BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemandirian Pangan dan Ironi Negara Agraris

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

Oleh : Drs. H. Apris, MM Wakil Ketua Komisi II/ Bidang Ekonomi DPRD Prov Sumbar Padang, 29 September 2015

I. PENDAHULUAN. bagi setiap manusia untuk tercukupi kebutuhannya. Pangan merupakan bahan

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Ketahanan Pangan Masyarakat

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KEMANDIRIAN PANGAN DI DAERAH 1.

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

UU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA)

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. yang mendasar atau bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM) yang penyelenggaraannya

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan

KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. daratan yang luas membentang maupun lautan yang mengeliling pulau-pulau nusantara.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor Pertanian memegang peranan yang cukup strategis bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Secara umum kita dapat melihat bahwa pada saat ini kondisi rakyat yang

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pangan adalah kebutuhan pokok sekaligus menjadi esensi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sudah ada sejak dahulu, namun jenis dan karakternya selalu berubah.

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara memiliki tujuan untuk memakmurkan atau

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

ARTIKEL ILMIAH UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DAERAH PEDESAAN. Oleh: Drs. Suyoto, M.Si

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

Rubrik Utama MODEL. Oleh: Dr. Ir. Suswono, MM Menteri Pertanian RI Kabinet Indonesia Bersatu II ( ) Agrimedia

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan Proteksi Impor yang Salah Sasaran Luqmannul Hakim

PERBEDAAN POLA PANGAN HARAPAN DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN SUKOHARJO (Studi di Desa Banmati dan Kelurahan Jetis)

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negara agraris di dunia, peranan tanaman pangan juga telah terbukti secara

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

CUPLIKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijamin dalam kualitas maupun kuantitas yang cukup untuk pemenuhan aspirasi

I. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia. Sistem Ekonomi Indonesia Hubungan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dengan menyerap 42 persen angkatan kerja (BPS, 2011). Sektor pertanian

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kemandirian Pangan dan Ironi Negara Agraris Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama sebagaimana telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam sistem ketatanegaraan, upaya peningkatan SDM diatur dalam UUD 1945 pasal 28H ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap individu berhak hidup sejahtera, dan pelayanan kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian pemenuhan pangan untuk kesehatan warga negara merupakan investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, mengartikan kemandirian pangan adalah kemampuan produksi pangan dalam negeri yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup ditingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal. 2 Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang 1 Merryana Adriani dan Bambang Wirjatmadi, Pengantar Gizi Masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) Hal.265 2 Tedy Dirhamsyah, Jangkung Handoyo Mulyo, Dwidjono Hadi Darwanto, Slamet Hartono, Ketahanan Pangan (Kemandirian Pangan dan Kesejahteraan Masyarakat Daerah Rawan Pangan di Jawa), (Yogyakarta: Plantaxia, 2016), Hal 19 20

beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat. Untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini, Indonesia dinilai masih belum berorientasikan pada produksi untuk mendukung ketersedian pangan, sehingga banyak komoditas pangan yang masih diimport untuk mencukupi kebutuhannya. 3 Bahkan bahan makanan pokok saja seperti beras, Indonesia masih import. Banyak sekali bahkan hampir seluruh kebutuhan pangan masyarakat Indonesia berasal dari import, sehingga inilah yang membuktikan bahwa negara Indonesia belum menjadi negara yang mandari atas kebutuhan pangannya sendiri. Indonesia merupakan negara agraris dengan luas wilayah yang cukup luas dan sumber daya alam yang begitu beragam. Dari luas daratan sekitar 1.919.440 km yang dimiliki, luas lahan pertanian di Indonesia memiliki banyak versi diantaranya menurut Kadin yang mengatakan bahwa luas lahan pertanian Indonesia hanya 7 Juta Ha, sementara menurut seorang pegawai BPS (Kadir Ruslan) mengatakan bahwa luas lahan pertanian Indonesia seluas 25 Juta Ha, berbeda lagi dengan perkataan Pusdatin Kementan (yang mengambil data dari BPS) yang menyatakan dalam publikasi yang berjudul Statistik Lahan Pertanian 2008-2013 di halaman 3 (gambar 1) dan halaman 4 (tabel 1), bahwa luas lahan pertanian Indonesia adalah 39,5 Juta Ha dengan pembagian Lahan Sawah 8,1 3 Website Resmi Bulog, Pengertian Ketahan Pangan, dikutip dari http://www.bulog.co.id/ketahananpangan.php Diakses pada 31 Maret 2016 21

Juta Ha, Tegal/Kebun 11,9 Juta Ha, Ladang 5,25 Juta Ha, dan Lahan yang sementara tidak diusahakan 14,25 Juta Ha. 4 Adapun penyebab kenaikan impor pangan adalah meningkatnya konsumsi pangan masyarakat karena semakin banyaknya penduduk Indonesia yang disatu sisi pertumbuhan produktivitas pangan tidak seimbang dengan semakin banyaknya tingkat konsumsi masyarakat yang dikarenakan semakin banyaknya penduduk indonesia asli ataupun warga asing yang memutuskan menjadi warga negara Indonesia. 5 Undang-Undang yang secara eksplisit menyatakan kewajiban mewujudkan ketahanan pangan adalah UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan yang merupakan pengganti UU Nomor 7 Tahun 1996. UU tersebut menjelaskan konsep ketahanan pangan, komponen, serta para pihak yang harus berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Secara umum UU tersebut mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat wajib mewujudkan ketahanan pangan. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan merupakan acuan dari berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pangan. 6 Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah, sehingga itulah yang menjadikan Negara Indonesia sebagai negara agraris. Namun, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-harinya, masyarakat 4 Fikri Alyandra, Berapa Sebenarnya Luas Lahan Pertanian di Indonesia?, dikutip dari http://m.compasiana.com/fikri_alyandra/berapa-sebenarnya-luas-lahan-pertanian-diindonesia_54f9548ba3331176178b4bbd pada 15 Oktober 2016 5 Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi JABAR, Ironi Negara Agraris, dikutip dari http//bkpd.jabarprov.go.id/ironi-negara-agraris/. Diakses pada 22 September 2016 6 Tedy Dirhamsyah, dkk, Ketahanan Pangan (Kemandirian Pangan dan Kesejahteraan Masyarakat Daerah Rawan Pangan di Jawa), (Yogyakarta: Plantaxia, 2016), Hal 9 22

Indonesia masih memerlukan dari negara lain. Padahal kalau masyarakat Indonesia sadar dengan potensi alam yang dimilikinya, negara ini tidak perlu lagi melakukan impor-impor barang khususnya di komoditas pangan yang menurut banyak ahli pangan yang menyatakan bahwa kualitas produk pribumi jauh lebih baik dari pada kualitas produk impor di sektor pangan. B. Pemberdayaan Masyarakat Petani Negara Indonesia akan menghadapi suatu tugas berat untuk memajukan kaum tani dalam hubungan sosial yang baru, yang dihadapi bukan saja tantangan pemberantasan buta huruf tetapi juga pendidikan prasosial. 7 Sehingga pendidikan mempunyai pengaruh penting bagi petani dalam adopsi teknologi dan keterampilan manajemen dalam mengelola usaha taninya. 8 Sektor pertanian merupakan bagian penting negara Indonesia karena merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia. Disebut sektor andalan karena sektor pertanian menyediakan bahan pangan, serat, obat-obatan, energi, dan sebagian dari bahan baku industri, selain itu sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dengan berbagai tingkat kemahiran. Potensi pertanian yang besar tidak akan tergali tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan pertanian adalah salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat mengembangkan sektor pertanian, sehingga jika sektor 7 Sayogyo, Pertanian dan Kemiskinan di Jawa, (Jakarta: PT Gramedia,1985), Hal.119 8 Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad, Petani Desa dan Kemiskinan, (Yogyakarta: BPFE, 1987), Hal. 120 23

pertanian Indonesia ingin maju maka generasi muda harus memajukan pertanian dan tentu memiliki bekal ilmu pertanian pula. 9 Konsep pemberdayaan secara mendasar berarti menempatkan masyarakat dan institusi-institusinya sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi rakyat akan terbangun bila hubungan sinergi dari berbagai pranata sosial dan ekonomi yang ada di dalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan ekonomi rakyat. Permberdayaan petani menurut kepala badan sumber daya manusia dan pemberdayaan (SDMP) dapat dilakukan dengan lima cara, yakni; 1) kegiatan agrobisnis harus berorientasi pasar (kualitas, kuantitas, dan kontinuitas); 2) usaha agrobisnis harus menguntungkan dan comparable dengan usaha lainnya; 3) agrobisnis merupakan kepercayaan jangka panjang; 4) kemandirian dan daya saing usaha; 5) komitmen terhadap kontrak usaha. 10 Menurut Sumodiningrat, pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki untuk menentukan pilihan kegiatan yang paling sesuai bagi kemajuan diri mereka masing-masing. Sementara menurut Kartasasmita, pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang 9 Amalia Nur Milla, Mengenal Potensi Pertanian Indonesia, (Tanggerang: Citralab, 2010), Hal. 11 10 Abu Sahnan, Pasar Pertanian, dikutip dari http://desabujur.blogspot.com/2012/05/makalahpemberdayaan-masyarakat-petani.html?m=1 pada 19 Oktober 2016 24

dalam kondisi tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan atau dengan kata lain memperdayakan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. 11 Pemberdayaan masyarakat petani tentu memiliki banyak manfaat, sehingga petani Indonesia mampu memposisikan dirinya sesuai dengan kemajuan zaman yang semakin canggih ini. Dalam kemajuan zaman juga tentu banyak perubahan yang bisa ikut dilakukan seperti tentang bertanam sayur. Pada zaman sekarang tidak sedikit dari masyarakt yang sudah memanfaatkan lahan pekarangannya untuk bertanam sayur, sekalipun tidak memiliki lahan kosong masyarakt masih bisa bertanam sayur dengan berbagai cara seperti bertanam sayur secara hidroponik yaitu bertanam sayur di dalam pot, plastik polibag, dan lain sebagainya. 11 Dikutip dari http://perencanaankota.blogspot.co.id/2014/06/teori-pemberdayaanmasyarakat.html?m=1 pada 4 Januari 2017 25