No. Kode: RDHP /022.E LAPORAN AKHIR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU. Oleh : Umi Pudji Astuti

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI BENGKULU TA 2012

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

SELAYANG PANDANG. KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-krpl) PROVINSI BENGKULU

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN

Mengenal KRPL. Kawasan Rumah Pangan Lestari

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

Perkembangan Ekonomi Makro

Oleh: Misran Khaidir Ahmadi Zarwan Aguswarman AN BALAI BESAR

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) SI KIB. Soli,loilo Ll* Xak"d hdrmi4&m1{

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERAGAAN HASIL IMPLEMENTASI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN KENDAL (Studi Kasus di Desa Blimbing, Kecamatan Boja, Kebupaten Kendal)

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

KODE: 26 / /011/E/RDHP/2013 PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU

TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan untuk membeli pangan sesuai kebutuhan rumah tangga.

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN SIDRAP

BAB I PENDAHULUAN. dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun , yang bertujuan untuk

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

Desy Nofriati, Defira Suci Gusfarina, Syafri Edi

A. Realisasi Keuangan

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.

oleh : Haryono Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK

KONTRIBUSI PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DALAM MENDUKUNG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT:

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

DENAH LOKASI OBJEK OBJEK MODEL KRPL +++ Desa Kayen, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan


STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pertanian di Wilayah Distrik Sorong Timur

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang

Transkripsi:

No. Kode: 26.06.RDHP1801.19/022.E LAPORAN AKHIR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU Oleh : Umi Pudji Astuti BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Desember 2011 i

LAPORAN AKHIR TAHUN 2011 MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU Oleh : Umi Pudji Astuti BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Desember 2011 ii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR TAHUN 2011 1. Judul RPTP : Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Provinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119 4. Penanggung Jawab : a. Nama : Dr. Ir. Umi Pudji Astuti, MP b. Pangkat/Golongan : Pembina /IVa c. Jabatan Fungsional : Penyuluh Pertanian Madya 5. Lokasi : Provinsi Bengkulu 6. Status Penelitian (L/B) : Baru 7. Tahun Dimulai : 2011 8. Jangka Waktu : Tahunan 9. Biaya : Rp 181.850.000,- (Seratus delapan puluh satu juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah ) 10. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2011 Mengetahui Kepala Balai, Penanggung Jawab Kegiatan Dr. Ir. Dedi Segandi,MP Dr. Ir, Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19590206 1986031002 NIP. 19610531 199003 2 001 iii

RINGKASAN Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga yang diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya guna dapat mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga. Tujuan kegiatan M-KRPL adalah: 1) Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan; 2) Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian pemanfaatan pekarangan; 3) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui pemanfaatan lahan pekarangannya; 4) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan ketahanan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri Kegiatan M-KRPL dilaksanakan di Desa Harapan Makmur Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah yang mewakili pedesaan dan di Kelurahan semarang Kecamatan sungai serut Kota Bengkulu yang mewakili perkotaan. Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Oktober 2011 s/d Desember 2011. Jumlah petani kooperator 76 orang, jumlah demplot 6 lokasi yang mewakili strata I (luas lahan <100 m2), sedangkan strata II model perkotaan dan perdesaan. Analisis data dilakukan dengan analisis finansial, analisa usaha/bep, serta analisis tabel. Hasil pelaksanaan diawali dengan sosialisasi kepada stakeholders dan calon petani kooperator, pembentukan kelompok, PRA, pelatihan teknis, penanaman tanaman sayuran dan pemeliharaan ayam buras. Setelah kegiatan berjalan 1 bulan dilakukan sosialisasi dan pameran kepada petani di sekitarnya dan kepada stakeholders untuk menghimpun masukan dan kerjasama dari dinas lain. Hasil sosialisasi disepakati Dinas Pertanian Kota Bengkulu memberikan bibit tanaman jeruk kalamansi kepada petani kooperator Kota Bengkulu, Dinas Peternakan dan Kelautan Bengkulu Tengah memberikan bibit ikan lele dan ikan nila, sedangkan kolam ikan dan makanan swadaya kelompok. Kegiatan M-KRPL model perkotaan telah dikunjungi Wali Kota yang sekaligus diharapkan dapat diimplementasikan di seluruh Kalurahan (67). Pemerintah Kota memberikan anggaran 25 juta per Kalurahan dengan desain model pekarangan berbasis komoditas unggulan. Analisis data kelayakan usaha dan BEP belum dilaksanakan karena kegiatan belum panen. iv

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberikan kesehatan dan kemampuan kepada kami sehingga kami diperkenankan menyelesaikan kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) di Provinsi Bengkulu dari bulan Oktober sampai bulan Desember 2011 yang tertuang dalam Laporan Akhir Tahun 2011. Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Provinsi Bengkulu ini merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan di BPTP sebagai wujud nyata BPTP Bengkulu dalam mendukung 4 (empat sukses) program Kementerian Pertanian,khususnya diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambahn dan kesejahteraan petani. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mempertanggung jawabkan kegiatan selama satu tahun dan sekaligus menghimpun masukan untuk perbaikan kegiatan selanjutnya. Realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan belum sesuai dengan perencanaan dikarenakan adanya keterlambatan anggaran sehingga ada anggaran yang belum terserap. Secara prosentase, realisasi fisik telah mencapai 90%, sedangkan realisasi keuangan mencapai %. Kami menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu evaluasi dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini Bengkulu, Desember 2011 Penanggung Jawab Kegiatan Dr. Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19610531 199003 2 001 v

DAFTAR ISI Halaman I II III IV V VI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN. RINGKASAN. KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL. DAFTAR LAMPIRAN. PENDAHULUAN... 1.1. Latar Belakang... 1.2. Tujuan... 1.3. Luaran... 1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak TINJAUAN PUSTAKA... PROSEDUR PELAKSANAAN... HASIL DAN PEMBAHASAN... KESIMPULAN DAN SARAN... KINERJA HASIL PELAKSANAAN. DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN. i ii iii iv vi vii 1 1 3 3 4 5 7 8 16 17 18 19 vi

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Hasil Identifikasi Potensi Kelurahan Semarang Tahun 2011 11 vii

LAMPIRAN Halaman 1. Surat Perintah Tugas dari kepala BPTP Bengkulu nomor.1/kp.340/i.12.9/11/2011 tentang Tim Pelaksana Kegiatan MKRPL Tahun 2011. 20 2. Transek hasil PRA Kelurahan Semarang 21 3. Transek hasil PRA Desa Harapan Makmur.. 22 4. Peta Kelurahan Semarang 23 5. Peta Desa Harapan Makmur.. 24 6. Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata I dan II. 25 7. Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata I dan II 26 8. Foto Kegiatan. 27 8

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembanguanan ketahanan pangan mempunyai ciri cakupan luas, adanya keterlibatan lintas sektor, multidisiplin serta penekanan pada basis sumberdaya lokal. Menurut Suryana (2009) pembangunan ketahanan pangan berhasil/terwujud bila dua kondisi terpenuhi, yaitu (1) pada tataran makro, setiap saat tersedia pangan yang cukup (jumlah, mutu, keamanan, keragaman merata dan terjangkau); (2) pada tataran mikro, setiap rumah tangga setiap saat mampu mengkonsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai pilihannya, untuk menjalani hidup sehat dan produktif. Bila terjadi kerawanan pangan akan mempunyai dampak besar bagi bangsa, yang meliputi aspek ekonomi (produktivitas rendah), sosial (keresahan/ kerusuhan) serta politik (instabilitas). Salah satu butir kesepakatan Gubernur terkait dengan pembangunan ketahanan pangan adalah mengembangkan ketersediaan dan mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, melalui (a) menjamin ketersediaan sarana dan prasarana produksi, (b) mengendalikan alih fungsi lahan, (c) melakukan pengkajian dan penerapan berbagai teknologi tepat guna pengolahan pangan berbasis tepungtepungan dan aneka pangan lokal lainnya, (d) menetapkan hari-hari tertentu sebagai hari mengkonsumsi pangan lokal, (e) mendorong berkembangnya kantin/warung desa/sekolah/perguruan tinggi untuk memanfaatkan bahan-bahan pangan lokal (BKP, 2011). Upaya diversifikasi pangan yang tertuang dalam salah satu butir kesepakatan tersebut sangat strategis dalam rangka menurunkan konsumsi beras. Saat ini konsumsi beras mencapai 139 kg/kapita/tahun. Menurut Wakil Menteri Pertanian, konsumsi ini perlu diturunkan, idealnya pada kisaran 90 hingga 100 kg/kapita/tahun. Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga. Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang lama dan masih 9

berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai pergeseran. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari yang dibangun dari Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah. Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman pangan seperti padipadian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Berdasarkan pengamatan, perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan realisasi konsumsi masyarakat yang masih di bawah anjuran pemenuhan gizi yang ditunjukkan melalui indikator skor pola pangan harapan (PPH) nasional masih rendah 75,7 (2009). Tahun 2010 PPH Provinsi Bengkulu masih 73,2 dan ditargetkan pada tahun 2015 angka PPH kiata mencapai 95. Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan. Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) yang diinisiasi oleh Badan Litbang Pertanian diharapkan akan memicu lahirnya pemikiran dan konsep bagi optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan, utamanya melalui pemanfaatan berbagai inovasi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan lembaga penelitian lainnya. Ke depan diharapkan melalui inisiatif ini akan semakin berkembang upaya-upaya kreatif di tengah masyarakat dalam pemanfaatan lahan dan ruang yang ada di sekitar mereka. 10

1.2. Tujuan Tujuan jangka pendek : 1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui pemanfaatan lahan pekarangannya 2. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan 3. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian pemanfaatan pekarangan 4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan ketahanan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri Tujuan jangka panjang adalah : 1. Kemandirian pangan keluarga 2. Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal 3. Pelestarian tanaman pangan untuk masa depan 4. Peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat 1.3 Keluaran Yang Diharapkan 1. Terbentuknya kawasan pengembangan pekarangan mendukung Rumah Pangan Lestari di Perkotaan dan Perdesaan sebanyak 4 model 2. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi di setiap rumah tangga 3. Berkembangnya kegiatan ekonomi produktif di perdesaan dan perkotaan 1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak Manfaat Teradopsinya model pemanfaatan pekarangan di kelompok rumahtangga dalam satu Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu dusun/kampung. Dampak 1. Menurunnya pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga masyarakat 2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat 11

II TINJAUAN PUSTAKA Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan. Konsep dan Batasan Rumah Pangan Lestari: Tempat tinggal bagi keluarga atau rumah tangga yang memanfaatkan pekarangannya secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya (Badan Litbang, 2011). Penataan Pekarangan: ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai pemilihan komoditas. 12

Pengelompokan Lahan Pekarangan: Dibedakan atas pekarangan perkotaan dan perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik untuk menetapkan komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan ikan. a. Pekarangan Perkotaan : Pekarangan perkotaan dikelompokkan menjadi 4, yaitu: (1) Perumahan Tipe 21, dengan total luas lahan sekitar 36 m 2 ; (2) Perumahan Tipe 36, luas lahan sekitar 72 m 2 ; (3) Perumahan Tipe 45, luas lahan sekitar 90 m 2 ; dan (4) Perumahan Tipe 54 atau 60, luas lahan sekitar 120 m 2. b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaan dikelompkkan menjadi 4, yaitu (1) pekarangan sangat sempit (tanpa halaman), (2) pekarangan sempit (<120 m 2 ), (3) pekarangan sedang (120-400 m 2 ), dan (4) pekarangan luas (>400 m 2 ). Pemilihan komoditas: ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah (pepaya, belimbing, jambu biji, srikaya, sirsak). Pada pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan kolam ikan dan ternak. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL), diwujudkan dalam satu dusun (kampung) yang telah menerapkan prinsip RPL dengan menambahkan intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan harus menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial, dilengkapi dengan kebun bibit. 13

III PROSEDUR 3.1. Ruang Lingkup Lokasi kegiatan Model KRPL dilaksanakan 2 (dua) unit yaitu di Kota Bengkulu yang mewakili model perkotaan dan di Kabupaten Bengkulu Tengah) yang mewakili model perdesaan. Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Oktober s/d Desember 2011. Kelompok sasaran adalah rumah tangga atau kelompok rumah tangga, dalam beberapa Rukun Tetangga atau satu dusun/kampung dalam satu Desa atau Kelurahan. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok itu sendiri. Pelaksanaan kegiatan Model KRPL di Provinsi Bengkulu dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu Model KRPL Perkotaan dan Model KRPL Pedesaan. Model KRPL Perkotaan dibagi menjadi 2 strata yaitu: strata I luas lahan pekaranagan < 100 m2 dengan komoditas Sayuran; strata II luas lahan pekarangan 100 200 m2 dengan komoditas sayuran-ayam-ikan- tanaman obat. Model KRPL Pedesaan dibagi menjadi 2 strata yaitu : Strata I luas lahan < 400 m2 dengan komoditas Sayuran-ayam-ikantanaman obat, dan strata II luas lahan > 400 m2 dengan komoditas sayurankambing/sapi-ikan-umbi umbian. 3.2. Pendekatan Pola kegiatan dilaksanakan dalam 1 kawasan yang terdirir dari beberapa RT atau dukuh dengan pendekatan secara partisipatif yang melibatkan kelompok sasaran, tokoh masyarakat, dan perangkat desa. 3.3. Tahapan untuk mencapai tujuan dan luaran adalah : Persiapan Sosialisasi Pembentukan Kelompok Perencanaan Kegiatan melalui PRA Penetapan Petani Kooperator dan petani Demplot Pelatihan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi IV HASIL PELAKSANAAN 14

4.1. Karakteristik Lokasi Kegiatan Kelurahan Semarang Gambar.1 Peta kelurahan Semarang Luas wilayah Kelurahan Semarang 142,98 Ha (9 RT, 3 RW)dengan jumlah penduduk 1.540 jiwa, komoditas unggulannya adalah padi. Jenis tanah pada umumnya Podsolik Merah Kuning (PMK) yang kurang subur, kelembaban 60 70% dan tinggi tempat 0 15 dari permukaan laut Kegiatan-kegiatan ibu-ibu di desa tersebut antara lain program PKK, lomba2, Majelis taklim per RT, usaha peningkatan pendapatan keluarga (UPPKS). Luas pekarangan masyarakat per kk bervariasi Desa Harapan Makmur Penduduk Desa Harapan Makmur berjumlah 2103 jiwa, 668 KK. Komoditas unggulannya adalah karet, sawit, padi. Dusun 1 yang merupakan lokasi MKRPL adalah desa lumbung pangan. Kegiatan-kegiatan ibu-ibu di desa tersebut antara lain program PKK, lomba2, Majelis taklim per RT, tabungan lebaran, usaha peningkatan pendapatan keluarga (UPPKS). Luas pekarangan masyarakat per kk bervariasi 200 m2 hingga 2500 m2. 15

4.2. Persiapan Gambar2. Peta desa Harapan Makmur dan Lokasi kegiatan M-KRPL Kegiatan persiapan dilaksanakan sejak bulan Juni 2011 setelah pelaksanaan Rapat Kerja Lingkup Balai Besar Pengkajian di Solo bulan Mei 2011 dengan kegiatan : (1) pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok sasaran, (2) pertemuan dengan dinas terkait Badan Ketahanan Pangan Provinsi untuk mencari kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi, (3) koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Terkait lainnya di Kabupaten/Kota 4.3. Sosialisasi Telah dilaksanakan dua kali di BPTP Bengkulu dengan tujuan menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan sosialisasi pertama dilakukan pada bulan Oktober kepada stakeholders dan calon petani kooperator/kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta petugas pelaksana instansi terkait (Foto terlampir). Tindak lanjut dari sosialisasi ini dilakukan pertemuan tingkat RT dan Kelurahan dan Desa. Hasil pertemuan di tingkat RT dan Desa dibentuklah kelompok baru di Kota Bengkulu dan di Desa Harapan Makmur dihimpun peserta KRPL dari kelompok wanitatani Anggrek Putih. 16

Sosialisasi berikutnya dilakukan di BPTP Bengkulu pada bulan Desember 2011 dengan tujuan mensosialisasikan kegiatan yang telah berjalan kepada petani di luar Desa/Kelurahan lain dan stakeholders untuk memberikan dukungan keberhasilan kelompok yang sedang berjalan. Pada kesempatan ini disepakati adanya bantuan bibit ikan nila dan lele dari Dinas Peternakan dan Kelautan Bengkulu Tengah, sedangkan kolam dan makanan ikan dilakukan swadaya kelompok. Demikian juga Dinas pertanian Kota Bengkulu siap memberikan bibit jeruk kalamansi untuk kelompok di Kota Bengkulu. Pada tanggal 22 Desember dilaksanakan pameran MKRPL (Foto terlampir) dan dialog interaktif di TVRI stasiun Bengkulu melalui acara Klinik Tani. Dampak dari sosialisasi ini disambut baik oleh Pemerintah Kota Bengkulu, Bapak Walikota meninjau langsung kegiatan petani Demplot model Perkotaan strata I dan II yang berada di Kelurahan Semarang (Nurjanah dan Yuni Agus). Tindak lanjut dari kunjungan Walikota ke BPTPP dan petani demplot diharapkan seluruh Kelurahan (67) yang berada di Kota Bengkulu melakukan kegiatan serupa melalui program pemberdayaan masyarakat menuju ekonomi produktif. Setiap Kelurahan akan disediakan anggaran sekitar 25 juta rupiah. Kegiatan ini akan dituangkan dalam kerjasama antara Pemerintah Kota dengan BPTP melalui penandatanganan MoU pada tahun 2012. 4.4. Pembentukan Kelompok Kelompok MKRPL model Perkotaan dibentuk melalui bimbingan penyuluh lapangan dikarenakan kelompok sasaran/kooperator belum ada kelompok. Di Kelurahan Semarang terbentuk 2 (dua) kelompok wanita tani yaitu 1) Kelompok Semarang Lestari yang beranggotakan 42 orang dengan ketua : ibu Jusmani. 2) Kelompok Bukit Lestari beranggotakan 18 orang dengan ketua kelompok bapak Eko Kristanto. Sedangkan kelompok M-KRPL model Perdesaan di Desa Harapan Makmur adalah kelompok Anggrek Putih (kelompok ini sudah terbentuk cukup lama) dengan jumlah kooperator KRPL 30 orang dengan ketua Ibu Suminah 4.5. Pelaksanaan PRA PRA bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis berbagai informasi yang dibutuhkan dalam rangka perancangan jenis-jenis inovasi yang dibutuhkan untuk mendukung M-KRPL yang akan dikembangkan di desa, sesuai dengan potensi 17

sumberdaya yang tersedia dan permasalahan yang dihadapi petani. PRA dilaksanakan pada awal bulan November untuk mengetahui pemanfaatan lahan pekarangan eksisting, permasalahan dan kendala yang pada akhirnya sebagai bahan penyusunan disain pekarangan dan penentuan petani demplot. Selain itu dilakukan penyusunan rencana kerja untuk satu tahun. Kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama dengan kelompok dan dinas instansi terkait. Keluaran yang diharapkan dari PRA adalah : (1) pemahaman masalah pengembangan kawasan rumah pangan lestari (peta desa, monografi desa dan transek), (2) rancangan M-KRPL dan jenis-jenis inovasi pertanian yang akan dilakukan serta demplot M-KRPL pada 2 strata luas lahan, dan (3) Kesepakatan M-KRPL dengan petani dan stakeholder Hasil PRA Desa Harapan Makmur antara lain potensi lahan pekarangan cukup luas dan sudah dimanfaatkan (sesuai program P2KP Kabupaten) namun dalam pelaksanaan optimalisasi pekarangan ini belum ada sentuhan teknologi yang terlihat dari jenis tanaman serta produksi yang dihasilkan. Kendala yang dihadapi selama ini : pada musim kemarau petani kesulitan memperoleh air, ternak masyarakat masih ada yang memelihara ternak tidak intensif dan dilepas, kesuburan tanah rendah. Hasil PRA disepakati ada tiga petani kooperator sebagai lokasi demplot yang masing-masing mewakili strata model perdesaan yaitu Ibu suminah (strata II) dan ibu Sumarmi dan ibu Sri Rahayu (strata I), desain model terlampir. Hasil PRA di Kalurahan Semarang, Kota Bengkulu : halaman pekarangan bervariasi ada yang sempit dan cukup luas sehingga disepakati dibentuk dua strata yaitu strata I (luas lahan <100 m 2 ) dan strata II (luas lahan 100 200 m 2 ). Pemanfaatan lahan cukup tertata namun belum ada varietas unggul yang digunakan dan teknologi pemeliharaan belum dilakukan (pemupukan, penyiangan). Dinas Pertanian Kota bersedia memberikan bibit buah jeruk kalamansi di kelompok, dan akan ditindak lanjuti dengan pengajuan proposal oleh kelompoktani. Kendala yang dihadapi, lahan tertalu liat sehingga air sulit meresap, sering terjadi banjir. Pada lahan sawah, IP padi baru 200 karena selalu ada perbaikan saluran irigasi. Hasil identifikasi (Tabel 1) dan traksek desa/kelurahan terlampir. Lokasi demplot ada dua yang mewakili strata I oleh Yuni Agus sedangkan strata II oleh ibu Jusmani dan ibu Nurjanah Asmawi Musa. Tabel 1. Hasil Identifikasi Potensi Kelurahan Semarang Tahun 2011 18

Lahan Sawah Irigasi dan Sawah Tadah Hujan Pemukiman dan pekarangan Luas lahan (ha) 6 HA 102, Ha Kesuburan tanah Rendah Rendah Rendah Jenis tanaman Ubi Kayu, Pisang, kelapa, Kakao Padi sawah Tanaman dalam pot (Cabe, tomat, Terong), tanaman buah Jenis ternak - - Ayam Buras, entok, kambing, puyuh Pola usaha tani Lahan tidur Padi Ternak (kambing : dilepas, ayam : dilepas) Buruh tani (sawah), Bangunan Dagang Sayur keliling Dagang warung Status lahan petani Semak blukar Lahan milik, sewa/garap Lahan milik Respon petani terhadap inovasi - Baik Baik Masalah teknologi Masalah sosial dan kelembagaan - Pengolahan lahan menggunakan traktor Padi: varietas baru Pergiliran penggunaan belum teratur Kesadaran petani mengelola air irigasi - Tanam serentak padi terkendala kurangnya air irigasi pada musim tertentu hanya satu kali tanam Kotoran ternak belum diolah Cara budidaya tanaman sayuran masih sederhana Pemanfaatan pekarangan belum maksimal Belum ada terbentuk kelompok untuk mengelola lahan pekarangan Lahan pekarangan sebagian besar masih kosong hanya digunakan sebagai taman rumah 19

4.6. Penyusunan Desain Pekarangan Desain pekarangan disusun oleh tim MKRPL dengan mempertimbangkan kondisi lahan dan kemampuan petani. Model Perkotaan : Strata I (Luas < 100 m 2 ) 1. Tanaman sayuran vertikultur : tingkat 4 diisi dengan tanaman kangkung, bayam, sawi, daun bawang 2. Tanaman sayuran vertikultur vertikal dan horizontal : bayam, sawi, cabe 3. Tanaman obat dan sayuran vertikultur : kencur, kunyit, kunyit putih, sirih merah, kemangi, kenikir, 4. Tanaman sayuran dalam polibag : tomat, terung, cabe, kacang panjang, buncis tegak diletakkan di teras rumah 5. Tanaman sayuran dan obat yang ditanam di halaman sempit : 1) kangkung - kacang panjang; 2) kangkung sawi; 3 ) cabe timun; 5) kunyit, kunyit putih, cahe, kencur, lengkuas 6. Kolam kelompok (Ikan nila/lele) Model Perkotaan : Strata II (luas pekarangan 100 200 m 2 ) 1. Tanaman sayuran dalam polibag : Tanaman sayuran di polibag : tomat, terung, cabe, kacang panjang, buncis tegak diletakkan di teras rumah 2. Tanaman sayuran, buah-buahan dan obat yang ditanam di halaman : kangkung - kacang panjang; kangkung sawi; cabe timun; tomat terung hijau; jeruk kalamansi; mangga Bengkulu; sirsak/ pisang ; lengkuas, kapulogo, kunyit, kunyit putih 3. Ayam kampung (telur dan daging) 4. Kolam ikan : (lele, Nila) 5. Kebun bibit desa/kelurahan 6. Mesin tetas ayam Model Perdesaan : Strata I (luas pekarangan < 400 m 2 ) 1. Contoh tanaman vertikultur sayuran ( 4 tingkat, paralon tegak) 2. Tanaman sayuran dalam polibag : Tanaman sayuran di polibag : tomat, terung, cabe, kacang panjang, buncis tegak diletakkan di teras rumah 20

3. Tanaman sayuran, buah-buahan dan obat yang ditanam di halaman : kangkung - kacang panjang; kangkung sawi; cabe timun; tomat terung hijau; jeruk kalamansi; mangga Bengkulu; sirsak; pisang; lengkuas, kapulogo, kunyit, kunyit putih 4. Ayam kampung (telur dan daging) 5. Kolam ikan : (lele, Nila) Model Perdesaan : Strata II (luas pekarangan > 400 m 2 ) 1. Tanaman sayuran dalam polibag : Tanaman sayuran di polibag : tomat, terung, cabe, kacang panjang, buncis tegak diletakkan di teras rumah 2. Tanaman sayuran, buah-buahan dan obat yang ditanam di halaman : kangkung - kacang panjang; kangkung sawi; cabe timun; tomat terung hijau; jeruk kalamansi; mangga Bengkulu; sirsak; lengkuas, kapulogo, kunyit, kunyit putih 3. Tanaman pisang, umbi-umbian (ganyong, garut, uwi) 4. Ayam kampung (telur dan daging) 5. Kolam ikan : (lele, Nila) 6. Kambing kacang, 7. Kebun bibit desa 4.7. Pelatihan Pelatihan dilakukan bulan November sebelum pelaksanaan penanaman di lapang. Jenis pelatihan yang dilakukan diantaranya: teknik budidaya tanaman sayuran, toga, teknik budidaya ikan dan ternak ayam, pengolahan hasil (khususnya kue dan sirup mangga), serta teknologi pengelolaan limbah rumah tangga menjadi kompos. 4.8. Penguatan Kelembagaan Kelompok Pada tahap ini (2 bulan berjalan) belum dilakukan penguatan kelembagaan tetapi akan dilakukan pada tahun kedua dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kelompok agar : (1) mampu mengambil keputusan bersama melalui musyawarah; (2) mampu menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama; (3) mampu memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) mampu untuk bekerjasama dalam kelompok (sifat kegotong-royongan); dan (5) mampu untuk bekerjasama dengan aparat maupun dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya. 21

4.9. Bimbingan Teknis Bimbingan teknis dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan dengan tujuan agar petani kooperator terampil dalam mengelola lahan pekarangannya serta memahami cara budidaya sayuran di lahan pekarangan. Bimbingan teknis dilakukan secara bersama-sama antara peneliti/penyuluh BPTP sebagai nara sumber, teknis BPTP serta penyuluh lapangan dan petugas pertanian kecamatan. 4.10. Analisis Ekonomi Dari kegiatan yang dilaksanakan, tanaman sayuran yang telah dipanen dan dijual antara lain : kangkung, sawi dan ketimun. Hasil yang diperoleh petani demplot dalam luasan 4 m X 5 m diperoleh 100 ikat kangkung dengan harga jual Rp 1000,- /ikat. Hasil penjualan kangkung, timun dan sawi perdana yang dikelola kelompok seluas 10 m X 5m sebesar Rp 170.000, hasil penjualan bibit cabe sebesar Rp 50.000,- 4.11. Kebun Bibit Desa (KBD) Pada tahap pelaksanaan kegiatan tahun 2011 belum terbentuk KBD mengingat kesediaan SDM petani belum siap sehingga pembibitan dilaksanakan di areal BPTP yang nantinya akan dikembangkan menjadi Kebun Bibit Inti (KBI). 22

V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Adanya kegiatan M-KRPL khususnya aktivitas menanam sayuran di lahan pekarangan menambah wawasan dan keterampilan ibu-ibu dan anggota keluarga dalam pemanfaatan lahan pekarangan 2. Kebutuhan pangan khususnya sayuran dan makanan tambahan dari umbi dapat terpenuhi dari lahan pekarangan yang dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh 3. Kegiatan ekonomi produktif keluarga dapat berjalan dan terciptanya lingkungan hijau yang bersih dan sehat. Saran 1. Analisis finasial dan kajian curahan tenaga kerja serta pasar perlu dilakukan agar hasil petani kooperator dapat terjual dengan harga yang layak 2. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari perlu disosialisasikan ke seluruh Kabupaten 3. Perlu adanya dukungan stakeholders untuk mengebangkan KBD di setiap Kelurahan/Desa 23

VI KINERJA HASIL 1. Tersusunya laporan akhir kegiatan 2. Tereplikasikannya M-KRPL model perkotaan di 67 Kelurahan pada tahun 2012 24

DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, 2010. Bahan Presentasi Rakorbang. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Bengkulu. BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Bengkulu, Bengkulu. http://pacitanisti.com/batu-mulia-2/pertanian-batu-mulia-2/melihat-konsep-brilian-krpl-dipacitan/#more-1678. Melihat Konsep Berlian KRPL di Pacitan. Diakses pada tanggal 26 Mei 2011. http://id.shvoong.com/lifestyle/home-and-garden/2041150-menanam-sayuran-dipekarangan-rumah/#ixzz1lcvwn6h8 25

LAMPIRAN Lahan Kering Atas Lahan Sawah Irigasi dan Sawah Tadah Hujan Pemukiman dan pekarangan Luas lahan (ha) 6 HA 102, Ha Kesuburan tanah Rendah Rendah Rendah Jenis tanaman Ubi Kayu, Pisang, Kelapa, Kakao Padi sawah Tanaman dalam pot (Cabe, tomat, Terong), tanaman buah Jenis ternak - - Ayam Buras, entok, kambing, puyuh Pola usaha tani Lahan tidur Padi Ternak (kambing : dilepas, ayam : dilepas) Buruh tani (sawah), Bangunan Dagang Sayur keliling Dagang warung Status lahan petani Semak blukar Lahan milik, sewa/garap Lahan milik Respon petani terhadap inovasi - Baik Baik Masalah teknologi Masalah sosial dan kelembagaan - Pengolahan lahan menggunakan traktor Padi: varietas baru Pergiliran penggunaan belum teratur Kesadaran petani mengelola air irigasi - Tanam serentak padi terkendala kurangnya air irigasi pada musim tertentu hanya satu kali tanam Kotoran ternak belum diolah Cara budidaya tanaman sayuran masih sederhana Pemanfaatan pekarangan belum maksimal Belum ada terbentuk kelompok untuk mengelola lahan pekarangan Lahan pekarangan sebagian besar masih kosong hanya digunakan sebagai taman rumah 26

Peta transek Desa Harapan Sawah Tegalan / kebun campuran Sawah Pemukiman/ pekarangan Sawah Tegalan / kebun campuran Pemukiman/ pekarangan Luas lahan(ha) <400 m2 >400 m2 Jenis tanah PMK PMK Kesuburan tanah Jenis tanaman Sawit, karet Sawit, karet Jenis ternak Kambing, sapi Kambing, sapi Status petani lahan milik milik milik Respon petani terhadap inovasi Masalah teknologi Masalah teknis dan sosial tinggi Masih tradisional Sebagian Ternak tidak dikandang kan tinggi Masih tradisional Sebagian Ternak tidak dikandang kan 27

Sebaran Petani Kooperator MKRPL Model Perkotaan Tahun 2011 28

Sebaran Petani Kooperator MKRPL Model Perdesaan Tahun 2011 29

Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata I 30

Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata II 31

Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata II 32

Desain Pekarangan Model Perdesaan Strata I 33

Desain Pekarangan Model Perdesaaan Strata II 34

FOTO KEGIATAN Pemanfaatan Lahan Pekarangan Eksisting 35

Bimbingan Teknis oleh Petugas Rak Pembibitan Pemanenan Hasil 36

Sosialisasi kegiatan MKRPL Bengkulu dan Pameran 37

Kunjungan Bp Walikota ke lokasi MKRPL Bengkulu 38