PEMAHAMAN GURU TENTANG KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SD 2 PADOKAN BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

ANALISIS PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN MONGGANG.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS AWAL SD NEGERI INKLUSI BANGUNREJO 2 KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA

PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS IV SD NEGERI NIRMALA KABUPATEN BANTUL

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA

MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU PADA SD NEGERI 1 PEUKAN PIDIE KABUPATEN PIDIE

Keywords: CTL model, concrete objects, students creativity, learning outcomes

PERSEPSI GURU TERHADAP METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SDN BAKALAN.

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA) Diajukan Kepada. Program Studi Magister Manajemen

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

ANALISIS PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KURIKULUM 2013 DI SDN TANJUNGREJO 1 MALANG

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH

PENERAPAN PENILAIAN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA BANTUL

PERSEPSI GURU TERHADAP PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI KELAS RENDAH DI SDN 03 SEWUREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD N 02 KEDUNGAMPEL TAHUN 2016/2017

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI KELAS II DAN IV SD NEGERI 1 SIMO

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. kedalaman data yang dapat diperoleh (Maryati dan Suryawati, 2007:105).

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Yulia Maftuhah Hidayati 1), Titik Septiani 2) Abstarct

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya

MENGAPA PERLU PEMBELAJARAN TEMATIK?

Kata kunci: Model, Pembelajaran Tematik, Pengalaman

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR. Oleh

386 Penggunaan Pendekatan Scientific

530 Penerapan Model Pembelajaran Tematik (Webbed)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN FOOD AND BEVERAGE SERVICE

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Oleh: ESTI FITRIYANI A

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA REALIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 BANJURPASAR TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

Problematika Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Scientific Pada Kurikulum 2013 di SMP

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MOVING CLASS DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD BAITUL FATAH SURABAYA

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS IV A SEKOLAH DASAR NEGERI 4 WATES KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

Diajukan Oleh : NURUL FADHILA A

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA TINGKAT SEKOLAH

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF ANAK TUNAGRAHITA DI SD NEGERI BANGUNREJO 2 KOTA YOGYAKARTA

PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI MA MUHAMMADIYAH 1 MALANG

DRAPING DITINJAU JURUSAN FAKULTAS

EFEKTIFITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN SISTEM BLOK JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Suwarno, Wahyu Doko Ariyanto PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT

PROBLEMATIKA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 DIKELAS 1V SDN NEGERI PUJOKUSUMAN 1 KOTA YOGYAKARTA

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister. Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh: Vivi Rulviana S

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS IVB SDN TLACAP

diartikan sebagai praktik menularkan informasi atau pengajaran. Untuk menjadikan pengajaran efektif, pembelajar hendaknya dipahami sebagai seseorang

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SDN KEDUNGMUNDU TEMBALANG SEMARANG. Tesis

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun oleh: EFIE ARINI

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 BANTUL ARTIKEL E-JOURNAL

PENDAHULUAN Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mewujudkan

MANAJEMEN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 TUGU KABUPATEN TRENGGALEK)

Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. 1

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL CARD SORT

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

Transkripsi:

Perencanaan Pembelajaran Tematik... (Riberto Weni) 543 PEMAHAMAN GURU TENTANG KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SD 2 PADOKAN BANTUL TEACHERS UNDERSTANDING OF CONCEPTS OF THEMATIC LEARNING PLANNING IN LOWER GRADES AT SD 2 PADOKAN BANTUL Oleh: Riberto Weni, PGSD Universitas Negeri Yogyakarta, boy25barcelona@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman guru tentang perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah di SD 2 Padokan Kasihan Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 3 orang guru kelas rendah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru kelas rendah telah memahami konsep perencanaan pembelajaran tematik maupun unsur-unsur yang ada dalam RPP tematik. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran telah dilaksanakan guru dengan teratur, hanya saja pelaksanaan pembelajaran terkadang tidak sesuai apa yang dibuat terutama penggunaan media atau alat peraga. Pelaksanaan penilaian bersifat fleksibel meliputi penilaian di awal maupun di akhir pembelajaran, penilaian setiap tema, penilaian mingguan, penilaian di awal semester dan penilaian di akhir semester. Kata Kunci: pemahaman, perencanaan Abstract This study aims to investigate teachers understanding of thematic learning planning in lower grades at SD 2 Padokan, Kasihan, Bantul. This was a qualitative descriptive study. The research subjects were 3 teachers of lower grades. The data were collected through observations, interviews, and documentation. The collected data were analyzed by means of the steps of data reduction, data display, and conclusion drawing. The data trustworthiness was enhanced by technique and source triangulations. The results of the study show that the teachers of lower grades have understood the concepts of thematic learning planning and the elements of thematic lesson plans. The making of lesson plans has been regularly done by the teachers, but the learning implementation is sometimes not relevant to what is presented in the lesson plans especially the use media or teaching aids. The assessment conducted is flexible, comprising assessment at the beginning and end of a lesson, assessment of each theme, weekly assessment, assessment at the beginning of a semester, and assessment at the end of a semester. Keywords: understanding, planning

544 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016 PENDAHULUAN memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai Pada saat ini pendidikan nasional masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang menonjol, seperti yang diungkapkan Abraham (2012) sebagai berikut: (1) masih rendahnya pemerataan untuk memperoleh pendidikan, khususnya pelatihan penyusunan RPP, (2) masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan, dan masih lemahnya manajemen pendidikan, di samping itu belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi dikalangan akademisi terutama pada siswa sekolah dasar. Siswa sekolah dasar merupakan anak-anak yang masih dalam operasional konkret yang pada umumnya berusia 7-12 tahun. Pada rentang usia ini tingkah laku anak yang tampak yaitu: (1) anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) anak mulai berpikir operasional, (3) anak mampu mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasaifikasikan bendabenda, (4) anak dapat membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) anak dapat memahami konsep subtansi, panjang, lebar, luas, tinggi, rendah, ringan, dan berat, (Piaget dalam artikel Hairus Suri: 2009). Siswa sekolah dasar pada tahap operasional konkret masih belum dapat melaksanakan segala kebaikan tanpa bimbingan orang yang lebih dewasa. Dalam dunia pendidikan guru merupakan sosok yang dipercaya untuk membimbing dan seorang pendidik, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya. Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Guru yang professional harus tahu apa yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan inetraksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Sebelum melaksanakan pembelajaran guru dituntut untuk menyiapkan berbagai macam hal yang dibutuhkan. Berbagai macam hal yang disiapkan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan disebut dengan perencanaan pembelajaran dalam pelajaran apapun termasuk pembelajaran tematik. Perencanaan pembelajaran penting dilaksanakan oleh setiap guru, karena pada dasarnya kegiatan yang didahului dengan perencanaan akan dapat berjalan sesuai harapan. Akan tetapi, tidak semua guru memahami dan membuat perencanaan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang dinginkan tidak dapat tercapai dengan maksimal. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tanpa perencanaan yang matang dapat menyebabkan beberapa masalah misalnya tidak semua materi pembelajaran tersampaikan terutama pada pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik yang merupakan perpaduan mendampingi anak-anak saat belajar. Guru

dari beberapa konsep seharusnya direncanakan sedemikian rupa. Dari gambaran pelaksanaan kegiatan di atas, akan muncul suatu permasalahan pada diri siswa apabila tingkat pemahaman siswa terhadap suatu konsep tidak terjadi secara utuh. Materi pelajaran yang disampaikan guru kurang tepat sasaran sehingga tema-tema dalam pembelajaran menjadi terpecah-pecah. Anak belum mampu memilah secara tegas pengetahuan matematika, bahasa, sosial, dan lain-lain. Semua pengetahuan tersebut masih dipahami secara utuh atau global. Ketika mata pelajaran itu disajikan secara terpisah-pisah, anak mengalami kesulitan. Artinya, anak belum mampu berpikir tentang sesuatu konsep tanpa melihat benda konkret. Misalnya, anak akan kesulitan memahami konsep tentang kuda tanpa ada benda kuda atau gambar kuda. Karena itu, kontekstualisasi antara taraf berpikir anak dengan kehidupan anak sehari-hari menjadi sangat penting. Kesulitan peserta didik dalam memahami pelajaran akan kian bertambah jika tema yang diberikan kurang dipahami dengan baik.. Ini disebabkan peserta didik kurang mampu mengikuti proses pembelajaran. Data awal mengansumsikan bahwa angka mengulang dan putus sekolah pada siswa kelas I lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain (II, III, IV, V, dan VI). Dari penjelasan di atas jelas bahwa pengetahuan guru tentang perencanaan pembelajaran tematik sangat berfaedah terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, guru sebaiknya difasilitasi dengan pengetahuan yang cukup tentang Perencanaan Pembelajaran Tematik... (Riberto Weni) 545 pentingnya membuat perencanaan pembelajaran. Sebenarnya pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas, misalnya pelatihan-pelatihan tentang pembelajaran bagi guru dari setiap sekolah. Haya saja guru yang menjadi perwakilan terkadang tidak menyampaikan apa yang telah didapat kepada guru lain. Hal ini pun menjadi problem bagi guru terutama guru yang pernah menjadi perwakilan saat pelatihan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dalam hal ini adalah observer bahwa di sekolah dasar Padokan 2 Kasihan Bantul Yogyakarta masih belum sepenuhnya memahami tentang penyusunan konsep perencanaan pembelajaran tematik. Hal ini dikarenakan sudah tersedianya buku pedoman guru pada kurikulum 2013 sehingga guru hanya mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada buku tersebut. Sebenarnya kurikulum 2013 dibuat oleh pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, namun dengan adanya buku pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran terkadang membuat guru terlena sehingga tidak mau membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). SD Padokan 2 merupakan sekolah yang sudah menerapkan pembelajaran tematik untuk kelas rendah. Namun berdasarkan pendapat guru, guru guru di SD 2 Padokan belum sepenuhnya memahami dengan jelas tentang konsep perencanaan pembelajaran tematik. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini memaparkan apa adanya tentang

546 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016 pengetahuan guru dan kepala sekolah tentang pendekatan saintifik, tematik integratif dan kegiatan implementasi pendekatan saintifik di SD 2 Padokan tanpa memberikan perlakuan pada subjek yang diteliti. konsep pembelajaran tematik secara memadai agar dapat merencanakan pembelajaran tematik secara optimal. Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema Waktu dan Tempat Penelitian untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah sehingga dapat memberikan pengalaman Dasar 2 Padokan Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juni sampai Juli 2015. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru kelas rendah (1, 2 dan 3) sehingga jumlah guru yang diteliti adalah tiga orang. Metode Pengumpulan Data bermakna kepada siswa. Melalui pembelajaran tematik, siswa diajak memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahaminya. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru maupun kepala sekolah SD 2 Padokan telah memahami tentang konsep pembelajaran tematik. Metode pengumpulan data dalam Guru memahami bahwa konsep pembelajaran penelitian ini adalah observasi, wawancara dan tematik adalah pembelajaran yang dokumentasi. Observasi untuk melihat gambaran umum tentang bagaimana proses perencanaan menggabungkan beberapa mata pelajaran dalam sekali pembelajaran dalam satu tema dan sebelum pembelajaran tematik. Dokumentasi yang diamati pembelajaran dilaksanakan guru sudah berupa RPP dan wawancara untuk mengetahui menyiapkan berbagai persiapan, salah satunya sejauh mana pengetahuan guru tentang adalah rencana pelaksanaan pembelajaran. perencanaan pembelajaran tematik. Dikatakan demikian karena hal ini dapat dilihat Teknik Analisis Data dari hasil wawancara dan telaah rencana Teknik analisis data yang digunakan pelaksanaan pembelajaran. dalam penelitian ini adalah reduksi data, Pelaksanaan pembelajaran tematik belum penyajian data dan verification atau menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah dipilah lama dilaksanakan di SD 2 Padokan. Oleh karena itu, pembelajaran tematik merupakan tantangan dan telah disajikan. Teknik pemeriksaan tersendiri bagi para guru untuk kreatif dalam keabsahan data dengan menggunakan triangulasi teknik dan sumber. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian menerapkannya di kelas. Berdasarkan observasi di Kelas I, II, dan III di SD 2 Padokan terlihat bahwa siswa menikmati proses pembelajaran di kelas. Para guru juga telah lancar dalam Penelitian ini merupakan penelitian melaksanakan pembelajaran tematik di kelas deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman guru kelas rendah SD 2 Padokan rendah. Sedangkan untuk unsur-unsur yang Kasihan Bantul. Idealnya guru dapat memahami terkandung dalam RPP guru di SD 2 Padokan

sering menggunakan buku baik buku guru maupun buku siswa sebagai acuan. Tetapi para guru pun mengembangkan lagi RPP dalam buku guru. Buku guru digunakan juga sebagai sumber belajar. Selain buku, mereka juga sering menggunakan internet sebagai sumber belajar. Hal ini dipilih karena internet menyediakan informasi yang cukup lengkap, mudah dan praktis karena dapat diakses melalui internet yang disediakan pihak sekolah maupun melalui smartphone. Penilaian Otentik (proses, produk, pengetahuan, spiritual), penilaian lisan, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian portofolio dan penilaian kinerja. Berdasarkan observasi maupun wawancara diketahui bahwa para guru di SD 2 Padokan pernah menggunakaan berbagai jenis penilaian tersebut. Mereka biasanya melakukan penilaian secara fleksibel, misalnya setiap akhir pembelejaran maupun setelah selesai materi (misalnya akhir satu tema, akhir sub tema). Penilaian juga dapat dilakukan secara mingguan, melalui UTS maupun UKK. Mereka umumnya pernah melakukan penilaian diwal, pertengahan maupun di akhir pelajaran. Pembahasan Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dikemas dalam bentuk tema. Begitu juga yang dipahami oleh kepala sekolah dan guru kelas rendah SD 2 Padokan Bantul. Sebelum pelaksanaan pembelajaran perencanaan pembelajaran pun perlu dilakukan agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan terarah. Hal ini pun sudah dilaksanakan guru kelas rendah di SD 2 Padokan. Akan tetapi, perencanaan yang dibuat sedemikian rupa atau sebaik apapun terkadang Perencanaan Pembelajaran Tematik... (Riberto Weni) 547 dalam pelaksanaan pembelajaran tidak harus terpaku pada perencanaan. Hal ini dapat terjadi karena pembelajaran yang sesungguhnya adalah pembelajaran yang dapat diikuti seluruh siswa dengan penuh antusias. Begitulah yang para guru kelas rendah di SD 2 Padokan, dalam pembelajaran rencana yang telah dibuat dapat dimodifikasi lagi karena harus menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Walaupun demikian perencanaan sebelum pelaksanaan aktivitas apapun sangat penting, begitu pun dengan perencanaan pembelajaran. Tanpa rencana yang matang tentunya pelaksanaan akan tetap berjalan tetapi hasilnya tentu akan berbeda dengan pelaksanaan yang direncanakan dengan baik sebelum pelaksanaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa. 1. Guru kelas rendah SD 2 Padokan telah memahami konsep pembelajaran tematik maupun unsur-unsur yang ada dalam RPP tematik. Unsur-unsur yang ada dalam RPP tematik identitas sekolah, jam pelajaran, tema/sub tema, tahun ajar, KI, KD, indikator, rencana kegiatan pembelajaran, metode, media, dan penilaian. 2. Guru kelas rendah SD 2 Padokan telah menetapkan alokasi waktu yang tepat dalam perencenaan pembelajaran tematik. Penjabaran indikator menjadi tujuan pembelajaran telah dilaksanakan dengan sesuai tujuan pembelajaran yang sesungguhnya yakni meliputi ABCD. 3. Guru kelas rendah SD 2 Padokan telah memahami tentang perencanaan langkah-

548 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016 langkah pembelajaran dalam pembelajaran sebaiknya dilaksanakan, tidak hanya sebagai tematik. Langkah-langkah pembelajaran dikembangkan berdasarkan buku dan disesuaikan dengan mempertimbangkan kondisi siswa. Selain merencanakan langkahlangkah pembelajaran, mereka juga menyusun materi ajar berpedoman pada buku dan dikembangkan menggunakan referensi lainnya seperti internet. 4. Guru kelas rendah SD 2 Padokan telah memahami tentang perencanaan penggunaan alat/bahan dalam pembelajaran tematik. Akan formalitas. Guru juga diharapkan lebih kreatif dalam menyusun bahan ajar, media pembelajaran, pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai sumber agar tidak terlalu terpaku pada buku pedoman dengan tetap mempertimbangkan kondisi siswa maupun fasilitas yang dimiliki sekolah. Metode ceramah sebaiknya tidak digunakan secara terus-menerus karena dapat membuat siswa bosan. Kepala sekolah sebaiknya terus melakukan pembinaan pada guru dalam tetapi, dalam praktiknya mereka jarang membuat perencanaan pembelajaran tematik. Hal menggunakan bahan dan alat. Selain alat dan bahan, mereka juga telah mengetahui tentang penggunaan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, media belajar maupun sumber belajar. 5. Guru kelas rendah SD 2 Padokan telah melakukan perencanaan penilaian secara optimal. Pelaksanaan penilaian bersifat fleksibel meliputi penialian di awal maupun di akhir pelajaran. Saran Berdasarkan pembahasan, kesimpulan maka disarankan beberapa hal sebagai berikut. ini dapat dilakukan dengan terus mengawasi dan memberikan masukan dalam penyusunan RPP dan silabus maupun memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti kegiatan seminar dan workshop tentang pembelajaran tematik. DAFTAR PUSTAKA Abraham. (2012). Problematika Pendidikan di Indonesia. Diakses pada 12 Oktober 2012 pukul 19.00 WIB dari https:/abraham45544.wordpress.com. Hairus Suri. (2009). Ciri Kecenderungan Belajar dan Cara Belajar Anak SD dan MI. Diakses dari wordpress.com pada 15 Oktober 2015 pukul 13.00 WIB. Perencanaan pembelajaran yang telah dibuat