MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA PEMBUATAN PRODUK (PRD) Disusun oleh: Rosa Citra Aprilia Dr. IDG Arsa Putrawan Ir. G. Handi Argasetya, MT. Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...2 DAFTAR GAMBAR... 3 DAFTAR TABEL... 4 BAB I PENDAHULUAN... 5 BAB II TUJUAN DAN SASARAN... 6 2.1 Tujuan... 6 2.2 Sasaran... 6 BAB III RANCANGAN PERCOBAAN... 7 3.1 Alat Pendukung... 7 3.2 Bahan/ Zat Kimia... 7 BAB IV PROSEDUR KERJA... 8 4.1 Penentuan Angka Sabun... 8 4.2Pembuatan Sabun... 9 4.3 Penentuan Kadar Air dalam Sabun... 10 4.2 Uji Perilaku Sabun dalam Berbagai Lingkungan... 10 DAFTAR PUSTAKA... 11 LAMPIRAN... 12 A. Tabel Data Mentah... 12 A.1 Data Pengamatan... 12 B. Prosedur Perhitungan... 13 B.1 Penentuan Angka Sabun... 13 B.2 Penentuan Jumlah NaOH untuk Penyabunan... 13 B.3 Penentuan Berat Molekul Minyak... 13 B.5 Penentuan Kadar Air dalam Sabun... 13 B.5 Penentuan Total Berat Sabun Kering... 13 B.6 Penentuan Perolehan Sabun... 13 C. Data Spesifikasi dan Literatur... 14 C.1 Berat Molekul Senyawa... 14 PRD 2
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Prosedur Penentuan Angka Sabun... 8 Gambar 4.2 Prosedur Pembuatan Sabun...9 Gambar 4.3 Prosedur Penentuan Kadar Air dalam Sabun... 10 Gambar 4.4 Prosedur Pengujian Perilaku Sabun dalam Berbagai Lingkungan... 10 PRD 3
DAFTAR TABEL Tabel A.1. 1 Data penentuan laju alir gas pada kolom Counter Current... 14 PRD 4
BAB I PENDAHULUAN Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode yang digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas produk yang dihasilkan saat ini jauh lebih baik. Sabun dibuat dengan metode saponifikasi yaitu mereaksikan trigliserida dengan soda kaustik (NaOH) sehingga menghasilkan sabun dan produk samping berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun dapat berupa lemak hewani maupun lemak/minyak nabati. Sabun memiliki karakteristik tertentu. Terdapat beberapa parameter untuk menentukan kualitas sabun yang dihasilkan dari proses saponifikasi. Parameter-parameter tersebut antara lain ph, kuantitas busa dalam air, perilaku sabun dalam air sadah, daya cuci, tekstur, dan kekerasan sabun. Banyaknya sabun yang dihasilkan dari metode saponifikasi bergantung pada beberapa hal, salah satu di antaranya adalah nilai angka penyabunan (saponification value) dari lemak/minyak yang digunakan. Makin tinggi angka penyabunan yang dimiliki oleh suatu lemak/minyak, makin banyak jumlah sabun yang dihasilkan dari proses saponifikasi. PRD 5
BAB II TUJUAN DAN SASARAN 2.1 Tujuan Tujuan pelaksanaan praktikum modul adalah : 1. Praktikan memahami proses pembuatan produk kimia berupa sabun. 2. Praktikan memahami parameter-parameter penciri minyak. 2.2 Sasaran Berkenaan dengan tujuan praktikum, praktikan diharapkan dapat : 1. Menentukan saponification value dari minyak yang digunakan. 2. Menentukan persen perolehan sabun. 3. Menentukan kesadahan sabun yang dihasilkan. PRD 6
BAB III RANCANGAN PERCOBAAN 3.1 Alat Pendukung 1. Gelas kimia 2. Heater listrik 3. Batang pengaduk 4. Magnetic stirrer 5. Erlenmeyer 6. Statif dan klem 7. Buret 8. Tabung reaksi 9. Timbangan 10. Cawan gelas 11. Termocouple 12. Oven 13. Gelas ukur 14. Jet ejector 3.2 Bahan/ Zat Kimia 1. Larutan KOH dalam etanol 0,5 M 2. Larutan HCL 0,5 M 3. Minyak nabati 4. NaOH teknis 5. Aqua dm 6. NaCl 7. Indikator Phenolphthalein 8. Larutan CaCl2 9. Larutan MgCl2 10. Larutan FeCl3 11. Etanol teknis PRD 7
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1 Penentuan Angka Sabun Penentuan angka sabun dilakukan dengan prosedur seperti yang ditampilkan pada gambar 4.1 Gambar 4. 1 Prosedur Penentuan Angka Sabun PRD 8
4.2 Pembuatan Sabun Prosedur pembuatan sabun ditunjukkan pada gambar 4.2 Gambar 4. 2 Prosedur Pembuatan Sabun PRD 9
4.3 Penentuan Kadar Air dalam Sabun Prosedur penentuan kadar air dalam sabun ditampilkan pada gambar 4.3 Gambar 4.3 Prosedur Penentuan Kadar Air dalam Sabun 4.4 Uji Perilaku Sabun dalam Berbagai Lingkungan Prosedur pengujian perilaku sabun dalam berbagai lingkungan ditampilkan pada gambar 4.4 Gambar 4.4 Prosedur Pengujian Perilaku Sabun dalam Berbagai Lingkungan PRD 10
DAFTAR PUSTAKA Conant, James Bryant dan Albert Harold Blatt. (1959). The Chemistry of Organic Compound, 5th edition. New York: The Macmillann Company. Harvey, David. (2000). Modern Analytical Chemistry. The McGraw-Hill Company, Inc. Solomons, T.W.Graham. (2004). Organic Chemistry, 8th ed. Singapore: John Wiley and Sons. Diktat Kuliah TK 5042-Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak, Program Studi Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung PRD 11
LAMPIRAN A. Tabel Data Mentah A.1 Data Pengamatan 1. Penentuan Angka Sabun Volume HCl untuk sampel Volume HCl untuk blanko =.. ml =.. ml 2. Uji Kadar Air dalam Sabun Berat awal sampel =. gr Berat akhir sampel =. gr 3. Uji Perilaku Sabun dalam Berbagai Lingkungan PRD 12
B. Prosedur Perhitungan B.1 Penentuan Angka Sabun Angka sabun = 56,1 [HCl] (volume titrasi blanko volume titrasi sampel) massa sampel B.2 Penentuan Jumlah NaOH untuk Penyabunan Massa KOH = angka penyabunan massa minyak Massa NaOH yang dibutuhkan = Mr NaOH Mr KOH massa KOH B.3 Penentuan Berat Molekul Minyak Mr minyak = 56,1 Angka sabun 1000 3 B.4 Penentuan Kadar Air dalam Sabun Kadar air = massa sabun kering massa sabun basah 100% B.5 Penentuan Total Berat Sabun Kering Total berat sabun kering = 100% kadar air 100% total berat sabun basah B.6 Penentuan Perolehan Sabun %yield = actual yield theoretical yield 100% PRD 13
C. Data Spesifikasi dan Literatur C.1 Berat Molekul Senyawa Tabel C.1.1 Berat Molekul Senyawa Senyawa Mr (gr/mol) KOH 56 NaOH 40 PRD 14