PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA TINGKAT SEKOLAH

Transkripsi

1 PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA TINGKAT SEKOLAH Atika Widyastuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan kesulitan yang dialami guru maupun siswa dalam pembelajaran tematik pelajaran matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pada tahap pendahuluan guru menampilkan sifat fleksibel, pada tahap inti menampilkan sifat tidak adanya pemisahan materi pelajaran secara jelas, dan pada tahap penutup menampilkan karakteristik berpusat pada peserta didik. Kesulitan yang dialami guru antara lain guru belum memahami mengenai pembelajaran tematik, pelaksanaan diklat belum maksimal, anggota diklat merupakan guru yang sudah tidak muda lagi, guru dituntut untuk lebih kreatif, sulit mencari tambahan sumber buku, dan sulit dalam mengevaluasi. Kesulitan yang dialami siswa antara lain siswa mengalami kebingungan karena terbiasa menggunakan jadwal bidang studi, masih ada siswa yang pasif, metode yang digunakan monoton, sarana prasarana dan sumber belajar terbatas. Kata kunci: problematika pendidikan, kesulitan belajar, pembelajaran tematik PENDAHULUAN Dalam pendidikan kemampuan untuk memperoleh, memilih dan mengolah informasi membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan bekerja sama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan dengan belajar matematika, karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan siswa terampil berpikir rasional. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar pelajaran yang wajib diajarkan pada jenjang pendidikan baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, karena matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa yang dapat berupa model matematika, kalimat matematika, diagram, grafik atau tabel. Melihat begitu 23

2 pentingnya mempelajari matematika, oleh sebab itu pendekatan atau model pembelajaran yang tepat sangat diperlukan agar konsep-konsep yang ada dapat dikuasai secara maksimal oleh peserta didik. Terutama untuk peserta didik pada tingkat sekolah dasar, karena proses belajar para peserta didik di ranah usia ini termasuk proses belajar anak usia dini. Dewasa ini, pemerintah menerapkan model pembelajaran baru untuk jenjang sekolah dasar dengan Pembelajaran Berbasis Tematik, yaitu pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan (mengintegrasikan dan memadukan) beberapa mata pelajaran sehingga melahirkan pengalaman yang sangat berharga bagi para peserta didik. Ketika seorang guru mengadakan pembelajaran atau kegiatan belajar dan mengajar dengan model pembelajaran tematik, maka guru tidak memisahkan antar mata pelajaran secara jelas. Pasalnya, salah satu karakteristik model pembelajaran tematik adalah ketidakjelasan pemisahan antar mata pelajaran, namun bukan berarti menghilangkan esensi mata pelajaran dan mengaburkan tujuan pembelajaran. Sehingga banyak sebagian dari siswa yang mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi mata pelajaran yang sedang dan akan berlangsung. Kesulitan tersebut akan berakibat pula pada pola belajar siswa di rumah, sebab siswa masih terbiasa dengan model pembelajaran tradisional yang sudah terjadwal sehingga jelas pemisah antara mata pelajarannya, dan belum terbiasa dengan model pembelajaran tematik. Masalah dari penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran tematik di sekolah dasar? 2) Apa saja kesulitan yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran tematik?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran tematik di sekolah dasar, 2) untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran tematik. Penelitian terdahulu yang menjadi referensi adalah penelitian Ferry Anggriawan (2013) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan 24

3 Minat Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Banjarwinangun Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran tematik dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa di kelas III SD Negeri Banjarwinangun tahun pelajaran 2013/2014. Menurut Ahmad Sabri dalam Ragil Rusida (2013: 45) mendefinisikan problematika pembelajaran adalah kendala, kesulitan atau persoalan dalam proses belajar mengajar yang harus dipecahkan agar tercapai tujuan yang maksimal. Sedangkan menurut Abu Ahmadi (2013: 77) keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Menurut Trianto dalam Ferry Anggriawan (2014: 47) mendefinisikan model pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberi pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan di SD Negeri Cangkrep Kidul, waktu penelitian dilaksanakan sekitar bulan April Mei Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V di SD Negeri Cangkrep Kidul, teknik pengambilan subjek pada penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri (human instrument), lembar observasi, dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang didapatkan berupa data dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang didapat dari observasi, wawancara, dan dokumentasi disajikan dalam bentuk tabel lembar observasi, transkip wawancara, dan rincian dokumen yang didapat. Terdapat 3 lembar observasi dengan masing-masing lembar observasi memuat 29 point indikator permasalahan yang akan diamati. Data wawancara memuat hasil tanya jawab dengan 7 informan dengan rincian 1 orang 25

4 kepala sekolah, 1 orang guru, dan 5 orang siswa. Sedangkan data dokumentasi yang didapat berupa Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 pada subtema 3, Pemetaan Indikator Pembelajaran pada subtema 3 pembelajaran 1, dan RPP. Kemudian ketiga data dianalisis menggunakan teknik analisis deskripsi kualitatif dengan menguji keabsahan datanya menggunakan teknik triangulasi teori dan triangulasi teknik. Triangulasi teknik berarti memeriksa keabsahan data dengan cara peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Sedangkan triangulasi teori yaitu menguji keabsahan data dengan cara memeriksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Kemudian dalam pembahasan, data yang sudah dianalisis dikelompokkan berdasarkan teori problematika. Sehingga data dapat diorganisasikan untuk menjawab rumusan masalah. Dari hasil observasi didapatkan data berupa pelaksanaan pembelajaran tematik, dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat tiga tahapan yang dilaksanakan, yaitu tahap pendahuluan, pada tahap ini guru mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, selain itu guru juga menggali pengalaman peserta didik melalui proses pembelajaran mengenai tema yang dipelajari dengan bercerita tentang apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Pada tahap inti, guru mulai menyajikan tema pembelajaran kepada peserta didiknya akan tetapi metode yang digunakan oleh guru kurang bervariasi. Kemudia pada kegiatan penutup, guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan komentar tenatng pembelajaran yang telah dilakukan, guru juga tidak lupa memberikan nasihat dan pesan moral kepada peserta didik. Kesulitan yang dialami guru dan siswa, dari hasil observasi dapat ditemukan beberapa problem yaitu problem Who berupa siswa yang masih terlihat pasif, dan guru kurang kreatif. Problem Where, berupa sarana dan prasarana yang tersedia terbatas. Problem When, berupa guru kurang disiplin dalam mengajar. Problem What berupa alat peraga yang tersedia terbatas. Problem How berupa metode yang digunakan guru monoton. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa didapatkan data sebagai berikut, kesulitan yang dialami guru yakni problem Who berupa kurangnya 26

5 pemahaman guru mengenai pembelajaran tematik, pelaksanaan diklat tidak efisien, dan guru dituntut untuk lebih kreatif. Problem Why berupa pelaksanaan pembelajaran tematik yang kurang matang, sulit mencari tambahan sumber buku, sulit dalam mengevaluasi dan pembuatan rapor. Kemudian kesulitan yang dialami siswa yaitu problem Who berupa kebingungan siswa karena terbiasa menggunakan jadwal bidang studi, dan masih terdapat siswa yang pasif. Problem How berupa penggunaan metode pembelajaran yang monoton mengakibatkan siswa pasif. Problem What berupa alat peraga, sarana dan prasarana yang masih terbatas. Kemudian dari data dokumentasi didapatkan kesulitan yang dialami guru yaitu problem Who yang berupa guru dituntut untuk lebih kreatif. Problem Why berupa sulit mencari sumber buku tambahan, dan sulit dalam melakukan evaluasi dan pembuatan rapor. Selanjutnya kesulitan yang dialami siswa yaitu problem Who berupa kebingungan siswa karena tidak terjadi pemisah antar mata pelajaran secara jelas. Problem What berupa kurang beragamnya buku sumber tambahan. Dan problem How berupa kurang beragamnya metode yang digunakan guru dalam mengajar yang mengakibatkan siswa menjadi pasif. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan penelitian sebagai berikut: Dalam pelaksanaannya guru telah melakukan tiga tahapan, yaitu: a. Tahapan Pendahuluan Guru menampilkan karakteristik pembelajaran tematik yaitu bersifat fleksibel dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain. b. Tahapan Inti Guru menampilkan karakteristik pembelajaran tematik yaitu tidak terjadi pemisahan materi pelajaran secara jelas, akan tetapi metode yang digunakan guru kurang bervariasi. c. Kegiatan Penutup d. Guru menampilkan karakteristik pembelajaran tematik yaitu berpusat pada peserta didik 27

6 Kesulitan yang dialami guru: a. Guru belum memahami betul mengenai pembelajaran tematik. b. Materi diklat untuk guru dianggap kurang dan bahan pembelajarannya belum jelas. c. Faktor kemampuan guru yang sudah tidak muda lagi. d. Guru dituntut untuk lebih kreatif. e. Kesulitan dalam mencari tambahan sumber buku. f. Kesulitan dalam pemberian nilai dan pembuatan rapor. Kesulitan yang dialami siswa a. Siswa merasa bingung karena terbiasa menggunakan jadwal bidang studi. b. Kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran tematik. c. Masih terdapat siswa yang pasif. d. Metode yang digunakan guru kurang bervarasi. e. Sarana prasarana dan sumber belajar terbatas. Peneliti mempunyai saran bahwa dalam menenerapkan suatu kurikulum dalam pembelajaran hendaknya benar-benar dibuat sematang mungkin sebelum diterjunkan kesekolah, dan lebih memperhatikan kemampuan dari masing-masing sekolah karena tidak setiap sekolah mampu mengikuti program yang diberlakukan oleh pemerintah. Suatu perubahan dalam dunia pendidikan memerlukan sebuah proses yang membutuhkan waktu. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo Psikologi Belajar (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Anggriawan, Ferry Penerapan Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Banjarwinangun Tahun Pelajaran 2013/2014. Diakses dari: diakses pada tanggal 8 Desember Rusida, Ragil Problematika Pembelajaran Siswa Belum Cukup Umur di Kelas 1 MI Darul Hikam Cukilan 01 Kec. Suruh Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013. Diakses dari: diakses pada tanggal 17 Maret