BAB IV IMPLEMETASI DAN ANALISIS QOS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Tujuan Penulisan Batasan Masalah

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA

B A B IV A N A L I S A

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

BAB 4 HASIL UJI COBA

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

Access-List. Oleh : Akhmad Mukhammad

HASIL DAN PEMBAHASAN. prioritas ketika aplikasi ping berjalan. Pengamatan terhadap nilai delay dan. jitter VoIP setelah dilakukan pengaturan

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

SKENARIO SOAL ACCES CONTROL LIST (ACL) PADA ROUTER CISCO

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan

Bab III PERANCANGAN SISTEM

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BANDWIDTH CONTROLLER MENGATUR TRAFIK DATA DIDALAM JARINGAN

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik Komposisi Protokol Transport

CARA MENJALANKAN PROGRAM

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB IV ANALISA PENGUNAAN FRAME RELAY. 4.1 Proses percobaan Penggunaan Frame Relay. Pada proses penganalisaan ini penulis melakukan tes untuk

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

TUGAS RESUME PAPER KEAMANAN KOMPUTER IDENTITAS PAPER ANALISIS PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIREWALL DAN TRAFFIC FILTERING MENGGUNAKAN CISCO ROUTER

B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R

MODUL 5 ACCESS CONTROL LIST

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

FIREWALL dengan Iptables

IP Address. Dedi Hermanto

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang

Aplikasi Pengaruh Quality Of Service (Qos) Video Conference Pada Trafik H.323 Dengan Menggunakan Metode Differentiated Service (Diffserv)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PENGUKURAN QoS (Quality of Service) pada STREAMING SERVER

Quality of Service. Network Layer. IP Networking. IP Header. Susmini Indriani Lestariningati, M.T

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

Akses Remote Database via Internet

General Network Troubleshooting

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN PROTOKOL PPTP PADA CISCO ROUTER 2901 (STUDI KASUS PRODI TEKNIK INFORMATIKA UNTAN)

ANALISIS KINERJA TRAFIK WEB BROWSER DENGAN WIRESHARK NETWORK PROTOCOL ANALYZER PADA SISTEM CLIENT-SERVER

MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Extended Access List untuk Mengendalikan Trafik Jaringan

PRATIKUM INSTALASI & JARKOM [Manajemen Bandwidth]

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

MODUL 8 TEORI DASAR. Packet loss = (P. Packets _ trasnmitte d. sehingga. ini. melakukan. pengiriman

Gambar 4-1 Login ke dalam interface Cisco ASDM

Ainul Fuad Farhan

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT

- Bandwidth Management - Queue Type. by: Novan Chris Citraweb Nusa Infomedia, Indonesia

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Router Berbasis Web, Penulis menerapkan konsep pengembangan Software

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages

7.1 Karakterisasi Trafik IP

MODUL 9 PENGUKURAN QoS STREAMING SERVER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem. diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1.

Soal Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Jaringan Komputer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

Soal Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Jaringan Komputer

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

IMPLEMENTASI DAN TESTING

hanya penggunakan IP saja yang berbeda. Berikut adalah cara menghubungkan station 2. Tentukan interface yang akan difungsikan sebagai station

PRAKTIKUM 14 ANALISA QoS JARINGAN

Manajemen IP Address

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

ping [- t] [- a] [- n ] [- l ] [- f] [- i TTL] [- v ] [- r ] [- s ] [{- j - k }] [- w ] [ Targetname]

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Refrensi OSI

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB 4 HASIL TESTBED DAN EVALUASI KINERJA PROGRAM FTS

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server.

BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management

Transkripsi:

BAB IV IMPLEMETASI DAN ANALISIS QOS Seperti yang telah dijelaskan pada bab 3, mengenai beberapa parameter yang akan diamati telah diilustrasikan dengan jelas. Adapun jaringan yang diamati pada tugas akhir ini adalah data dari kantor cabang ke kantor pusat, data tersebut disampling selama 24 jam kemudian dianalisis sehingga dapat dipetakan sedemikian rupa dengan berbagai penerapan QoS dan untuk kemudian hasilnya dibandingkan, sehingga didapatkan QoS yang tepat. Dalam pengambilan data terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah : Round Trip Delay dan packet loss, pengecekan akses dari kantor cabang ke kantor pusat dengan melakukan ping test. Utilisasi trafik pada kantor cabang dengan menggunakan MRTG (Multi Router Traffic Grapher). Performansi aplikasi selama beberapa kali penerapan QoS dengan melihat secara real aplikasi yang dijalankan user dan respon time untuk aplikasiaplikasi berikut : 1. Aplikasi voice 2. Aplikasi sql server 3. Aplikasi email dan http (browsing) 4. Aplikasi lainnya 4.1 Analisis Jaringan Sebelum Penerapan QoS 4.1.1 Pengecekan Akses Pengecekan akses tidak dijabarkan secara detail, hanya sebagai prasarat bahwa koneksi dari kantor cabang ke kantor pusat tidak terdapat permasalahan di sisi aksesnya karena memang tugas akhir ini lebih dititik beratkan pada analisis aplikasi jaringan pada koneksi dari kantor cabang ke kantor pusat dengan penerapan QoS pada router sehingga dapat memberi nilai efisiensi pada jaringan itu sendiri dari segi komunikasi data. Pengecekan akses meliputi delay dan packet loss pada jaringan VPN IP. Hasil pengukuran delay dan packet loss adalah sebagai berikut : Gambar 4.2 Hasil ping dari router kantor cabang ke router kantor pusat sebelum dipasang QoS Keterangan : Min Max Avg Success rate : delay minimum dari router kantor cabang ke router kantor pusat : delay maksimum dari router kantor cabang ke router kantor pusat : delay rata -rata dari router kantor cabang ke router kantor pusat : tingkat keberhasilan pengiriman data dari router kantor cabang ke kantor pusat 30

Dari hasil pengecekan dan pengukuran diatas maka dapat dipastikan koneksi secara akses dari router kantor cabang ke router kantor pusat dalam keadaan normal. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil ping dari router kantor cabang ke router kantor pusat mempunyai delay time minimal 44 ms, nilai rata-rata sebesar 67 ms, dan maksimal 84 ms. Dan success rate sebesar 100 %, hal ini berarti bahwa paket loss adalah 0%. Maka data yang dikirimkan dari router cabang menuju router pusat terkirim dengan sempurna, tidak terdapat loss data. Sehingga kita dapat melanjutkan pengecekan lebih lanjut yaitu pada analisis trafik. 4.1.2 Analisis terhadap trafik jaringan Untuk pengecekan trafik ini lebih dititik beratkan pada pengecekan trafik utilitas pada kantor cabang, dimana bandwidth kantor cabang adalah sebesar 128 Kbps, sehingga idealnya utilitas atau jumlah pemakaian pada kantor cabang tidak melampaui 128 Kbps sehingga tercipta jaringan komunikasi yang handal. Adapun MRTG pada kantor cabang pada saat sebelum pemasangan QoS adalah seperti pada grafik dibawah ini. Gambar 4.2. Trafik Utilitas Pada kantor Cabang dengan menggunakan MRTG Keterangan : Hijau (IN) Biru (OUT) :Trafik yang keluar dari arah remote (upload) :Trafik yang masuk ke arah remote (download) Dari data diatas dapat dilihat pada kantor cabang mempunyai download maksimal sebesar 200.18%, untuk upload rata - rata 54.24% dan untuk minimal download adalah 14.43%. Sedangkan untuk nilai upload maksimal adalah 44.78%, rata - rata 6.10% dan upload minimal sebanyak 6.20%. Dari prosentasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa utilitas pada kantor cabang sudah lebih dari 128 Kbps, sehingga dapat dikatakan bahwa utilitas pada kantor cabang tinggi (overload). Dari monitoring selama 24 jam, kantor cabang melakukan upload maupun download data pada malam hari dan siang hari. Sebelum melakukan tindakan upgrade bandwidth dilakukan maka ada baiknya kita melakukan analisis lebih lanjut terhadap data yang dikirim/diterima oleh kantor cabang sehingga jaringannya lebih optimal dan efisien. 4.1.3 Analisis aplikasi Pengecekan dan analisis selanjutnya adalah analisis terhadap lalu lintas data yang terdapat pada kantor cabang, yang terdiri dari analisis jenis, serta banyaknya paket data yang diterima/dikirimkan oleh kantor cabang ke kantor pusat dan IP mana saja yang banyak melakukan aktifitas maupun IP yang bertindak sebagai host dan kemudian melakukan QoS terhadap apa yang telah dihasilkan dari analisis tersebut. Berikut adalah daftar aplikasi beserta nilai respon timenya ketika aplikasi tersebut dijalankan di kantor cabang. Nilai batas 31

toleransi diambil dari nilai rata rata respon time pada saat aplikasi tersebut pertama kali dijalankan. Nilai batas toleransi tersebut, masuk dalam penilaian User Acceptance Test (UAT) yang telah di sepakati antara user di kantor cabang tersebut dengan penyedia jasa jaringan. Tabel 4.1. Tabel Perbandingan Respon Time Aplikasi pada saat ini dan UAT Response Time No 1 2 Nama Aplikasi SQL SERVER HTTP / EMAIL Jumlah User Batas Toleransi (detik) Kondisi saat ini (detik) 5 1.5 3.1 10 3.0 4.2 4.1.3.1 Analisis Trafik Menggunakan Perintah IP NBAR Protocol- Discovery Perintah IP NBAR protocol-discovery digunakan untuk mengetahui berapa banyak jumlah paket data yang diterima atau dikirimkan pada kantor cabang per aplikasi. Berikut adalah hasil dari pemasangan IP NBAR protocol-discovery selama 24 jam pada router cisco kantor cabang. Router_Cabang#sh ip nbar protocol-discovery TOP-N FastEthernet0/0 Input Output ----- ------ Protocol Packet Count Packet Count Byte Count Byte Count 5min Bit Rate (bps) 5min Bit Rate (bps) 5min Max Bit Rate (bps) 5min Max Bit Rate (bps) ------------------------ ------------------------ ------------------------ http 346819 415429 45347823 570388078 4000 3000 34000 257000 sqlserver 40060 44360 5331678 33608510 0 0 11000 165000 pop3 10264 13945 634526 19290769 0 0 6000 121000 smtp 4860 2804 6518955 160090 0 0 78000 4000 secure-http 5031 5092 32

951241 4914912 0 0 11000 43000 h323 12 927 744 626848 0 0 0 9000 dns 4610 2263 392844 459612 0 0 2000 2000 unknown 72482 70325 4843825 12616672 1000 1000 6000 32000 -----------------------Countinue--------------------------- Total 501297 557609 65888166 643605703 7000 2000 153000 678000 Keterangan : Input Output Packet Count Byte Count 5min Bit Rate (bps) 5min Max Bit Rate (bps) : Data yang masuk ke router cisco : Data yang keluar dari router cisco : Jumlah data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk paket data) : Besar data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk byte) : Jumlah data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk bps) : Jumlah maksimal data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk bps). Dari data diatas dapat dilihat bahwa 7 besar aplikasi yang dipergunakan pada kantor cabang adalah sebagai berikut : http (browsing), sql server, email (pop3 dan smtp), secure http, h323 (voice), dns, untuk lengkapnya bisa dilihat di lampiran. Dari hasil IP NBAR protocoldiscovery diatas kita juga harus membandingkan dan memisahkan aplikasi - aplikasi tersebut berdasarkan tingkat kebutuhan pada kantor cabang untuk menentukan setting QoS, karena tidak selalu aplikasi yang mengirimkan paket besar merupakan aplikasi utama dari suatu perusahaan. Dan untuk selanjutnya dapat disimpulkan terdapat 4 kelas prioritas aplikasi dari kantor cabang : Aplikasi Kritikal : voice Aplikasi Core : sql server Aplikasi Support : email, http atau https (browsing) Aplikasi lainnya 33

4.1.3.2 Analisis Trafik Menggunakan Perintah IP ACCOUNTING Output-Packets Dengan menggunakan perintah IP accounting output-packet dapat dilihat Secara garis besar IP destination serta IP source serta paket data apa saja yang terekam oleh router cisco, seperti hasil berikut : Router_cabang#sh ip accounting output-packets Source Destination Packets Bytes 192.168.168.108 192.168.71.12 3552 4751057 209.73.166.147 192.168.71.18 6 672 192.168.168.106 192.168.71.21 327 28154 209.73.166.146 192.168.71.18 137 15344 192.168.168.106 192.168.71.20 720 143626 192.168.168.108 192.168.71.18 1069 798350 68.180.219.128 192.168.71.22 8878 856966 192.168.168.100 192.168.71.25 2663 1759836 192.168.168.106 192.168.71.22 582 116860 192.168.168.108 192.168.71.22 5463 7237873 192.168.168.108 192.168.71.20 6743 6531300 192.168.168.106 192.168.71.18 119 35125 209.200.46.148 192.168.71.20 115 135677 209.73.166.144 192.168.71.25 33 3696 192.168.168.100 192.168.71.18 73 15142 210.105.3.25 192.168.71.20 408 545298 209.73.166.146 192.168.71.25 61 2600 68.142.233.143 192.168.71.25 5 679 192.168.168.106 192.168.71.25 517 104488 68.180.219.143 192.168.71.22 10 1657 192.168.168.100 192.168.71.21 7648 6766825 63.218.227.162 192.168.71.20 1268 1582114 80.77.113.200 192.168.71.20 8 484 74.6.146.119 192.168.71.25 30 20929 192.168.168.100 192.168.71.20 27459 19439531 125.56.199.25 192.168.71.20 3 345 125.56.199.24 192.168.71.20 5 3473 76.13.210.11 192.168.71.22 163 77222 174.133.30.162 192.168.71.25 3 418 216.252.124.207 192.168.71.25 590 592633 62.213.240.131 192.168.71.20 5 2427 64.69.32.189 192.168.71.20 677 652480 -------------------------------continue-------------------------------- Accounting data age is 24:00 Accounting threshold exceeded for 118448 packets and 133508425 bytes Untuk lengkapnya bisa dilihat pada lampiran, Keterangan : Source : IP tujuan (target) bisa berupa server Destination : IP yang cabang yang melakukan akses Packet : Jumlah paket data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk paket data) Byte : Jumlah Byte data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk byte). Accounting data age : Waktu aktif perintah ip accounting pada router (dalam satuan second) Accounting threshold : Jumlah paket dan data selama perintah aktif pada router 34

Dari data diatas dapat terlihat bahwa IP destination adalah IP yang berada di kantor cabang, IP kantor cabang yang banyak terecord pada router cisco melakukan aktifitas diantaranya adalah IP 192.168.71.18, 192.168.71.20, 192.168.71.21, 192.168.71.22, dan 192.168.71.25. Sedangkan untuk Ip source yang merupakan IP yang diakses oleh IP destination, IP yang terecord sebagai IP source diantaranya adalah IP 192.168.168.100, 192.168.168.106, 192.168.168.108 dan lainnya adalah IP internet (Ip public). Dan Setelah dicocokan maka, IP 192.168.168.100 merupakan IP server aplikasi sql server IP 192.168.168.106 merupakan IP server aplikasi http (browsing) IP 192.168.168.108 merupakan IP server email, yang merupakan server aplikasi POP3 dan SMTP 4.1.3.3 Konfigurasi Router Cabang Sebelum Dipasang QOS Konfigurasi router cabang sebelum diset QOS sangat sederhana dengan poin poin utama sebgai berikut : Interface LAN interface FastEthernet0/0 ip address 192.168.71.1 255.255.255.0 Interface WAN interface FastEthernet0/1 ip address 123.231.182.202 255.255.255.252 Routing di cabang menggunakan statik route berupa default route ke arah WAN ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 123.231.182.201 4.1.3.4 Hasil Ping Dan Packet Loss ke Server Sebelum Dipasang QoS Ping dari router cabang Cengkareng ke Server Email Gambar 4.2 Hasil ping dari router kantor cabang ke server email 35

Ping dari router cabang Cengkareng ke Server SQL Gambar 4.3 Hasil ping dari router kantor cabang ke server SQL Ping dari router cabang Cengkareng ke Web server Gambar 4.4 Hasil ping dari router kantor cabang ke server WEB Dari hasil ping diatas terlihat average/rata rata delay time 64 ms 84 ms sedangkan paket loss tidak ada dengan success rate 100%. Namun yang dikeluhkan pelanggan aplikasi masih dikeluhkan lambat. Maka langkah selanjutnya adalah memasang QoS berdasarkan informasi yang didapatkan perintah sebelumnya yaitu dari IP NBAR ptotocol-discovery dan Ip accounting output-packet. 4.2 Setting QoS Setting QoS disini berdasarkan masing-masing kelompok aplikasi pada kantor cabang yang dibagi menjadi empat bagian, yaitu : 1. Aplikasi Kritikal adalah voice dengan IP gateway voice 192.168.71.2 2. Aplikasi Core adalah sql server dengan IP server 192.168.168.100 3. Aplikasi Support : email dengan IP server 192.168.168.108, dan http (browsing) dengan IP server 192.168.168.106. 4. Aplikasi lainnya Terdapat 3 kali percobaan yang akan diterapkan pada kantor cabang, dengan nilai prosentase perbandingan bandwidth antara bandwidth aplikasi yang akan digunakan dengan bandwidth keseluruhan. Dimana setiap percobaan mempunyai perbandingan prosentase bandwidth yang berbeda setiap aplikasinya. Masing masing percobaan diambil 5 kali sample pengambilan data, dan untuk kemudian dianalisis keberhasilan penerapan QoS tersebut. Tabel percobaan yang akan diterapkan seperti dibawah ini Tabel 4.2. Tabel Percobaan yang akan diterapkan Nama Aplikasi Prosentase bandwidth (%) Percobaan 2 Percobaan 1 Percobaan 3 KRITIKAL 20 20 20 CORE 20 30 40 SUPORT 50 40 30 LAINNYA 10 10 10 36

Dari tabel 4.2 diatas, prosentase untuk aplikasi KRITIKAL sama, yaitu 20%. Hal ini dikarenakan codec yang digunakan sama, yaitu codec G.729 dengan 2 sample per frame jadi membutuhkan bandwidth 24 Kbps tiap satu kanal voicenya.kantor cabang mempunyai 1 kanal voice, dimana dilakukan QoS dengan pengcodecan, maka berdasarkan persamaan 3.2 didapatkan persamaan : 24 Nilai Perbandingan QoS = X 100 % 128 Nilai Perbandingan QoS = 18.75 % 20 % Dan untuk aplikasi LAINNYA juga sama, dalam hal ini aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang tidak penting. Yang berbeda pada setiap percobaan 1, percobaan 2 dan percobaan 3 adalah aplikasi CORE dan SUPPORT. Untuk cara setting QoS bisa dilihat seperti contoh dibawah, akan tetapi disini untuk percobaan 2 yang akan dijabarkan sebagai contoh penerapannya pada router. Sedangkan untuk percobaan 1 dan 3 cara pasang sama hanya prosentase yang berbeda. Untuk setting QoS pada percobaan 2 pada router, maka yang pertama kali dilakukan adalah sebagai berikut ini : 1. Membuat access list per bagian aplikasi Untuk aplikasi kritikal (voice), access list yang digunakan adalah sebagai berikut : ip access-list extended VOICE permit ip host 192.168.71.2 any Acces list diatas, digunakan untuk mengijinkan satu ip address voice gateway (192.168.71.2) dari network 192.168.71.0 ke semua tujuan yang melewati router tersebut. Untuk aplikasi core (sql server), access list yang digunakan adalah sebagai berikut : ip access-list extended CORE permit tcp any host 192.168.168.100 eq 1433 permit tcp any host 192.168.168.100 eq 2598 permit icmp any host 192.168.168.100 Acces list diatas, digunakan untuk mengijinkan semua ip dari network 192.168.71.0 ke satu ip address tujuan (ip server sql-server) 192.168.168.100 yang melewati router tersebut. Untuk aplikasi support(email dan browsing), access list yang digunakan adalah sebagai berikut : ip access-list extended SUPPORT permit tcp any any eq 443 permit tcp any any eq www permit tcp any host 192.168.168.108 eq pop3 permit tcp any host 192.168.168.108 eq smtp permit icmp any host 192.168.168.108 permit tcp any host 192.168.168.106 eq domain permit icmp any host 192.168.168.106 37

Pada acces list diatas, baris pertama dan kedua, digunakan untuk mengijinkan semua ip dari network 192.168.71.0 ke semua network tujuan yang menggunakan port 443 (HTTPS) dan port www (port 80). Kedua baris diatas digunakan untuk memfilter aplikasi browsing. Sedangkan baris selanjutnya, digunakan untuk mengijinkan semua ip dari network 192.168.71.0 ke satu ip address tujuan (ip e-mail server) 192.168.168.108 yang melewati router tersebut. Sedangkan baris terakhir digunakan untuk mengijinkan semua ip dari network 192.168.71.0 ke satu ip address tujuan (ip domain name server) 192.168.168.106. Sedangkan untuk aplikasi lainnya tidak perlu di buatkan access list secara khusus, karena aplikasi tersebut akan masuk ke dalam class default. 2. Setelah membuat access list, langkah kedua adalah membuat class-map sesuai dengan access list yang telah di konfigur diatas. class-map match-any VOICE match access-group name VOICE match ip precedence 5 class-map match-any CORE match access-group name CORE class-map match-any SUPPORT match access-group name SUPPORT Perintah match-any di class-map tersebut digunakan untuk mencocokkan dengan salah satu parameter saja, atau operator OR dalam sistem digital. 3. Kemudian langkah ketiga adalah membuat policy map. Policy map berfungsi untuk menghubungkan class map dengan satu atau lebih QoS policies (parameter), presentase di policy map disesuaikan dengan QoS yang sudah direncanakan sebelumnya. Satu persatu class map diberi QoS policies, seperti dibawah ini policy-map QOS class VOICE priority percent 20 set ip precedence 5 Karena nilai prosentase untuk class VOICE adalah 18.75%, maka dibulatkan menjadi sebesar 20%. Dan karena untuk voice mempunyai sifat kritikal (tidak boleh di drop paketnya), maka di beri presedence atau prioritas tinggi (set ip presedence 5). Untuk aplikasi CORE, di berikan prioritas lebih rendah dari voice (set ip presedence 2), karena port aplikasi tersebut jika di drop oleh router, maka ada fasilitas pengiriman kembali atau TCP Retransmit. class CORE set ip precedence 2 bandwidth percent 30 Sehingga untuk class CORE, diberi prioritas bandwidth sebesar 30% dari total bandwidth yang ada. 38

Untuk aplikasi SUPPORT, di berikan prioritas lebih rendah dari voice, dan prioritas lebih rendah dari aplikasi CORE (set ip presedence 1). class SUPPORT set ip precedence 1 bandwidth percent 40 Sedangkan untuk aplikasi lainnya yang tidak termasuk kelompok diatas, diberikan bandwidth sisanya, sebesar 10%. class class-default fair-queue random-detect Karena interface WAN yang ada di router cabang adalah interface Fastethernet (dengan kecepatan transmisi secara default sebesar 100 Mbps), sedangkan kecepatan transmisi kantor cabang sendiri hanya sebesar 128 Kbps, agar tidak terjadi congestion di interface WAN, maka di berlakukan setting shaping seperti berikut : policy-map SHAPE-128 class class-default shape average 128000 service-policy QOS Setelah setting QOS seperti diatas, maka langkah terakhir yang harus di lakukan adalah mengimplementasikan QOS tersebut pada interface WAN dengan arah policy berupa output. interface FastEthernet0/1 ip address 123.231.182.202 255.255.255.252 speed auto half-duplex service-policy output SHAPE-128 Setelah selesai mengkonfigure semuanya, maka QoS sudah terpasang pada router cisco, dan kita bisa melakukan pengukuran dengan melakukan tes ping dan melihat paket dropnya, sehingga dapat membandingkan hasilnya. 4.2.1 Hasil Ping Dan Packet Loss ke Server Setelah Dipasang QoS a. Percobaan QoS 1 dengan prosentase Kritikal 20%, Core 20%, Support 50%, Lainnya 10%, didapatkan hasil : Ping dari router cabang Cengkareng ke Server Email Gambar 4.5 Hasil ping dari router kantor cabang ke server email 39

Ping dari router cabang Cengkareng ke Server SQL Gambar 4.6 Hasil ping dari router kantor cabang ke server SQL Ping dari router cabang Cengkareng ke Web server Gambar 4.7 Hasil ping dari router kantor cabang ke server WEB b. Percobaan QoS 2 dengan prosentase Kritikal 20%, Core 30%, Support 40%, Lainnya 10%, didapatkan hasil : Ping dari router cabang Cengkareng ke Server Email Gambar 4.8 Hasil ping dari router kantor cabang ke server email Ping dari router cabang Cengkareng ke Server SQL Gambar 4.9 Hasil ping dari router kantor cabang ke server SQL 40

Ping dari router cabang Cengkareng ke Web server Gambar 4.7 Hasil ping dari router kantor cabang ke server WEB c. Percobaan QoS 3 dengan prosentase Kritikal 20%, Core 40%, Support 30%, Lainnya 10%, didapatkan hasil : Ping dari router cabang Cengkareng ke Server Email Gambar 4.5 Hasil ping dari router kantor cabang ke server email Ping dari router cabang Cengkareng ke Server SQL Gambar 4.6 Hasil ping dari router kantor cabang ke server SQL Ping dari router cabang Cengkareng ke Web server Gambar 4.7 Hasil ping dari router kantor cabang ke server WEB Dari hasil tes ping dari implementasi QoS percobaan 1, 2, dan 3 diatas rata rata ping ke masing masing server adalah 60 ms 70 ms terdapat penurunan delay dari sebelum dipasang QoS. Hasil ini sudah baik namun belum bisa menentukan mana QoS yang harus direkomendasikan ke pelanggan, selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap paket drop dan respon aplikasi. 41

4.2.2 Paket Drop Paket drop disini merupakan paket yang sengaja di drop karena melebihi settingan QoS yang telah kita pasang sebelumnya. Paket drop dapat dilihat dengan menggunakan perintah sh policy-map interface pada router cisco. Paket drop ini hanya bisa dilihat jika kita sudah memasang policy-map pada interface LAN di router (setting QoS). Untuk paket drop yang di grep oleh cisco selama 24 jam setelah pemasangan QoS percobaan 1, 2, 3 mempunyaiu hasil yang sama yaitu 0 paket drop dan dapat dilihat secara detailnya berikut ini, Router_cabang#sh policy-map interface FastEthernet0/1 Service-policy : QOS-VOIP Class-map: VOICE (match-any) 34579 packets, 3069238 bytes 5 minute offered rate 0 bps, drop rate 0 bps Match: access-group name VOICE 34579 packets, 3069238 bytes Match: ip precedence 5 0 packets, 0 bytes 5 minute rate 0 bps Queueing Strict Priority Output Queue: Conversation 40 Bandwidth 75 (%) Bandwidth 192 (kbps) Burst 4800 (Bytes) (pkts matched/bytes matched) 108/12881 (total drops/bytes drops) 0/0 QoS Set precedence 5 Packets marked 34579 Class-map: class-default (match-any) 13094766 packets, 1584942219 bytes 5 minute offered rate 4000 bps, drop rate 0 bps Match: any Queueing Flow Based Fair Queueing Maximum Number of Hashed Queues 32 (total queued/total drops/no-buffer drops) 0/0/0 exponential weight: 9 class Transmitted Random drop Tail drop Minimum Maximum Mark pkts/bytes pkts/bytes pkts/bytes thresh thresh prob 0 13092741/1584564335 0/0 0/0 20 40 1/10 1 0/0 0/0 0/0 22 40 1/10 2 8/592 0/0 0/0 24 40 1/10 3 0/0 0/0 0/0 26 40 1/10 4 0/0 0/0 0/0 28 40 1/10 5 0/0 0/0 0/0 30 40 1/10 6 2073/383281 0/0 0/0 32 40 1/10 7 0/0 0/0 0/0 34 40 1/10 rsvp 0/0 0/0 0/0 36 40 1/10 dan tabelnya adalah sebagai berikut : 42

Tabel 4.3. Tabel paket drop untuk masing masing Tipe QoS yang diterapkan Drop Paket (Kbps) Nama Percobaan Percobaan Percobaan Aplikasi 1 2 3 KRITIKAL 0 0 0 CORE 0 0 0 SUPORT 0 0 0 LAINNYA 0 0 0 Dari data tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa untuk percobaan 1, percobaan 2 dan percobaan 3 tidak terdapat drop paket. Maka analisis selanjutnya adalah analisis perbandingan data hasil ping test dan respon time pada tiap aplikasinya. 4.2.3 Respon Aplikasi Dan Analisis Perbandingan QoS Selanjutnya adalah membandingkan respon aplikasi pada percobaan 1, percobaan 2 atau percobaan 3 dengan respon aplikasi sewaktu jaringan pertama kali dipasang (UAT), dalam hal ini kita langsung melakukan ujicoba bersama user pada kantor cabang. Perbandingan respon time untuk aplikasi CORE pada percobaan 1, percobaan 2 dan percobaan 3 adalah seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini : Tabel 4.4. Tabel Perbandingan Respon Time Aplikasi pada aplikasi CORE Sample Percobaan1 (s) Percobaan2 (s) Percobaan3 (s) 1 1.7 1.7 1.5 2 1.80 1.6 1.6 3 1.60 1.6 1.5 4 1.80 1.5 1.5 5 1.70 1.5 1.6 Rata-Rata 1.72 1.58 1.54 Sedangkan perbandingan respon time untuk aplikasi SUPPORT pada percobaan 1, percobaan 2 dan percobaan 3 adalah seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini : Tabel 4.5. Tabel Perbandingan Respon Time Aplikasi pada aplikasi SUPPORT Sample Percobaan 1 Percobaan2 Percobaan3 (s) (s) (s) 1 3.00 3.30 3.30 2 3.20 3.20 3.50 3 3.10 3.20 3.40 4 3.00 3.00 3.40 5 3.10 3.10 3.20 Rata-Rata 3.08 3.16 3.36 Dari tabel 4.4 dan 4.5 diatas maka dapat dilakukan penghitungan untuk prosentase keberhasilan setting QoS yang telah diterapkan pada percobaan 1, percobaan 2 dan percobaan 3. Sesuai persamaan 3.4. maka hasil prosentase keberhasilan untuk aplikasi CORE dan SUPPORT dapat ditunjukkan seperti tabel berikut ini: 43

Tabel 4.6. Tabel Perbandingan Keberhasilan Respon Time Aplikasi Aplikasi Percobaan1 Percobaan2 Percobaan3 (%) (%) (%) CORE 87.20 94.93 97.40 SUPPORT 97.40 94.93 89.98 Dari hasil pengukuran yang ditunjukkan pada tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa setting QoS yang tepat adalah yang paling mendekati nilai 100 % per aplikasi. Pada percobaan 1, untuk presentase keberhasilan QoS aplikasi CORE hanya mendapat nilai 87.20 % sedangkan aplikasi SUPPORT 97.40 %. Karena aplikasi CORE merupakan aplikasi yang lebih diutamakan maka percobaan 1 tidak dapat diterapkan. Percobaan 2 juga tidak dapat diterapkan karena baik aplikasi CORE dan aplikasi SUPPORT mendapatkan nilai yang sama, hal ini berarti tidak terdapat prioritas pada aplikasi CORE. Dan untuk percobaan 3 karena aplikasi CORE mendapat prioritas lebih besar dari pada aplikasi SUPPORT maka percobaan 3 adalah yang paling tepat diterapkan pada kantor cabang Cengkareng. 44