PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

PENGARUH SUHU PADA PROSES SONIKASI TERHADAP MORFOLOGI PARTIKEL DAN KRISTALINITAS NANOPARTIKEL Fe 3 O 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

PENGARUH TEMPERATUR SINTERING TERHADAP UKURAN NANOPARTIKEL Fe3O4 MENGGUNAKAN TEMPLATE PEG Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP POLA DIFRAKSI SINAR-X PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL MAGNETIT (Fe 3 O 4 ) BERBASIS BATUAN BESI. Skripsi. Program Studi Fisika. Jurusan Fisika

EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) TERHADAP SIFAT MAGNETIK MAGHEMIT (γ-fe 2 O 3 ) YANG DISINTESIS DARI MAGNETIT BATUAN BESI (Fe 3 O 4 )

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SONOKIMIA

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

SINTESA DAN KARAKTERISASI SIFAT STRUKTUR NANO PARTIKEL Fe 3-X Mn X O 4 DENGAN METODE KOPRESIPASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI PARTIKEL NANO Fe 3 O 4 DENGAN TEMPLATE PEG- 1000

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

Pengaruh Temperatur Kalsinasi pada Sintesis Nanopartikel Silika Pantai Purus Kota Padang

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

Pengaruh Ukuran Partikel Fe 3 O 4 Dari Pasir Besi Sebagai Bahan Penyerap Radar Pada Frekuensi X-Band dan Ku-Band

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil XRD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Pengukuran Tetapan Suseptibilitas pada Polyethylene Glycol (PEG- 4000) Coated- Nanopartikel Magnetik Cobalt Ferrite (CoFe 2 O 4 )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI III.1

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Partikel Magnetik Terlapis Polilaktat (PLA)

BAB I PENDAHULUAN. (Guimaraes, 2009).

ISSN Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus

Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP STRUKTUR KRISTAL MAGNETITE (Fe 3 O 4 ) BERBAHAN DASAR MINERAL VULKANIK DARI GUNUNG TALANG SUMATERA BARAT

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Stefanus Haryo Nugroho Dosen Pembimbing : Diah Susanti, ST, MT, Ph.D Hariyati Purwaningsih, SSi, MSi

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb

Pengaruh Suhu Sintering Pada Pembuatan Strontium Titanat (SrTiO 3 ) Terhadap Konstanta Dielektrik Menggunakan Metode Co-Precipitation

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

PENGARUH KONSENTRASI HIDROGEN KLORIDA (HCl) DAN TEMPERATUR PERLAKUAN HIDROTERMAL TERHADAP KRISTALINITAS MATERIAL MESOPORI SILIKA SBA-15 SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4 Astuti, Aso Putri Inayatul Hasanah Jurusan Fisika. FMIPA. Universitas Andalas Email: tuty_phys@yahoo.com ABSTRAK Nanopartikel magnetik Fe 3O 4 disintesis dari destruksi batuan besi. Metode yang digunakan adalah metode kopresipitasi dengan menggunakan template PEG 4000. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh waktu pemanasan terhadap sifat nanopartikel magnetik yang dihasilkan, yaitu 3 jam, 4 jam, dan 5 jam pada temperatur 220 0 C. Karakterisassi nanopartikel magnetik dilakukan dengan Magnetic Susceptibilitymeter, X-Ray Difractometer (XRD), dan Scanning Elektron Microscope (SEM). Berdasarkan hasil penelitian ini, waktu dan temperatur pemanasan berpengaruh terhadap kemagnetan, ukuran partikel, maupun ukuran kristal material magnetik Fe 3O 4 yang dihasilkan. Pemanasan dengan waktu yang optimum diperoleh pada 4 jam dengan ukuran kristal 20,86 nm dan ukuran partikel terkecil antara 36-46 nm dan suseptibilitas magnetnya 20427,96 m 3 /kg. Sedangkan distribusi ukuran partikel sudah cukup seragam dan berbentuk bulat, sebagai pengaruh dari PEG 4000 yang berfungsi sebagai template dan mencegah terjadinya aglomerasi antar partikel. Kata kunci : Nanopartikel magnetik, Fe 3O 4, PEG-4000, waktu pemanasan. 1. PENDAHULUAN Besi merupakan unsur logam yang berasal dari bijih besi yang banyak terdapat pada daerah pegunungan. Besi banyak dimanfaatkan oleh manusia karena pengolahanya yang relatif murah dan mudah serta besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi. Penggunaan besi sangat beragam, mulai dari keperluan rumah, pertanian, permesinan hingga untuk alat transportasi. Di alam, biji besi dapat ditemukan dalam bentuk mineral magnetit (Fe 3O 4) (Hunt dkk, 1995). Luasnya aplikasi dari Fe 3O 4 ternyata tidak terlepas dari perkembangan kajian nanomaterial yaitu material dengan ukuran dalam orde nanometer (nm), atau kurang dari 100 nm. Beberapa sifat nanopartikel magnetik bergantung pada ukurannya. Sebagai contoh, ketika ukuran suatu partikel magnetik di bawah 10 nm akan bersifat superparamagnetik pada temperatur ruang, artinya energi termal dapat menghalangi anisotropi energi penghalang dari sebuah nanopartikel tunggal. Sintesis nanopartikel seragam dengan mengatur ukurannya menjadi salah satu kajian yang sangat menarik akhir-akhir ini (Aiguo dkk, 2008). Penelitian-penelitian tentang nanopartikel magnetik banyak dimanfaatkan dalam industri keramik, katalis, energy storage, magnetic data storage, ferofluida, absorbent, serta biomedis. Misalnya di bidang biomedis, nanopartikel magnet digunakan untuk treatment hyperthermia yaitu peyembuhan penyakit tumor, drug delivery system sebagai contrast agent dalam diagnosa penyakit dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI). Sedangkan dalam bidang industri digunakan sebagai katalis, sensor, penyimpan data dalam bentuk CD atau hard disk, pigmen warna (Takayanagi, dkk, 2007; Perdana, dkk, 2010; Lida, dkk, 2007). Nanopartikel Fe 3O 4 biasanya didapat dengan beberapa metode sintesis kimia, seperti kopresipitasi, reverse micelle method, sintesis microwave plasma, teknik sol gel, freeze drying, ultrasound irradiaton, metode hidrotermal, teknik pirolisis laser, dan lain lain (Aiguo dkk, 2008; Sholiha, dkk, 2010). Metode kopresipitasi merupakan metode sintesis 20 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 2012

yang paling sederhana, mudah dan tidak membutuhakan temperatur yang tinggi, namun dapat menghasilkan partikel Fe 3O 4 dalam orde nanometer. Selain material yang digunakan, proses selama sintesis juga mempengaruhi ukuran partikel. Temperatur sintering dan waktu sintering merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap ukuran partikel. Oleh sebab itu dalam penelitian ini melaporkan sintesis nanopartikel magnetik dengan menggunakan optimasi waktu pemanasan pada temperature rendah. Selain itu, juga digunakan PEG 4000 sebagai template, yang dapat mencegah terjadinya aglomerasi sehingga dihasilkan distribusi ukuran partikel yang lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan temperatur tinggi. Serbuk magnetik yang terbentuk berwarna hitam dan dapat ditarik oleh magnet. Kemagnetan serbuk ini diuji dengan menggunakan Magnetic Susceptibility Meter (dual frequency sensor model MS2B), dan morfologi partikel diamati dengan Scanning Electron Microscopy (SEM, JEOL JSM-6360LA), sedangkan kristalinitasnya dikarakterisasi dengan menggunakan X- ray diffraction (XRD, Rigaku D/max 2550 V), selain struktur kristal, data XRD juga dapat digunakan untuk menentukan ukuran kristal yaitu menggunakan persamaan Scherrer pada Persamaan 1. D k. B cos B (1) dengan : D = Ukuran kristal λ B = Panjang gelombang sinar-x yang digunakan = Sudut Bragg, B adalah FWHM (Full Width at Half Maximum) pada 2θ x (π/180) satu puncak yang dipilih, k = Konstanta material yang nilainya kurang dari satu. Nilai yang umumnya dipakai untuk k adalah 0,9. 2. METODE PENELITIAN Serbuk Fe 3O 4 sebanyak 10 gram dilarutkan dalam HCl (12 M) sebanyak 20 ml pada temperatur 90 C dan diaduk sekitar 60 menit dengan magnetic stirrer. Setelah larutan terbentuk, dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring. Hasil dari larutan yang telah disaring tadi berupa filtrat. Untuk mengendapkan filtrat ditambahkan NH 4OH sebanyak 25 ml dan didiamkan selama 30 menit sehingga diperoleh endapan. PEG 4000 dilelehkan pada temperatur 40ºC, kemudian ditambahkan dalam endapan Fe 3O 4 diaduk. Endapan Fe 3O 4 yang terbentuk (berwarna hitam pekat) dipisahkan dari larutannya dan dicuci dengan menggunakan aquades 3 kali, kemudian dikeringkan dalam oven pada temperatur 220 ºC dengan variasi waktu 3 jam, 4 jam, dan 5 jam. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Data Magnetic Susceptibility Hasil pengukuran suseptibilitas magnet dari ketiga sampel serbuk magnetik dapat dilihat pada Tabel. 1. JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 2012 21

Tabel 1. Hasil pengukuran Suseptibilitas serbuk pemanasan 3 jam, 4 jam dan 5 jam. Sampel Suseptibilitas Magnet ( /kg ) pemanasan 3 jam pemanasan 4 jam pemanasan 5 jam 76711,08 20427,96 118942.42 Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa mineral utama penyusun batuan besi pada waktu pemanasan 3 jam, 4 jam dan 5 jam adalah magnetit (Fe 3O 4). Hal ini dapat dilihat dari nilai suseptibilitas magnet dari ketiga sampel berada dalam rentang nilai suseptibilitas magnetit yaitu 20.000-140.000 x m 3 /kg yang bersifat Ferimagnetik. Ferimagnetik bersifat keras dan tahan terhadap panas dan zat kimia. b. Analisis Data Difraksi sinar-x (XRD) Gambar 1. Pola difraksi sinar- X dari Fe3O4 dengan variasi waktu pemanasan Gambar 1. menunjukkan pola difraksi XRD dari sampel Fe 3O 4 dengan penambahan PEG-4000 dengan lamanya pemanasan yang bervariasi yaitu pada waktu 3 jam, 4 jam dan 5 jam. Pada gambar terlihat puncak-puncak tertinggi dari sampel yang kemudian dicocokkan dengan Tabel Hanawalt 79-0417. berdasarkan tabel Hanawalt diketahui struktur kristal Fe 3O 4 adalah kubik dengan parameter kisi adalah a = b = c = 8,394 Å, α = β = γ = 90. Tiga puncak tertinggi dari pola difraksi sinar-x hasil penelitian ini adalah pada nilai d sama dengan 2,5182 Å, 2,5161 Å dan 2,5226 Å. Berdasarkan data ICSD No. 065339 menunjukkan bahwa sampel mengandung fasa Fe 3O 4 dan tidak ditemukannya fasa lain. Ini berarti tidak ditemukan adanya fasa PEG dalam sampel, yang menandakan bahwa PEG-4000 tidak ikut bereaksi dan hanya bertindak sebagai template saja. Lebarnya puncak dari masing-masing sampel menunjukkan banyaknya sinar-x yang terhambur pada bidang d hkl yang sama. Lebar dari pola XRD mengindentifikasi ukuran 22 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 2012

kristal dari suatu sampel. Ukuran kristal dapat dihitung dengan mengetahui lebar setengah puncak maksimum ( FWHM ). Sampel yang memiliki FWHM yang lebar memiliki ukuran kristal yang lebih kecil. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh sampel dengan FWHM yang paling lebar adalah sampel dengan pemanasan 4 jam. Secara kuantitatif, ukuran kristal tersebut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Scherrer, sehingga didapatkan ukuran kristal masing-masing sampel pada Table. 2 Tabel 2. Ukuran kristal masing-masing sampel Sampel pemanasan 3 jam pemanasan 4 jam pemanasan 5 jam Ukuran kristal (nm) 41,84 20,86 69,67 Berdasarkan Tabel 2, terbukti bahwa lebar puncak difraksi sinar X tersebut menggambarkan ukuran kristal. Partikel Fe 3O 4 dengan lama pemanasan 5 jam, memiliki ukuran kristal yang paling besar dibandingkan dengan sampel yang lain. Hal ini disebabkan oleh pemanasan yang terlalu lama, sehingga terjadi pertumbuhan kristal Fe 3O 4. Pemanasan yang dilakukan selama 4 jam sangat efektif karena menghasilkan ukuran kristal yang paling kecil yaitu 20,86 nm. c. Analisis morfologi data Scanning Electron Microscope (SEM) Hasil SEM menunjukkan bahwa partikel yang terbentuk mempunyai morfologi yang sama yaitu bulat (spherical). Hal ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Perdana, dkk (2010). Rantai PEG-4000 akan menyebabkan permukaan nanopartikel Fe 3O 4 terlapisi, sehingga pertumbuhannya terbatasi ke segala arah. Morfologi partikel Fe 3O 4 dengan variasi lama pemanasan 3 jam pada temperatur 220 0 C ditunjukkan oleh Gambar 2. Hasil SEM menunjukkan bahwa distribusi ukuran partikelnya tidak seragam dan banyak partikel yang menggumpal. Distribusi ukuran partikel dari sampel didominasi oleh ukuran antara 50-60 nm. Gambar 2. Morfologi sampel Fe3O4 dengan lama pemanasan 3 jam JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 2012 23

Morfologi partikel Fe 3O 4 dengan lama pemanasan 4 jam pada temperatur sintering 220 0 C ditunjukkan oleh Gambar 3. Nanopartikel Fe 3O 4 yang terbentuk terlihat cukup seragam dan ukurannya lebih kecil daripada ukuran nanopartikel Fe 3O 4 dengan lama pemanasan 3 jam. Diameter ukuran partikel dari sampel dengan lama pemanasan 4 jam berkisar antara 25-68 nm, dan didominasi oleh nanopartikel dengan ukuran antara 36-46 nm. Gambar 3. Morfologi sampel Fe 3O 4 dengan lama pemanasan 4 jam Morfologi partikel Fe 3O 4 dengan lama pemanasan 5 jam pada temperatur 220 C ditunjukkan oleh Gambar 4. Nanopartikel Fe 3O 4 yang terbentuk mempunyai ukuran cukup seragam. Diameter ukuran partikel dari 36-79 nm didominasi oleh ukuran partikel antara 58-68 nm. Gambar 4. Morfologi sampel Fe 3O 4 dengan lama pemanasan 5 jam Berdasarkan hasil SEM untuk semua sampel, dapat dikatakan bahwa waktu pemanasan dan temperatur pemanasan sangat mempengaruhi distribusi ukuran partikel Fe 3O 4. Namun penelitian dengan template PEG ini tidak terlepas dari optimasi konsentrasi PEG, sehingga optimasi terhadap temperatur sintering bisa memberikan efek yang signifikan terhadap ukuran partikel Fe 3O 4. 24 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 2012

Hasil karakterisasi masing-masing sampel dengan suseptibilitas magnet, SEM dan XRD dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data pengukuran kemagnetan, ukuran kristal dan ukuran partikel Fe 3O 4 hasil Suseptibilitas Magnet, XRD dan SEM Sampel pemanasan 3 jam pemanasan 4 jam pemanasan 5 jam Suseptibilitas Magnet ( m 3 /kg) Ukuran Kristal (nm) Ukuran Partikel (nm) 76711,08 41,72 50-60 20427,96 20,86 36-46 118942,42 69,67 58 68 Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa ukuran kristal sebanding dengan suseptibilitas magnet, semakin kecil ukuran kristal maka suseptibilitas akan semakin turun dan sebaliknya, semakin besar suseptibilitas maka ukuran kristal akan mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena nilai suseptibilitas sebanding dengan momen magnet induksi, dimana momen magnet induksi dipengaruhi oleh ukuran kristal (Olamei. dkk, 2011). 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa waktu dan temperatur pemanasan berpengaruh terhadap kemagnetan, ukuran partikel, maupun ukuran kristal material magnetik Fe 3O 4 yang dihasilkan. Pemanasan dengan waktu yang optimum diperoleh pada 4 jam dengan ukuran kristal 20,86 nm dan ukuran partikel terkecil antara 36-46 nm dan suseptibilitas magnetnya 20427,96 m 3 /kg. Dengan demikian nanopartikel magnetik Fe 3O 4 ini dapat dijadikan sebagai bahan baku industri material magnetik. DAFTAR PUSTAKA 1. Aiguo, Yan, 2008, Solvothermal Synthesis And Characterization Of Size-Controlled Fe3O4 Nanoparticles, Journal Alloys and Compound Volume 458, Issues 1-2, 30 June 2008, Pages 487-491 2. Gao, Kuixiong, 1993, Polyethylene glycol as an embedment for microscopy and histochemistry. CRC Press. Page.1-10 3. Hunt, C. P., B. Moskowitz, S. K. Banerjee, 1995, Magnetic Properties of Rock and Minerals, in T.J Ahrens, ed, Rock Physics and Phase Relation, A. 4. Iida H, K. Takayanagi, T. Nakanishi, T. Osaka, 2007, Journal of Colloid and Interface Science 314:274 280 5. Olamei. N, F. Gosselin, dkk. 2011. Magnetic microparticle of size optimization for susceptibility constrast imaging. Proc. Intl. Soc.Mag Reson. Med 19. 6. Perdana, Febi Angelia. 2010. Sintesis Nanopartikel Fe3O4 dengan Template PEG 1000 dan Karakterisasi Sifat Kemagnetannya. Jurnal Materi dan Energi Indonesia. Vol 01, No 01 :1-6. 7. Sholiha, lia kurnia, 2010. Sintesis dan Karakteristik Partikel Nano Fe3O4 yang Berasal Dari Pasir Besi dan Fe3O4 Bahan Komersial (Aldrich). Laporan Tugas Akhir Jurusan Fisika. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Takayanagi, dkk. 2007. Journal of Colloid and Interface Science, Vol.314, Page.274 280. JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 2012 25