B Nomor 29

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK SERI : B NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 38 TAHUN 2000 TENTANG IZIN USAHA PEMOTONGAN HEWAN, PENJUALAN DAGING HEWAN DAN USAHA PEMOTONGAN UNGGAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR: 8 TAHUN : 1990 SERI: B.6.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 08 TAHUN 2009 BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 08 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MUSI RAWAS NOMOR : 4 TAHUN 1994 T E N T A N G

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 1 Tahun 1996 Seri: D

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN DI KABUPATEN KUTAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN : 1994 SERI : A PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO NOMOR : 12 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II KULON PROGO Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah Swatantra Tingkat Ke II Kulon Progo Nomor 1/1959 tentang Mengadakan dan memunggut Pajak Potong Hewan yang telah beberapa kali diubah, ternyata sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan keadaan harga dewasa ini, maka perlu disesuaikan; b. bahwa Peraturan Daerah Swatantra Tingkat Ke II Kulon Progo Nomor : 1/1959 disusun jauh sebelum dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah, sehingga bentuk sistimatika Peraturan Daerah tersebut sudah tidak sesuai lagi, maka perlu disusun kembali sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri dimaksud; c. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, dipandang perlu menyusun kembali dan menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo tentang Pajak Potong Hewan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta Jis. Undangundang Nomor 18 Tahun 1951 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 Republik Indonesia untuk penggabungan Daerah-Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Adikarta dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi satu Kabupaten dengan nama Kulon Progo dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 ; 3. Ordanansi Pajak Potong Tahun 1936; 4. Undang-undang Nomor 11 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah; 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 1956 tentang Perimbangan Keuangan antara Negara dengan Daerahdaerah yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri; 6. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan; 7. Staatsblad Nomor 614 Tahun 1936 tentang Penyembelihan Ternak Besar bertanduk yang betina; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 900 099 tentang Jenis Pajak Daerah Tingkat II;

10. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 555/KPTS/TN.240/ 9/1990 tentang syarat-syarat Rumah Pemotongan Hewan dan Usaha Pemotongan Hewan; 11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 295/KPTS/TN.240/ 5/1989 tentang Pemotongan Babi dan Penanganan Daging Babi dan Hasil Hutannya; 12. Instruksi Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian RI Nomor 18 Tahun 1979 05/Ins/Um/3/1979 tentang Larangan Pemotongan Ternak Sapi/Kerbau Betina bunting dan atau sapi/kerbau betina bibit; 13. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 1959 tentang Penyerahan secara nyata beberapa urusan Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Daerah Swatantra Tinkat II Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul; 14. Intruksi Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8/Ins/1983 tentang Pencegahan dan Larangan Pemotongan serta Pengiriman Ternak Sapi/Kerbau Betina bunting dan atau sapi/kerbau Betina Bibit ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo Nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo. Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO TENTANG PAJAK POTONG HEWAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo; b. Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kulon Progo; c. Dinas Peternakan adalah Dinas Peternakan Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo; d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo; e. Pajak Potong Hewan adalah Pajak yang dipungut karena memotong hewan; f. Hewan adalah Sapi, Kerbau, Kuda, Babi, dan Kambing/Domba piaraan; g. Surat Potong adalah Surat Tanda Bukti Pembayaran Pajak yang dikenakan; h. Pemotongan hewan adalah penyembelihan dan segala tindakan yang nyata-nyata harus dianggap sebagai persiapan langsung ditunjuk untuk pembunuhan hewan dan tindakan selanjutnya terhadap hewan yang dibunuh. BAB II NAMA, OBYEK DAN WAJIB PAJAK Pasal 2 (1) Dengan nama Pajak Potong Hewan dipungut pajak atas Pemotongan Hewan dalam Wilayah/Daerah.

(2) Obyek Pajak Potong Hewan adalah Hewan yang dipotong. (3) Wajib Pajak adalah orang/perusahaan yang melakukan pemotongan hewan. BAB III PERIJINAN PEMOTONGAN HEWAN Pasal 3 (1) Untuk pemotongan hewan harus ada ijin dari Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk. (2) Ijin dimaksud ayat (1) Pasal ini, selanjutnya disebut Surat Potong yang merupakan tanda bukti pembayaran Pajak yang dikenakan. (3) Surat Potong tersebut ayat (2) Pasal ini dapat diberikan setelah Pajak Potong Hewan dibayar lunas. (4) Bentuk, warna dan cara memperolah surat potong serta pembayaran pajak potong hewan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah. Pasal 4 (1) Untuk memperoleh surat potong guna keperluan hajad/pemotongan hajad harus terlebih dahulu mendapat Surat Keterangan dari Pemerintah Desa dan dikuatkan oleh Camat setempat. (2) Surat Potong dimaksud ayat (1) Pasal ini hanya diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguh memotong hewannya tidak untuk kepentingan usaha mencari keuntungan atau sebagai mata pencaharian. (3) Daging hewan yang berasal dari pemotongan dimaksud ayat (1) Pasal ini dilarang : a. dijual atau diserahkan kepada orang yang menjadikan pemotongan hewan sebagai usaha atau mata pencaharian. b. ditawarkan, dijual, diserahkan atau disimpan sebagai persediaan di pasar atau di tempat lain dimana biasanya dijual daging. c. diangkut keluar daerah, kecuali untuk keperluan itu telah mendapatkan ijin dari Kepala Daerah. Pasal 5 (1) Pemotongan hewan karena kecelakaan dikecualikan untuk terlebih dahulu memperoleh surat potong hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Daerah ini. (2) Untuk kepentingan dimaksud ayat (1) Pasal ini, harus dikuatkan dengan Surat Keterangan dari yang berwajib mengenai peristiwa kecelakaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam sesudah hewan dipotong dan pajak potong harus dibayar lunas. (3) Pajak potong hewan dimaksud ayat (2) digolongkan pada pajak potong darurat.

BAB IV BESARNYA PAJAK POTONG HEWAN Pasal 6 (1) Besarnya Pajak Potong Hewan adalah : a. Untuk seekor sapi, kerbau, kuda dan babi : - Untuk pemotongan usaha sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah). - Untuk pemotongan hajad sebesar Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah). - Untuk pemotongan darurat sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah). - Untuk pemotongan kuda yang tidak dapat dipekerjakan lagi sebesar Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah) b. Untuk seekor kambing/domba : - Untuk pemotongan usaha besar Rp. 500,- (lima ratus rupiah). - Untuk pemotongan hajad sebesar Rp. 250,- (dua ratus lima puluh rupiah). - Untuk pemotongan darurat sebesar Rp. 250,- (dua ratus lima puluh rupiah). (2) Pemotongan hewan untuk qurban keagamaan/adat dan ibadah tidak dipungut Pajak Potong Hewan. (3) Hasil pendapatan dari pajak Potong Hewan dimaksud ayat (1) Pasal ini disetor Ke Bendaharawan Khusus Penerima Dinas Pendapatan Daerah/Bendaharawan Pembantu Khusus Penerima Kecamatan untuk selanjutnya disetorkan ke Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Cabang Wates selaku Pemegang Kas Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 7 (1) Untuk pemotongan jenis ternak besar betina, harus ada Surat Keterangan boleh dipotong dari dokter Hewan / Tenaga Ahli yang ditunjuk. (2) Pemotongan jenis ternak dimaksud ayat (1) Pasal ini, dikenakan tambahan biaya sebesar Rp. 3.500,- dengan rincian a. Pemeriksaan dokter hewan / tenaga ahli Rp. 2.500,- b. Biaya Administrasi Rp. 1.000,- (3) Biaya tambahan dimaksud ayat (2) Pasal ini, diatur sebagai berikut : a. Biaya pemeriksaan dokter hewan / tenaga ahli sebesar Rp. 2.500,- langsung diberikan kepada yang bersangkutan. b. Biaya administrasi sebesar Rp. 1.000,- oleh yang berkepentingan dibayar bersama dengan penyerahan pajak potong hewan. Pasal 8 Untuk pemotongan darurat dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) huruf b Peraturan Daerah ini, yang berkepentingan harus terlebih dahulu mendapatkan Surat Keterangan dari dokter hewan. Pasal 9 (1) Pajak potong yang telah dibayar dapat diminta kembali oleh pemegang Surat Potong apabila daging dari hewan

yang dipotong setelah diperiksa oleh dokter hewan/ tenaga ahli ternyata berbahaya untuk dimakan. (2) Untuk mendapatkan kembali pajak potong dimaksud ayat (1) Pasal ini, yang bersangkutan harus menyerahkan surat potong yang telah dimilikinya kepada petugas pada Dinas Peternakan disertai Surat Keterangan hasil pemeriksaan atas daging tersebut dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah hewan ini dipotong. (3) Daging dari hewan yang dipotong dan dinyatakan berbahaya untuk dimakan, dengan pengawasan yang berwajib harus dimusnahkan. Pasal 10 Setiap orang yang menjalankan pemotongan hewan atau penjualan daging sebagai perusahaan atau sebagai mata pencaharian, dilarang membeli menawarkan, menyerahkan atau menyimpan daging sebagai persediaan untuk dijual yang berasal dari hewan yang dipotong tanpa ijin dan atau daging hewan yang sebelum dipotong telah mati. BAB V KETENTUAN PIDANA Pasal 11 (1) Barang siapa melanggar ketentuan Pasal 3, Pasal 4 ayat (3), Pasal 7 dan Pasal 10 Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, adalah pelanggaran. BAB VI PENYIDIKAN Pasal 12 Selain oleh Pejabat Penyidik Umum, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 11 Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo yang pengangkatannya ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 13 Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud Pasal 12 Peraturan Daerah ini berwenang. a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana

dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo Nomor 1 Tahun 1959 tentang Mengadakan dan Memungut Pajak Potong Hewan, beserta perubahan-perubahannya dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 15 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian oleh Kepala Daerah. Pasal 16 Peraturan Daerah ini meluai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo K e t u a Ir. Suatmadji Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo Nomor : 1 Seri : A tanggal : 14 April 1994 Sekretaris Wilayah / Daerah dr. R. SOESILO ATMODIREDJO (Pembina Tk. I ; IV / b ) NIP. 140 055 754 Wates, 16 Oktober 1990. Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kulon Progo Drs. KRT. Wijoyo Hadiningrat Disahkan Oleh Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan. Nomor : 973.524.34-174 Tanggal : 10 Maret 1994

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO NOMOR : 12 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK POTONG HEWAN I. PENJELASAN UMUM Besarnya pajak potong hewan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Swatantra/Tingkat Ke II Kulon Progo Nomor 1/1959 Jis. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo Nomor 2 Tahun 1984, ternyata sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan keadaan harga dewasa ini, sehingga perlu ditinjau kembali dan disesuaikan. Peraturan Daerah Swatantra Tingkat Ke II Kulon Progo Nomor 1 Tahun 1959 disusun jauh sebelum dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang bentuk Peraturan Daerah, sehingga bentuk/sistimatika Peraturan Daerah tersebut sudah tidak sesuai lagi, maka perlu disusun kembali untuk disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri dimaksud. Disisi lain Peraturan Daerah Swatantra Tingkat Ke II Kulon Progo Nomor 1 Tahun 1959 beserta perubahan-perubahannya belum mengatur mengenai Pejabat Penyidik yang bertugas melakukan penyidikan atas pelanggaran ketentuan Peraturan Daerah tersebut. Berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 182/4317/SJ, tanggal 14 April 1987 Perihal Pembuatan Peraturan Daerah, antara lain disebutkan: 1. Setiap pembuatan Peraturan Daerah yang memuat ketentuan pidana dan memerlukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) agar dalam salah satu Pasalnya dirumuskan dengan jelas kewenangan PPNS untuk melakukan penyidikan atas pelanggaran ketentuan Peraturan tersebut. 2. Peraturan Daerah yang memuat ketentuan pidana yang dibuat sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP dan pelanggaran atau ketentuan pidana tersebut penyidikannya dilakukan oleh PPNS, agar diubah/ditambah pasal yang berbunyi seperti tersebut angka 1. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas dipandang perlu mencabut Peraturan Daerah Swatantra Tingkat II Kulon Progo Nomor 1/1959 Jis. Nomor 2 Tahun 1984 dan menetapkan Peraturan Daerah yang baru sebagai penggantinya. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Ayat (1) Yang dimaksud permotongan hajad adalah pemotongan sapi, kerbau, kuda, babi dan kambing/domba piaraan untuk maksud tertentu dan tidak menjadikan pemotongan hewan ini sebagai usaha atau sebagai mata pencaharian. Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Ayat (1) Yang dimaksud dengan : - Pemotongan untuk usaha adalah pemotongan sapi, kerbau, kuda, babi dan kambing/domba, yang dimaksud untuk perusahaan, mencari keuntungan atau sebagai mata pencaharian. - Pemotongan darurat adalah pemotongan hewan yang menurut sifatnya terpaksa harus dilakukan karena : a. hewan tersebut luka-luka akibat diserang binatang buas atau karena kecelakaan yang lain. b. hewan tersebut berpenyakit menular dan oleh karena itu berdasarkan Keputusan tenaga ahli harus dipotong.

c. hewan tersebut cacat sejak dilahirkan dan berdasarkan pertimbangan ahli perlu dipotong. Ayat (2) dan (3) Cukup jelas Pasal 7 s/d Pasal 16 Cukup jelas ** i **