PENGEMBANGAN DAN ANALISA KESERAGAMAN ALIRAN TEROWONGAN ANGIN TIPE TERBUKA SEBAGAI SARANA PENGUJIAN AERODINAMIKA

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: Wind tunnel, profil kecepatan, intensitas turbulensi, Pitot tube, pressure transduser, difuser, elbow.

ANALISIS KINERJA TEROWONGAN ANGIN SUBSONIK DENGAN MENGGUNAKAN CONTRACTION CONE POLINOMIAL ORDE 5

INST-06: PENGEMBANGAN DESAIN TEROWONGAN ANGIN SEDERHANA

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan

ANALISIS PEMILIHAN FAN DAN PERHITUNGAN DAYA MOTOR PADA OPEN CIRCUIT WIND TUNNEL

UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISIS DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN WIND TUNNEL TIPE TERBUKA TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. fluida. Sifat-sifat fluida diasumsikan pada keadaan steady, ada gesekan aliran dan

PENELITIAN DAN RANCANGAN OPTIMAL TURBIN PENGGERAK TEROWONGAN ANGIN SUBSONIK SIRKUIT TERBUKA LAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempelajari karakteristik aliran udara. Wind tunnel digunakan untuk

PENGARUH HONEYCOMB SEBAGAI PENYEARAH ALIRAN FLUIDA PADA OPEN CIRCUIT WIND TUNNEL

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

PENELITIAN MEKANISME STALL AKIBAT PERKEMBANGAN GELEMBUNG SEPARASI PADA SAYAP NACA 0017 SECARA EKSPERIMEN Dl TEROWONGAN ANGIN SUBSONIK

Institut Teknologi Bandung, Bandung, INDONESIA. 2PT Uavindo Nusantara

PENGARUH SUDUT BILAH PADA PERFORMA KIPAS AKSIAL TEROWONGAN ANGIN KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN METODE KOMPUTASI

PENGARUH JUMLAH BLADE

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

Pengembangan Terowongan Angin Kecepatan Rendah (Low Speed Wind Tunnel) Untuk Tujuan Edukatif di Politeknik Negeri Batam

Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius

Studi Eksperimen Aliran Melalui Square Duct dan Square Elbow 90º dengan Double Guide Vane pada Variasi Sudut Bukaan Damper

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

Simulasi Kincir Angin Savonius dengan Variasi Pengarah

STUDI NUMERIK RADIUS VOLUTE TONGUE RUMAH KEONG PADA BLOWER SENTRIFUGAL

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

RANCANG BANGUN WIND TUNNEL DAN UJI ALIRAN TIPE TERBUKA

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

ANALISIS TEKANAN STATIK ALIRAN DI PERMUKAAN PITOT STATIK TEROWONGAN ANGIN TRANSONIK LAPAN

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Bab V Metodologi Eksperimen

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Sidang Tugas Akhir. Alfin Andrian Permana

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN

RANCANG BANGUN ROTOR TURBIN ANGIN 10 KW UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMUM PADA VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER SUDU

Bab I Pendahuluan. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI AERODINAMIKA PROFIL BOEING COMMERCIAL ENERGY EFFICIENT DENGAN KOMPUTASI BERBASIS FINITE ELEMENT

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

PERENCANAAN FRONT BUMPER DAN REAR DIFFUSER UNTUK MEREDUKSI COEFFICIENT OF DRAG

PENELITIAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA BOM LATIH PERCOBAAN BLP-500 DAN BLP 25

BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL

PENGARUH LOKASI KETEBALAN MAKSIMUM AIRFOIL SIMETRIS TERHADAP KOEFISIEN ANGKAT AERODINAMISNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 PENDEKATAN RANCANGAN. Rancangan Fungsional

Pengaruh Variasi Screen terhadap Intensitas Turbulensi Wind Tunnel Tipe Open Circuit Subsonic di Jurusan Teknik Mesin Unesa

Sulistyo Atmadi *), Ahmad Jamaludin Fitroh **) *) Peneliti Pusat Teknologi Penerbangan, Lapan **) Peneliti Kepakaran Aerodinamika, Lapan ABSTRACT

ANALISA PENGARUH SUDUT PITCH, UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMAL TURBIN ANGIN LPN-SKEA 50 KW PADA BEBERAPA KONDISI KECEPATAN ANGIN

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

BAB III SET-UP ALAT UJI

ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Analisis dan Pengujian

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA UJI WIND TUNNEL. Disusun oleh : Kelompok 4

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SAVONIUS 200 WATT

Bab IV Probe Lima Lubang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

Peningkatan Koefisien Gaya Angkat Aerofoil Kennedy-Marsden dengan Zap Flap

PENENTUAN BESAR PENGANGKATAN MAKSIMUM PADA SUDUT ELEVASI TERTENTU DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN AIRFOIL SAYAP PESAWAT

KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL ALIRAN CAMPUR DENGAN VARIABLE FREQUENCY DRIVE

Pengambilan Keputusan Pemilihan Daya Listrik Kincir Angin Sumbu Vertikal

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator

ANALISIS DAN OPTIMASI SUDU SKEA 5 KW UNTUK PEMOMPAAN

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

IRVAN DARMAWAN X

PENELITIAN TERDAHULU Penelitian Chi ming Lai (2003)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 PERANCANGAN ALAT UJI GESEKAN ALIRAN DI DALAM SALURAN

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN CROSSFLOW BERBASIS KONSTRUKSI SILINDER (DRUM) POROS VERTIKAL UNTUK POTENSI ARUS SUNGAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Desain Layar 3D Menggunakan Pengujian Pada Wind Tunnel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN DAN FABRIKASI MESIN EXTRUSI SINGLE SCREW

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

PERANCANGAN KOMPRESSOR SENTRIFUGAL PADA TURBOCHARGER UNTUK MENAIKAN DAYA MESIN BENSIN 1500cc SEBESAR 25%

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-158

BAB III RANCANG BANGUNG MBG

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

PERHITUNGAN GAYA DRAG PADA BENDA UJI PELAT PERSEGI DATAR MENGGUNAKAN LOW SPEED WIND TUNNEL

JET PUMP SEBAGAI POMPA HAMPA

Transkripsi:

PENGEMBANGAN DAN ANALISA KESERAGAMAN ALIRAN TEROWONGAN ANGIN TIPE TERBUKA SEBAGAI SARANA PENGUJIAN AERODINAMIKA Sri Utami Handayani 1 Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik UNDIP Jl. Hayam Wuruk no.4, Pleburan, Semarang Email : handayani@undip.ac.id Abstrak Terowongan angin sebagai sarana praktikum dan riset di bidang aerodinamika sangat penting keberadaannya, namun harganya yang mahal seringkali menjadi kendala utama di berbagai institusi pendidikan. Pengembangan terowongan angin dengan biaya murah namun memenuhi syarat sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan terowongan angin tipe terbuka dan menguji keseragaman aliran pada seksi uji sehingga layak untuk dipergunakan. Terowongan angin dibuat dari plat besi dengan tebal 1,4 mm, angin dihasilkan oleh fan aksial yang digerakkan dengan motor listrik dengan daya 1 HP. Pengujian dilakukan pada bebrapa kecepatan angin yang berbeda, variasi kecepatan diperoleh dengan mengubah putaran motor listrik menggunakan inverter. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kecepatan terendah yang dicapai adalah 2 m/s dan tertinggi 5,8 m/s. Pada kecepatan 2 m/s variasi kecepatan pada seksi uji sekitar 0,1 m/s, dan pada kecepatan 5,8 m/s sekitar 0,1 hingga 0,3 m/s. Kata kunci : terowongan angin, aerodinamika, open circuit wind tunnel 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terowongan angin merupakan peralatan yang sangat penting untuk penelitian tentang aerodinamika antara lain tentang karakteristik aliran udara/gas ketika melewati obyek tertentu, (Ramkissoon dan Manohar, 2014; Pope, 1966; Tavoularis dan Stavros, 2005; Bradshaw dan Pankhurst, 1964), seperti kendaraan, bangunan, turbin angin, dll. Harga terowongan angin dan berbagai alat ukurnya yang mahal seringkali menjadi kendala tersendiri dalam pengadaannya di berbagai institusi pendidikan. Di PSD III Teknik Mesin FT Undip telah dibuat terowongan angin tipe terbuka yang dapat digunakan sebagai sarana pengembangan bidang aerodinamika khususnya peminatan turbin angin. Pengembangan dilakukan secara bertahap untuk mengatasi keterbatasan dana. Pada tahap awal telah dikembangkan terowongan angin tipe terbuka, sedangkan peralatan pendukung seperti instrumen pengukur tekanan, kecepatan dan visualisasi aliran akan dilengkapi pada tahap berikutnya. Tipe terowongan angin yang dibuat adalah jalur terbuka dengan seksi uji terbuka, dengan beberapa pertimbangan antara lain karena salah satu tujuan pembuatan terowongan angin adalah mendukung peminatan turbin angin, maka diperlukan seksi uji yang besar untuk mencegah efek penyumbatan aliran yang mungkin terjadi bila seksi uji terlalu kecil bila dibandingkan dengan model yang diuji ( Aurelius dan Rofail, 2001). Dengan tipe seksi uji terbuka maka angin akan lebih leluasa untuk bergerak disekitar model uji. Pertimbangan kedua, biaya yang diperlukan untuk pengembangan terowongan angin tipe terbuka lebih murah dibandingkan dengan tipe tertutup (Mehta dan Bradshaw, 1979). Pertimbangan ketiga adalah keterbatasan luas bangunan yang dimiliki, tipe terbuka memerlukan luas bangunan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan tipe tertutup (Ramkissoon dan Manohar, 2014, Quoc, 2014) Prosiding PNES II 2014 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang A. 309

Hasil pengujian model pada terowongan angin sangat dipengaruhi oleh kualitas aliran yang dihasilkan. Kualitas aliran pada terowongan angin ditunjukkan oleh keseragaman aliran dan intensitas turbulensi. Oleh karena itu diperlukan pengujian keseragaman aliran setelah proses fabrikasi terowongan angin dilakukan. 1.2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi kecepatan aliran pada seksi uji terowongan angin tipe terbuka yang telah dibuat sehingga dapat diketahui keseragaman alirannya. 1.3. Tinjauan Pustaka Terowongan angin adalah peralatan yang dipergunakan untuk menghasilkan aliran udara pada kecepatan tertentu. Ada dua tipe terowongan angin yaitu jalur terbuka dan jalur tertutup. Pada jalur terbuka seksi uji dapat terbuka atau tertutup ( Aurelius dan Rofail, 2001; Bell dan Mehta, 1998; Boudreau, 2009; Mehta dan Bradshaw, 1979). Pada terowongan angin tipe terbuka (gambar 1a) konstruksi lebih sederhana, murah, hemat ruangan dan tidak dipengaruhi oleh fluktuasi temperatur karena temperturruangan relatif lebih stabil. Pada tipe tertutup (gambar 1b) udara disirkulasikan sepanjang terowongan angin sehingga ukurannya lebih besar, mahal dan lebih sulit untuk dibuat. Kelebihan dari tipe ini adalah fan yang dipergunakan dapat lebih kecil dibandingkan pada tipe terbuka untuk kecepatan angin yang sama (Singh dkk, 2013). Berdasarkan kecepatan aliran terowongan ngin dibedakan menjadi terowongan angin dengan kecepatan subsonik, transonik, supersonik dan hipersonik (Singh dkk, 2013, Lindgren dan Johansson, 2002) Gambar 1. Terowongan angin (a). jalur terbuka, (b). Jalur tertutup Komponen utama terowongan angin antara lain settling chamber, screen, honeycombs, contraction section, seksi uji, difuser, fan, corner/turning vanes, dan base. Settling chamber Settling chamber terletak diantara fan atau diffuser dan bagian kontraksi, berisi honeycombs dan screen yang berfungsi untuk menyeragamkan aliran pada arah membujur. Screen Screen biasanya terletak setelah honeycombs atau pada sisi masuk seksi uji. Screen berfungsi untuk mengurangi tebal lapis batas dan meningkatkan keseragaman aliran (Singh dkk, 2013). Screen dapat dipasang beberapa buah dengan jarak 0.2 kali diameter settling chamber. Honeycombs A. 310 ISBN 978-979-3514-46-8

Honeycombs merupakan suatu struktur berbentuk segienam, segi empat atau segitiga yang terletak pada settling chamber dan berfungsi untuk menyeragamkan aliran. Honeycomb akan menghilangkan pusaran, mengurangi variasi kecepatan pada arah lateral serta mengurangi turbulensi aliran. Panjang honeycombs sebaiknya sekitar 6-8 kali ukuran sel (Mehta dan Bradshaw, 1979; Singh dkk, 2013). Ukuran sel sebaiknya sekitar 150 sel setiap settling chamber (Singh dkk, 2013). Bagian kontraksi Bagian kontraksi terletak antara settling chamber dan seksi uji, berfungsi untuk menaikkan kecepatan rata rata pada sisi masuk seksi uji dan mengurangi fluktuasi aliran. Perbandingan kontraksi yang besar dan panjang bagian kontraksi yang lebih kecil dapat mengurangi rugi rugi aliran dan memperkecil lapis batas, tetapi makin panjang bagian kontraksi dapat mencegah terbentuknya separasi. Terowongan angin ukuran kecil umumnya memiliki perbandingan kontraksi antara 4-9 (Singh dkk, 2013).Perbandingan kontraksi yang besar juga dapat meningkatkan kualitas aliran ( Lindgren dan Johansson, 2002). Seksi Uji Seksi uji adalah bagian dimana model yang akan diuji diletakkan, dapat terbuka atau tertutup. Bentuk dan ukuran seksi uji tergantung dari besarnya model yang akan diuji. Diffuser Diffuser adalah suatu ruangan yang digunakan untuk mengekspansikan aliran. Aliran melalui diffuser tergantung pada geometrinya yang didefinisikan dengan perbandingan luas penampang (A), sudut diffuser (2 ), kontur dinding, dan bentuk penampang. Pengaruh lain yang sulit untuk diperkirakan adalah kondisi awal aliran, metode pengontrolan lapis batas dan adanya separasi aliran. Fan/Blower Fan aksial atau blower sentrifugal digunakan untuk menghasilkan aliran udara. Fan aksial sering digunakan pada terowongan angin tipe tertutup, dapat berupa fan tekan atau tarik. Blower sentrifugal dapat digunakan pada terowongan angin tipe terbuka atau tertutup. Blower sentrifugal biasanya memiliki range pemakaian yang lebih luas dan menghasilkan aliran yang steady dan efisiensi lebih tinggi (Mehta dan Bradshaw, 1979) Corner/Turning Vanes Pada terowongan angin tipe tertutup ada bagian yang akan membelokkan aliran. Corner/turning vanes berfungsi untuk mengarahkan aliran, mengurangi kerugian tekanan dan mengurangi terbentuknya turbulensi pada setiap belokan. Vanes dapat terbuat dari plat logam yang tipis atau airfoil yang lebih tebal. Perbandingan antara jarak ( diukur dari leading edge ke leading edge) dan panjang chord tidak boleh melebihi 0.25. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Desain terowongan angin Tipe terowongan angin yang akan dibuat adalah jalur terbuka dengan seksi uji terbuka (open jet wind tunnel). Perancangan dimensi terowongan angin didasarkan pada ukuran seksi uji. a. Fan Fan yang dipergunakan adalah fan aksial dengan dengan jumlah sudu 8 buah dan diameter 40 cm, penggerak motor listrik dengan putaran 2800 rpm dan daya 1 PK. b. Seksi Uji Penampang seksi uji dibuat berukuran 45cm x 45cm, ukuran ini akan menjadi acuan dalam penentuan dimensi terowongan angin yang lain. Agar aliran angin dapat seragam pada arah aksial, maka panjang seksi uji sebaiknya lebih dari 1,5 kali diameternya (Singh dkk, 2013). Prosiding PNES II 2014 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang A. 311

Panjang seksi uji = 1,5 x 45 cm = 67.5 cm c. Bagian kontraksi Rasio penampang pada bagian kontraksi sebaiknya antara 4 9 (Singh dkk, 2013). Dengan pertimbangan biaya, maka diambil rasio penampang bagian kontraksi sebesar 5, dengan bentuk persegi. Acuan ukuran adalah penampang seksi uji sebesar 45 cm x 45 cm. Luas penampang bagian kontraksi = 5 x (45cm x 45cm) == 10125 cm 2 Ukuran penampang bagian kontraksi = == 100,6 cm 100 cm d. Honeycomb Honeycombs adalah suatu struktur berbentuk sarang tawon, segitiga atau persegi. Agar lebih mudah pada terowongan angin yang dibuat ini digunakan sedotan plastik dengan diameter 0.8 cm dan tebal 0.1 mm. Panjang honeycomb sebaiknya antara 6-8 kali ukuran selnya, makin panjang honeycomb maka aliran akan semakin seragam, namun kerugian tekanan makin besar. Panjang honeycombs = 7 x 0.8 cm = 5,6 cm 6cm Untuk menahan sedotan plastik maka pada sisi sebelum dan sesudah sedotan plastik diberikan screen dengan ukuran 0,5cm x 0,5 cm. e. Settling chamber Diameter settling chamber dibuat sedikit lebih besar daripada diameter fan motor listrik. Dimensi settling chamber yaitu 45cm dan panjang 45cm. Terowongan angin dibuat dari plat besi dengan tebal 1,4 mm, sedangkan dudukan dibuat dari besi siku dengan ukuran 5 cm x 5 cm. Bentuk terowongan angin yang dibuat seperti gambar 2 : Gambar 2. Desain terowongan angin 2.2. Metode pengujian Keseragaman aliran pada seksi uji sangat penting pada saat pengujian model pada terowongan angin, oleh karena itu diperlukan pengujian keseragaman aliran. Angin yang dihasilkan oleh fan aksial memiliki profil kecepatan yang tidak seragam dan untuk membandingkan dengan profil kecepatan pada seksi uji dilakukan pengujian distribusi kecepatan angin keluar dari fan aksial dan pada seksi uji. Pengukuran kecepatan dilakukan dengan menggunakan anemometer digital, sedangkan pengaturan kecepatan angin dilakukan dengan inverter. Penurunan frekuensi listrik akan menyebabkan penurunan putaran fan dan pada akhirnya akan menurunkan kecepatan angin. Motor listrik diatur bekerja pada frekuensi 50 20 Hz dengan rentang 5 Hz. Pengukuran dilakukan pada waktu dimana temperatur udara memiliki rentang yang tidak terlalu berbeda yaitu antara jam 11.00 sampai jam 14.00, sehingga volume jenis udara dapat dianggap konstan. Pengujian keseragaman aliran dilakukan pada seksi uji dengan 16 titik pengujian seperti pada gambar 3.1. A. 312 ISBN 978-979-3514-46-8

Gambar 3. Titik Pengujian Pada Seksi Uji 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan diperoleh gambaran kecepatan pada berbagai posisi uji seperti pada gambar 4a sampai dengan 4f. a. Frekuensi 50 Hz b. Frekuensi 45 Hz c.frekuensi 40 Hz d. Frekuensi 35 Hz e.frekuensi 25 Hz f. Frekuensi 20 Hz Gambar 4. Distribusi kecepatan angin pada seksi uji. Berdasarkan data hasil pengamatan dan kurva pada gambar 4a sampai dengan 4f, terlihat Prosiding PNES II 2014 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang A. 313

bahwa kecepatan angin pada seksi uji cukup seragam dengan fluktuasi kecepatan berkisar 0.1 m/s, sehingga dari hasil tersebut terowongan angin telah dapat digunakan untuk pengujian unjuk kerja turbin angin. Apabila terowongan angin akan digunakan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang karakteristik aliran, maka harus dipergunakan peralatan pengukur kecepatan yang lebih akurat, seperti hot wire anemometer atau pitot static tube yang dilengkapi dengan akuisisi data untuk merekam data hasil pengukuran. 4. KESIMPULAN Berdasarkan data hasil pengukuran yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terowongan angin yang dibuat telah mampu menghasilkan aliran yang seragam dengan fluktuasi aliran antar titik yang cukup kecil. Untuk meningkatkan akurasi pengukuran kecepatan sebaiknya kecepatan diukur dengan peralatan yang memiliki ketelitian lebih tinggi seperti hot wire anemometer atau pitot static tube. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para mahasiswa yang telah membantu fabrikasi dan pengujian terowongan angin ini, antara lain : Isnaeni Wulandari, Saeful Bahri, Kristino Budiarto, Dedi Sukma S dan Andika Kurniawan. DAFTAR PUSTAKA Mehta RD, Bradshaw P. 1979, Design Rules for Small Low Speed Terowongan angins. Aeronautical Journal.;443-449. Aurelius L.J. and Rofail A.W., Performance of Windtech s slatted roof blockage tolerant boundary layer terowongan angin in 3D flow, 9th AWES Workshop, Townsville, 12-13 July, 2001. Bradshaw P, Pankhurst RC. The design of low-speed terowongan angins. Progress in Aeronautical Sciences. 1964;6:1-69. Lindgren, B., dan Johansson, A.V., 2002, Design and Evaluation of a Low Speed Wind-Tunnel with Expanding Corner, Technical Report from Royal Institute of Technology Department of Mechanics, Sweden. Nguyen Q.Y, 2014, Designing, Constructing and Testing of a Low Speed Open Jet Terowongan angin Int. Journal of Engineering Research and Applications, ISSN : 2248-9622, Vol. 4, Issue 1( Version 2), January 2014, pp.243-246. Pope, A., 1966, A Low Speed Terowongan angin Testing, John Wiley and Sons, New York. Ramkissoon,R. dan Manohar,K., 2014, Design and Calibration of a Low Speed Terowongan angin, British Journal of Applied Science and Technology 4(20) page 2878-2890. Singh, M., Singh, N., dan Yadav, S.K., 2013, Review of Design and Construction of an Open Circuit Low Speed Terowongan angin, Global Journal of Research in Engineering Mechanical and Mechanics Engineering Volume 13 Issue 5 version 1. page 1-21. Tavoularis, Stavros. 2005, Measurement in Fluid Mechanics, Cambridge University Press. http://nptel.ac.in/courses/101103004/module8/lec1/2.html diakses tanggal 24 Oktober 2014 A. 314 ISBN 978-979-3514-46-8