KETERAMPILAN KONSELING BAGI GURU. 6/14/2010 Anne Hafina PPB UPI Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. juga memasuki dunia pendidikan di negara-negara berkembang termasuk

Small Groups in Counseling and Therapy. Sigit Sanyata 07 Juni 2009

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

ABV 3.1 KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MIKRO DALAM KIP/KONSELING KB

WELLBEING, PERAWATAN DIRI, DAN KEAMANAN TERPADU

PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

THE COUNSELING INTERVIEW

PANDUAN PENDAMPINGAN DAN WAWANCARA TERHADAP KORBAN PERDAGANGAN ANAK:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KETERAMPILAN KONSELING. Rosita E.K.

KONSELING. Oleh: Muna Erawati

BAB I PENDAHULUAN. tingkat tinggi, sedang, maupun rendah. Masalah (problem) didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi mental remaja dan anak di Indonesia saat ini memprihatinkantebukti

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

Psikologi Konseling Agustini, M.Psi., Psikolog MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BK KELOMPOK Diana Septi Purnama TUGAS DASAR KONSELOR

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?

KETERAMPILAN PEMIMPIN KELOMPOK S I T I R O H M A H N U R H A Y A T I

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Interpersonal Communication Skill

Intervensi Psikososial

Psikologi Konseling. Review Materi dan Praktikum. Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

MENANGANI KELUHAN CUSTOMER (RUMAH SAKIT)

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

Interpersonal Communication Skill

BAB II LANDASAN TEORI. dalam mengekspresikan perasaan, sikap, keinginan, hak, pendapat secara langsung,

Cara Membaca Bahasa Tubuh

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

Duduk saling membelakangi, salah seorang berperan sebagai konseli berbicara dan konselor mendengarkan dengan perhatian Duduk berhadapan.

NO. Hal yang diungkap Daftar Pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

Kriminalitas Seksual di dalam Pendidikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Persiapan untuk Wawancara Disiplin Mulailah untuk mempersiapkan diri dengan memperbarui bagaimana Anda tahu karyawan tersebut telah melakukan suatu

WAWANCARA. Marheni Eka Saputri

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

BAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah

BK KELOMPOK Diana Septi Purnama TAHAP AWAL KEGIATAN KELOMPOK

Kemampuan Mendengarkan dan Kepemimpinan. Oleh: Egrita Buntara Widyaiswara Muda Balai Diklat Kepemimpinan

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

Psikologi Konseling Ketrampilan Dasar Konseling

Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

Lampiran 1 : Data Penunjang dan Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres. Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres

TES SKALA KEMATANGAN. 5. Sikap saya terhadap perubahanperubahan, ide-ide baru dan cara-cara baru dalam melaksanakan suatu pekerjaan

Pendamping / Konselor

BAB V PEMBAHASAN. dan memiliki gangguan somatoform tipe konversi sejak tiga tahun yang. setalah subjek mengalami gangguan somatoform, subjek mengalami

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai sebagian dari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

Teori dan Teknik Konseling. Nanang Erma Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

BULLYING. I. Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengirim pesan kepada penerima. Komunikasi merupakan aspek. pencapaian kesembuhan pasien (Siti Fatmawati, 2009:1)

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

SELF-HELP GROUP BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

Pengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien

TUJUAN WAWANCARA MEDIS

MODUL PEDOMAN DAN MATERI KONSELING INDIVIDUAL PENANGGULANGAN NAFZA BAGI FASILITATOR DENGAN SASARAN ORANG TUA DAN REMAJA

MODUL PEDOMAN DAN MATERI KONSELING INDIVIDUAL PENANGGULANGAN NAFZA BAGI FASILITATOR DENGAN SASARAN ORANG TUA DAN REMAJA

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

KOMUNIKASI EFEKTIF. Memudahkan dalam memenuhi kebutuhan kita dengan cara menumbuhkan rasa hormat, percaya dan harmoni.

Bernardus Widodo, S.Pd.,M.Pd

55% Bahasa tubuh 25% Alat bantu audio-visual 30% Suara 38%

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

I K A R A H M A S U S I L A W A T I A R I P R A T I W I U L I F A R A H M A

A. Komunikasi Massa Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANITA ISTININGTYAS, M.Kep KEP_S.CER/ S-1/ IV/ 2014 PRINSIP LEGAL ETIS SISTEM PENCERNAAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS DATA. dalam menangani kasus perilaku sosial murid MA Al- Ibrohimi Desa. Manyar Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

KETERAMPILAN KONSELING BAGI GURU

Konseling sekolah merupakan kekuatan baru dalam pendidikan, sumber kontroversi, sumber inspirasi, sumber pemahaman teoritis, dan sumber keterampilan praktis.

Komponen Keterampilan Konseling Bagi Guru Keterampilan Konseling di Sekolah Menengah Keterampilan Mendengarkan (Listening) Keterampilan Memberi Respon (Responding) Implikasi Penggunaan Keterampilan Responding Bagaimana Siswa Memunculkan Persoalanpersoalan Tanggung Jawab dan Liabilitas Guru

Keterampilan Konseling di Sekolah Menengah Banyak prinsip-prinsip dan konsep-konsep seputar konseling bermunculan khususnya di sekolah humanistik yang memiliki pengaruh besar terhadap pemikiran dan kebijakan sekolah pada tahun 1960. Baru pada tahun 1963, hubungan antara konseling dengan sekolah dibahas secara resmi di Inggris, tepatnya pada Seminar National Ascociation for Mental Health (NAMH) dibawah pimpinan Lord James of Rusholme.

Definisi Konseling Beberapa pengertian konseling difokuskan pada proses atau apa yang terjadi antara helper dengan kliennya. - Jones (1970 : 10) Suatu proses yang dirancang untuk membantu seseorang memasuki kehidupannya dan berkembang menuju kematangan melalui proses pembelajaran tentang bagaimana bertanggungjawab terhadap dan mengambil keputusan bagi dirinya sendiri. - Williams (1977 : 76) Konseling merupakan proses berbagi tidak hanya perilaku tapi juga pengalaman. Suatu penciptaan hubungan saling percaya dan rahasia dimana dinding defensif diruntuhkan dan batu demi batu disingkirkan.

Beberapa pengertian lainnya memfokuskan pada hubungan antar helper dan klien serta problem solving (penyelesaian masalah). - NAMH (1970, p. 2.4) Hubungan antara 2 orang yang satu membutuhkan kesempatan untuk membicarakan masalahnya dan yang lain memiliki kepekaan dan kematangan untuk memahami konflik dan ketidakpastian, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memberi solusi atau paling tidak pengakomodasian terhadap kesulitan-kesulitan yang harus diatasi. - BAC (1998, p. 2.11) Konseling melibatkan kontrak yang disengaja dengan batasanbatasan yang jelas dan telah disetujui serta komitmen untuk menjaga privasi dan kerahasiaan. Proses tersebut membutuhkan persetujuan yang eksplisit dan telah diberitahu sebelumnya.

Keterampilan Mendengarkan (Listening) Tidak ada klasifikasi yang baku ataupun kosakata umum dalam keterampilan konseling, namun beberapa ahli telah berupaya mengklasifikasikan keterampilan pemberian bantuan, contohnya keterampilan pemahaman, keterampilan kenyamanan dan penanggulangan krisis serta keterampilan tindakan positih (Brammer 1976).

Listening bisa dinyatakan sebagai tindakan pasif, namun sebenarnya merupakan proses yang aktif. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Listening yakni noise internal dan noise eksternal. Beberapa orang ahli menyatakan bahwa konselor perlu belajar bagaimana mengembangkan perhatian atau kemampuan untuk mendengarkan semua yang sedang dikomunikasikan. Hal ini berarti konselor harus dapat memperhatikan kata-kata, kiasan, volume suara, pitch, aksen, nada suara, begitu pula halnya harus dapat mengamati ekspresi wajah, gerak tubuh, dan kontak mata.

Pedoman untuk Mendengarkan (listening) Mengingat (Remembering) Listening terhadap perasaan-perasaan pokok Attending terhadap komunikasi nonverbal Mendengarkan terhadap diri seseorang Membolehkan adanya jeda dan diam Santai dan tetap tenang

Remembering (mengingat) Kita lebih mudah mengingat seorang guru yang mendengarkan daripada guru yang berbicara. Saat ia mendengarkan ia dapat mengingat fakta-fakta yang signifikan, katakata khusus dan nama seseorang. Banyak siswa merasa bangga jika seseorang mengingat nama dan ciri-cirinya.

Mendengarkan (Listening) terhadap perasaan-perasaan pokok Bebrapa indikasi adanya konflik tersembunyi ditandai oleh perubahan dalam nada suara, gestur yang tiba-tiba dan perbedaan antara apa yang dikatakan dengan bagaimana hal tersebut dikatakan. Listening tidak hanya mengikuti hal-hal yang dikatakan, tapi juga hal-hal yang tidak diutarakan dengan jelas. Jika guru dapat merespon terhadap perasaan-perasaan pokok maka akan timbul empati.

Penghampiran (attending) terhadap komunikasi nonverbal Komunikasi terdiri atas : - 7 % verbal, hanya kata-kata - 38 % vokal, nada suara, infleksi - 55 % non verbal (Mehrabian, 1971 : 43)

Komponen komunikasi non verbal Postur dan gestur tubuh Ekspresi wajah dan kontak mata Nada suara Harus diingat bahwa budaya suatu tempat mempangaruhi pengunaan komunikasi non verbal ini.

Mendengarkan (Listening) terhadap diri seseorang Reik (1948) menyebut kegiatan ini mendengarkan dengan telinga ketiga Mencakup upaya untuk membayangkan bagaimana perasaan orang lain dan merupakan langkah pertama menuju empati.

Membolehkan adanya jeda dan diam Diam dapat berarti banyak hal dan berbagai studi telah menyoroti kompleksitasnya (Harper dkk, 1978). Ketika menggunakan keterampilan konseling adalah penting untuk memunculkan jeda atau diam namun jangan membiarkan keheningan yang terlalu lama karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi klien.

Santai dan tetap tenang Sikap dan lingkungan fisik seorang guru harus mencerminkan ketenangan. Karena itu, penting untuk memperhatikan penataan ruang, tempat duduk, privasi dan juga kebebasan untuk mengajukan interupsi bagi klien.

Keterampilan Memberi Respon (Responding) Responding merupakan keterampilan lanjutan dari listening yang juga membutuhkan pemahaman guru terhadap perasaan, pemikiran dan isi yang dimiliki siswa. Terkadang pemberian respon akan menjadi suatu tugas yang sulit, terhadap beberapa siswa ini merupakan tuntutan yang melelahkan. Namun jika guru mempraktikkan keterampilan dasar dalam pemberian respon, siswa akan merasa diakui dan dihargai

Pedoman untuk memberi respon : Merefleksi perasaan-perasaan Pemahaman yang empatik Menggunakan pertanyaan Dorongan minimal Parafrase Hindari membuat dugaan dan penilaian yang berlebihan Menguhubungkan pengalaman-pengalaman Hindari mengubah subjek Hindari bicara terlalu sering dan untuk waktu yang lama Merangkumkan Memfokuskan Menggunakan Konfrontasi Memberi informasi dan menjawab pertanyaan

Implikasi Penggunaan Keterampilan Konseling Salah satu tujuan guru dalam menggunakan konseling adalah untuk membuat siswa mampu mengenali perasaan-perasaan, pemikiran-pemikiran dan perilaku, dan pada saat tertentu berusaha memperdalamnya (BAC, 1999). Penggunaan keterampilan mencakup pemberian jarak dan waktu pada siswa untuk memahami dan mengklarifikasi masalah-masalah mereka serta untuk membuat pilihan yang bermakna dimana mereka sampai pada kesimpulan mereka sendiri dibanding diberitahu apa yang harus mereka lakukan.

Batasan-batasan Agar siswa memperoleh rasa aman dalam mengeksplorasi permasalahannya, maka guru harus menegaskan beberap batasan tertentu seperti : - Batasan profesional - Batasan personal - Batasan fiskal

Batasan Profesional Batasan profesional merupakan batas-batas yang dimiliki guru dalam hal peran sebagai konselor, kerahasiaan proses pemberian bantuan dan tanggung jawab legal mereka, yakni diantaranya mencakup batasan menyangkut : Kolega/ Rekan Sejawat Konflik peran Kesetaraan antar pihak-pihak tertentu Orang tua siswa

Penyusunan Praktis (batasan fiskal) Batasan fiskal adalah segala hal mengenai properti atau materi yang digunakan dalam pemberian bantuan antara guru dan siswa, diantaranya menyangkut : Tata ruang Lama pertemuan Hari libur Catatan-catatan

Batasan-batasan Personal Konseling mengisi ruang kosong antara psikoterapi dengan persahabatan (Noonan, 1983). Batasan personal guru dalam pemberian bantuan adalah hal-hal mengenai hubungan personal antara guru dengan murid, konselor dan konseli, diantaranya mencakup : Penggunaan nama belakang Sentuhan Kesadaran diri

Kebutuhan personal Pekerjaan sebagai guru dapat sangat menuntut dan konseling dapat sangat memicu stres. Seorang guru yang melaksanakan aktivitas konseling akan merasa lebih mampu dan terfasilitasi apa bila ia telah mengikuti pelatihan dasar dan telah membaca beberapa literatur tentang konseling. Menjadi konselor membutuhkan beberapa kapasitas pribadi seperti : Stress dan Burn Out (kemampuan mengatasinya) Tingkat Kompetensi Pelatihan (hasil yang diperoleh) Dukungan

Bagaimana Siswa Memunculkan Persoalan-persoalan Konsep dari masalah yang sedang muncul seringkali digunakan dalam konseling dan menuntut penjelasan atasnya. Untuk penanganan masalah-masalah yang dimunculkan oleh siswa, maka guru harus layak dipercaya dan berkeinginan untuk membantu. Siswa menguji kelayakan helper untuk dipercaya dengan beberapa cara, diantaranya menceritakan sebuah rahasia kecil, menanyakan suatu pertanyaan, membuat helper merasa tidak nyaman, datang terlambat dalam janji temu, melupakan janji temu dan menanyakan motif yang dimiliki helper.

Pertanda adanya masalah yang mendasar Beberapa siswa mampu mengidentifikasi dengan jelas bahwa mereka sedang memiliki masalah dan ingin membicarakannya. Beberapa siswa lainnya merasa tidak yakin untuk meminta bantuan dan tidak menyadari bahwa bantuan tersedia. Guru dapat mengenali masalah siswa dengan cara memeperhatikan perubahan yang terjadi dalam diri siswa.

Pendekatan terhadap siswa Jika seorang siswa memiliki masalah namun tidak ingin membicarakannya dengan guru, maka keputusan ini harus dihormati. Walau masalah tidak dapat menghilangkan masalah sepenuhnya, namun sedikit komentar bahwa kita berkeinginan untuk mendengarkan permasalahannya, akan sangat membantu.

Penolakan terhadap bantuan Meminta bantuan dapat menjadi suatu hal yang sulit, karena itu saat siswa menginginkan bantuan mereka juga berkeinginan untuk menolaknya. Keterampilan dari seorang helper adalah untuk membntu siswa menemukan solusi masalahnya sendiri bukannya menyodorkan solusi permasalahan tersebut langsung pada siswa. Tidak semua siswa menginginkan bantuan di sekolah, siswa yang sedang berada dalam tekanan tidak dapat dipaksa untuk menerima bantuan, karena itu lah dalam saat seperti ini alih tangan dibutuhkan.

Resistensi Kebanyakan orang yang mencari bantuan memunculkan tingkat resistensi tertentu. Meskipun mereka menginginkan bantuan sebagian dari diri mereka tidak ingin berubah, dan ini adalah hal yang normal karena perubahan bisa jadi menyakitkan. Konseling bukanlah sesuatu yang membuat nyaman, apalgi jika prosesnya melibatkan pemeriksaan diri dan kritik diri. Dengan memahami faktor-faktor penyebab aadanya resistensi dapat sangat membantu dalam proses konseling.

Beragam bentuk resistensi ditampilkan dalam caracara sebagai berikut : Diam Sikap bermusuhan Sikap terlalu menurut Menyangkal kebutuhan akan bantuan (terutama jika klien adalah seorang yang memiliki gangguan makan, pengguna alkohol dan obat terlarang serta yang suka membahayakan dirinya sendiri) Telalu banyak bicara atau sedikit bicara Mengabaikan humor atau lelucon

Presentasi Siswa Dalam proses konseling guru mungkin saja menghadapi berbagai tipikal murid, diantaranya : - Siswa yang enggan - Siswa yang marah - Siswa yang banyak tingkah - Siswa yang rentan

Mengatasi ancaman bunuh diri, krisis dan penyingkapan pada siswa Bunuh diri dapat disebabkan oleh depresi, keputusasaan serta perubahan mood pada diri siswa. Apalagi siswa berada dalam masa remaja yang merupakan masa transisi. Krisis merupakan pengalaman yang dapat memicu stres dan biasanya secara tiba-tiba atau tidak diharapkan menuntut banyak energi dan perhatian penderitanya. Ada siswa yang secara terbuka menyingkap bahwa ia merupakan korban kekerasan, dalam hal ini guru tidak dapat menjanjikan kerahasiaan total pada siswa tersebut. Siswa seperti ini harus didengar dan diperhatikan, tidak ada saran atau penjelasan alternatif yang perlu diberikan. Dalam memberi bantuan guru juga dapat merujuk pada lembaga perlindungan.

Membuat Referal atau alih tangan Ada beberapa alasan untuk membuat alih tangan terhadap lembaga diluar sekolah. Alasan yang paling umum berhubungan dengan tingkat kompetensi dan batasan tanggung jawab yang dimiliki guru. Jika alih tangan telah dibuat, kerjasama dan persetujuan siswa terhadap alih tangan tersebut akan menjadi sangat penting. Karena itu sebelumnya guru harus menyelidiki kesiapan siswa untuk alih tangan.

Tanggung Jawab dan Liabilitas Guru Tidak mengejutkan jika banyak guru melaporkan kebingungan tentang tanggungjawab dan liabilitas legal mereka, terutama yang berhubungan dengan pemberian bantuan pada siswa serta isu-isu kerahasiaan.

Seorang guru perlu familiar dengan : Undang-undang yang melindungi hak-hak anak Undang-undang tentang kekerasan terhadap anak Jaminan hukum tentang kesehatan dan keamanan anak di sekolah Aturan tentang kontak fisik yang layak terhadap siswa, dsb.

Asas Kerahasiaan Kerahasiaan merupakan dasar dari proses konseling. Karena dalam prosesnya konseling membutuhkan hubungan yang akrab dimana seseorang dapat mengungkapkan detil-detil intim tentang kehidupannya. Hal ini dapat terjadi dengan adanya kepercayaan dan kerahasiaan dalam konseling. Karenanya konselor diharapkan menetapkan standar kerahasiaan yang tinggi. Guru memiliki posisi yang berbeda dari konselor, karena itu guru tidak dapat menjanjikan kerahasiaan total dan siswa tidak memiliki hak legal untuk mengharapkan kerahasiaan dari proses pemberian bantuan. Guru harus mengkonsultasikan kebijakan sekolah untuk menghormati kerahasiaan atas hal-hal yang berkenaan dengan pendidikan tentang seks dan obat terlarang.

Kebijakan sekolah Sekolah dapat mengeluarkan kebijakan tentang bullying, narkoba, seragam dan kerahasiaan. Kebijakan yang menyangkut kerahasiaan dapat berguna bagi guru yang berada dalam situasi dimana ia harus menjaga rahasia yang disampaikan padanya dengan rahasia. Siswa, orangtua dan staf harus sadar akan kebijakan sekolah dan batas-batas kerahasiaan suatu informasi.

Menyalurkan Informasi Demi perlindungan dan keamanan siswa maka dalam menyalurkan informasi guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Batas-batas kerahasiaan (confidentiality) b. Dukungan sistem dalam sekolah c. Sistem alih tangan terhadap lembaga lain diluar sekolah d. Lembaga yang bersedia membantu e. Informasi apa yang tercatat dalam arsip sekolah dan apakah orang lain memiliki akses terhadap catatan tersebut.

Informasi lain yang berguna Selain familiar dengan prosedur perlindungan anak, guru juga perlu mengenal hukum dan pedoman dalam hal- hal sebagai berikut : - Pendidikan Seks - Penanganan medis - Narkoba - Kriminalitas - Akses terhadap catatan - Kontak fisik

TERIMA KASIH