BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya:

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

BAB I PENDAHULUAN. lain berarti kita berkomunikasi dengan orang lain (Effendi,1995:1).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang. yang diungkapkan oleh para ahli bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata, dan tata bahasa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana

BAB I PENDAHULUAN. dengan ragam bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. di tulis oleh mahasiswa- mahasiswa di Cina yang berupa skripsi dan jurnal- jurnal

BAB 1 PENDAHULUAN. berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain manusia selalu menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini.

BAB II. KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem komunikasi yang berfungsi sebagai pengantar

Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam berinteraksi dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam

1. Latar Belakang Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia pasti membutuhkan bahasa sebagai alat berkomunikasi atau berinteraksi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Zhao (1998) dalam jurnal yang berjudul 汉日语疑问代词的用法与比较 ( 上 )

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pola V lai V qu (V 来 V 去 ). Ia menuliskan data kata kerja. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II. Kajian tentang pola kalimat shi de sudah banyak diteliti di. Cina.Pola shi de sangat menarik minat para ahli bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulis yang tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak)

ABSTRAK. Program studi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia. tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku bangsa

PENGGUNAAN METODE CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Secara internal artinya pengkajian bahasa

Abstrak. :Jovita Priatnawati

5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I LAMPIRAN II LAMPIRAN III... 70

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. negasi, baik yang berbahasa Mandarin ataupun yang berbahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang kegiatannya pasti

UKBM BAHASA MANDARIN PEMINATAN MAN-3.1/4.1/1/1

memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture (dalam Nugroho dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

peneliti-peneliti sebelumnya, baik di dalam bahasa Indonesia, bahasa Mandarin,

BAB I PENDAHULUAN. lain, misalnya isyarat, lambang lambang gambar atau kode kode tertentu lainnya.

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: kata ulang, kata kerja, penerjemahan, bahasa Mandarin, bahasa Indonesia. vii Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KESALAHAN NADA PERTAMA ATAU YĪNPÍNG ( 阴平 ) DALAM BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI SASTRA CINA FIB UB SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. skripsi yuènán xuéshēng hànyǔ bǔyǔ xí dé piān wù fēnxī (2005) dalam jurnal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

PERTUKARAN LETAK MORFEM DALAM KAMUS BAHASA CINA 规范汉语词典 (Gui Fan Han Yu Ci Dian) 汉语同素逆序词分析

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

Kata Kunci : perbedaan makna, kata penghubung, bùguǎn, jǐnguǎn bahasa Indonesia, bahasa Mandarin

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

ICE BREAKER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA KELAS X SMAN 1 WONOGIRI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

Perbandingan Lingkungan Bahasa Informal Hebei Normal University dan Universitas Kristen Petra Dalam Pembelajaran Bahasa Tionghoa

ABSTRAK. : Analisis pelafalan karakter 的 (de) pada lagu Mandarin periode an yang dinyanyikan oleh Andy Lau.

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

UCAPAN TERIMA KASIH. Puji Syukur kepada Sang Hyang Adi Buddha Tuhan YME, karena atas kasih dan

PENGENALAN BAHASA MANDARIN BAGI MAHASISWA TINGKAT 2B PROGRAM DIPLOMA IV AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERLITZ UNTUK MEMPERMUDAH MENGHAFAL KOSAKATA DI TAMAN KANAK-KANAK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA

METODE PENGAJARAN MILE WENHUABAN DI MAHA VIHARA DAN PUSDIKLAT BUDDHA MAITREYA SURABAYA 泗水天宝弥勒佛院弥勒文化班教学手段

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

METODE CERAMAH, BERKELOMPOK DAN LATIHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

苏北大学两年级的学生习得汉语副词 就 和 才 偏误分析 (yin ni xue sheng xi de han yu fu ci jiu he cai pian wu

ABSTRAK. Kata kunci : seni beladiri, Yongchun, Taoisme, Konfusianisme, Buddhisme. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa, baik itu bahasa lisan

BAB 1 PENDAHULUAN. lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga,2002:1).

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Hasil Penelitian Peneliti Sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang terkait yang dapat dijadikan penulis sebagai bahan referensi untuk meneliti penelitian tentang reduplikasi bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia ataupun yang berhubungan dengan kajian Analisis Kontrastif maupun Morfologi, yakni: 1. Aprida Indriani (2005) Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara yang dalam skripsinya berjudul Analisis Kontrastif Reduplikasi Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia Ditinjau dari Segi Morfologi, yang menyimpulkan bahwa : - Dalam reduplikasi bahasa Jepang dan bahasa Indonesia ada yang mengalami perubahan bunyi dan ada juga yang tidak. - Reduplikasi berubah bunyi pada bahasa Jepang terjadi pada nomina dan adjektiva, pada nomina bahasa Indonesia hanya sedikit. - Tidak semua nomina dalam bahasa Jepang dapat diulang sedangkan dalam bahasa Indonesia semua nomina dapat diulang dan menyatakan jamak. - Berdasarkan bunyi yang dihasilkan, reduplikasi nomina pada bahasa Jepang perubahan fonem hanya pada awal katanya saja sedangkan

dalam reduplikasi nomina bahasa Indonesia perubahan fonem tidak hanya pada awal fonem saja tetapi pada fonem tengah dan fonem akhir. - Dalam bahasa Jepang mengalami reduplikasi berimbuhan pada akhir katanya, sedangkan dalam bahasa Indonesia reduplikasi berimbuhan dapat terjadi di awal, di tengah, dan di akhir kata. - Pada struktur reduplikasi pronomina bahasa Jepang hanya ada satu macam reduplikasi utuh, sedangkan pada struktur reduplikasi bahasa Indonesia semua persona dapat diulang dan menyatakan jamak. 2. Mariatul Qiftiah (2010) Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara yang dalam skripsinya berjudul Proses Morfemis Prefiks Hi, Fu, Mu, Dan Mi Dan Juga Pemaknaannya Dalam Bahasa Jepang yang menyimpulkan bahwa: - Pada proses pembentukan katanya, kata baru yang terbentuk pada keemapat prefiks ini ada yang mengalami perubahan kelas kata dan ada yang tidak mengalami perubahan kelas kata. Perubahan kelas kata yang banyak terjadi adalah membentuk kata sifat. Oleh karena itu apabila kata dasarnya adalah kata sifat maka rata-rata proses pembentukan katanya tidak mengalami perubahan kelas kata. - Tidak ada bunyi tertentu yang harus mengikuti sebuah prefiks ini hal ini dapat terlihat bahwa keempat prefiks tersebut dapat diikuti oleh keempat bunyi awal yang sama. - Untuk setiap prefiks memiliki kecendrungan yang berbeda pada banyaknya jenis kelas kata yang mengikutinya, untuk prefiks hi lebih

dominan diikuti oleh kata benda yang sifatnya abstrak. Untuk prefiks fu lebih banyak diikuti oleh kata sifat yang bersifat sesuatu yang berhubungan dengan perasaan. Untuk prefiks mu lebih banyak diikuti oleh kata benda yang konkret. Dan untuk prefiks mi lebih banyak diikuti oleh gokan dari kata kerja. - Dalam hal pemaknaannya keempat prefiks ini menyatakan penidakan ataupun sifat negatif, adapun perbedaannya adalah bahwa prefiks hi lebih bersifat kepada penidakan pada apa yang tertera pada bentuk dasarnya dan lebih bersifat netral. Untuk prefiks fu lebih menekankan kepada hal-hal yang dianggap memberikan nilai yang kurang baik dirasakan. Untuk prefiks mu karena lebih bnayak diikuti oleh kata benda maka maknanya lebih kepada ketidakadaan wujud dari apa yang tersebut pada bentuk dasarnya. Dan untuk prefiks mi menekankkan makna pada sesuatu atau keadaan yang belum terjadi - Dijumpai prefiks yang dapat digabung dengan sufiks atau adanya penambahan awalan dan akhiran pada satu kata dasar, yakni pada prefiks hi yang bisa dikonfiks dengan sufiks teki dan prefiks mi yang bisa dikonfiks dengan sufiks sha.

2.2 Konsep Woodruff (dalam Amin, 1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep pengulangan dan analisis kontrastif. Kedua konsep tersebut akan dijabarkan dalam sub bab berikut ini. 2.2.1 Definisi Pengulangan Verhaar (2001:152) menyatakan bahwa proses pengulangan (reduplikasi) atau pengembaran adalah proses morfemis yang mengulangi bentuk dasar atau sebagian dari bentuk dasar tersebut. Muslich (2008:48) menyatakan bahwa proses pengulangan atau reduplikasi adalah peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. Menurut Chaer (2007:182) pengulangan adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi. Kridalaksana (1984:167) menyatakan bahwa pengulangan adalah proses dan hasil ulangan satuan bahasa sebagai alat fonologis atau gramatikal.

Dapat disimpulkan bahwa pengulangan adalah suatu proses morfemis yang mengulangi suatu bentuk dasar maupun bentuk yang sudah terjadi afiksasi. 2.2.2 Definisi Linguistik Kontrastif Menurut Tarigan (1988:23-29) menyatakan bahwa Analisis Kontrastif atau yang lebih dikenal dengan Anakon adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur bahasa pertama dengan bahasa kedua untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara dua bahasa. Pada Analisis Kontrastif inilah dapat digunakan sebagai landasan dalam menemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan antara bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. 2.3 Landasan Teori 2.3.1 Definisi Morfologi Cabang linguistik yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal disebut Morfologi (Verhaar:2001:97). Alwasilah (1993:110;111;118) juga menyatakan Morfologi adalah bagian linguistik yang mempelajari morfem serta menganalisis struktur, bentuk, klasifikasi kata-kata. Menurut Samsuri (1994:191) bahwa yang disebut dengan proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Crystal (dalam Muis dan Herman, 2005:1), Morfologi adalah cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya melalui penggunaan

morfem. Morfologi pada umumnya dibagi ke dalam dua bidang: yakni telaah infleksi (inflectional morphology), dan telaah pembentukan kata (lexical or derivational morphology). Dari beberapa teori para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Morfologi dalah salah satu cabang linguistik yang mempunyai tugas untuk menelaah struktur dan pembentukan kata yang ada kaitannya dengan morfem. 2.3.2 Definisi Morfem Berikut adalah beberapa pendapat para ahli yang yang mengemukakan batasan tentang morfem. Menurut Samsuri (1994:170) morfem adalah komposit bentuk-pengertian yang terkecil yang sama atau mirip yang berulang. Akmajian dkk. (1984:58) menyatakan bahwa morfem adalah satuan terkecil dari pembentukan kata dalam suatu bahasa yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut ke dalam bagian-bagian yang bermakna atau yang dapat dikenal. Bauer (1987:13-17), menyatakan morfem adalah satuan-satuan dasar analisis yang dikenal dalam morfologi. Muslich (2008:3) menyatakan bahwa morfem ialah bentuk-bentuk berulang yang paling kecil beserta artinya. Beliau juga menguraikan ada tiga bentuk morfem yaitu; morfem bebas (free form or free morpheme) yakni bentukbentuk yang dapat dipakai secara tersendiri dalam kalimat atau tuturan biasa, morfem terikat (bound form or bound morpheme) yakni bentuk yang tidak dapat berdiri sendiri, baik dalam kedudukannya sebagai kalimat maupun sebagai kata

yang menjadi unsur pembentuk kalimat, dan morfem semibebas (semi-free form or semi-free morpheme) yakni bentuk yang masih mempunyai kebebasan. Dalam bahasa Mandarin, morfem disebut dengan yu su [ 语素 ]. Suparto (2003:17) menyatakan morfem adalah bagian paling kecil dalam tata bahasa yang mempunyai pelafalan dan arti [ 语素是最小的语音语义结合体, 是最小的语法单位 ]. Fungsi morfem adalah membentuk kata. Berdasarkan kemampuannya dalam membentuk kalimat, morfem dibagi menjadi dua jenis, yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang bisa berfungsi sebagai kata, misalnya 人 (ren) 高 (gao) 山 (shan). Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berfungsi sebagai menjadi kata, baru setelah bergabung dengan kata lain ia membentuk kata, misalnya 民 (min) 机 (ji) dan 丽 (li). Yongxin (2005:2) juga menyatakan bahwa morfem adalah satuan terkecil pembentuk kata yang mmpunyai bunyi dan arti. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa morfem adalah satuan yang terkecil dalam tata bahasa yang mempunyai makna dan pelafalan yang berfungsi untuk membentuk kata. 2.3.3 Definisi Kata Menurut Crystal (1980:383-385), kata adalah satuan ujaran yang mempunyai pengenalan intuitif universal oleh penutur asli, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan. Muslich (2008:5) juga menyatakan bahwa kata adalah satuan ujaran bebas terkecil yang bermakna.

Suparto (2003) memberi definisi bahwa kata dalah bagian yang terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Sedangkan Yongxin (2005:2) menyatakan bahwa kata adalah satuan terkecil bahasa yang bisa berdiri sendiri, mempunyai arti dan bisa digunakan untuk membentuk kalimat. Misalnya: kata 农民 ( dibaca nong min ) adalah satu kata, karena mempunyai arti pekerja yang menggeluti pekerjaan agrikultur jangka panjang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kata merupakan satuan terkecil dalam tata bahasa yang mempunyai arti serta dapat berdiri sendiri yang nantinya digunakn untuk membentuk suatu kalimat. 2.3.4 Kelas kata Istilah kelas kata disebut juga dengan jenis kata, dalam bahasa Mandarin disebut ci lei ming cheng [ 词类名称 ] atau didalam bahasa Inggris disebut dengan parts of speech. Muslich (2008:110), jenis kata ialah golongan kata yang mempunyai kesamaan bentuk, fungsi, dan perilaku sintaksisnya. 2.3.4.1 Kelas Kata Bahasa Mandarin Menurut Yongxin (2005:11-56), pembagian kelas kata dalam bahasa Mandarin adalah sebagai berikut: 1. Kata Benda ( 名词 = ming ci) Kata Benda menyatakan orang, benda, waktu dan tempat, dan lain-lain, seperti:

学生 (xue sheng= pelajar), 电话 (dian hua= telepon), 教师 (jiao shi= pengajar), 汽车 (qi che= mobil), dan lain-lain. 2. Kata Bilangan ( 数词 = shu ci) dan Kata Bantu Bilangan ( 助量词 = liang ci) Kata Bilangan adalah kata yang menyatakan angka-angka. Kata bantu bilangan adalah kata yang menyatakan satuan kegiatan atau benda. Contoh kata bilangan seperti: 一 (yi= Satu), 四 (si= empat), 四分之一 (si fen zhi yi= seperempat), 三分之一 (san fen zhi yi= sepertiga), dan lain-lain. Contoh kata bantu bilangan seperti: 个 (ge= sebuah [digunakan untuk semua benda]), 朵 (duo= sekuntum), 只 (zhi= seekor), 本 (ben= sebuah[klasifikasi kata untuk buku]), dan lain-lain. 3. Kata Kerja ( 动词 = dong ci) Menyatakan tindakan, tingkah laku atau perubahan dari tindakan yang dilakukan orang atau benda, seperti: 去 (qu= pergi), 教 (jiao= mengajar), 帮助 (bang zhu= menolong), 学习 (xue xi= belajar), dan lain-lain. 4. Kata Sifat ( 形容词 = xing rong ci) Kata sifat adalah kata yang mendeskripsikan bentuk, kualitas, gerakan, tingkah laku, perubahan suatu benda atau orang. Contoh: 大 (da= besar), 冷 (leng= dingin), 干净 (gan jing= bersih), 高兴 (gao xing= gembira), dan lain-lain. 5. Kata Keterangan ( 副词 = fu ci)

Kata keterangan adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku, perubahan waktu, lingkup, kualitas, dan keadaan. Contoh: 不 (bu= tidak), 都 (dou= semua), 正在 (zheng zai= sedang), 一起 (yi qi= bersama), dan lain-lain. 6. Kata Ganti ( 代词 = dai ci) Kata ganti adalah kata yang mewakili/ menggantikan kata benda, kata kerja, kata sifat, dan lain-lain. Contoh: 我 (wo= saya), 你 (ni= kamu), 这儿 (zhe er= ini), 这样 (zhe yang= begini), dan lain-lain. 7. Kata Depan ( 介词 = jie ci) Kata depan adalah kata yang diletakkan di depan kata benda, kata ganti atau frasa, membentuk frasa kata depan, yang bersama-sama menyatakan arah, obyek, waktu, tempat, dan lain-lain. Contoh: 在 (zai= di, berada), 从 (cong= dari), 对 (dui= terhadap), 跟 (gen= dengan), dan lain-lain. 8. Kata Sambung ( 连词 = lian ci) Kata sambung adalah kata semu yang menyambungkan kata, frasa, atau klausa. Contoh: 和 (he= dan), 或 (huo= atau), 而 (er= dan), 与 (yu= dan), dan lain-lain. 9. Kata Bantu ( 助词 = zhu ci) Kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa, atau kalimat, menyatakan makna tambahan. Contoh:

地 (de= digunakan di depan kata kerja atau kata sifat, menyatakan unsur di depannya adalah keterangan yang menerangkan kata kerja atau kata sifat tersebut), 过 (guo= diletakkan di belakang kata kerja, menjelaskan suatu tindakan terjadi di masa lampau, atau menyatakan suatu pengalaman pernah terjadi di masa lampau), 啊 (a= digunakan di akhir kalimat pernyataan/deklaratif, menyatakan nada pasti, setuju, mendesak, menasehati, dan lain-lain) 着 (zhe= ditambahkan di belakang kata kerja, menyatakan kesinambungan suatu tindakan atau keadaan), dan lain-lain. 10. Kata Seru dan Kata Peniru Bunyi Kata seru adalah kata yang menyatakan bunyi suatu seruan, teriakan, atau respon terhadap sesuatu. Kata peniru bunyi merupakan kata yang menirukan bunyi suatu benda atau gerakan. Contoh kata seru: 啊 (a= menyatakan keheranan, kekaguman), 哎呀 (ai ya= menyatakan keheranan), 哈 (ha= mengembuskan napas), 哈哈 (ha ha= menyatakan puas), dan lain-lain. Contoh kata peniru bunyi: 嗡嗡 (weng weng= menyatakan bunyi gerakan), 哗哗 (hua hua= menyatakan bunyi alamiah seperti angin), 哈哈 (ha ha= suara dari gerakan/kegiatan manusia), 叮当 (ding dang= suara dari benda), dan lainlain.

2.3.4.2 Kelas Kata Bahasa Indonesia Keraf (dalam Muslich, 2008) dalam penjenisan kata, beliau menggunakan kriteria kesamaan morfem-morfem yang membentuk kata-kata itu, atau juga kesamaan ciri dan sifat dalam membentuk kelompok katanya. Berdasarkan kriteria tersebut, kata bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi empat jenis berikut ini. 1. Kata Benda (Nomina) Kata benda adalah segala macam kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan yang + kata sifat. Misalnya: Gunung yang tinggi, buku yang tebal, jembatan yang kuat, perbuatan yang baik, dan lain-lain. 2. Kata Kerja (Verba) Kata kerja adalah segala macam kata yang dapat diperluas dengan kelompok kata dengan + kata sifat. Misalnya: membaca dengan teliti, berjalan dengan cepat, duduk dengan santai, belajar dengan rajin, dan lain-lain. 3. Kata Sifat (Ajektival) Kata sifat adalah segala kata yang dapat mengambil bentuk se + reduplikasi + nya, serta dapat diperluas dengan: paling, lebih, sekali. Misalnya: se-kuat-kuat-nya se-besar-besar-nya se-hebat-hebat-nya paling sempurna lebih besar tinggi sekali

4. Kata Tugas Kata tugas adalah segala macam kata yang tidak termasuk salah satu jenis kata, atau menjadi subgolongan jenis-jenis kata di atas. Contoh: dan, tetapi, terhadap, tentang, dan lain-lain.