BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

Daftar Lampiran. Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi. Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh di lapangan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 yang

DUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

KUESIONER SURAT PERNYATAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Mei 2016 terhadap siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak di MTsN Kunir

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Homogenitas dan Normalitas. dahulu yang meliputi uji Normalitas dan uji Homogenitas.

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN A. Skala Penelitian Stres Kerja

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Make a Match

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan unsur penting di dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Penelitian ini bersifat komparatif, yakni membandingkan dua gejala untuk melihat persamaan dan perbedaannya (Nawawi & Martina, 1994). Berikut akan dibahas mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, prosedur penelitian dan metode analisis data. III.A. Identifikasi Variabel Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel tergantung, dengan identifikasi sebagai berikut: 1. Variabel bebas: penyebab perpisahan dalam keluarga dengan orangtua tunggal yaitu bercerai dan meninggalnya pasangan. 2. Variabel tergantung: kesepian. III.B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan dalam menginterpretasi masing-masing variabel penelitian. Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut: 51

a. Penyebab perpisahan dalam keluarga dengan orangtua tunggal Keluarga dengan orangtua tunggal adalah ketiadaan figur ayah dalam suatu keluarga yang disebabkan oleh perceraian atau kematian salah satu orangtua dan orangtua yang ditinggalkan tidak menikah kembali, sehingga membesarkan anak tanpa dukungan dan tanggungjawab pasangannya. Penyebab perpisahan dalam keluarga dengan orangtua tunggal, dibedakan karena perceraian dan meninggalnya pasangan. Perceraian adalah terputusnya perjanjian pernikahan yang resmi oleh kedua pasangan, dan sebagai akibat dari perpisahan tersebut dapat mempengaruhi kehidupan pasangan maupun anak. Meninggalnya pasangan hidup merupakan kehilangan yang paling sulit, masa yang penuh dengan tekanan dalam pengalaman hidup individu, pentingnya dukungan sosial dan kelekatan guna kesehatan fisik dan mental, serta berhubungan dengan semakin tingginya simptom-simptom depresi yang dirasakan pada individu dewasa Data mengenai peran sebagai orangtua tunggal karena bercerai atau meninggal pasangan diperoleh dari subjek yang mengisi self report bersamaan dengan pemberian skala sebagai alat ukur dalam penelitian. b. Kesepian Kesepian adalah suatu pengalaman subjektif dan perasaan tidak menyenangkan yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang diharapkan dengan kenyataan kehidupannya yang kemudian disertai dengan 52

emosi negatif seperti kecemasan, ketidakbahagiaan, ketidakpuasan, menyalahkan diri sendiri, malu dan depresi. Kesepian akan diungkap dalam penelitian ini dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan empat jenis perasaan ketika kesepian yang dikemukakan oleh Rubeinstein dan Shaver (dalam Brehm, 2002), yaitu: 1). Desperation, yaitu perasaan yang sangat menyedihkan, mampu melakukan tindakan yang nekat, yang disertai dengan indikator perasaan seperti putus asa, tidak berdaya, takut, tidak punya harapan, merasa ditinggalkan serta mudah mendapat kecaman dari orang lain. 2). Impatient Boredom, yaitu rasa bosan yang tidak tertahankan, jenuh, tidak suka menunggu lama, disertai dengan indikator tidak sabar, ingin berada di tempat lain, kesulitan menghadapi suatu keadaan, sering marah, serta tidak dapat berkonsentrasi. 3). Self-Deprecation, yaitu perasaan dimana seseorang mengutuk serta menyalahkan diri sendiri, tidak mampu menyelesaikan masalahnya, disertai dengan indikator yaitu tidak atraktif, terpuruk, merasa bodoh, malu, serta merasa tidak aman. 4). Depression, menurut Davison (2004) merupakan tahapan emosi yang ditandai dengan kesedihan yang mendalam, perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain, kurang tidur, dan indikator perilaku dari Brehm (2002) yaitu, sedih, tertekan, terisolasi, hampa, menyesali diri, mengasingkan diri, serta berharap memiliki seseorang yang spesial. 53

Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala kesepian yang diberikan, artinya semakin tinggi perasaan kesepian yang dimilikinya. III.C. Subjek Penelitian III.C.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia dewasa dini yang menjadi orangtua tunggal. Sampel adalah sebahagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama (Hadi,2000). Adapun karakteristik sampel yang digunakan adalah: 1. Wanita yang berusia 20-40 tahun Menurut Havingurst (Hurlock, 1999), pada masa dewasa dini ini mulai memainkan peran baru, seperti peran istri, orangtua, mengembangkan sikap, keinginan dan nilai baru sesuai dengan tugas baru ini. 2. Menjadi orangtua tunggal dan tinggal bersama satu orang anak atau lebih Dipilih untuk penelitian ini sesuai dengan statusnya yang menjadi orangtua tunggal karena bercerai maupun meninggalnya pasangan, dan tinggal bersama seorang anak atau lebih, hal ini bertujuan untuk melihat perannya sebagai orangtua. Berbeda dengan wanita yang bercerai atau meninggalnya pasangan tanpa adanya kehadiran anak. 3. Menjadi orangtua tunggal dan tidak menikah lagi 54

III.C.2. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel atau sampling menurut Kerlinger (1995) berarti mengambil suatu bagian dari populasi atau semesta sebagai wakil (representasi) dari populasi atau semesta itu. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental sampling. Hadi (2000) mengatakan bahwa incidental sampling adalah tehnik pengambilan sampel non probability yang berarti tidak semua populasi diberi peluang yang sama untuk dijadikan sampel, dimana hanya individu-individu atau kelompok-kelompok yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang dijadikan sampel peneliti. Setiap individu yang ditemui di lapangan yang kira-kira memenuhi karakteristik subjek penelitian ini akan ditanya kesediaannya mengisi skala yang diberikan oleh peneliti. III.C.3. Jumlah Sampel Penelitian Suatu sampel yang baik harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau besarnya memadai untuk dapat meyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa besar sampel yang memadai bergantung kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar sampel, akan semakin kecil kemungkinan menarik kesimpulan tentang populasi. Menurut Azwar (2005), secara tradisional statistika menganggap jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Berdasar uraian diatas, maka jumlah total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang. 55

III.D. Alat Ukur yang Digunakan Alat ukur yang digunakan merupakan metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti (Azwar, 1999). Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah skala psikologi dan menyertakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Metode kuesioner mendasarkan pada laporan tentang diri sendiri (self report) atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi (Hadi, 2000). Metode self report digunakan untuk memperoleh data mengenai usia, pendapatan, kehadiran anak, lama perpisahan dengan pasangan, dan tinggal bersama orang lain. Metode skala mengingat data yang ingin diukur berupa konstrak atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikatorindikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk butir-butir pernyataan (Azwar, 2000). Menurut Hadi (2000), skala dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. 2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya. 3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh penyelidik. Skala kesepian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi yang terdiri dari butir-butir pernyataan yang disusun sendiri oleh peneliti 56

berdasarkan indikator-indikator perasaan kesepian yang dikemukakan oleh Rubenstein dan Shaver (dalam Brehm 2002). Pernyataan dalam skala ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Skala ini disusun berdasarkan skala tipe Likert dengan memberikan empat alternatif jawaban yaitu : STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), S (Sesuai) dan SS (Sangat Sesuai). Untuk butir pernyataan favorable, jawaban Sangat Sesuai akan diberi skor 4, demikian seterusnya sampai dengan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai. Sedangkan untuk butir pernyataan unfavorable, jawaban Sangat Tidak Sesuai akan diberi skor 4, demikian seterusnya sampai dengan skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek maka semakin tinggi kesepian yang dirasakan oleh wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal dan semakin rendah skor yang diperoleh subjek penelitian maka semakin rendah kesepian yang dirasakan oleh wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal. Penyusunan skala kesepian dalam penelitian ini didasarkan pada empat jenis perasaan kesepian yang dikemukakan oleh Rubenstein dan Shaver (dalam Brehm, 2002) dengan blue print pada tabel berikut: 57

NO Tabel 3 Blue print Skala Kesepian Sebelum Uji Coba Perasaan Ketika Kesepian 1. Desperation a. Putus asa b. Tidak berdaya c. Takut d. Tidak punya harapan e. Merasa ditinggal f. Mudah mendapat kecaman 2. Impatient Boredom a. Tidak sabar b. Bosan c. Berada ditempat lain d. Kesulitan e. Marah f. Tidak dapat berkonsentrasi Aitem Favorable Unfavorable Jlh 12 12 24 12 12 24 3. Self-Deprecation a. Tidak atraktif b. Terpuruk c. Bodoh d. Malu e. Merasa tidak aman 10 10 20 4. Depression a. Sedih b. Depresi c. Hampa d. Terisolasi e. Menyesali diri 16 16 32 f. Melankolis g. Mengasingkan diri h. Berharap memiliki seseorang yang spesial Jumlah 50 50 100 Skala kesepian tersebut butir-butirnya disusun berdasarkan empat jenis perasaan kesepian yang dikemukakan oleh Rubenstein dan Shaver (dalam Brehm, 2002) dengan blue print pada tabel berikut: Tabel 4 58

Blue Print Butir-butir Skala Kesepian Sebelum Uji Coba NO 1. 2. 3. 4. Perasaan Ketika Kesepian Desperation Impatient Boredom Self-Deprecation Depression Aitem Favorable Unfavorable 28,31, 24,40, 34,35,36,37 39,59,48,49, 38,41,42,43, 57,58,64,65 50,51 74,75 1,2, 3,4,7,10, 11,12,14,16, 19,21 26,27, 29,30,44, 45,53,54, 52,78 55,56, 68,69,62,63, 80,81,92,93, 85,86,87,88, 95,98 5,6, 8,9,13,15, 17,18,19,20, 21,22 32,33 46,47,66, 67,70,71, 76,77 60,61, 72,73,79,82, 83,84,89,90, 91,94,96,97, 99,100 Jlh 24 24 20 32 Jumlah 50 50 100 III. D.1. Validitas Alat Ukur Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu atau tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Dalam penelitian ini skala akan diuji validitasnya berdasarkan validitas isi dan validitas soal. Validitas isi ditentukan melaui pendapat profesional dalam proses telaah soal. Dalam penelitian ini, pendapat profesional adalah dosen pembimbing peneliti. Dengan mengunakan spesifikasi tes yang telah ada, orang melakukan analisis logis untuk menetapkan apakah aitem-aitem tersebut memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur (Azwar, 2002). 59

Skala dinyatakan memiliki validitas soal bila aitem-aitem tidak menyimpang dan mewakili konsep yang akan diukur (Azwar, 2002). Validitas soal dilakukan dengan cara mengkorelasikan nilai-nilai tiap butir nilai totalnya. Dalam penelitian ini uji validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment (Hadi, 1999). III.D.2. Uji Daya Beda Butir Pernyataan Uji daya beda butir pernyataan dilakukan untuk melihat sejauh mana skala itu mampu membedakan antara individu dan kelompok yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang dimaksudkan untuk diukur (Azwar, 2000). Daya beda pada suatu skala dapat dilihat dengan menggunakan analisa aplikasi komputer SPSS versi 12.0 for Windows, kemudian nilai corrected item total correlation yang diperoleh dibandingkan dengan koefisien korelasi Pearson Product Moment dengan interval kepercayaan 95%. Peneliti menggunakan kriteria pemilihan aitem berdasarkan koefisien korelasi sebesar 0,275. III.D.3. Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi, 2000). Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi butir-butir pernyataan tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2000). 60

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2000). Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien Alpha dari Cronbach, nantinya pengujian reliabilitas ini akan menghasilkan reliabilitas dari skala kesepian. III.D.4. Hasil Uji Coba Alat Ukur Uji coba alat ukur penelitian dilakukan terhadap 30 orang wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal. Jumlah aitem yang digunakan adalah sebanyak 100 aitem, dengan pembagian aitem untuk setiap perasaan ketika kesepian yaitu 24 aitem untuk desperation, 24 aitem untuk impatient boredom, 20 aitem untuk self-deprecation, dan 32 aitem untuk depression. Berdasarkan hasil estimasi daya beda butir pernyataan dan reliabilitas terhadap data uji coba, maka diperoleh koefisien Alpha keseluruhan butir penyataan sebesar 0,869 yang bergerak dari 0,277 sampai 0,649, sedangkan berdasarkan daya beda butir pernyataan ditemukan 54 butir pernyataan yang memiliki daya beda rendah, sehingga jumlah pernyataan yang akan digunakan untuk pengambilan data yang sebenarnya adalah 46 butir pernyataan. Distribusi butir pernyataan setelah uji coba dapat dilihat pada tabel berikut ini: 61

NO 2. 3. 4. 1. Tabel 5 Blue Print Skala Kesepian Setelah Uji Coba Perasaan Ketika Kesepian Desperation Impatient Boredom Self-Deprecation Depression Favorable 28,31, 34,35,36,37 38,41,42,43, 50,51 1,2, 3,4,7,10, 11,12,14,16, 19,21 26,27, 29,30,44,45, 52,53, 54,78 55,56, 62,63,68,69, 80,81,85,86, 87,88,92,93, 95,98 Aitem Unfavorable 24,40, 39,59,48,49, 57,58,64,65 74,75 5,6, 8,9,13,15, 17,18,19,20, 22,23 32,33 46,47,66,67, 70,71,76,77 60,61, 72,73,79,82, 83,84,89,90, 91,94,96,97, 99,100 Jumlah Jumlah 50 50 100 Keterangan: Penebalan: Aitem yang diterima/ memiliki daya beda tinggi. 24 24 20 32 Selanjutnya, dari 46 aitem yang telah diperoleh, dilakukan penyusunan kembali nomor-nomor aitem untuk kemudian digunakan dalam pengambilan data penelitian. 62

Tabel 6 Perubahan Nomor Skala Kesepian Setelah Uji Coba Favorable Nomor Butir Pernyataan Skala Unfavorable Nomor Aitem Nomor Aitem Baru Nomor Aitem Nomor Aitem Baru Lama Lama 1 1 20 4 7 2 23 6 14 3 32 8 21 5 40 12 30 7 47 17 34 9 57 24 36 10 58 25 37 11 64 28 41 13 65 29 43 14 75 32 44 15 79 34 45 16 33 35 51 18 84 36 52 19 89 41 53 20 91 42 54 21 99 45 55 22 100 46 56 23 62 26 63 27 68 30 69 31 78 33 85 37 86 38 87 39 88 40 93 43 95 44 29 29 17 17 Distribusi aitem skala kesepian setelah penomoran ulang disajian pada tabel berikut ini: 63

Tabel 6 Distribusi Aitem Skala Kesepian Untuk Penelitian NO Perasaan Ketika Kesepian Aitem Jlh Favorable Unfavorable 1. 9,10,11 12, Desperation 13,14, 24,25,28,29 12 18 32 2. Impatient Boredom 1,2 3,5 4, 6 6 3. 7,15 Self-Deprecation 16,19,20 8, 17 9 21,33 4. Depression 22,23, 26,27,30,31 37,38,39,40 43,44 34,35 36,41,42 45,46 Jumlah 29 17 46 19 III.E. Prosedur Penelitian III.E.1. Persiapan Penelitian Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah persiapan dan pembuatan alat ukur serta uji coba alat ukur. Sebelum suatu alat ukur dibuat maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan aspek-aspek dari alat ukur tersebut. Kemudian dari aspek-aspek tersebut dibuat sejumlah butir-butir pernyataan atau aitem-aitem. Aitem-aitem yang dibuat kemudian dievaluasi. Evaluasi ini dilakukan dengan tiga arah, yaitu (1) dari segi bidang yang diuji, (2) dari segi format dan pertimbangan teknis penulisan aitem, dan (3) dari segi penerjemahan gagasan dalam bahasa (Suryabrata, 2000). Evaluasi dari segi bidang yang diuji dilakukan dengan menelaah kembali bersama dosen pembimbing mengenai kejelasan akan konsep dasar dan kesesuaian aitem dengan empat jenis perasaan kesepian dari Rubeinstein dan Shaver (dalam Brehm, 2002). 64

Evaluasi dari segi format dan teknis penulisan aitem dilakukan dengan membuat ukuran dan jenis tulisan serta tampilan luar skala sehingga dapat lebih mudah dibaca oleh subjek penelitian. Evaluasi dari segi penerjemahan gagasan dan bahasa dilakukan untuk mengetahui apakah kalimat-kalimat pernyataan dalam skala dapat dimengerti dan tidak memiliki makna yang ambigu. Evaluasi format dan teknis penulisan skala serta penerjemahan gagasan dan bahasa dilakukan dengan meminta pendapat beberapa mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara. Sebelum melakukan uji coba alat ukur, peneliti terlebih dahulu menyiapkan alat ukur yang digunakan. Alat ukur berupa skala kesepian terdiri dari 100 aitem. Skala dibuat dengan tipe Likert dan dalam bentuk buku. Persiapan alat ukur dilakukan sejak tanggal 3 Agustus 2007 hingga 8 Agustus 2007. Uji coba skala dilakukan terhadap 30 orang responden wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai dan meninggalnya pasangan. Pemberian skala dilakukan dari tanggal 9 Agustus 2007 hingga 3 September 2007. III.E.2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan terhadap wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal yang berada di kotamadya Medan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan terhadap 60 orang wanita yag berperan sebagai orangtua tunggal, dimana terdapat 40 orang wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena meninggalnya pasangan dan 20 orang wanita yang berperan sebagai orangtua 65

tunggal karena bercerai. Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai tanggal 5 September hingga 5 Oktober 2007. III.F. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik, karena analisis statistik dapat menunjukkan generalisasi, bekerja dengan angka-angka, bersifat objektif, menutup kemungkinan masuknya unsur-unsur subjektif yang dapat merubah keinginan menjadi kenyataan atau kebenaran, serta bersifat universal dalam arti dapat digunakan dalam semua bidang penelitian (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan metode analisis t-test untuk dua sampel independen dengan hipotesis dua arah (two-tailed) agar dapat dilihat apakah ada perbedaan kesepian pada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal yang bercerai dan meninggal pasangan. Sebelum dilakukan analisis statistik dengan uji t, data hasil penelitian akan dilakukan uji asumsi terlebih dahulu, yaitu: 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Uji normalitas pada penelitian dianalisa dengan menggunakan Kolmogorov- Smirnov. 66

2. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah homogen. Uji homogenitas pada penelitian ini dianalisa dengan menggunakan Anova melalui Lavene Test. Alasan menggunakan metode ini karena penelitian ini hanya untuk membandingkan dua varians saja. Data yang diperoleh akan diolah dengan analisa statistik dengan menggunakan program SPSS version 12 For Windows. 67

BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA Pada bab berikut ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dilanjutkan dengan analisa dan interpretasi data penelitian serta hasil penelitian. IV.A. Gambaran Subjek Penelitian Subjek penelitian berjumlah 60 orang wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal, yang terdiri dari 40 orang wanita yang pasangannya meninggal dan 20 orang wanita yang bercerai. Berdasarkan hal tersebut didapatkan gambaran subjek penelitian menurut usia, lama perpisahan, kehadiran anak, tinggal bersama orang lain, dan pendapatan. IV.A.1. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia berikut ini: Berdasarkan usia, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel Tabel 7 Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia USIA Jumlah (N) Persentase 26-30 tahun 2 3.3 31-35 tahun 13 21.7 36-40 tahun 45 75.0 Total 60 100 68

Grafik 1 Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia 50 40 30 20 Frequency 10 0 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun Usia Berdasarkan tabel serta grafik di atas dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek dengan usia antara 36-40 tahun sebanyak 45 orang (75%), kemudian subjek dengan usia antara 31-35 tahun sebanyak 13 orang (21.7%), sedangkan paling sedikit adalah subjek yang berusia antara 26-30 tahun yaitu 2 orang (3.3%). IV.A.2. Gambaran Subjek Peelitian Berdasarkan Lama Perpisahan Berdasarkan lama perpisahan, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada bagian berikut ini: 69

Tabel 8 Penyebaran Subjek Berdasarkan Lama Perpisahan Lama Perpisahan Jumlah (N) Persentase 1 tahun 7 11.7 2 tahun 10 16.7 3 tahun 6 10.0 4 tahun 3 5.0 5 tahun 10 16.7 6 tahun 24 40.0 Total 60 100 Grafik 2 Penyebaran Subjek Berdasarkan Lama Perpisahan 30 20 10 Frequency 0 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun Lama Perpisahan Bila dilihat dari tabel dan grafik, maka dapat disimpulkan bahwa ternyata subjek yang terbanyak adalah subjek dengan lama perpisahan selama 6 tahun yaitu sebayak 24 orang (40%), kemudian diikuti subjek dengan lama perpisahan 2 tahun dan 5 tahun sebanyak 10 orang (16.7%), selanjutnya subjek dengan lama perpisahan 1 tahun sebanyak 7 orang (11.7%), kemudian subjek dengan lama perpisahan 3 tahun sebanyak 6 orang (10%), sedangkan yang paling sedikit adalah subjek dengan lama perpisahan 4 tahun yaitu sebanyak 3 orang (5%). 70

IV.A.3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jumlah Anak Berdasarkan jumlah anak, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada bagian berikut ini: Tabel 9 Penyebaran Subjek Berdasarkan Kehadiran Anak Kehadiran Anak Jumlah (N) Persentase 1 orang 12 20,0 2 orang 15 25,0 3 orang 15 25,0 4 orang 10 16,7 5 orang 6 10,0 6 orang 2 3,3 Total 60 100,0 Grafik 3 Penyebaran Subjek Berdasarkan Kehadiran Anak 16 14 12 10 8 6 Frequency 4 2 0 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang Jumlah Anak Bila dilihat dari tabel dan grafik, subjek yang paling banyak adalah subjek dengan 2 orang dan 3 orang anak yaitu sebanyak 15 orang (25%), diikuti oleh subjek dengan 1 orang anak yaitu 12 orang (20%), kemudian subjek dengan 4 orang anak yaitu sebanyak 10 orang (16.7%), kemudian subjek dengan 5 orang 71

anak sebanyak 6 orang (10%) dan paling sedikit adalah subjek dengan 6 orang anak yaitu 2 orang (3.3%). IIV.A.4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tinggal Bersama Orang Lain Berdasarkan tinggal bersama orang lain, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada bagian berikut ini: Tabel 10 Penyebaran Subjek Berdasarkan Tinggal Bersama Orang Lain Tinggal Bersama Jumlah (N) Persentase Anak saja 49 81.7 Keluarga besar 11 18.3 Total 60 100.0 Grafik 4 Penyebaran Subjek Berdasarkan Tinggal Bersama Orang Lain 60 50 40 30 20 Frequency 10 0 anak saja keluarga besar Tinggal bersama 72

Bila dilihat dari tabel dan grafik, maka dapat disimpulkan bahwa ternyata subjek terbanyak adalah subjek yang tinggal bersama dengan anak saja sebanyak 49 orang (81.7%), sedangkan yang lebih sedikit adalah subjek yang tinggal bersama keluarga sebanyak 11 orang (18.3%). IV.A.5. Gambaran Subjek Berdasarkan Pendapatan Berdasarkan pendapatan, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada bagian berikut ini: Tabel 11 Penyebaran Subjek Berdasarkan Pendapatan Pendapatan Jumlah (N) Persentase < 800.000 19 31.6 800.001-3.500.000 37 61.7 > 3.500.000 4 6.7 Total 60 100 Grafik 5 Penyebaran Subjek Berdasarkan Pendapatan 73

40 30 20 Frequency 10 0 < 800.000 1.500.001-3.500.000 >3.500.000 PENDAPAT Bila dilihat dari tabel dan grafik, maka dapat disimpulkan bahwa ternyata subjek terbanyak berpendapatan Rp.800.001-Rp.3.500.000 sebanyak 37 orang (61.7%), kemudian subjek berpendapatan < Rp.800.000 sebanyak 19 orang (31.6%), sedangkan yang paling sedikit adalah subjek berpendapatan Rp. >Rp.3.500.000 sebanyak 4 orang (6.7%). IV.B. Hasil Penelitian IV.B.1. Hasil Uji Asumsi Penelitian Pengujian hipotesa dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa independent t-test. Maka sebelum analisa independent t-test dilakukan terlebih dahulu diadakan uji normalitas sebaran dan uji homogenitas untuk melihat apakah sebaran normal dan populasi sampel homogen atau tidak. 74

IV.B.1.a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian setiap variabel menyebar secara normal. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan pada variabel kesepian. Tabel 12 Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kesepian Meninggal Pasangan Bercerai N 60 40 20 Normal Parameters Mean 92,62 89,3500 99,1500 Most Extreme Differences Std. Deviation 15,048 12,62385 17,56874 Absolute,067,108,137 Positive,063,049,099 Negative -,067 -,108 -,137 Kolmogorov-Smirnov Z,519,684,611 Asymp. Sig. (2-tailed),951,738,849 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa data subjek penelitian tersebar secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas kesepian (Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0.951 (p>0.05). Uji normalitas untuk subjek yang meninggal pasangan menunjukkan sebaran normal dengan p = 0.738, dan uji normalitas untuk subjek yang bercerai menunjukkan sebaran normal dengan p = 0.849. IV.B.1.b. Uji Homogenitas statistic. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan ANOVA melalui Levene 75

Tabel 13 Uji Homogenitas dengan Levene s Test Test of Homogeneity of Variances Dependent Variable: kesepian Levene Statistic df1 df2 Sig. 3.778 1 58.057 Berdasarkan tabel diperoleh bahwa populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah homogen. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas yang berada diatas 0.05 yaitu 0.057 (p > 0.05). IV.B.2. Hasil Utama Penelitian Sesuai dengan tujuan utama dalam penelitian ini yaitu melihat adanya perbedaan kesepian pada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai dan meninggalnya pasangan, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah: ada perbedaan kesepian pada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai dan meninggalnya pasangan. Sebelum pengujian statistik, maka dilakukan perumusan hipotesa statistik yaitu: 1. Ho (Hipotesa nol): μ meninggal pasangan = μ bercerai, tidak ada perbedaan kesepian pada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai dan meninggalnya pasangan. Apabila diperoleh nilai p<0.05 maka hipotesa nol (Ho) gagal diterima. 2. Ha (Hipotesa alternatif): μ meninggal pasangan μ bercerai, ada perbedaan kesepian pada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai dan 76

meninggalnya pasangan. Apabila diperoleh nilai p<0.05 maka hipotesa alternatif (Ha) diterima. Perhitungan analisa data dilakukan dengan menggunakan independent t- test. Berikut pada tabel di bawah ini, digambarkan data kesepian subjek yang bercerai dan meninggal pasangan, yaitu: Tabel 14 Gambaran Skor Kesepian KESEPIAN Penyebab N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Meninggal pasangan 40 89.35 12.624 1.996 Bercerai 20 99.15 17.569 3.928 Tabel 15 Hasil Perhitungan t-test Skor Kesepian KESEPIAN Equal variances assumed Equal variances not assumed Berdasarkan tabel 14 diatas diperoleh nilai p = 0.016. Oleh karena nilai p < 0.05 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kesepian pada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai dan meninggal pasangan. Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t Df t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 3.778.057-2.480 58.016-9.80 3.952-17.711-1.889-2.224 29.130.034-9.80 4.406-18.811 -.789 77

IV. B.3. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan Mean Empirik dan Mean Hipotetik Berikut ini deskripsi data kesepian pada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai dan meninggal pasangan berdasarkan mean empirik dan mean hipotetik yang bermanfaat untuk pengelompokkan kategorisasi selanjutnya. Perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik dapat dilihat melalui tabel berikut: Tabel 16 Perbandingan Mean Empirik Dan Mean Hipotetik Kesepian N Mean Standar Deviasi Min Max Empirik 60 92.62 15.048 60 139 Hipotetik 60 115 23 46 184 Berdasarkan tabel diperoleh mean hipotetik kesepian adalah 115 dengan deviasi sebesar 23, dan mean empirik adalah 92.62 dengan standar deviasi 15.048. Jika dimasukkan dalam kategori skor kesepian, maka berarti bahwa sampel pada penelitian ini berada di rata-rata yang sama dengan rata-rata kesepian pada populasi berdasarkan skala kesepian yang diperoleh. IV.B.4. Kategorisasi Skor Kesepian Berdasarkan mean hipotetik kesepian, yakni sebesar 115 dan standar deviasi sebesar 23 dapat digunakan untuk membuat kategorisasi kesepian subjek penelitian. Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriteria skor kesepian yang digunakan dalam penelitian ini dibagi atas 3 yakni tinggi, sedang dan rendah (Azwar, 2005) dengan rumusan sebagai berikut: 78

Rendah Sedang Tinggi : X < Mean 1 SD : Mean 1 SD X < Mean + 1 SD : Mean + 1 SD X Gambaran kategorisasi skor kesepian terlihat pada tabel berikut: Tabel 17 Kategorisasi Skor Kesepian Variabel Rentang Nilai Kategori N Persentase X < 88 Rendah 23 38.3 Kesepian 88 X < 138 Sedang 36 60 X 138 Tinggi 1 1.7 Jumlah 60 100 Tabel 18 Klasifikasi Skor Kesepian Pada Wanita Bercerai Dan Meninggal Pasangan Meninggal Pasangan Bercerai Kategorisasi Skor Jumlah Kesepian Subjek Persentase Rendah X < 88 17 42.5 Sedang 88 X < 138 23 57.5 Tinggi X 138 0 0 Total 40 100 Rendah X < 88 6 30 Sedang 88 X < 138 13 65 Tinggi X 138 1 5 Total 20 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa subjek yang meninggal pasangan memiliki kesepian rendah sebanyak 17 orang (42.5%), yang memiliki kesepian sedang sebanyak 23 orang (57.5%) dan tidak ada yang memiliki kesepian tinggi (0%). Pada subjek yang bercerai dapat dilihat bahwa yang memiliki kesepian rendah sebanyak 6 orang (30%), yang memiliki kesepian sedang sebanyak 13 orang (65%), dan yang memiliki kesepian tinggi sebanyak 1 orang (5%). 79

IV.C. Hasil Tambahan Ada beberapa hasil tambahan dalam penelitian yang diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian, antara lain gambaran aspek-aspek kesepian, gambaran kesepian berdasarkan usia, lama perpisahan, kehadiran anak dan pendapatan. IV.C.1. Gambaran Aspek-aspek Kesepian Pada penelitian ini diperoleh gambaran aspek-aspek kesepian yang dikemukakan oleh Shaver dan Rubeinstein: Tabel 19 Gambaran Aspek-aspek Kesepian Mean Aspek Meninggal Bercerai Keterangan Pasangan Desperation 24.15 27.25 Signifikan p= 0.029 Impatient Boredom 14.08 14.75 Tidak Signifikan p=0.203 Self-Deprication 16.77 19.30 Signifikan p=0.008 Depression 34.35 37.85 Tidak Signifikan p=0.076 Berdasarkan data diatas, ditunjukkan bahwa untuk subjek yang bercerai dan meninggal pasangan terdapat perbedaan mean yang signifikan pada keempat aspek kesepian, dimana mean pada subjek yang bercerai lebih tinggi. Pada tabel diatas juga ditunjukkan bahwa terdapat dua aspek yang kurang signifikan dirasakan berpengaruh ketika kedua kelompok subjek (wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai dan meninggal pasangan) merasakan kesepian, yaitu impatient boredom dan depression. 80

Berikut ini merupakan hasil perhitungan yang diperoleh dari setiap perasaan kesepian yang dirasakan oleh individu. Tabel 20 Hasil Perhitungan Skor Kesepian Wanita Yang Meninggal Pasangan Dan Bercerai Berdasarkan Perasaan Kesepian Perasaan kesepian Desperation Impatient Boredom Self Deprecation Depression Penyebab Perpisahan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean meninggal pasangan 40 24,15 4,228,668 bercerai 20 27,25 6,431 1,438 meninggal pasangan 40 14,08 1,900,300 bercerai 20 14,75 1,943,435 meninggal pasangan 40 16,77 2,787,441 bercerai 20 19,30 4,342,971 meninggal pasangan 40 34,35 6,581 1,041 bercerai 20 37,85 7,989 1,786 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pada perasaan desperation, mean skor untuk subjek yang meninggal pasangan adalah 24.15 (SD = 4.228), mean skor untuk subjek yang bercerai adalah 27.25 (SD = 6.431). Wanita yang bercerai memiliki mean skor kesepian yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang meninggal pasangan dalam perasaan desperation. Selanjutnya dapat diketahui bahwa pada perasaan impatient boredom, mean skor untuk subjek yang meninggal pasangan adalah 14.08 (SD = 1.900), mean skor untuk subjek yang bercerai adalah 14.75 (SD = 1.943). Wanita yang bercerai memiliki mean skor kesepian yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang meninggal pasangan dalam perasaan impatient boredom. Kemudian berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pada perasaan self deprecation mean skor untuk subjek yang meninggal pasangan adalah 16.77 (SD = 2.787), mean skor untuk subjek yang bercerai adalah 19.30 (SD = 4.342). 81

Wanita yang bercerai memiliki mean skor kesepian yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang meninggal pasangan dalam perasaan self deprecation. Selanjutnya berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pada perasaan depression,, mean skor untuk subjek yang meninggal pasangan adalah 34.35 (SD = 65.81), mean skor untuk subjek yang bercerai adalah 37.85 (SD = 7.989). Subjek yang bercerai memiliki mean skor kesepian yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang meninggal pasangan dalam perasaan depression. Oleh karena itu, berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa dari keempat kategori perasaan kesepian yang dirasakan oleh subjek penelitian, perasaan yang paling menonjol pada subjek yang meninggal pasangan dan bercerai adalah perasaan depression, kemudian diikuti dengan perasaan desperation, self deprecation, dan terakhir impatient boredom. Berdasarkan mean skor pada setiap perasaan dapat dilihat bahwa wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai memiliki mean skor yang lebih tinggi daripada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena meninggal pasangan. IV.C.2. Gambaran Kesepian Berdasarkan Usia Pada penelitian ini diperoleh gambaran kesepian berdasarkan usia. Hasil uji statistik berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut: 82

Tabel 21 Gambaran Skor Kesepian Berdasarkan Usia Rentang usia Usia 26-30 tahun Usia 31-35 tahun Usia 36-40 tahun Penyebab Std. Std. Error N Mean Perpisahan Deviation Mean Meninggal 0,,, Bercerai 2 95,00 19,799 14,000 Meninggal 12 87,1667 13,66371 3,94437 Bercerai 1 103,0000,, Meninggal 28 90,2857 12,29230 2,32303 Bercerai 17 99,4118 18,40876 4,46478 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa mean skor yang paling tinggi berada pada subjek yang bercerai dengan usia 31-35 tahun dengan mean skor 103.0000, kemudian diikuti subjek yang bercerai dengan usia 36-40 tahun dengan mean 99.4118 (SD=18.40876), selanjutnya subjek yang bercerai usia 26-30 tahun dengan mean 95.00 (SD=19.799), diikuti oleh subjek yang meninggal pasangan usia 36-40 tahun dengan mean skor 90.2857 (SD=12.2923), dan paling rendah adalah subjek yang meninggal pasangan usia 31-36 tahun dengan mean 87.1667 (SD=13.66371). Tabel 22 Hasil Perhitungan Kesepian Berdasarkan Usia Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 300.306 2 150.153.655.523 Within Groups 13059.877 57 229.121 Total 13360.183 59 Dari hasil analisa statistik diperoleh p=0.523, dimana p>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kesepian subjek penelitian berdasarkan usia. 83

IV.C.3. Gambaran Kesepian Berdasarkan Lama Perpisahan Pada penelitian ini diperoleh gambaran kesepian berdasarkan lama perpisahan. Hasil uji statistik berdasarkan lama perpisahan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 23 Gambaran Skor Kesepian Berdasarkan Lama Perpisahan Lama Perpisahan 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun Penyebab Std. Error N Mean Std. Deviation Perpisahan Mean Meninggal pasangan 5 89,2000 16,90266 7,55910 Bercerai 2 108,0000 1,41421 1,00000 Meninggal pasangan 6 92,6667 9,15787 3,73869 Bercerai 4 102,5000 15,92692 7,96346 Meninggal pasangan 4 88,2500 9,03235 4,51617 Bercerai 2 99,5000 26,16295 18,50000 Meninggal pasangan 2 90,0000 18,38478 13,00000 Bercerai 1 103,0000,, Meninggal pasangan 8 88,7500 16,36852 5,78715 Bercerai 2 89,0000 4,24264 3,00000 Meninggal pasangan 15 88,4000 12,47168 3,22017 Bercerai 9 97,4444 22,22111 7,40704 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa mean skor yang paling tinggi berada pada subjek yang bercerai dengan lama perpisahan 1 tahun yaitu 108.0000 (SD=1.41421), diikuti oleh subjek yang bercerai dengan lama perpisahan 4 tahun yakni mean skor 103.0000, diikuti oleh subjek yang bercerai dengan lama perpisahan 2 tahun dengan mean skor 102.5000 (SD= 15.92692), diikuti oleh subjek yang bercerai dengan lama perpisahan 3 tahun dengan mean skor 99.5000 (SD=26.16295), diikuti oleh subjek yang bercerai dengan lama perpisahan 6 tahun dengan mean skor 97.4444 (SD= 22.22111), selanjutnya subjek yang meninggal pasangan dengan lama perpisahan 2 tahun dengan mean 84

skor 92.6667 (SD= 9.15787), diikuti oleh subjek yang meninggal pasangan dengan lama perpisahan 4 tahun dengan mean skor 90.0000 (SD=18.38478), diikuti oleh subjek yang meninggal pasangan dengan lama perpisahan 1 tahun dengan mean skor 89.2000 (SD=16.90266), diikuti oleh subjek yang bercerai dengan lama perpisahan 5 tahun dengan mean skor 89.0000 (SD=4.24264), diikuti oleh subjek yag meninggal pasangan dengan lama perpisahan 5 tahun dengan mean skor 88.7500 (SD=16.36852), diikuti dengan subjek yang meninggal pasangan dengan lama perpisahan 6 tahun dengan mean skor 88.4000 (SD=12.47168), dan mean paling rendah adalah subjek yang meningal pasangan dengan lama perpisahan 88.2500 (SD=9.03235). Tabel 24 Hasil Perhitungan Kesepian Berdasarkan Lama Perpisahan Sum of Squares Mean Square Df F Sig. Between Groups 356.344 5 71.269.296.913 Within Groups 13003.839 54 240.812 Total 13360.183 59 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh p=0.913, dimana p>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kesepian subjek berdasarkan lama perpisahan. IV.C.4. Gambaran Kesepian Berdasarkan Kehadiran Anak Pada penelitian ini juga diperoleh gambaran kesepian berdasarkan keahadiran anak. Hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel berikut ini: 85

Tabel 25 Gambaran Skor Kesepian Berdasarkan Kehadiran Anak Kehadiran Anak 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang Penyebab Std. Std. Error N Mean Perpisahan Deviation Mean Meninggal pasangan 4 83,7500 16,00781 8,00391 Bercerai 8 86,6250 11,72223 4,14443 Meninggal pasangan 7 94,0000 12,68858 4,79583 Bercerai 8 109,2500 19,01691 6,72349 Meninggal pasangan 12 88,0833 12,16148 3,51072 Bercerai 3 101,6667 8,38650 4,84195 Meninggal pasangan 10 89,3000 11,62421 3,67590 Bercerai 0,,, Meninggal pasangan 6 88,3333 15,48763 6,32280 Bercerai 0,,, Meninggal pasangan 1 101,0000,, Bercerai 1 111,0000,, Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mean skor tertinggi terdapat pada subjek yang bercerai dengan jumlah anak 6 orang yaitu 111.0000, diikuti dengan subjek yang meninggal pasangan dengan jumlah anak 6 orang yaitu mean skor 101.0000, diikuti dengan subjek yang bercerai dengan jumlah anak 2 orang yaitu mean skor 109.2500, diikuti oleh subjek yang bercerai dengan jumlah anak 3 orang yaitu mean skor 101.6667, diikuti oleh subjek yang meninggal pasangan dengan jumlah anak 2 orang yaitu mean skor 94.0000, kemudian diikuti oleh subjek yang meninggal pasangan dengan jumlah anak 89.3000, diikuti oleh subjek yang meninggal pasangan dengan jumlah anak 5 orang yaitu mean skor 88.3333, diikuti oleh subjek yang meninggal pasangan dengan jumlah anak 3 orang yaitu mean skor 88.0833, kemudian subjek yang bercerai dengan jumlah anak 1 orang yaitu mean skor 86,6250, dan paling rendah adalah subjek yang meninggal pasangan dengan jumlah anak 1 orang yaitu mean skor 83.7500, 86

Tabel 26 Hasil Perhitungan Kesepian Berdasarkan Kehadiran Anak Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 2565,950 5 513,190 2,567,037 Within Groups 10794,233 54 199,893 Total 13360,183 59 Dari hasil analisa statistik di atas diperoleh p=0.037, dimana p<0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kesepian berdasarkan kehadiran anak. IV.C.5. Gambaran Kesepian Berdasarkan Tinggal Bersama Orang Lain Pada penelitian ini diperoleh gambaran kesepian berdasarkan tinggal bersama orang lain. Hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 27 Gambaran Skor Kesepian Berdasarkan Tinggal Bersama Orang Lain Tinggal Bersama Keluarga Besar Anak Saja Penyebab Std. Std. Error N Mean Perpisahan Deviation Mean Meninggal pasangan 4 100,7500 5,37742 2,68871 Bercerai 7 97,7143 22,54414 8,52088 Meninggal pasangan 36 88,0833 12,59337 2,09889 Bercerai 13 99,9231 15,25594 4,23124 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa mean skor paling tinggi adalah subjek yang meninggal pasangan dan tinggal bersama keluarga besar yaitu 100.7500 (SD=5.37742), diikuti oleh subjek yang bercerai dan tinggal bersama anak saja dengan mean skor 99.9231 (SD=15.25594), diikuti oleh subjek yang bercerai dan tinggal bersama keluarga besar dengan mean skor 97.7143 (SD=22.54414), dan mean skor paling rendah adalah subjek yang meninggal pasangan dan tinggal bersama anak saja yaitu 88.0833 (SD=12.59337). 87

Tabel 28 Hasil Perhitungan t-test Kesepian Berdasarkan Tinggal Bersama Orang Lain KESEPIAN Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t Df t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper,301,585-1,530 58,132-7,59 4,965-17,531 2,344-1,325 13,016,208-7,59 5,731-19,973 4,785 Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan independent sample t-test diperoleh p=0.132, dimana p>0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kesepian berdasarkan tinggal bersama orang lain. IV.C.6. Gambaran Kesepian Berdasarkan Tingkat Pendapatan Gambaran subjek penelitian berdasarkan pendapatan juga digunakan menjadi hasil tambahan dalam penelitian ini. Tabel 29 Gambaran Skor Kesepian Berdasarkan Pendapatan Pendapatan <Rp.800.000 Rp.800.001-3.500.000 >Rp.3.500.000 Penyebab Std. Std. Error N Mean Perpisahan Deviation Mean Meninggal Pasangan 10 93,2000 11,66952 3,69023 Bercerai 9 102,1111 20,64851 6,88284 Meninggal Pasangan 26 89,1538 13,57554 2,66238 Bercerai 11 96,7273 15,19928 4,58276 Meninggal Pasangan 4 83,5000 7,04746 3,52373 Bercerai 0,,, 88

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa mean skor yang paling tinggi adalah subjek yang bercerai dengan pendapatan <Rp.800.000 yaitu 102.1111 (SD=20.64851), diikuti oleh subjek yang bercerai dengan pendapatan Rp.800.000-Rp.3.500.000 dengan mean skor 96.7273 (SD=15.19928), diikuti oleh subjek yang meninggal pasangan dengan pendapatan <Rp.800.000 dengan mean skor 93.2000 (SD=11.66952), diikuti oleh subjek yang meninggal pasangan dengan pendapatan Rp.800.000-Rp.3.500.000 dengan mean skor 89.1538 (SD=1357554), dan mean skor paling rendah adalah wanita yang meninggal pasangan dengan pendapatan >Rp.3.500.000 yakni 83.5000. Tabel 30 Hasil perhitungan Kesepian Berdasarkan Pendapatan Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 148,233 2 74,117,320,728 Within Groups 13211,950 57 231,789 Total 13360,183 59 Dari hasil analisa statistik diperoleh nilai p=0.728, dimana p>0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kesepian pada subjek penelitian berdasarkan pendapatan. 89

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Bab berikut ini berisi mengenai kesimpulan atas sejumlah hasil yang diperoleh dalam penelitian ini. Selanjutnya, kesimpulan ini akan didiskusikan berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya. Sedangkan pada akhir bab akan dikemukakan saran bagi penelitian selanjutnya serta berbagai pihak yang terkait dengan tema permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. V.A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kesepian pada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai dan meninggal pasangan. Hasil ini menggambarkan bahwa wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai lebih merasa kesepian daripada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena meninggal pasangan. 2. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kedua mean baik empirik maupun hipotetik berada pada kategori sedang, hal ini berarti sampel pada penelitian ini berada pada skor rata-rata yang sama dengan rata-rata kesepian pada populasi berdasarkan skala kesepian yang diperoleh. 3. Hasil tambahan penelitian menunjukkan bahwa: 90

a. Berdasarkan keempat aspek kesepian, diperoleh bahwa terdapat dua aspek yang dirasakan kurang signifikan berpengaruh terhadap kesepian yaitu impatient boredom dan depression daripada kedua aspek lainnya yaitu desperation dan self-deprecation. b. Aspek kesepian yang paling menonjol dirasakan oleh wanita yang bercerai dan meninggal pasangan adalah, depression, kemudian diikuti dengan perasaan desperation, self deprecation dan terakhir adalah impatient boredom. c. Berdasarkan usia, disimpulkan tidak terdapat perbedaan namun dengan membandingkan mean skor diperoleh bahwa wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai dengan usia 31-35 tahun memiliki mean yang paling tinggi, dan paling rendah adalah wanita yang meninggal pasangan dengan usia 31-35 tahun. d. Berdasarkan lama perpisahan, disimpulkan tidak terdapat perbedaan namun dengan membandingkan mean skor diperoleh bahwa mean skor tertinggi berada pada wanita yang bercerai dengan lama perpisahan 1 tahun dan paling rendah adalah wanita yang meninggal pasangan dengan lama perpisahan 3 tahun. e. Berdasarkan kehadiran anak, disimpulkan terdapat perbedaan kesepian antara subjek penelitian dan dengan membandingkan mean skor diperoleh bahwa skor tertinggi berada pada subjek yang bercerai dengan jumlah anak 6 orang dan paling rendah adalah subjek yan meninggal pasangan dengan junlah anak 1 orang. 91

f. Berdasarkan tinggal bersama orang lain, disimpulkan tidak terdapat perbedaan namun dengan membandingkan mean skor diperoleh mean skor tertinggi berada pada wanita yang meninggal pasangan dan tinggal bersama keluarga besar, dan mean skor paling rendah adalah wanita yang meninggal pasangan dan tinggal bersama anak saja. g. Berdasarkan tingkat pendapatan, disimpulkan tidak terdapat perbedaan namun dengan membandingkan mean skor diperoleh mean skor tertinggi berada pada wanita yang bercerai dengan pendapatan < Rp. 800.000, paling rendah adalah wanita yang meninggal pasangan dengan pendapatan > Rp.3.500.000. V.B. Diskusi Hasil penelitian menunjukkan bahwa, wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai lebih merasa kesepian daripada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena meninggal pasangan. Hal ini mendukung pendapat Etaugh & Hoehm, (1995) yang menyatakan bahwa ketika wanita bercerai, ia akan berpisah dengan teman dan kerabat yang dulunya dimiliki bersama pasangan. Mereka kehilangan rumah atau bahkan anak-anak. Ditambah lagi masyarakat akan memberi pandangan negatif pada wanita yang bercerai. Sebab sebagian besar masyarakat menganggap bahwa seorang wanita muda membesarkan anak tanpa pasangan belum dapat diterima apalagi karena perceraian, berbeda halnya bila wanita tersebut tidak memiliki pasangan karena kematian atau meninggal dunia yang tidak direncanakan atau tidak dikehendaki. 92

Beberapa pandangan negatif yang diterima dari masyarakat itu diantaranya kemiskinan, diskriminasi, terpisah dari orang-orang disekitar tempat tinggal, serta kurangnya dukungan sosial yang diterima karena status sebagai wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal (Ambert, 2006). Pandangan negatif tersebut dapat pula memberi dampak pada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal, sehingga membuat mereka berpikiran negatif pada dirinya sendiri dan mempengaruhi kesehatan mentalnya. Pikiran negatif tersebut antara lain seperti rendahnya harga diri dan memunculkan simptom-simptom depresi yang dapat pula memberi dampak pada perubahan perilakunya seperti mengabaikan anakanak, merokok dan mengkonsumsi minum minuman keras atau perilaku lain yang tidak memperhatikan kesehatannya (Peden et al, 2004). Beberapa hal di atas akan memberi dampak semakin meningkatkan kesepian yang dirasakannya. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa karakteristik orang yang kesepian adalah rendahnya harga diri dan depresi serta menyalahkan diri sendiri atas hubungan sosial yang buruk dan berbagai hal yang berada di luar kendali (Anderson & Snodgrass dalam Myers, 1999). Kemudian menurut Kaganoff & Spano (1995), menyatakan bahwa perceraian adalah salah satu pengalaman yang paling membuat tertekan. Depresi dan kemarahan adalah respon yang paling sering ditunjukkan terutama bagi wanita. Penyesuaian terhadap perceraian cukup kompleks dan membutuhkan banyak waktu. Mereka akan menjauh dari suatu hubungan dan menyesali hilangnya ikatan pada pasangan sebelumnya (Kitson, 1992). 93

Thompson (1994) menyatakan bahwa penghayatan kesepian yang dirasakan oleh wanita dipengaruhi oleh kehadiran anak. Kemudian Lopata (dalam Brehm, 2002) menjelaskan pentingnya kehadiran anak bagi pasangan bercerai. Semakin banyak anak maka semakin banyak kontak yang dilakukan oleh anakanaknya sehingga semakin sedikit pengalaman kesepian yang dirasakannya. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh melalui self report yang disertakan pada skala penelitian yang mencantumkan kehadiran anak, diperoleh bahwa jumlah anak yang dimiliki wanita yang bercerai lebih sedikit daripada wanita yang meninggal pasangan. Sehingga mendukung pendapat kedua tokoh diatas, yang menyatakan kehadiran anak berbanding terbalik dengan tingkat kesepian yang dirasakan oleh subjek penelitian. Berdasarkan keempat aspek kesepian, diperoleh bahwa terdapat dua aspek yang kurang signifikan pengaruhnya terhadap kesepian yang dirasakan pada wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal karena bercerai, yaitu impatient boredom dan depression dibandingkan dengan desperation dan self-deprecation. Hal ini dapat disebabkan karena kedua aspek tersebut, impatient boredom dan depression, masing-masing memiliki indikator perilaku seperti rasa bosan, tidak sabar, merasa berada di tempat lain, marah tidak dapat berkonsentrasi serta tertekan, sedih dan hampa juga dialami oleh kedua kelompok subjek penelitian baik wanita yang bercerai maupun wanita yang meninggal pasangan. Sedangkan kedua aspek lainnya, desperation dan self-deprecation, memiliki indikator seperti perasaan putus asa, tidak berdaya, tidak punya harapan serta perasaan menyalahkan diri sendiri, merasa malu dan bodoh yang lebih sering dialami oleh 94