Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan.

dokumen-dokumen yang mirip
HALAMAN PENGESAHAN...

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

I PUTU DANENDRA PUTRA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Disampaikan oleh : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar pada Acara RAKER Kementrian Perindustrian Tahun 2010 Balikpapan, 2 5

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. terbukanya perdagangan dunia, ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

Abstrak. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI KRIYA KAYU DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan III-2013 Naik 2,91 Persen

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN INFLASI TERHADAP VOLUME EKSPOR IKAN TUNA PROVINSI BALI PERIODE

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan potensi yang ada dalam memajukan program-program

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Nama : Anak Agung Ratih Wulandari NIM : 1306105031 Abstrak Sektor industri merupakan suatu sektor andalan utama bagi perekonomian di Indonesia. Sektor industri telah memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) dan peluang kerja yang besar bagi penduduk Indonesia yang tidak memiliki pendidikan tinggi, yang bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan dari pada mencari keuntungan, selain itu sektor industri dalam prosesnya menggunakan berbagai input baik dari sektor pertanian maupun sektor-sektor lainnya. Penelitian ini dilakukan pada jenis industri kerajinan anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 63 pengrajin dengan metode Propotional Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wewancara terstruktur, wewancara mendalam dan observasi. Teknik anaslisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda. Masalah penelitian yang dapat dirumuskan yaitu pertama, bagaimanakah pengaruh modal, tenaga kerja, dan lama usaha secara simultan terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan anyaman. Kedua, apakah modal, tenaga kerja, dan lama usaha secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan anyaman. Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai yaitu pertama, untuk menganalisis pengaruh modal, tenaga kerja, dan lama usaha secara simultan terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan anyaman. Kedua, untuk menganalisis pengaruh modal, tenaga kerja, dan lama usaha secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan anyaman. Berdasarkan dari landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya, sehingga adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu, modal, tenaga kerja, dan lama usaha secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan anyaman dan modal, tenaga kerja, dan lama usaha secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan anyaman. Hasil penelitian menyatakan bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan secara simultan maupun parsial terhadap pendapatan., tenaga kerja berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap pendapatan, sedangkan tenaga kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan dan lama usaha berpengaruh positif secara simultan maupun parsial terhadap pendapatan. Hal ini menunjukan bahwa semakin meningkatnya jumlah modal, jumlah tenaga kerja dan lama usaha maka pendapatan usaha juga akan meningkat. Untuk dapat meningkatkan pendapatan pengrajin maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan jumlah modal usaha. Modal yang meningkat akan dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja yang digunakan karena terkait dengan kemampuan pengusaha memberikan upah. Jumlah modal yang meningkat diimbangi dengan meningkatkatnya tenaga kerja sehingga produktivitas meningkat maka pendapatan usaha juga akan meningkat. Selain itu jika diikuti dengan variabel lama usaha dalam mendirikan usaha maka akan dapat meningkatkan jumlah permintaan konsumen sehingga pendapatan juga akan meningkat. Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan.

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 12 1.3 Tujuan Penelitian... 13 1.4 Kegunaan Penelitian... 13 1.5 Sistematika Penelitian... 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 LandasanTeoridanKonsep... 16 2.1.1 Konsep Industri... 16 2.1.2 Pengertian Kerajinan... 19 2.1.3 Teori Produksi... 20 2.1.4 Fungsi Produksi... 21 2.1.5 Modal... 23 2.1.6 Tenaga Kerja... 26 2.1.7 Lama Usaha... 29 2.1.8 Pendapatan... 30 2.1.9 Hubungan modal dengan pendapatan... 33 2.1.10 Hubungan tenaga kerja dengan pendapatan... 33 2.1.11 Hubungan lama usaha dengan pendapatan... 33 2.1.12 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya... 34 2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian... 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 37 3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 37 3.3 Objek Penelitian... 38 3.4 Identifikasi Variabel... 38 3.5 Definisi Operasional Variabel... 38 3.6 Jenis dan Sumber Data... 40 3.6.1 Jenis data... 40 3.6.2 Sumber data... 40

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 41 3.8 Metode Pengumpulan Data... 43 3.9 Teknik Analisis Data... 44 3.9.1 Analisis regresi linier berganda... 44 3.9.2 Uji asumsi klasik... 46 3.9.3 Uji signifikansi... 49 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum... 54 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 55 4.2.1 Tingkat pendidikan responden... 56 4.2.2 Umur responden... 57 4.2.3 Modal... 57 4.2.4 Tenaga kerja... 58 4.2.5 Lama usaha... 59 4.2.6 Pendapatan... 60 4.3 Deskripsi Variabel Penelitian... 61 4.3.1 Analisis regresi linear berganda... 61 4.3.2 Uji asumsi klasik... 62 4.3.3 Uji signifikansi... 67 4.3.4 Analisis koefisien Determinasi... 74 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 74 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 79 5.2 Saran... 80 DAFTAR PUSTAKA... 82 KUISIONER PENELITIAN... 86 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 90

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 PDRB Provinsi Bali Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-3013 (Milyar Rupiah)... 5 1.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha Industri Pengolahan Kabupaten Gianyar Tahun 2011-2015... 7 1.3 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Anyaman Per Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2013... 8 1.4 Jenis Industri, Jumlah Unit Usaha, dan Jumlah Tenaga Kerja, Pada Industri Kerajinan Rumah Tangga di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Tahun 2015... 9 4.1 Distribusi Responden Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 57 4.2 Distribusi Responden Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Berdasarkan Kelompok Umur... 57 4.3 Distribusi Responden Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Berdasarkan Modal... 58 4.4 Distribusi Responden Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Berdasarkan Tenaga Kerja... 59 4.5 Distribusi Responden Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Berdasarkan Lama Usaha... 60 4.6 Distribusi Responden Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Berdasarkan Pendapatan... 61

4.7 Hasil Uji Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar... 62 4.8 Hasil Uji Normalitas Dengan Metode One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test... 63 4.9 Hasil Uji Multikoliniearitas... 66 4.10 Hasil Uji Heterokedastisitas... 67

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar... 45 4.1 Hasil Daerah Pengujian Autokorelasi dengan uji Durbin Watson 65 4.2 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji F... 68 4.3 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel Modal (X1)... 70 4.4 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel Tenaga Kerja (X2)... 71 4.5 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel Lama Usaha (X3)... 73

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman Lampiran 1. Tabulasi Data Responden Pengrajin Anyaman... 91 Lampiran 2. Jumlah Populasi dan Sampel Pengrajin Anyaman... 95 Lampiran 3. Hasil Uji Analisis Regresi Berganda... 96 Lampiran 4. Hasil Uji Asumsi Klasik... 97 Lampiran 5. Tabel Distribusi F; α = 0,05... 99 Lampiran 6. Tabel Distribusi t... 100 Lampiran 7. Tabel Statistik d Durbin Watson... 101

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia pada saat ini bisa diukur oleh maraknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern. Dari sisi kepentingan ekonomi, semakin meningkatnya jumlah pusat perdagangan, baik yang tradisional maupun modern mendorong terciptanya peluang kerja bagi banyak orang (Agung, 2010). Dalam rangka mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat dilaksanakan dengan memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah sehingga terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah. Sehingga penting bagi suatu daerah untuk mengetahui sektor potensial yang dapat menjadi andalan dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan yang di sesuaikan dengan potensi daerah, aspirasi daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan dan memajukan kesejahteraan masyarakatnya melalui pembangunan. Dalam mewujudkan hal ini, pemerintah berusaha mengembangkan

sektor industri yang ada di Indonesia, baik sektor industri skala kecil, menengah, maupun ber skala besar (Lia, 2007). Sektor industri merupakan salah satu sektor andalan utama bagi ekonomi indonesia. Sektor industri telah memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) dan peluang kerja yang besar bagi penduduk indonesia yang tidak memiliki pendidikan tinggi, selain itu sektor industri dalam prosesnya menggunakan berbagai input baik dari sektor pertanian maupun sektor-sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri (Purnomo, 2008). Pengembangan sektor industri merupakan kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia (Arsyad, 2001). Pembangunan pada sektor indutri yang berbasis industri kecil di Indonesia kenyataannya sebagian besar telah kehilangan momentum dan perannya yang berarti dalam menyokong keberhasilan program-program pembangunan ekonomi yang diprakarsai oleh pemerintah (Hinelo, 2008). Hal ini dapat dilihat dari ketidak mampuan sektor industri kecil untuk sekedar bertahan dari terpaan krisis moneter yang kemudian meluas menjadi krisis ekonomi secara menyeluruh. Bahkan boleh dikatakan bahwa kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh industri-industri kecil tersebut ikut menjadi penyebab utama krisis ekonomi yang terjadi, misalnya high cost economic, ketergantungan terhadap fasilitas-fasilitas dari pemerintah, efisiensi dan efektifitas yang rendah serta kolusi

yang sangat parah dan berlapis-lapis antar pengusaha dan birokrat terkait dalam proses-proses implementasi (Zechner, 2006). Peranan sektor industri yang ditujukan untuk memperkukuh struktur ekonomi nasional dan saling mendukung antar sektor, meningkatkan perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja, mereduksi kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat yang juga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan perkapita (Widiyanto, 2010:54). Pembangunan di sektor industri harus dikembangkan secara bertahap, melalui iklim yang merangsang bagi penanaman modal dan penyebaran pembangunan industri yang disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh masingmasing daerah (Todaro, 2000:121). Pembangunan pada sektor industri di indonesia tidak hanya dititikberatkan pada sektor industri besar saja, namun juga pada sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Perkembangan sektor industri juga diupayakan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerah masing-masing melalui pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya secara maksimal. Salah satu contohnya pengembangan sektor industri di daerah atau industri kecil di pedesaan (Erose, 2010:19). Industri kecil memiliki peran yang sangat penting bagi kegiatan ekonomi nasional, misalnya penciptaan kesempatan kerja, meningkatkan nilai tambah, mempercepat distribusi pendapatan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas nasional (Bakce, 2008). Perkembangan industri kecil merupakan hasil dari usaha pemerintah dan swasta dalam melakukan pembinaan dan pengembangan industri kecil yang di

dukung oleh adanya sikap mental dan kreatifitas para pengerajin, iklim usaha yang semakin baik, dan perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya. Provinsi Bali merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki sektor industri yang berkembang sangat pesat. Secara kumulatif (sampai dengan Triwulan III Tahun 2012), sektor industri mengalami laju pertumbuhan di Provinsi Bali sebesar 5,08 persen. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan industri di Bali cukup berpengaruh secara signifikan (BPS Provinsi Bali, 2013). Kerajinan merupakan salah satu dari seni pakai yang paling diandalkan di dalam keperluan ekspor. Kebanyakan kerajinan dipengaruhi oleh warisan budaya dari masyarakat setempat. Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai, dengan menggunakan bahan-bahan yang beraneka ragam mulai dari bahan alami sampai dengan bahan non alami. Bahan-bahan non alami seperti plastik, kaca, logam, kuningan, dan lain-lain. Sedangkan bahan alami yang dimanfaatkan seperti kayu, janur, bambu, rotan, tanah liat, batu dan lain-lain (Rahmat,2011). Tabel 1.1 PDRB Provinsi Bali Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012-2015 (Milyar Rupiah) No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 16981 20452 22901 26439 2. Pertambangan dan Penggalian 1311 1758 1956 1952 3. Industri Pengolahan 7003 8656 9984 11545 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 184 175 228 301 5. Bangunan 9398 13259 14114 15835 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 20265 28936 36131 40429 7. Pengangkutan dan Komunikasi 6415 7312 8035 9141 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 4072 5781 6558 7275 9. Jasa-jasa 1617 2017 2315 2638 PDRB 67246 88346 102222 115555 Sumber: Bali Dalam Angka 2016 Pada tabel 1.1 sektor industri pengolahan di Provinsi Bali masih berbasis pada sektor industri tanpa migas yaitu pada industri besar, sedang, kecil dan industri rumah tangga, Tahun 2015 sektor industri mengalami peningkatan tiap tahunnya hingga sebesar 11.545 milyar rupiah. Ada beberapa catatan penyebab penurunan pendapatan industri pengolahan yang tengah terjadi di Bali, menurut Ali (2012) penurunan di sektor industri pengolahan di Bali dikarenakan pertama relatif masih rendahnya dukungan kredit perbankan ke sektor industri pengolahan, kedua masih lemahnya dukungan universitas dan lembaga riset di negeri ini dalam membantu mengatasi masalah riil yang dihadapi oleh industri, ketiga rendahnya daya saing produk dalam negeri, keempat mengenai penyerapan tenaga kerja. Meski diyakini memiliki manajemen atau pengelolaan yang baik, namun keberadaan industri kecil, menengah, besar tetap tidak terlepas dari berbagai permasalahan baik itu akibat faktor eksternal

maupun internal, tampak jelas jika melihat fluktuasi jumlah perusahaan industri maupun jumlah tenaga kerja yang mampu diserap. Kabupaten Gianyar dapat dikatakan sebagai salah satu sentra industri pengolahan di Provinsi Bali. Pada tahun 2015, lapangan usaha industri pengolahan Kabupaten Gianyar terhadap perekonomian Bali merupakan yang terbesar kedua setelah kota Denpasar. Pada Tabel B.2, tahun 2015 industri pengolahan di Kabupaten Gianyar merupakan penyumbang terbesar ketiga terhadap total perekonomian Kabupaten Gianyar sebesar 12,29 persen. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, Anyaman Bambu, Daun Lontar, Rotan dan sejenisnya merupakan jenis industri terbesar di Kabupaten Gianyar. Industri ini erat kaitan nya dengan kerajinan tangan (handicraft) yang memiliki pangsa pasar cukup besar di Bali, bahkan produk-produknya seperti patung dan ukiran kayu sudah merambah pasar ekspor. Tabel 1.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Kontribusi, dan Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha Industri Pengolahan Kabupaten Gianyar, Tahun 2011-2015 No. Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

1. PDRB Atas 1.512.196,73 1.646.322,10 1.860.712,87 2.178.044,95 2.463.698,56 Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) 2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) 1.435.639,93 1.501.771,71 1.640.968,44 1.793.255,66 1.928.535,61 3. Kontribusi 12,46 12,10 12,11 12,16 12,29 (Persen) 4. Laju Pertumbuhan (Persen) 0,86 4,61 9,27 9,28 7,54 Sumber: Gianyar Dalam Angka, 2016 Perekonomian global yang sempat melemah pada tahun 2008, membuat pertumbuhan industri pengolahan Kabupaten Gianyar terdampak, dimana industri ini hanya mampu tumbuh dibawah lima persen sepanjang tauhn 2011 2012. Namun dampak pelemahan ekonomi tersebut tidak berlanjut, laju pertumbuhan industri pengolahan Kabupaten Gianyar pun kembali menggeliat pada tahun 2013 dan 2014. Sepanjang tahun 2013 2014 lapangan usaha ini tumbuh masing-masing 9,27 persen dan 9,28 persen. Momentum pertumbuhan yang cukup signifikan ini belum dapat dijaga, pada tahun 2015 kembali menurun menjadi 7,54 persen selain karena lesunya perekonomian dunia, persainganyang semakin meningkat dan juga mahalnya bahan baku menjadikan sektor ini sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2014. Tabel 1.3 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Anyaman per Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2013

No. Kecamatan Jumlah Industri (Unit) Tenaga kerja (Orang) 1 Sukawati 105 1.207 2 Tegalalang 63 773 3 Gianyar 57 466 4 Ubud 268 1.337 5 Payangan 28 158 6 Tampaksiring 36 232 7 Blahbatuh 285 1.452 Kabupaten Gianyar 842 5.625 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, 2014 Tabel 1.3 menunjukkan bahwa peran masing-masing kecamatan di Kabupaten Gianyar memiliki kontribusi yang sangat penting. Hal ini dapat dilihat dari jumlah industri kerajinan yang mampu berkembang di masing-masing kecamatan. Di Kecamatan Blahbatuh sendiri berdiri 285 unit usaha kerajinan anyaman dengan 1.452 tenaga kerja, dimana hal ini kecamatan Blahbatuh merupakan daerah yang banyak dikunjungi para wisatawan baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Diantara seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Gianyar, setiap Kecamatan memiliki sektor unggulan kerajinan dan kesenian baik dari kerajinan kayu, anyaman bambu, anyaman daun lontar, patung, seni lukisan, perak, tari maupun seni ukiran. Tabel 1.4 Jenis Industri, Jumlah Unit Usaha, dan Jumlah Tenaga Kerja, Pada Industri Kerajinan Rumah Tangga di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Tahun 2015

No. Nama Desa Jenis Industri Unit Usaha (Unit) Tenaga Kerja (Orang) Jumlah Produksi (Unit) 1. Desa Saba - - - 2. Desa Pering Kerajinan Patung 4 30 600 Kayu 3. Desa Keramas 2 30 43.500 Kerajinan Patung Keramik dan Kerajinan Lilin Bambu 4. Desa Kerajinan Tenun 1 40 396 Medahan Ikat 5. Desa Bona Kerajinan 11 75 24.500 Anyaman Bambu dan Daun Lontar 6. Desa Belega Kerajinan Anyaman 8 53 6.750 Bambu dan Kerajinan Patung Kaca 7. Desa Kerajinan Tirai - - - Blahbatuh Bambu 8. Desa Buruan Kerajinan Topeng, 3 26 3.000 Wayang, dan Batik 9. Desa Bedulu - - - - Total Industri 29 Unit 254 78.746 Orang Unit Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, 2016 Tabel 1.4 menunjukkan bahwa terdapat 9 desa di Kecamatan Blahbatuh memiliki 29 unit usaha, 254 orang jumlah tenaga kerja, dan 78.746 unit produksi kerajinan yang terdaftar dalam Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar. Di Desa Bona terdapat jenis kerajinan anyaman bambu dan daun lontar yang terdiri dari 11 unit usaha dengan 75 tenaga kerja, dan 24.500 unit produksi. Kerajinan anyaman bambu tersebut seperti meja, kursi, lemari, bed, nampan, sangkar burung, tirai bambu, dan lain-lain sedangkan anyaman daun lontar tersebut seperti alat-alat keagamaan, sendal, tas, kipas, dompet, tempat botol, keranjang, dan lain-lain (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar).

Berdasarkan penelitian pendahuluan melakukan wawancara mendalam bersama Bapak I Gusti Nyoman Yasa selaku Kepala Desa Bona dan I Made Sucitra selaku Pengerajin Kerajinan Anyaman mengatakan bahwa Desa Bona menjadi pusat kerajinan anyaman sejak dahulu dan pada saat ini banyaknya desa lain yang meniru kerajinan anyaman yang ada di Desa Bona tersebut. Pada tahun 2009 sampai tahun 2013 banyak wisatawan asing maupun lokal yang ramai berkunjung ke Desa Bona untuk memesan barang-barang kerajinan anyaman. Dikatakan bahwa pada tahun 2014 mulai terjadi penurunan permintaan akan barang kerajinan anyaman dikarenakan mulai sepinya wisatawan asing maupun lokal yang datang ke Desa Bona dan mulai banyaknya timbul pesaing dari desa-desa lainnya yang meniru kerajinan anyaman tersebut. Untuk itu saya sebagai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini karena ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan menyebabkan menurunnya permintaan akan kerajinan anyaman di Desa Bona. Akibat dari penurunan permintaan tersebut, para pengerajin anyaman di Desa Bona mengalami fluktuasi pendapatan. Modal, Tenaga Kerja dan Lama Usaha merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang diperoleh oleh para pengerajin kerajinan anyaman. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar pada tabel 1.4, pada tahun 2015 hanya tercatat 29 unit industri pengerajin kerajinan anyaman di Desa Bona, namun pada kenyataan di lapangan terdapat lebih dari 29 unit industri kerajinan anyaman. Sedikitnya industri anyaman yang tercatat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar

disebabkan karena masih banyaknya industri kerajinan yang belum memiliki ijin usaha. Modal merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan usaha, termasuk berdagang. Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output. Dalam penelitian ini modal yang dimaksud adalah modal dalam bentuk uang yang digunakan untuk membeli barang dagangan yang akan dijual kembali. Satuan modal yang dimaksud adalah rupiah (Hentiani, 2011). Produktivitas tenaga kerja yang rendah merupakan masalah utama di sektor industri, sehingga sasaran pembangunan industri kecil pada tahun 2000 adalah tercapainya peningkatan pertumbuhan industri, baik dalam sisi nilai tambah, kesempatan kerja, maupun ekspor, yang pada akhirnya menjadikan industri kecil makin efektif sebagai penggerak pembangunan ekonomi yang di dukung oleh peningkatan kemampuan teknologi dan pemanfaatan sumber daya yang optimal (Uzliawati, 2007). Faktor lain yang penting dalam menjalani usaha adalah lama usaha. Lama usaha adalah lama waktu yang sudah dijalani pedagang dalam menjalankan usahanya (Asmie, 2008). Satuan variabel lama usaha adalah tahun. Semakin lama pedagang menjalani usahanya, maka semakin banyak pengalaman yang didapatkannya. Sebagian besar pedagang kerajinan anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Gianyar telah berdagang selama puluhan tahun, belasan tahun, ada juga yang baru mulai berdagang beberapa tahun. Namun belum tentu

pedagang yang memiliki pengalaman lebih singkat pendapatannya lebih sedikit daripada pedagang yang memiliki pengalaman lebih lama. Dari latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerjinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbahtuh Kabupaten Gianyar. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi permasalahan antara lain : 1. Bagaimanakah pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Lama Usaha secara simultan terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar? 2. Apakah Modal, Tenaga Kerja, dan Lama Usaha secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar? 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai, antara lain: 1. Untuk menganalisis pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Lama Usaha secara simultan terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. 2. Untuk menganalisis pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Lama Usaha secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini merupakan sebuah kesempatan bagi mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman dan mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama menempuh perkuliahan dengan kondisi sebenarnya, khususnya mengenai analisis pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Lama Usaha terhadap Pendapatan Pengerajin Industri kerajinan anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar, serta hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau bahan perbandingan bagi penelitian sejenis dimasa yang akan datang. 2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada Pengrajin industri kerajinan anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar mengenai faktor-faktor yang mendasari besar kecilnya jumlah pendapatan pengrajin, sehingga pemerintah maupun pihak yang terkait dapat mengambil kebijakan yang mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari skripsi ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenai konsep modal, konsep tenaga kerja, konsep lama usaha. Konsep pendapatan pengrajin dan konsep kerajinan. Bab III : Metode Penelitian

Dalam bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV : Data Pembahasan Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan deskripsi data hasil penelitian, meliputi karakteristik responden yang meliputi modal, jumlah tenaga kerja yang digunakan, lama usaha tersebut berdiri dan pendapatan usaha pengrajin. Kemudian jawaban terhadap tujuan penelitian dan pembahasan mengenai hasil analisis regresi linier berganda. Bab V : Simpulan dan Saran Pada bab ini membahas simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan.