EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA LIWA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari )

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: pengangkutan sampah, ritase, cakupan pelayanan.

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ellina S. Pandebesie, MT Dosen Penguji : IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD. Sidang Tesis

STRATEGI PENINGKATAN PENGELOLAAN PRASARANA SANITASI DI WILAYAH PERMUKIMAN PESISIR KOTA KUPANG

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

ABSTRAK. Kata kunci :Volume timbulan sampah, kebutuhan armada pengangkut sampah, BOK Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana,

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTEM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA. Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM:

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

EVALUASI TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KOTA PEMATANGSIANTAR

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR

DAFTAR TABEL. Halaman

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTIM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM

MAKALAH SEMINAR DAN MUSYAWARAH NASIONAL MODEL PERSAMAAN MATEMATIS ALOKASI KENDARAAN ANGKUTAN SAMPAH BERDASARKAN METODE PENGGABUNGAN BERURUT OLEH :

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi

STRATEGIC ASSET MANAGEMENT WASTE SYSTEM IN THE POSO CITY

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION SYSTEM IN MALANG CITY

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

Tingkat Pelayanan Pengangkutan Sampah di Rayon Surabaya Pusat

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

TUGAS AKHIR. EVALUASI INVESTASI DALAM PENGADAAN KENDARAAN ANGKUTAN GAS LPG 3KG (Studi Kasus : PT.Supra Laksana Boyolali)

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sayangan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.

Oleh : YENNI SOFYAN MORA NRP

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA SEGAWE KABUPATEN TULUNGAGUNG MENUJU SANITARY LANDFILL

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

RENCANA PENGEMBANGAN TEKNIK OPERASIONAL SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA JUWANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PENINGKATAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA BAU-BAU

MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

KAJIAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**)

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Batu bara merupakan salah satu sumber daya energi yang sudah sejak lama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Perumahan Griya Tegal Sari Asri Sragen)

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. ini Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu memiliki tujuh aset idle yang

KINERJA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia selain kebutuhan pokok adalah kebutuhan akan papan yaitu rumah

3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS

Transkripsi:

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN Ahmad Solhan, Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Tingkat pelayanan persampahan di kota Martapura baru mencapai 28,25% disebabkan pelayanan hanya terkonsentrasi di pusat kota dan daerah sekitar pusat kota sebagai akibat dari kurangnya jumlah armada dan personil yang ada. Sehingga kondisi penanganan pengelolaan persampahan sekarang dirasa belum optimal. Oleh sebab itu penglolaan secara terprogram, berkelanjutan dan terevaluasi mutlak diperlukan agar pelayanan persampahan di Kota Martapura dapat ditingkatkan dan dikembangkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara, penyebaran kuisioner, observasi lapangan terhadap laju timbulan sampah dan semua kendaraan pengangkut sampah yang berjumlah 4 unit yaitu dengan cara mengikuti rute kendaraan untuk mengetahui jumlah dan waktu ritasi per hari, kemudian dianalisis dengan berpedoman pada teori dan standar SNI, menghitung pembiayaan dan metode analisis SWOT untuk strategi kelembagaan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa jumlah armada yang ada masih di bawah kebutuhan riil dari hasil analisa teknis. Armada saat ini berjumlah 4 unit dump truck (8m3) sedang dari hasil analisa teknis minimal berjumlah 6 unit. Pelaksanaan kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah masih dapat ditingkatkan dari total 1 trip per hari per unit menjadi 3 trip per hari per unit dengan perbaikan waktu off route dan menggabungkan 3 rute/wilayah pelayanan sekaligus. Sehingga total sampah yang terangkut ke TPA menjadi 141 m3/hari dari 47 m3/hari. Untuk peningkatan dan pengembangan layanan, jangka pendek (2007) melayani 12 desa/keluraha n, jangka menengah dan panjang (2011-2015) pengembangan 13 desa/kelurahan. Tahap awal, pengumpulan sampah menggunakan pola komunal langsung dengan pola pengangkutan sistem SCS yang menggunakan kendaraan dump truck. Tahap pengembangan sampai tahun 2015, dibutuhkan 554 wadah komunal, 19 unit gerobak sampah, 5 unit kontainer, 4 unit dump truk dan 2 unit arm roll truk. Total biaya investasi pada tahap awal sebesar Rp.96.800.000,- dengan biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp.326.305.000,- dan terus meningkat sesuai dengan target pencapaian tingkat pelayanan. Dengan demikian target pelayanan persampahan National Action Plan sebesar 69% penduduk Kota Martapura tahun 2015 dapat terwujud. Hasil analisis SWOT, strategi lebih difokuskan pada upaya meminimalkan masalah-masalah internal dinas/instansi sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik. Kata kunci: pengumpulan dan pengangkutan sampah, biaya operasional dan pemeliharaan, retribusi dan kelembagaan PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sampah sudah menjadi perhatian dunia internasional, ini dapat dilihat dari salah satu poin Millenium Development Goals ( MDGs ) yaitu Ensure

Environmental Sustainability, di mana tahun 2015 ditargetkan penduduk yang belum mendapat pelayanan sampah saat sekarang mampu dikurangi sampai 50% untuk mendapatkan layanan sampah serta mencapai sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Sedangkan dalam skala nasional program pemerintah untuk meningkatkan kualitas lingkungan adalah amanat yang tertuang dalam National Action Plan (NAP) bidang persampahan. Kabupaten Banjar merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Banjar mempunyai 17 kecamatan, 7 Kelurahan dan 281 Desa. Jumlah penduduk Kabupaten Banjar berdasarkan sumber data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Banjar pada hasil registrasi pertengahan tahun 2006 berjumlah 464.148 jiwa. Ibu kota Kabupaten Banjar adalah Kota Martapura yang mempunyai luas wilayah 42,03 km2 dan sekitar 18,49% penduduk berada di kota Martapura yaitu 85.827 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 3,8% pertahun (BPS Kabupaten Banjar, 2006) yang tersebar di 20 (dua puluh) Desa dan 5 (lima) kelurahan Saat ini penanganan persampahan di Kota Martapura, dikelola oleh Subdin Kebersihan pada Dinas Tata Kota dan Kebersihan Kabupaten Banjar, dengan cakupan pelayanan baru wilayah Kota Martapura saja yang meliputi 12 (dua belas) dari 25 (dua puluh lima) desa/kelurahan. Dengan luas 14,46 km2 atau sekitar 0,31% dari luas Kabupaten Banjar keseluruhan yaitu 4.632,23 km2. Sedangkan sisa wilayah yang belum terlayani yaitu 13 (tiga belas) desa/kelurahan dengan luas cakupan 27,57 km2 atau sekitar 0,60% serta dengan jumlah penduduk 22.804 jiwa (BPS, 2006) atau sekitar 4,91% dari jumlah penduduk Kabupaten Banjar. Jumlah sampah yang terangkut ke TPA saat ini baru mencapai 56,80 m3/hari atau 28,25% dari 201 m3/hari dan sisanya oleh masyarakat dibuang kebadan sungai, selokan, tumpukan pada lahan terbuka, dibakar serta ada juga yang menimbunnya. Kecilnya jumlah sampah yang terangkut ke TPA juga disebabkan karena keterbatasan sarana dan prasarana yang ada saat ini seperti hanya memiliki 4 unit dump truk kapasitas 8 m3 dan 20 unit wadah komunal berupa tong dengan kapasitas 100 liter, serta personil yang dimiliki pada Subdin Kebersihan hanya 68 orang, secara kuantitas jelas tidak memenuhi syarat begitu juga dengan kualitas sumber daya manusia yang ada tidak satupun yang berlatar belakang pendidikan yang berhubungan dengan bidang kerja, sehingga kondisi pelayanan pengelolaan persampahan di kota Martapura saat ini dirasakan belum optimal. Perumusan Masalah Dari identifikasi permasalahan diatas, maka dapat diirumuskan permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Mengapa pelayanan sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Martapura dirasa belum optimal? Dan apakah pelayanan masih dapat ditingkatkan untuk pengembangan pada daerah yang belum terlayani? 2. Berapa besar biaya investasi, operasional dan pemeliharaan dalam peningkatan untuk pengembangan pelayanan dari segi pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Martapura? 3. Strategi apa yang harus dilakukan lembaga pengelola dalam hal ini Dinas Tata Kota dan Kebersihan Kabupaten Banjar terhadap pelayanan persampahan di Kota Martapura dalam upaya peningkatan dan pengembangan pelayanan dari segi pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Martapura? Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengevaluasi teknik pengumpulan dan pengangkutan sampah yang ada saat D-19-2

ini berkaitan dengan waktu, rute, jumlah armada yang tersedia dan jumlah timbulan sampah terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA), sehingga diperoleh upaya peningkatan untuk pengembangan dan perbaikan pelayanan dari segi pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Martapura. 2. Proyeksi kebutuhan pengangkutan sampah di Kota Martapura untuk perhitungan sampai tahun 2015 sesuai dengan target National Action Plan (NAP) bidang persampahan yang mensyaratkan bahwa sampai dengan tahun 2015 minimal 50% penduduk yang belum mendapatkan pelayanan persampahan dapat terwujud. 3. Menghitung besarnya biaya yang dibutuhkan untuk investasi, operasional dan pemeliharaan dalam peningkatan dan pengembangan pelayanan dari segi pengumpulan dan pengangkutan sampah, sehingga diperoleh keperluan pembiayaan untuk kegiatan pengelolaan persampahan di Kota Martapura sampai tahun 2015. 4. Memberikan solusi dari hasil analisis SWOT berupa strategi apa yang harus dilakukan dalam upaya peningkatan dan pengembangan pelayanan oleh Dinas Tata Kota dan Kebersihan Kabupaten Banjar sebagai lembaga pengelola kebersihan dari segi pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Martapura, sehingga dapat mengatasi hambatan yang dihadapi menyangkut pelaksanaan kegiatan pelayanan dari segi pengumpulan dan pengangkutan sampah di kota Martapura. Manfaat Penelitian Agar dapat dijadikan pedoman untuk penyusunan rencana kinerja setiap tahunnya yang selanjutnya sebagai acuan dalam rencana tindak untuk pelaksanaan kegiatan bagi institusi pengelola persampahan di Kota Martapura guna pencapaian target pelayanan yang lebih efektif dan efisien. METODOLOGI Untuk mencapai tujuan penelitian, ada beberapa tahapan yang secara garis besar, antara lain adalah : 1. Tahap Persiapan. o Meliputi penetapan judul penelitian, mengkaji latar belakang, mengidentifikasi permasalahan. o Merumuskan masalah penelitian. o Menetapkan tujuan, manfaat. 2. Tahap pengumpulan data o Kajian Pustaka o Observasi lapangan : data primer maupun data sekunder 3. Tahap pengolahan dan analisis o Mengolah dan melakukan analisis data lapangan. 4. Tahap akhir o Menarik kesimpulan sesuai tujuan penelitian. EVALUASI DAN ANALISA Aspek Teknis Analisa Teknis Operasional Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah. Pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Martapura sepenuhnya dikelola oleh Subdin Kebersihan Dinas Tata Kota dan Kebersihan Kabupaten Banjar, belum D-19-3

melibatkan pihak swasta. Pelaksanaan pengumpulan dan pengangkutan sampah ini dilakukan setiap hari dengan ditunjang oleh sarana pengumpulan dan pengangkutan sebanyak 4 unit dump truk dengan kapasitas 8 m 3. Pengumpulan Sampah. Pola pengumpulan sampah yang ada saat ini adalah pola individual langsung, pola komunal langsung dan pola penyapuan jalan. Sedangkan untuk tahap pengembangan pola individual maupun komunal tidak langsung dipertimbangkan untuk digunakan. Pengangkutan Sampah. Evaluasi dan Analisis Hasil evaluasi dan analisis pada 4 unit dump truk terhadap jumlah trip pengangkutan, diperoleh bahwa trip pengangkutan masih dapat ditingkatkan yaitu dari 1 trip/hari menjadi 3 trip/hari. Sehingga apabila dihitung dengan peningkatan jumlah trip maka total timbulan sampah yang diangkut ke TPA menjadi 141m3/hari atau sekitar 70% dari total timbulan sampah di Kota Martapura. Dengan mengambil total timbulan sampah di Kota Martapura sesuai pengukuran sebesar 201m3/hari maka jumlah riil kendaraan yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan keseluruh desa/kelurahan yang ada di Kota Martapura adalah 6 buah kendaraan dengan masing-masing pengangkutan 3 trip per hari. Seperti terlihat pada Tabel 1 berikut. No Jenis Kendaraan Tabel 1. Kebutuhan Riil Kendaraan Pengangkut Sampah Jumlah (unit) Kapasitas (m 3 ) Jumlah trip tiap kendaraan (trip/hari) Total jumlah trip (trip/hari) Faktor Densitas Jumlah Sampah Terangkut (m 3 ) 1 Dump truk 6 8 3 24 1,47 212,00 Sumber : Hasil Perhitungan, 2007 Rencana Pengembangan Berdasarkan kajian prioritas (skala kepentingan) daerah pelayanan menurut SNI 19-2454-2002, maka sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Martapura dilaksanakan dalam 3 tahap pelayanan, seperti terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Tahapan Pelayanan Persampahan di Kota Martapura No Tahap Pelayanan Cakupan Pelayanan 1 Jangka Pendek (2007) 12 desa/kelurahan 2 Jangka Menengah (2011) 5 desa/kelurahan 3 Jangka Panjang (2015) 8 desa/kelurahan Sumber : Hasil Pengamatan dan Perhitungan, 2007 Pada Tahap awal (2007) melayani 12 desa/kelurahan, sistem pengangkutan menggunakan sistem SCS (Stationery Container System) dengan ritasi kendaraan dump truck adalah sebesar 3 trip/hari. Sedangkan kebutuhan kendaraan 2 unit dump truk. D-19-4

Pada Tahap (2011-2015), menggunakan 2 macam sistem pengangkutan yaitu SCS (Stationery Container System) untuk melayani 14 desa/kelurahan dan HCS (Hauled Container System) untuk melayani 11 desa/kelurahan. Adapun kebutuhan sarana dan prasarana persampahan di Kota Martapura sampai dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tahap awal/jangka pendek dibutuhkan 88 wadah komunal. Tahap jangka menengah (201 1) dibutuhkan 176 wadah komunal, 4 unit gerobak sampah, 1 unit kontainer, 3 unit dump truk dan 1 unit arm roll truk. Tahap jangka panjang (2015) dibutuhkan 290 wadah komunal, 15 unit gerobak sampah, 4 unit kontainer, 1 unit dump truk dan 1 unit arm roll truck. Aspek Kelembagaan Melakukan analisis SWOT untuk menentukan strategi yang harus dilakukan oleh Dinas Tata Kota dan Kebersihan Kabupaten Banjar dalam rangka pelayanan persampahan di Kota Martapura. Berdasarkan analisis kondisi internal dan eksternal maka posisi dinas berada di kuadran III, Pada posisi ini Distakober menghadapi peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. maka analisis strategi lebih difokuskan pada upaya meminimalkan masalahmasalah internal dinas/instansi sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik. Adapun strategi yang harus dilakukan adalah : Meningkatkan penerimaan retribusi dengan perbaikan penetapan tarif retribusi yang sesuai dengan kondisi sekarang dan meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait dalam pengoptimalan penarikan retribusi. Meningkatkan kualitas SDM, khususnya personil dengan pendidikan teknik lingkungan (persampahan) melalui program beasiswa baik dari dana APBD maupun APBN. Melakukan penggantian kendaraan dan fasilitas penunjang yang sudah tua melalui dana pemerintah dan retribusi. Mengembangkan cakupan wilayah pelayanan persampahan yang dilaksanakan secara bertahap dan meningkatkan manajemen pengelolaan persampahan. Aspek Finansial Aspek finansial yang akan dikaji adalah menghitung besarnya biaya investasi dan biaya OP dalam merencanakan sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Martapura. Selain itu akan dikaji pula mengenai kelayakan investasi dengan menggunakan Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI) da n Payback Period (PP). Hasil kajian aspek finansial diperoleh : a. Investasi peralatan persampahan di Kota Martapura : Tahap awal, investasi sebesar Rp. 96.800.000,- dengan biaya OP sebesar Rp. 318.971.000,-. Tahap menengah (2011), investasi mencapai Rp. 1.084.600.000,- dengan biaya OP sebesar Rp. 492.646.000,-. Tahap jangka panjang (2015) investasi mencapai Rp. 1.446.500.000,- dengan biaya OP sebesar Rp. 684.471.000,- b. Analisis terhadap kelayakan investasi : NPV = Rp. 5.895.204.233,- BCR = 4,47 > 1 D-19-5

IRR = 13,83% > 12%, PI = 1,37 > 1 Payback Period pada akhir investasi tahun 2015 adalah tahun 2020. KESIMPULAN Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Martapura dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengangkutan sampah di Kota Martapura ternyata belum optimal karena penggunaan waktu kerja operasional tidak maksimal, hal ini terbukti dengan masih dapat ditingkatkannya jumlah trip per hari dari eksisting 1 trip per hari menjadi 3 trip per hari dengan memaksimalkan waktu kerja operasional. 2. Dengan meningkatnya kemampuan ritasi kendaraan 3 trip/hari maka total timbulan sampah yang terangkut ke TPA menjadi 141 m 3 /hari dari 47 m 3 /hari. Dengan demikian pelayanan pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Martapura dapat meningkat. 3. Berdasarkan analisis penentuan skala kepentingan daerah pelayanan, pola pengumpulan sampah yang diterapkan di daerah pelayanan pada tahap awal pola komunal langsung dengan menggunakan dump truk. Sedangkan tahap pengembangan pola komunal langsung, individual dan komunal tidak langsung. Untuk pengangkutan sampah, tahap awal pelayanan menggunakan pola SCS, sedangkan tahap pengembangan menggunakan pola SCS dan pola HCS, yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan pola pengumpulan sampah yang diterapkan. 4. Dari hasil analisis SWOT, posisi Distakober Kabupaten Banjar berada di kuadran III, strategi lebih difokuskan pada upaya meminimalkan masalah-masalah internal dinas/instansi sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik. 5. Investasi sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Martapura layak untuk dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA APBD (2007), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banjar, Bappeda Kabupaten Banjar, Kabupaten Banjar. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (2007), Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjar Tahun 2002, Bappedda Kabupaten Banjar, Kabupaten Banjar. Badan Pusat Statistik (2007), Kabupaten Banjar Dalam Angka 2006, BPS, Kabupaten Banjar. Badan Pusat Statistik (2007), Registrasi Penduduk Kabupaten Banjar, BPS, Kabupaten Banjar. Dinas Tata Kota Dan Kebersihan (2006), Laporan Kegiatan Tahunan, Dinas Tata Kota Dan Kebersihan, Kabupaten Banjar. Departemen Pekerjaan Umum (1995), Metode Pengambilan dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan, SNI 19-3964-1995, BSN, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum (1995), Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Sedang di Indonesia, SNI 19-3983-1995, BSN, Jakarta D-19-6

Departemen Pekerjaan Umum (2002), Tata Cara Teknik Opeasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, SNI 19-2454-2002, BSN, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum (1993), Petunjuk Teknis Sistem Modul Bidang Persampahan, Ditjen. Cipta Karya, Jakarta. Departemen Kimpraswil, (2003). Pedoman Pengelolaan Persampahan Perkotaan. Dirjen Tata Perkotaan dan Pedesaan. Jakarta. Departemen Kimpraswil, (2003). Pedoman Pengelolaan Persampahan Perkotaan Bagi Pelaksana. Dirjen Tata Perkotaan dan Pedesaan. Jakarta. Peavy, H., Rowe, D., Tchobanoglous, G.(1985), Graw- Hill Book Company, New York. Environmental Engineering, Mc. Rangkuti, Freddy (2004), Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Nova Tchobanoglous, G., Theisen, H., Virgil, S.(1993), Integrated Solid Waste Management, Mc.Graw Hill lnc, International Editions, New York. Soedrajat, S. (1994). Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Nova. Sianipar, JP.G, Entang, HM, (2003). Teknik-teknik Analisis Manajemen. Bahan Ajar Diklatpim III. Lembaga Administrasi Negara D-19-7