PENGARUH ATMOSFER RITEL DAN TEKANAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP NILAI HEDONIK DAN PEMBELIAN IMPULSIF

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH HEDONIC SHOPPING VALUE TERHADAP IMPULSE BUYING DIMEDIASI OLEH POSITIVE EMOTION PADA KONSUMEN CARREFOUR PLAZA AMBARRUKMO YOGYAKARTA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Dwi Irawati, S.E, M.Si, PhD.cand. Murry Harmawan, S.E, M.Sc.

Gunadarma Tagline. Loo

PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP HEDONIC SHOPPING VALUE DAN IMPULSE BUYING (Survei Pada Konsumen Hypermart Malang Town Square)

PENGARUH SHOP ENVIRONMENT, STAFF, INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS, DAN HEDONIC VALUE TERHADAP IMPULSIVE BUYING PADA KONSUMEN CARREFOUR DI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. konsepsi yang dinamis yang terus-menerus berubah sebagai reaksi terhadap

Pengaruh Suasana Cafe Terhadap Impulse Buying Konsumen Its Milk Jember (Influence Of Cafe Atmosphere To Impulse Buying Consumen Of Its Milk Jember)

PENGARUH PROMOSI DAN PELAYANAN RITEL TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF DI RAMAYANA MALL DENPASAR

konsumen atas emotional and cognitive secara signifikan

M. Fatkhul In am Suharyono Edy Yulianto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

DAFTAR PUSTAKA. Arnold, M.J dan K.E. Reynold Hedonic Shopping Motivation, Journal of Retailing, Vol. 79, No 2: pp 77-95

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN RESPON LINGKUNGAN BERBELANJA TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PADA MATAHARI DEPARTEMEN STORE PLAZA MEDAN FAIR

Susi Suwanti Endah Pri Ariningsih, S.E., M.Sc Wijayanti, S.E., M.Sc

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.3, No.1 April 2016 Page 545

PENGARUH MERCHANDISE DAN ATMOSFER GERAI TERHADAP NILAI HEDONIK DAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DI LIPPO MALL KUTA

PENGARUH HEDONIC SHOPPING VALUE DAN ATMOSFER GERAI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN IMPULSIF DENGAN DIMEDIASI REAKSI IMPULSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuannya mereka terus memperjuangkan tujuan lama, atau tujuan pengganti.

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 5, Nomor 3 Tahun 2016, Halaman ISSN (Online):

OLEH: SHERLY OCTAVIA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA

PENGARUH STORE ATMOSFER DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF DENGAN EMOSI POSITIF SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI DAN STIMULUS LINGKUNGAN INTERNAL TOKO DENGAN PEMBELIAN IMPULSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis ritel modern, khususnya di bidang fashion agar dapat memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan umum yang berkaitan dengan tema penelitian. Rumusan masalah di

PENGARUH MERCHANDISE, ATMOSFER GERAI DAN PELAYANAN RITEL TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF PADA HARDY S MALL GIANYAR

PENGARUH MOTIVASI BELANJA HEDONIK TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF KONSUMEN MATAHARI SURABAYA. Niza Paramita

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Faktor-Faktor Suasana Toko, Kualitas Pelayanan yang Dipersepsikan, Perilaku Pendekatan

LINGKUNGAN TOKO SEBAGAI STIMULUS PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (THE IMPACT OF STORE ENVIRONMENT ON IMPULSE BUYING BEHAVIOR)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. terbentuk sebelum memasuki toko. Bisa juga dikatakan suatu desakan hati yang

PENGARUH PROMOSI TERHADAP IMPULS BUYING DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL DUMMY

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRACT. Keywords : hedonic value, utilitarian value, approach behavior. Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN. Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Store Atmosphere

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel. bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan

ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria

Ghozali, Imam SEM Metode Alternatif dengan PLS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Dalam era yang serba modern seperti saat ini, tingkat persaingan bisnis yang tinggi membuat perusahaan ber

PENGARUH HEDONIC SHOPPING VALUE, SHOPPING LIFESTYLE DAN POSITIVE EMOTION TERHADAP IMPULSE BUYING PADA PLAZA ANDALAS PADANG.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Peroses pengambilan keputusan merupakan suatu psikologis dasar yang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Konsumen Elzatta di Ruko Sentra Tropodo Sidoarjo. impulsif di Galeri Elzatta Ruko Sentra Tropodo Sidoarjo.

PENGARUH STIMULUS LINGKUNGAN TOKO DAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF PADA CARREFOUR SUNSET ROAD DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Oleh karena itu, para pemasar

Nama : Bayu Aprian NPM : Pembimbing : Dr. Lies Handrijaningsih, SE., MM

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

OLEH: MELISSA YUSTIKA WIYANTO

MERICA FOOD CENTER PLAZA MILLENIUM MEDAN. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. Pembelian : a.2 kali b.lebih dari 2 kali

ANALISIS PENGARUH STORE ENVIRONMENT DAN BRAND IMAGE TERHADAP IMPULSE BUYING PADA DELTA DEWATA SUPERMARKET

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse Buying Pada Toko Online (Studi Pada Berrybenka.com)

THE INFLUENCE OF DISPLAY PRODUK AND STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER MATAHARI DEPARTMENT STORE MEGA MALL MANADO

Disusun oleh: TERRY HADI PURNOMO

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR STORE ENVIRONMENT DAN FAKTOR-FAKTOR PRODUCT BRAND TERHADAP IMPULSE BUYING BEHAVIOR DI HYPERMART CIPUTRA WORLD SURABAYA

BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan modern seperti minimarket,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

Kuesioner Penelitian

PENGARUH POTONGAN HARGA, PENJUALAN PRIBADI, DAN PENATAAN PRODUK TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PADA GIANT HYPERMARKET MASPION SURABAYA

Boy Winawan 1 Ni Nyoman Kerti Yasa 2. ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitas gaya hidup (misalnya Lury, 1996; Bayley dan Nancarrow, 1998

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG

BAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini

TESIS PENGARUH KETERLIBATAN FASHION EMOSI POSITIF DAN KECENDERUNGAN KONSUMSI HEDONIK TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF

PENGARUH LINGKUNGAN TOKO DAN FAKTOR SITUASIONAL TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN TAK TERENCANA PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE DENPASAR

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN. Sebelum membagikan kuesioner kepada 100 responden, dilakukan uji validitas dan

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

BAB V PENUTUP. 1. Fashion Involvement secara signifikan mempengaruhi Impulse Buying. keterlibatan konsumen terhadap produk fashion maka akan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kali ini objek yang diteliti adalah Departement Store Mirota Kampus

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas

PENGARUH PERSEPSI SEKURITI, PERSEPSI PRIVASI, PERSEPSI INTEGRITAS, PERSEPSI KOMPETENSI TERHADAP KEPERCAYAAN PELANGGAN DALAM BELANJA ONLINE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (IMPULSIVE BUYING) (Studi Kasus pada Carrefour Sunset Road, Denpasar)

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Nokia di Kota Denpasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lazada Indonesia merupakan top online retailer di Indonesia. Perusahaan

PENGARUH VARIABEL DEMOGRAFI, KUALITAS LAYANAN, ATMOSFER TOKO PADA IMPULSE BUYING DI HYPERMART MAL. Okky Ratna Utami 1 Ni Made Rastini 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,

PENGARUH MOTIVASI BELANJA HEDONIS PADA LOYALITAS PEMBELI TESIS

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP IMPULSE BUYING MELALUI EMOTIONAL RESPONSE DI MATAHARI DEPARTMENT STORE TUNJUNGAN PLAZA SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI. memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBELIAN ULANG LAPTOP PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG. Fanny Liliana Wati

Skripsi S-1 OLEH : CINDY KHARISMA

BAB 1 PENDAHULUAN. macam kegiatan pemasaran yang tidak lepas dari perilaku konsumen.

ABSTRACT. ix Universitas Kristen Maranatha

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

386 PENGARUH ATMOSFER RITEL DAN TEKANAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP NILAI HEDONIK DAN PEMBELIAN IMPULSIF Yuanna Devy Sastradhi (1) I G.N. Jaya Agung Widagda K. (2) (1)(2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali- Indonesia Email: yuannads9@gmail.com telp: +62 85 63 91 32 27 ABSTRAK Penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi pengaruh dari atmosfer ritel dan tekanan kelompok referensi terhadap nilai hedonik dan pembelian impulsif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 110 orang. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui metode kuesioner dengan analisis jalur sebagai teknik analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atmosfer ritel dan tekanan kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif. Selain itu dibuktikan juga bahwa atmosfer ritel dan tekanan kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif melalui mediasi dari nilai hedonik. Kata Kunci: atmosfer ritel, tekanan kelompok referensi, nilai hedonik, pembelian impulsif ABSTRACT This study empirically attempts to explore the influences of retail s atmosphere and reference group on hedonic value and impulsive purchase. Sampling method that used on this research was purposive sampling that resulted 110 respondents. The data for this study was collected by questionnaire method with path analysis as data analysis technique. The result of this study reveals that retail s atmosphere and reference group have a positive and significant influence toward impulsive purchase. Aside of that this study also showed that retail s atmosphere and reference group have a positive and significant influence toward impulsive purchase when mediated by hedonic value. Keywords : retail s atmosphere, reference group, hedonic value, impulsive purchase PENDAHULUAN Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Point of Purchase Advertising International ditemukan bahwa sekitar 75 persen pembelian di supermarket dilakukan secara tidak terencana (POPAI, 2012). Penelitian oleh User Interface Engineering (2002) juga menyatakan bahwa pembelian tidak terencana merepresentasikan nyaris 40 persen dari seluruh uang yang dihabiskan dalam situs-situs e-commerce. Berdasarkan data-data penemuan tersebut dapat disimpulkan

387 bahwa perilaku konsumen untuk melakukan suatu pembelian tidak terencana cenderung mendominasi pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Terkait dengan pembelian impulsif itu sendiri, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pembelian impulsif di dalam toko. Pembelian tidak terencana dapat ditimbulkan akibat adanya rangsangan dari lingkungan toko (Utami, 2010:50). Rangsangan lingkungan toko dapat berupa banyak hal, salah satunya adalah atmosfer ritel. Tendai dan Crispen (2009) dan Yudatama dkk. (2009) menemukan bahwa atmosfer ritel memiliki pengaruh pada perilaku pembelian impulsif konsumen. Selain atmosfer toko, pembelian impulsif juga dipengaruhi oleh faktor lain. Stimulasi lingkungan dan faktor sosial memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap pembelian impulsif (Mattila dan Wirtz, 2008). Penelitian Rohman (2009) juga mengindikasikan bahwa faktor sosial memiliki pengaruh pada pembelian impulsif. Faktor sosial pada saat berbelanja dapat berupa keberadaan kelompok referensi. Pengaruh atmosfer toko dan tekanan kelompok referensi terhadap perilaku pembelian impulsif dapat dimediasi oleh nilai hedonik yang dirasakan konsumen. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Yistiani dkk. (2012) yang menyatakan bahwa atmosfer gerai memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pembelian impulsif melalui nilai hedonik. Rohman (2009) menyatakan bahwa lingkungan sosial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai hedonik. Konsumen yang berbelanja bersama keluarga atau teman, yang merupakan kelompok referensi, memiliki tujuan untuk mendapatkan kesenangan dan bersosialisasi sambil berbelanja (Arnolds dan Reynolds dalam Rohman, 2009). Sehingga pengaruh sosial dapat menjadi suatu kesenangan bagi konsumen dalam melakukan kegiatan belanjanya.

388 Pembelian impulsif memiliki hubungan dengan nilai hedonik (Rook dan Hoch dalam Tifferet dan Herstein, 2012). Dimana konsumen cenderung merasa lebih baik setelah melakukan pembelian impulsif. Hasil penelitian Rachmawati (2009) menunjukkan bahwa nilai belanja hedonis dan emosi positif secara parsial berpengaruh pada perilaku pembelian tidak terencana seseorang. Berdasarkan kajian teori tersebut, penelitian ini memiliki lima buah tujuan, yakni: (1) untuk mengetahui pengaruh atmosfer ritel terhadap nilai hedonik; (2) untuk mengetahui pengaruh tekanan kelompok referensi terhadap nilai hedonik; (3) untuk mengetahui pengaruh atmosfer ritel terhadap pembelian impulsif; (4) untuk mengetahui pengaruh tekanan kelompok referensi terhadap pembelian impulsif; (5) untuk mengetahui pengaruh nilai hedonik terhadap pembelian impulsif. KERANGKA KONSEPTUAL Yistiani dkk. (2012) dan Rohman (2010) menyatakan dalam penelitiannya bahwa atmosfer gerai memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai hedonik pelanggan. Penelitian yang dilakukan oleh Abednego (2011) juga menyatakan bahwa persepsi konsumen tentang atmosfer gerai mempengaruhi arousal, kemudian setelah terciptanya arousal pada benak pengunjung gerai, maka akan tercipta pleasure yang mengacu pada kesenangan konsumen ketika berada di dalam gerai. Hasil ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kusumowidagdo (2010) yang menunjukkan bahwa atmospheric stimuli berpengaruh terhadap organism (status emosi) dan selanjutnya terhadap respon perilaku pengunjung. Pengaruh lingkungan sosial, dalam hal ini orang lain yang ikut berbelanja terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai hedonik konsumsi (Rohman, 2009; Rohman 2010). Konsumen yang berbelanja bersama keluarga atau teman mengatakan bahwa aktivitas

389 berbelanja merupakan sarana untuk mendekatkan diri dengan anggota keluarga atau teman (Rohman, 2009). Pada kesempatan tersebut berkumpul bersama keluarga atau teman untuk memanfaatkan waktu luang dan memperoleh kesenangan (Jamal et al., 2006). Lingkungan dalam toko termasuk tata letak toko dapat memberikan dampak pada keadaan emosional konsumen dan mengarahkan mereka untuk menunjukkan level yang tinggi akan pembelian tidak terencana (Iyer, 1989; Wakefield dan Baker, 1998; Mattila dan Wirtz, 2001). Konsumen melakukan pembelian dengan impulsif ketika perhatian mereka dialihkan oleh barang-barang, iklan dan promosi dalam toko yang menarik (Tendai dan Crispen, 2009; Virvilaite et al., 2009). Semakin kuat pengaruh lingkungan fisik, semakin tinggi reaksi impulsif konsumen (Rohman, 2009; Tendai dan Crispen, 2009). Konsumen yang berbelanja dengan seseorang akan mengalami keinginan untuk berbelanja impulsif yang lebih kuat jika dibandingkan dengan berbelanja sendiri (Cote-Hamel, 2012). Teman sebaya dan anggota keluarga ditemukan dapat mempengaruhi dorongan impulsif dan pembelian impulsif (Luo dalam Cote-Hamel, 2012). Mattila dan Wirtz (2008) menyatakan dalam penelitiannya bahwa faktor sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif. Hal ini didukung oleh penelitian Miladani (2013) yang menyatakan bahwa variabel stabilitas suasana hati dan variabel teman sebaya mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel pembelian impulsif. Nilai hedonik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif (Yistiani dkk., 2012; Harmacioglu et al., 2009; Kacen dan Lee, 2002; Hausman, 2000; Dewi, 2012). Menurut Rachmawati (2009) konsumen lebih mungkin terlibat dalam impulse buying ketika mereka termotivasi oleh keinginan hedonis atau alasan ekonomi, seperti kesenangan, fantasi, dan

390 sosial atau kepuasan emosional. Menurut Gultekin dan Ozer (2012) motif hedonik memiliki efek positif pada pembelian impulsif. Berdasarkan kajian yang diuraikan sebelumnya maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H 1 H 2 : Atmosfer ritel memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai hedonik. : Tekanan kelompok referensi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai hedonik. H 3 : Atmosfer ritel memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif. H 4 : Tekanan kelompok referensi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif. H 5 : Nilai hedonik memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif. METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah perilaku konsumen yang berkunjung di Lifestyle Center X yang berlokasi di Kabupaten Badung. Sampel ditentukan dengan non probability sampling, dengan teknik pusposive sampling. Kriteria yang digunakan adalah responden berpendidikan minimal SMA atau sederajat, pernah melakukan kunjungan ke Lifestyle Center X dalam satu bulan terakhir, dan minimal telah melakukan kunjungan sebanyak dua kali. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 110 responden yang termasuk dalam kategori 5-10 kali parameter menurut Solimun dalam Yistiani (2012) dan termasuk ukuran sampel 100-200 yang direkomendasikan menurut Hair et al. dalam Guadagnoli dan Velicer (1988). Adapun karakteristik demografi dari sampel yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.

391 No. Variabel Demografis Tabel 1. Karakteristik Demografis Responden Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Usia 17-26 tahun 92 83,64 27-36 tahun 8 7,27 37-46 tahun 7 6,36 47-56 tahun 2 1,82 Diatas 56 tahun 1 0,91 Total 110 100 2 Jenis kelamin Laki-laki 24 21,82 Perempuan 86 78,18 Total 110 100 3 Pendidikan terakhir SMA 80 72,73 Diploma 1 0,91 S1 26 23,63 S2 3 2,73 Total 110 100 4 Pekerjaan Pelajar 80 72,73 Pegawai swasta 16 14,54 Pegawai negeri 2 1,82 Wirausaha 4 3,64 Lain-lain 8 7,27 Total 110 100 5 Status Menikah 17 15,45 Belum menikah 93 84,55 Total 110 100 Sumber: Data diolah, 2013 Data penelitian ini diperoleh melalui metode kuesioner yang berisi 22 pernyataan berdasarkan indikator masing-masing variabel. Indikator-indikator tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Adapun indikator masing- masing variabel dapat dilihat pada Tabel 2. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis jalur setelah melewati uji asumsi klasik.

392 Tabel 2. Variabel dan Indikator Variabel Atmosfer ritel (X1) Desain toko (X1,1) Tata letak toko (X2,2) Komunikasi visual (X2,3) Penerangan (X1,4) Warna (X1,5) Musik (X1,6) Aroma (X1,7) Tekanan kelompok Berbelanja bersama teman (X2,1) referensi (X2) Pada saat memilih barang, saya mempertimbangkan saran dari teman (X2,2) Pada saat memutuskan untuk membeli suatu barang, saya mempertimbangkan saran dari teman (X2,3) Berbelanja bersama keluarga (X2,4) Pada saat memilih barang, mempertimbangkan saran dari keluarga (X2,5) Pada saat memutuskan untuk membeli suatu barang, mempertimbangkan saran dari keluarga (X2,6) Nilai hedonik (Y1) Kenikmatan (Y1,1) Kesenangan (Y1,2) Keingintahuan (Y1,3) Hiburan (Y1,4) Interaksi sosial (Y1,5) Pembelian impulsif (Y2) Pembelian dengan spontan (Y2,1) Pembelian tanpa berpikir akibat (Y2,2) Pembelian terburu-buru (Y2,3) Pembelian dipengaruhi keadaan emosional (Y2,4) Sumber: Levy dan Weitz (2012:490), Yistiani dkk. (2012) HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian diuji dengan analisis jalur yang dibantu dengan aplikasi SPSS 13 for windows. Penelitian ini memiliki lima buah hipotesis yang kemudian disusun ke dalam dua buah substruktur regresi. Substruktur itu kemudian diregresikan antara variabel eksogen terhadap variabel endogennya, sehingga didapatkan hasil output sebagai berikut: Substruktur 1 Tabel 3. Uji Model Substruktur 1 Model Sum of Df Mean F Sig. Squares Square 1 Regression 60,927 2 30,463 67,804 0,000 a Residual 48,073 107 0,449 Total 109,000 109 Dependent Variable: Nilai Hedonik Sumber: Data diolah, 2013.

393 Tabel 3 menunjukkan hasil uji F substruktur 1 memiliki nilai sig. 0,000 yang kurang dari 0,05, hal ini berarti bahwa atmosfer ritel dan tekanan kelompok referensi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai hedonik, sehingga pengujian secara parsial dapat dilakukan. Tabel 4. Koefisien Jalur Substruktur 1 Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) -1,1E-016 0,64 0,000 1,000 Atmosfer ritel 0,407 0,78 0,407 5,242 0,000 Tekanan kelompok referensi 0,439 0,78 0,439 5,653 0,000 Dependent Variable: Nilai Hedonik Sumber: Data diolah, 2013 Pengaruh Atmosfer Ritel terhadap Nilai Hedonik Hasil perhitungan pada Tabel 4 mendukung hipotesis 1 yang menyatakan bahwa atmosfer ritel memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai hedonik (koefisien jalur= 0,407, sig. t= 0,000 < 0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yistiani dkk. (2012) dan Rohman (2010). Hasil ini juga konsisten dengan teori yang dikemukakan oleh Levy dan Weitz (2012:82) dalam bukunya yang berjudul Retailing Management. Tanda positif mengartikan bahwa semakin baik pengelolaan atmosfer ritel, maka akan semakin tinggi nilai hedonik yang dirasakan konsumen, demikian juga sebaliknya. Pengaruh Tekanan Kelompok Referensi terhadap Nilai Hedonik Hasil perhitungan pada Tabel 4 mendukung hipotesis 2 yang menyatakan bahwa tekanan kelompok referensi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai hedonik (koefisien jalur= 0,439, sig. t= 0,000 < 0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohman (2009) yang menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial, dalam hal ini orang

394 yang ikut berbelanja, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai hedonik yang dirasakan konsumen. Hasil ini juga konsisten dengan penemuan Jamal et al. (2006) dan Rohman (2010). Tanda positif mengartikan bahwa semakin besar tekanan kelompok referensi yang dirasakan konsumen, maka akan semakin tinggi nilai hedonik yang dirasakan konsumen, demikian juga sebaliknya. Substruktur 2 Tabel 5. Uji Model Substruktur 2 Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 75,498 3 25,166 79,623 0,000 a Residual 33,502 106 0,316 Total 109,000 109 Dependent Variable: Pembelian impulsif Sumber: Data diolah, 2013 Hasil uji F substruktur 2 pada Tabel 5 mendapatkan nilai sig. sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, ini berarti variabel atmosfer ritel, tekanan kelompok referensi, dan nilai hedonik berpengaruh langsung secara simultan terhadap pembelian impulsif, sehingga pengujian secara parsial dapat dilakukan. Tabel 6. Koefisien Jalur Substruktur 2 Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) 1,16E-016 0,054 0,000 1,000 Atmosfer ritel, 0,233 0,073 0,233 3,194 0,002 Tekanan kelompok referensi, 0,497 0,074 0,497 6,699 0,000 Nilai hedonic 0,220 0,081 0,220 2,709 0,008 Dependent Variable: Pembelian impulsif Sumber: Data diolah, 2013 Pengaruh Atmosfer Ritel terhadap Pembelian Impulsif Hasil perhitungan pada Tabel 6 mendukung hipotesis 3 yang menyatakan bahwa atmosfer ritel memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif (koefisien jalur=

395 0,233, sig. t= 0,002 < 0,05). Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mattila dan Wirtz (2001), Tendai dan Crispen (2009), dan Yistiani dkk. (2012) yang menyatakan bahwa atmosfer ritel memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif. Tanda positif mengartikan bahwa semakin baik pengelolaan atmosfer ritel, maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya pembelian impulsif, demikian juga sebaliknya. Pengaruh Tekanan Kelompok Referensi terhadap Pembelian Impulsif Hasil perhitungan pada Tabel 6 mendukung hipotesis 4 yang menyatakan bahwa tekanan kelompok referensi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif (koefisien jalur= 0,497, sig. t= 0,000 < 0,05). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mattila dan Wirtz (2008) yang menyatakan bahwa faktor sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif. Hasil ini juga didukung oleh penelitian Cote- Hamel (2012), Luo dalam Cote-Hamel (2012) dan Miladani (2013) yang menyatakan bahwa keberadaan tekanan kelompok referensi dapat memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif. Tanda positif mengartikan bahwa semakin besar tekanan kelompok referensi yang diterima oleh konsumen, maka semakin tinggi kemungkinan pembelian impulsif, demikian juga sebaliknya. Pengaruh Nilai Hedonik terhadap Pembelian Impulsif Hasil perhitungan pada Tabel 6 mendukung hipotesis 5 yang menyatakan bahwa nilai hedonik memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif (koefisien jalur= 0,220, sig. t= 0,008 < 0,05). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yistiani dkk. (2012), Harmacioglu et al. (2009), Dewi (2012), Rachmawati (2009), dan Gultekin dan Ozer (2012) yang menyatakan nilai hedonik memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif. Tanda positif mengartikan bahwa semakin tinggi nilai hedonik

396 yang dirasakan konsumen, maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya pembelian impulsif, demikian juga sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat digambarkan sebuah model penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1. SIMPULAN Gambar 1. Model Penelitian Pengaruh Atmosfer Ritel dan Tekanan Kelompok Referensi Terhadap Nilai Hedonik dan Pembelian Impulsif Sumber: Data diolah, 2013 Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) atmosfer ritel berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai hedonik, yang berarti semakin baik pengelolaan atmosfer ritel maka akan semakin tinggi nilai hedonik yang dirasakan konsumen; (2) tekanan kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai hedonik, yang berarti semakin besar tekanan kelompok referensi yang diterima konsumen maka akan semakin tinggi nilai hedonik yang

397 dirasakan konsumen tersebut; (3) atmosfer ritel berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif, yang berarti semakin baik pengelolaan atmosfer ritel maka akan semakin tinggi kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian impulsif; (4) tekanan kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif, yang berarti semakin besar tekanan kelompok referensi yang diterima konsumen maka akan semakin tinggi kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian impulsif; (5) nilai hedonik berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif, yang berarti semakin tinggi nilai hedonik yang dirasakan konsumen maka akan semakin tinggi kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian impulsif. IMPLIKASI PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa saran bagi Lifestyle Center X. Bagi Lifestyle Center X disarankan agar: (1) menambah pendingin udara, tempat duduk panjang, dan toilet di bagian-bagian outdoor serta mengoptimalkan unsur atmosfer lainnya seperti halnya background music dan aroma (hal ini didasarkan atas saran terbuka responden serta referensi mengenai variabel- variabel terkait); (2) Perancangan program event dengan tema keluarga akan menarik konsumen untuk berkunjung bersama keluarganya, sedangkan program live music akan menarik konsumen untuk berkunjung dengan temantemannya. Kedua program itu akan menstimulasi konsumen untuk berkunjung bersama dengan kelompok referensinya dan mendapatkan shopping experience yang akan menyenangkan konsumen. KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut: (1) masih terdapat variabel-variabel lain yang dapat dimasukkan dalam diagram jalur penelitian ini, seperti halnya

398 pelayanan ritel, bauran promosi, tekanan waktu, positive emotion, brand commitment, dan lain sebagainya. Sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel- variabel tersebut; (2) penelitian ini hanya mengambil responden dari satu pusat perbelanjaan saja dengan jumlah sampel yang relatif kecil, sehingga penelitian selanjutnya diharapkan mengambil cakupan responden yang lebih luas lagi. REFERENSI Abednego, Felicia. 2011. Analisis Pengaruh Atmosfir Gerai terhadap Penciptaan Emosi (Arousal dan Pleasure), Perilaku Belanja (Motivasi Belanja Hedonik dan Motivasi Belanja Utilitarian), dan terhadap Pendekatan Perilaku. Fokus Ekonomi. Vol. 10:hlm. 125-139. Cote-Hamel, Maryse. 2012. The Normative Influence of Shopping Companions on Impulsive Urges and Purchases. Tesis. The John Molson School of Business. Dewi, Ni Nyoman Tresna. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying): Studi Kasus pada Carrefour Sunset Road, Denpasar. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Dholakia, U.M.. (2000). Temptation and Resistance: An Integrated Model of Consumption Impulse Formation and Enactment. Journal of Psychology and Marketing. Vol. 17 (11): pp. 955-982. Guadagnoli, Edward dan Wayne F. Velicer. 1988. Relation of Sample Size to The Stability of Component Patterns. Psychological Bulletin. Vol. 103 (2): pp. 265-275. Gultekin, Beyza dan Leyla Ozer. 2012. The Influence of Hedonic Motives and Browsing On Impulse Buying. Journal of Economics and Behavioral Studies. Vol. 4 (3): pp. 180-189. Harmancioglu, N., Finney, R. Z., dan Joseph, M. 2009. Impulse Purchases of New Product: An Empirical Analysis. Journal of Product and Brand Management. Vol. 18 (1): pp. 27-37. Hausman, A. 2000. A Multi-Method Investigation of Consumer Motivations in Impulse Buying Behavior. Journal of Consumer Marketing. Vol. 17 (5): pp. 403-419. Iyer, E.. 1989. Unplanned Purchasing: Knowledge of Shopping Environment and Time Pressure. Journal of Retailing. Vol. 65 (1): pp. 40-58. Jamal, Ahmad, Fiona Davies, Farooq Chudry, dan Mohamed Al-Marri. 2006. Profiling Consumers: A Study of Qatari Consumers Shopping Motivations. Journal of Retailing and Consumer Services. Vol. 13: pp. 67-80.

399 Kacen, J. J., and Lee, J. A. 2002. The influence of culture on consumer impulsive buying behavior. Journal of Consumer Psychology. Vol. 12 (2): pp. 163-176. Kusumowidagdo, Astrid. 2010. Pengaruh Desain Atmosfer Toko terhadap Perilaku Belanja. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol.3 (1): hlm. 17-32. Levy M., dan Weitz A. Barton. 2004. Retailing Management Edisi 5. New York: McGraw Hill, Irwin. Mattila, Anna S. dan Jochen Wirts. 2008. The Role of Store Environmental Stimulation and Social Factors on Impulse Purchasing. Journal of Services Marketing. Vol. 22 (7) hal. 562-567. Miladani, Devi Miftiana dan Rahmat Hidayat. 2013. Pengaruh Stabilitas Suasana Hati (Mood) dan Teman Sebaya terhadap Pembelian Impulsif (Impulsive Buying). Tesis. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. POPAI (Point of Purchase Advertising International). 2012. Shopper Engagement Study. (http://www.popai.com/engage/docs/media-topline-final.pdf) diunduh pada tanggal 4/12/2012. Rachmawati, Veronika. 2009. Hubungan Antara Hedonic Shopping Value, Positive Emotion, dan Perilaku Impulse Buying pada Konsumen Ritel. Majalah Ekonomi. Tahun XIX (2): hlm. 192-209. Rohman, Fatchur. 2009. Peran Nilai Hedonik Konsumsi dan Reaksi Impulsif sebagai Mediasi Pengaruh Faktor Situasional terhadap Keputusan Pembelian Impulsif di Butik Kota Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 7 (2): hlm. 251-261. Rohman, Fatchur. 2010. Servicescape, Lingkungan Sosial, Suasana Hati Pengaruhnya terhadap Perilaku Berbelanja Hedonis. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 8 (4): hlm. 1020-1030. Tendai, Mariri dan Chipunza Crispen. 2009. In-store Shopping Environment and Impulsive Buying. African Journal of Marketing Management. Vol. 1 (4): pp. 102-108. Tifferet, Sigal and Ram Herstein. 2012. Brand Commitment, Impulse Buying, and Hedonic Comsumption. Journal of Product & Brand Management. Vol. 21 (3): pp.176-182. User Interface Engineering. 2002. What Causes Customers to Buy on Impulse? E-Commerce White Paper. http://www.uie.com/publications/whitepapers/impulsebuying.pdf. Diunduh pada tanggal 11, bulan 12, tahun 2012. Utami, Christine W. 2010. Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

400 Virvilaite, R., Saladiene, V. and Bagdonaite, R.. 2009. Peculiarities of Impulsive Purchasing in The Market of Consumer Goods. Commerce of Engineering Decisions. Vol. 2. pp. 101-108. Wakefield, K.L. and Baker, J.. 1998. Excitement At The Mall: Determinants And Effects On Shopping Response. Journal of Retailing. Vol. 74 (4): pp. 515-539. Yudatama. Aditya, Saryadi, dan Hari Susanto. 2009. Pengaruh Store Image, Store Atmospheric, Store Theatrics, dan Social Factors Terhadap Pembelian Tidak Terencana (Studi Kasus Pada Luwes Pasar Swalayan). Jurnal Ilmu Administrasi dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Yistiani, Ni Nyoman Manik, Ni Nyoman Kerti Yasa, dan I.G.A Ketut Gede Suasana. 2012. Pengaruh Atmosfer Gerai dan Pelayanan Ritel Terhadap Nilai Hedonik dan Pembelian Impulsif Pelanggan Matahari Department Store Duta Plaza di Denpasar. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan Vol. 6 (2): hlm.139-148.