BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia. Dalam bermasyarakat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari dan menggungkapkan suatu keinginannya. Menurut Chaer (2003: 4) bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang, baik kepribadian tersebut adalah kepribadian yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa isyarat-isyarat

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal (Chaer 2003:296).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa merupakan salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

Keywords: Analysis of Meaning, Idiom, Idiom Meaning

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI MAKNA IDIOM DARI KANJI TANGAN 手

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

untuk menyampaikan maksud. Frase dalam bahasa Jepang disebut dengan 句 salah satu bentuk ungkapan dalam bahasa Jepang. Ungkapan dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

dengan perubahan yang mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan-kenginan dan

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

ANALISIS KONTRASTIF MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG DENGAN BAHASA INDONESIA YANG TERBENTUK DARI KATA ME (MATA) SKRIPSI OLEH DYAH RETNO WIGATI NIM

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini penulis akan membagi menjadi beberapa sub bab sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

ANALISIS MAKNA KANYOUKU YANG MENGGUNAKAN KANJI KOSHI DALAM KODANSHA S DICTIONARY OF BASIC JAPANESE IDIOMS

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IDIOM DAN MAKNA 気 `KI` Kata idiom berasal dari bahasa Yunani `idioma` yang artinya khusus atau khas.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu komponen yang digunakan antara satu manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang kaya dengan jenis huruf.

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 1. Pendahuluan. Dalam berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya, manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

PERBANDINGAN KANYOUKU 目 ME DALAM BAHASA JEPANG DENGAN IDIOM MATA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. tentang makna. Makna, sebagai penghubung satu bahasa dengan bahasa lain di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat luas dan dapat juga membantu seseorang untuk

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam. kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

ANALISIS MAKNA KANYOUKU YANG MENGGUNAKAN KANJI KUCHI DALAM KODANSHA S DICTIONARY OF BASIC JAPANESE IDIOMS

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan (Chaer dan Agustina, 2004:11). Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia. Dalam bermasyarakat, kegiatan manusia selalu berubah, maka bahasa pun ikut berubah. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa. Seluk beluk bahasa dibahas dalam linguistik. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi (http://carapedia.com/pengertian_definisi_bahasa_menurut_para_ahli_info494.html). Salah satu tataran linguistik yaitu semantik, merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna. Tataran semantik cukup luas, dan salah satu objek kajian semantik adalah idiom kanyouku( 慣用句 ). Tiap negara, bahkan daerah mempunyai idiom tersendiri. Begitu pula Indonesia dan Jepang, kedua negara ini mempunyai idiom tersendiri. Idiom dapat hadir di saat manusia berkomunikasi antara satu dengan yang lain dalam kegiatan sehari-hari, baik lisan maupun tulisan. Permasalahannya adalah, orang awam sulit memahami maksud idiom karena makna yang tersurat dalam idiom bersifat samar sehingga harus dihubungkan dengan makna yang sebenarnya. Makna tersebut bukan berarti makna kumpulan kata, tapi makna simpulan suatu idiom (Pateda, 2001:231-232). Kridalaksana (dalam Prayogi, 2010:2) menyatakan bahwa idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya. Sedangkan ahli

linguistik Jepang dalam Kokugo Jiten ( 国語辞典 ) menyatakan bahwa idiom adalah dua kata atau lebih yang digabungkan dan tidak bisa diartikan per kata, Matsumura (dalam Prayogi, 2010:17). Dalam bahasa Indonesia, yang biasa menjadi sumber idiom adalah nama bagian tubuh manusia, nama warna, nama binatang, nama bagian tumbuh-tumbuhan dan nama bilangan (Sudaryat dalam http://ejournal-s1-undip.ac.id/index.php). Chaer (dalam Prayogi, 2010:2) mengatakan bahwa idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa frase, kata maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsurunsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Kemudian Keraf (1985:109) menyatakan bahwa idiom adalah pola-pola struktur yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak dapat diterangkan secara logis atau secara gramatikal, dengan bertumpu kepada makna kata-kata yang membentuknya. Djajasudarma (dalam Prayogi, 2010:2) menyatakan makna idiomatik adalah makna leksikal terbentuk dari beberapa kata. Kata-kata yang disusun dengan kombinasi kata lain dapat pula menghasilkan makna yang berlainan. Matsumura (dalam Prayogi, 2010:17) menyatakan bahwa idiom adalah : 慣用句というのは二つ以上の単語を組み合わせ 人塊として一つの意味を表すもの Kanyoku to iu no wa futatsu ijou no tango o kumiawase, hito katamari toshite hitotsu no imi o arawasu mono. Artinya : Idiom adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk sebuah arti kelompok tersebut. Contoh idiom yang memakai bagian tubuh : a. 手が空く : 仕事に切れ目ができて一時的にひまになる Te ga aku : shigoto ni kire me ga dekite ichiji teki ni hima ni naru Bisa terlepas dari pekerjaan, memiliki waktu luang; lenggang atau

Bebas. (Kindaiichi & Ikeda, 1978:1310) b. 手が長い : 盗癖がある てくせが悪い Te ga nagai : touheki ga aru. Tekuse ga warui Memiliki sifat mencuri. Kebiasaan tangan yang jelek; panjang tangan (Kindaiichi & Ikeda, 1978:1310) Dalam kamus besar bahasa Indonesia, idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Momiyama (dalam Prayogi, 2010:3) menyatakan bahwa idiom adalah makna dari gabungan dua kata atau lebih yang sudah ditetapkan dan makna idiom yang dihasilkan tidak bisa dicerna dari makna leksikal maupun makna gramatikal gabungan kata pembentuk idiom. Berdasarkan pengetahuan penulis, bahwa cukup banyak idiom bahasa Jepang yang menggunakan kata bagian tubuh dalam berbahasa sehari-hari bagi orang Jepang sendiri. Tidak berbeda jauh dengan bahasa Indonesia, bahasa Jepang pun menggunakan bagian tubuh dalam idiomnya, diantaranya adalah Te( 手 )yang dalam bahasa Indonesia berarti tangan. Dari hasil penelitian Suryadimulya (dalam http://pustaka.unpad.ac.id/archives/3317/) menyatakan bahwa idiom yang memakai bagian tubuh te (tangan) dalam bahasan Jepang merupakan yang terbanyak, yaitu ada 228 idiom. Kemudian untuk idiom yang memakai kata tangan dalam bahasa Indonesia sebanyak 128 idiom, juga merupakan yang terbanyak dari idiom yang memakai bagian anggota tubuh bagian luar lainnya. Karena jumlah yang banyak inilah, menjadikan sering dipakai dalam pemakaian dalam berbahasa sehari-hari, sehingga penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut perbandingan makna yang ada dalam idiom bahasa Jepang yang memakai bagian tubuh te ( 手 ) dengan idiom bahasa Indonesia yang memakai bagian tubuh tangan dalam hal : a. Idiom sama semakna

b. Idiom beda semakna c. Idiom sama beda makna 1.2. Perumusan Masalah Banyaknya penggunaan idiom yang terbentuk dari anggota tubuh (panca indra) dalam bahasa Jepang dan menimbulkan arti yang beragam/berbeda dari makna asalnya, sehingga makna kata yang dijabarkan oleh penulis bisa dipahami lebih baik lagi. Untuk mempermudah pemahaman terhadap idiom yang menjadi lingkup penelitian ini, maka dibuat rumusan terhadap idiom yang dianalisis sebagai berikut : 1. Idiom apa saja yang terbentuk dari kata te (tangan) dalam bahasa Jepang yang sama dengan idiom tangan dalam bahasa Indonesia dan memiliki makna yang sama? 2. Idiom apa saja yang terbentuk dari kata te (tangan) dalam bahasa Jepang yang berbeda dengan idiom tangan dalam bahasa Indonesia namun memiliki makna yang sama? 3. Idiom apa saja yang terbentuk dari kata te (tangan) dalam bahasa Jepang yang sama dengan idiom tangan dalam bahasa Indonesia namun memiliki makna yang berbeda? 1.3. Ruang Lingkup Pembahasan Agar penulisan lebih terarah dan fokus, maka penulis hanya membatasi pada pembahasan 10 (sepuluh) makna idiom te ( 手 ) dalam bahasa Jepang dan 12 (dua belas) idiom tangan dalam bahasa Indonesia yang memiliki keterkaitan/hubungan. Hubungan tersebut akan dirumuskan menjadi : a. Idiom apa saja yang sama semakna b. Idiom apa saja yang beda semakna c. Idiom apa saja yang sama beda makna 10 (sepuluh) idiom te dalam bahasa Jepang yang dibahas bersumber dari Matsuura (1994:1054-1055), Ikeda dan Kindaiichi (1978:1309-1312), Garrison (2006:89-102 ),

http://www.h3.dion.ne.jp/~urutora/kanyoukupeji.htm, http://dictionary.goo.ne.jp/leaf/je2/50643/m0u/%e6%89%8b/, http://pustaka.unpad.ac.id/archives/3317/ dan http://tangkilisanharly.blogspot.com/2012/08/studi-komparatif-idiom-bahasajepang_9401.html adalah : 1. Idiom Oteage( お手上げ ) 2. Idiom Te Ga Agaru ( 手が上がる ) 3. Idiom Te Ga Aku ( 手が空く ) 4. Idiom Te Ga Hayai ( 手が早い ) 5. Idiom Te Ga Nagai ( 手が長い ) 6. Idiom Te Wo Dasu ( 手を出す ) 7. Idiom Te Wo Hanasu ( 手を放す ) 8. Idiom Te Wo Nigiru ( 手を握る ) 9. Idiom Te Wo Tsunagu ( 手を繋ぐ ) 10. Idiom Tegaru ( 手軽 ) Kemudian, 12 (dua belas) idiom tangan dalam bahasa Indonesia yang dibahas bersumber dari Departemen Pendidikan Nasional (2008), http://pustaka.unpad.ac.id/archives/3317/, http://tangkilisanharly.blogspot.com/2012/08/studi-komparatif-idiom-bahasajepang_9401.html dan http://id.wikipedia.org/wiki/daftar_frasa_idiomatis_dalam_bahasa_indonesia adalah : 1. Idiom Angkat Tangan 2. Idiom Bergandengan Tangan 3. Idiom Bermain Panjang Tangan 4. Idiom Campur Tangan 5. Idiom Lepas Tangan

6. Idiom Mencium Telapak Tangan 7. Idiom Mengulurkan Tangan 8. Idiom Panjang Tangan 9. Idiom Ringan Tangan 10. Idiom Tangan Cepat 11. Idiom Tangan Kosong 12. Idiom Tangan Naik 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak biasa diterangkan secara logis atau secara gramatikal dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya (Keraf, 1985:109). Frasa dalam bahasa Jepang disebut dengan ku( 句 ). Dilihat dari maknanya frasa dibagi menjadi dua jenis, yakni rengo( 連語 )atau frasa biasa, dan kanyouku( 慣用句 )atau idiom. Machida dan Momiyama (dalam Sutedi, 2003:147) memberikan batasan bahwa yang dimaksud dengan ku( 句 )adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih. Rengo( 連語 )merupakan frasa biasa, yang maknanya bisa dipahami cukup dengan mengetahui makna setiap kata yang membentuk frasa tersebut. Sedangkan kanyouku( 慣用句 )adalah idiom yang maknanya tidak bisa dipahami dengan hanya mengetahui makna setiap kata yang membentuk idiom tersebut. Dilihat dari maknanya, kanyouku( 慣用句 )dibagi menjadi dua macam, yakni frasa yang hanya memiliki makna idiomatikal saja, dan frasa yang memiliki makna idiomatikal dan leksikal. Contoh frasa yang memiliki makna idiomatikal adalah te wo yasumeru ( 手を休める ), yang berarti menghentikan kesibukan (Matsuura, 1994:1054). Jika diterjemahkan secara leksikal,

frasa tersebut bermakna mengistirahatkan tangan yang terdengar janggal karena te ( 手 ) berarti tangan dan yasumeru ( 休める )berarti istirahat. Contoh kalimat yang menggunakan idiom te ( 手 ), misalnya purojekuto kara te wo hiku ( プロジェクトから手を引く )yang memiliki makna meninggalkan proyek. Kata-kata yang disusun dalam kombinasi kata lain dapat pula menghasilkan makna yang berlainan. Sebagian idiom merupakam bentuk baku (tidak berubah) artinya kombinasi kata-kata dalam idiom dalam bentuk tetap. Bentuk tersebut tidak dapat diubah berdasarkan kaidah yang berlaku bagi sebuah bahasa. Menurut Keraf (1985:110) idiom-idiom itu bersifat tradisional dan bukan bersifat logis, maka bentuk-bentuk itu hanya bisa dipelajari dari pengalaman-pengalaman bukan melalui peraturan-peraturan umum bahasa. Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics. Istilah semantik sendiri baru muncul pada tahun 1984 yang dikenal melalui American Philological Association dalam sebuah artikel yang berjudul Reflected Meaning : a point in semantics (Djajasudarma, 1999:1). Semantik adalah sistem penyelidikan makna dari suatu struktur bahasa yang berhubungan dengan makna dari ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara (Kridalaksana dalam http://ejournal-sl-undip.ac.id/index.php). Ringkasnya, semantik merupakan salah satu bidang linguistik yang mempelajari makna atau arti, asal-usul, pemakaian, perubahan, dan perkembangannya (Sudaryat dalam http://ejournal-slundip.ac.id/index.php). Kemudian, semantik menurut beberapa ahli yang bersumber dari http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/pengertian-semantik-menurut-para-ahli.html dan http://sastrawancyber.blogspot.com/2010/04/pengertian-semantik-menurut-beberapa.html, sebagai berikut :

1. Charles Morrist Mengemukakan bahwa semantik menelaah hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut. 2. J.W.M Verhaar (1981:9) Mengemukakan bahwa semantik (Inggris: semantics) berarti teori makna atau teori arti, yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti. 3. Lehrer (1974:1) Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang kajian yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi. 4. Kambartel (dalam Bauerk, 1979:195) Semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia. 5. Ensiklopedia britanika (Encyclopedia Britanica, vol.20, 1996:313) Semantik adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan hubungan proses mental atau simbol dalam aktifitas bicara. 6. Mansoer Pateda Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna. 7. Abdul Chaer Semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti. Yaitu salah satu dari 3 (tiga) tataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal dan semantik). 8. Ferdinand de Saussure (1966) Semantik terdiri dari: a. Komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk dan bunyi bahasa. b. Komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu.

9. Aminuddin Semantik mengandung pengertian studi tentang makna dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik merupakan bagian dari linguistik. Begitu pula dengan makna suatu idiom. Di dalam suatu idiom terkandung bukan hanya makna kamus tapi juga makna majas, bukan hanya arti kata yang sebenarnya tetapi juga arti kiasan yang merupakan garapan semantik. Ahli linguistik Jepang, Yutaka (1984:238) mengatakan bahwa : 慣用句は単語の二つ以上の連結体であって その結びつきが比較的固 全体で決まった意味を持つ言葉だと言う程度のところが 一般的な共通理解になっているだろう Kanyouku wa tango no futasu ijou no renketsutai de ate, sono musubi tsuki ga hikaku teki katamu, zentai de kimatta imi o motsu kotoba da to iu teido no tokoro ga, ippan teki na kyoutsuu rikai ni natteiru darou. Idiom adalah gabungan dua buah kata atau lebih, yang mempunyai perpaduan kata-kata yang relative sulit dan secara keseluruhan menjadi kata yang memiliki arti yang tetap, sehingga menjadi pengertian umum Alwasilah (dalam Prayogi, 2010:10) mendefinisikan idiom adalah grup kata-kata yang mempunyai makna tersendiri yang berbeda makna tiap kata dalam grup itu. Setiap kata mungkin artinya sederhana tetapi setelah disatukan banyak makna idiom memiliki arti yang tidak dapat disimpulkan dari arti setiap bagian kata tersebut. Pendapat ini didukung oleh pernyataan ahli linguistik Jepang, Yutaka di atas. Dalam menganalisis makna idiom dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep gramatikal, sebab akan jelas maknanya jika digunakan dalam kalimat (Sutedi, 2003:107).

1.4.2. Kerangka Teori Kerangka Teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang dilakukan. Koentjaraningrat (dalam Prayogi, 2010:8) mengemukakan bahwa kerangka teori berfungsi sebagai pendorong proses berfikir deduktif yang bergerak dari alam abstrak ke alam konkret. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semantik dan kanyouku (idiom) yang mencakup tentang pengertian kanyouku ( 慣用句 ), gejala kemunculan idiom, majas dalam perluasan makna kanyouku( 慣用句 ), dan klasifikasi makna kanyouku( 慣用句 ). Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan teori kontekstual makna, berarti penggunaannya dalam bahasa, atau langkah-langkah atau cara yang digunakan, atau peran yang dimainkan. Firth menjelaskan bahwa makna tidak akan terlihat atau terungkap kecuali melalui penggunaannya dalam unit bahasa, yaitu dengan menggunakannya dalam berbagai macam konteks. Firth berpendapat, sebagian besar unit makna berdampingan dengan unit-unit lain. Maka unit tidak mungkin digambarkan atau ditentukan kecuali dengan memperhatikan unit-unit lain. Karena itulah studi makna tentang kata menurut adanya analisis konteks yang menjadi acuan kata-kata tersebut. Dengan demikian, makna kata bergantung pada macam-macam konteks tempat kata itu berada (http://ieszilarisarismar.blogspot.com/2012/12/semantik-teori-kontekstual.html). Kemudian, dalam penelitian ini, penulis lebih memperhatikan pengertian idiom yang dikemukakan oleh Noboru Oyanagi (dalam Prayogi, 2010:16) yakni idiom adalah dua kata atau lebih yang setelah digabung memiliki arti tertentu. 慣用句は二つ以上の単語が組み合わさって 全体である意味を表す Kanyouku wa futatsu ijou no tango ga kumiawasatte, zentai de aru imi wo arawasu.

Untuk teori perbandingan idiom yang memakai idiom te (tangan) dalam bahasa Jepang dan idiom yang memakai unsur tangan dalam bahasa Indonesia, penulis memakai hasil penelitian Suryadimulya yang diungkapkan dalam Simposium Kebudayaan Indonesia- Malaysia tahun 2007 (http://pustaka.unpad.ac.id/archives/3317/). 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berfungsi untuk mempermudah melakukan penelitian suatu masalah. Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui idiom apa saja yang sama dan semakna yang terbentuk dari kata te ( 手 )dalam bahasa Jepang dan idiom tangan dalam bahasa Indonesia. 2) Untuk mengetahui idiom apa saja yang berbeda namun semakna yang terbentuk dari kata te ( 手 )dalam bahasa Jepang dan idiom tangan dalam bahasa Indonesia. 3) Untuk mengetahui idiom apa saja yang sama namun beda makna yang terbentuk dari kata te( 手 )dalam bahasa Jepang dan idiom tangan dalam bahasa Indonesia. 1.5.2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bidang linguistik, khususnya makna idiom te ( 手 )dalam bahasa Jepang dan idiom tangan dalam bahasa Indonesia. Serta dapat membandingkan idiom bahasa Jepang yang memakai bagian tubuh te ( 手 )dengan idiom bahasa Indonesia yang memakai bagian tubuh tangan, terutama dalam hal idiom sama semakna, idiom beda semakna serta idiom sama namun beda makna.

2) Sebagai pembanding dengan penelitian lain yang berhubungan dengan penjelasan tersebut. 3) Dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa jurusan sastra Jepang agar lebih memahami makna idiom kata te ( 手 )dalam bahasa Jepang dan idiom kata tangan dalam bahasa Indonesia, sehingga bisa memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk pemakaian bahasa Jepang yang baik dan benar. 1.6. Metode Penelitian Penelitian (riset) merupakan proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang hal yang kita minati dan yang ingin kita ketahui secara detail. Dalam peneitian diperlukan proses menganalisis yang merupakan proses menguraikan sebuah pokok permasalahan dari berbagai hal/bagiannya. Telaah juga dilakukan pada satu bagian dan hubungan antar bagian lain dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang benar serta menyeluruh. Tujuan-tujuan penelitian diantaranya : 1) Mengeksplorasi (exploration) 2) Mendeskripsi (description) 3) Memprediksi (prediction) 4) Mengeksplanasi (explanation) 5) Aksinya (action). Dalam penelitian maka sangat dibutuhkan metode penelitian, yang dipergunakan sebagai salah satu bahan penunjang dalam penulisan. Metode adalah cara pelaksanaan penelitian. Metode yang dipergunakan yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Whitney (dalam http://jasaproposal.wordpress.com/2012/05/28/penelitian-dalam-metodedeskriptif) adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta konsep-konsep yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam penulisan ini, penulis menguraikan dan menjelaskan sebanyak mungkin pemakaian kata yang menjadi pembahasan dengan memberikan contohnya dalam kalimat yang biasa digunakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka (library reseach) dan teknik simak catat. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap kata-kata anggota tubuh yang menjadi pembahasan, buku-buku, leteratur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan, (Nazir, 1991:111). Studi kepustakaan mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian ini, maka penulis juga menambah referensi dari internet.