CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP UJI PENGAMATAN PROLIFERASI SEL (DOUBLING TIME)

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : -

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2013 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 Februari 2009

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP PENGAMATAN APOPTOSIS DENGAN METODE DOUBLE STAINING

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2014 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 April 2012

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP PENGAMATAN EKSPRESI PROTEIN DENGAN METODE IMUNOSITOKIMIA

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

PROTOKOL IN VITRO NO. JENIS PROTOKOL SUMBER TGL. DIBUAT 1 PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM 2 PEMBUATAN MEDIA KULTUR LENGKAP (MK) 28/02/08

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

UJI ANTIKARSINOGENESIS IN VIVO

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa

BAB 4 METODE PENELITIAN

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu : deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 21 Mei 2015 Mengganti nomor : - Tanggal : -

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK N-HEKSAN DAUN BOTTO -BOTTO (Chromolaena odorata L.) TERHADAP CELL LINE KANKER KOLON WiDr

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 14 Mei 2014 Mengganti nomor : - Tanggal : -

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. asiatica L.) terhadap Pertumbuhan Sel Hepar Baby hamster yang Dipapar 7.12-

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik.

Aktivitas Sitototoksik Fraksi Polar Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Sel T47D

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap proliferasi sel ginjal fetus hamster yang dikultur primer merupakan

Abstract. Abstrak. Pendahuluan. Isparnaning, et al, Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Daun Arcangelisia flava...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG TANJUNG (Mimusopsi cortex) TERHADAP SEL T47D

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR, SEMIPOLAR, DAN NON POLAR EKSTRAK ETANOL DAUN TUMBUHAN SALA (Cynometra ramiflora Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB 4 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan Ekstrak Bligo (mengacu Sugito 2010)

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap kultur primer sel

Fetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB IV METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian Posttest Only Control Design ( Gliner,2000 ) dengan kultur in

II. METODELOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.

EKSTRAK ETANOL AKAR DAN DAUN DARI TANAMAN Calotropis gigantea AKTIF MENGHAMBAT PERTUMBUHAN SEL KANKER KOLON WiDr SECARA IN VITRO.

III. BAHAN DAN METODE. Pertanian, Universitas Lampung, dan Laboratorium Biokimia Puspitek Serpong.

Lampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Utami, et al, Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Terpurifikasi Arcangelisia flava...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

LAMPIRAN A KOMPOSISI PREMIX DAN KOMPOSISI PAKAN NORMAL BR 1. Premix (PT. Eka Farma, Medan)

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS KLINIK PERCOBAAN I PENETAPAN KADAR KREATININ

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

BAB II METODE PENELITIAN

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang uji sitotoksisitas rebusan daun sirsak (Annona muricata L)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Analitik yang berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KLINIK B PENETAPAN KADAR KREATININ

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

Transkripsi:

Hal. 1 dari 8 Dokumen nomor : 0301301 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Aditya Fitriasari Dyaningtyas Dewi Muthi Ikawati Edy Meiyanto Tanggal 26 April 2010 26 April 2010 PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR ISI 1 A. RIWAYAT REVISI DOKUMEN 2 B. TUJUAN 2 C. PENDAHULUAN 2 D. OPERASIONAL 3 1. Alat 3 2. Bahan 3 3. Prosedur Kerja 3 4. Analisis dan Interpretasi Data 7

Hal. 2 dari 8 Dokumen nomor : 0301301 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 A. RIWAYAT REVISI DOKUMEN No Tanggal Dibuat oleh Diperiksa oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Dokumen Endah P Septi Riris Istighfari J Edy Meiyanto Supervisor Pimpinan Isi Menggunakan format lama Belum ada penomoran dokumen Belum ada prosedur pencatatan pada buku komunikasi harian No Tanggal Dibuat oleh Diperiksa oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Dokumen 02 24 Maret 2009 Aditya Fitriasari Adam Muthi Edy Meiyanto 01100 Hermawan Ikawati Supervisor Pimpinan Isi Menggunakan format baru Sudah ada penomoran dokumen Menyebutkan prosedur pencatatan pada buku komunikasi harian 03 26 April 2010 Aditya Fitriasari Dyaningtyas Dewi Muthi Edy Meiyanto 01101 Ikawati Supervisor Pimpinan Isi Menggunakan penomoran baru B. TUJUAN Memberikan panduan secara detail dan bertahap mulai dari persiapan, pembuatan sampel, perlakuan, deteksi, dan interpretasi data hasil uji kombinasi senyawa kemoprevensi dengan agen kemoterapi. C. PENDAHULUAN Saat ini perkembangan terapi kanker modern memberi peluang pemberian kombinasi kemoterapi. Kombinasi kemoterapi (kokemoterapi) merupakan strategi terapi dengan mengkombinasikan suatu senyawa dengan agen kemoterapi. Kombinasi kemoterapi bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan dan menurunkan efek samping agen kemoterapi. Idealnya obat yang dikombinasi memiliki efek sinergis melawan sel kanker namun toksisitasnya dapat ditoleransi sehingga secara klinik akan lebih efisien dibandingkan dengan agen tunggal. Oleh karenanya desain kombinasi yang tepat diperlukan untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal. Metode yang umum digunakan untuk mengevaluasi kombinasi obat adalah Isobologram dan Combination Index (CI). Analisis CI menghasilkan suatu nilai parameter kuantitatif yang menggambarkan efikasi kombinasi menggunakan persamaan : CI = (D)1/(Dx)1+ (D)2/(Dx)2 Dengan Dx adalah konsentrasi satu senyawa tunggal yang dibutuhkan untuk memberikan efek sebesar efek kombinasi, yaitu IC50 terhadap pertumbuhan sel kanker payudara, dan (D)1, (D)2 adalah besarnya konsentrasi kedua senyawa untuk memberikan efek yang sama. CI digunakan untuk menentukan efek aditif yang diberikan dua kombinasi senyawa, apakah berupa efek sinergis, aditif atau antagonis.

Hal. 3 dari 8 Dokumen nomor : 0301301 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 D. OPERASIONAL 1. Alat a. Mikropipet 20, 200, 1000 µl b. Tabung reaksi kecil c. Rak tabung reaksi kecil d. Vortex e. Conical tube 15 ml f. White tip g. Yellow tip h. Blue tip i. 96well plate j. Tisu makan (kotak) k. Tempat buangan untuk media bekas dan PBS 2. Bahan a. Stok sampel (10 mg) dalam eppendorf b. Pelarut DMSO c. Media Kultur (MK) d. Phosphat Buffer Saline (PBS) e. Reagen MTT 0,5 mg/ml f. SDS 10% dalam HCl 0,1 N 3. Prosedur Kerja No Pekerjaan Perhatian 1. Ikuti protokol Persiapan Kerja In Vitro di Laboratorium. 2. Ambil dish berisi sel dari inkubator CO2, amati kondisi sel di bawah mikroskop. 3. Jika sel sudah siap dipanen, siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Gunakan kultur sel dalam kondisi 7080% konfluen untuk dipanen. Lihat bagian Alat dan Bahan. 4. Panen sel sesuai dengan protokol Panen Sel. 5. Hitung jumlah sel sesuai dengan protokol penghitungan sel. Jumlah sel yang dibutuhkan untuk uji kombinasi adalah 5x10 3 sel/sumuran (5x10 3 sel/100 µl MK). 6. Buat pengenceran suspensi sel sehingga konsentrasi sel akhir 5x10 3 sel/100 µl MK. 7. Transfer sel ke dalam sumuran, masingmasing 100 µl. Lihat keterangan contoh desain plate. Setiap kali mengisi 12 sumuran, resuspensi sel agar tetap homogen.

Hal. 4 dari 8 Dokumen nomor : 0301301 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 8. Sisakan 3 sumuran kosong (jangan diisi sel) untuk kontrol media. 9. Amati keadaan sel di mikroskop untuk melihat distribusi sel. Dokumentasikan dengan menggunakan kamera. 10. Inkubasi sel di dalam inkubator, setelah 2 jam dokumentasikan dan laporkan ke staff atau pimpinan apakah sel sudah siap untuk ditreatment. 11. Setelah sel normal kembali, segera buat seri konsentrasi sampel dan agen kemoterapi (misal: Doxorubicin) untuk perlakuan. Pastikan sel dalam setiap sumuran homogen. Inkubasi ini dilakukan agar sel pulih dan kembali ke keadaan normal setelah panen sel. terdiri dari 4 konsentrasi: ½ IC50, 3/8 IC50, ¼ IC50,dan 1/8 IC50. 12. Ambil plate yang telah berisi sel dari inkubator. 13. Buang media sel dengan cara balikkan plate 180 di atas tempat buangan, kemudian tekan plate secara perlahan di atas tisu makan untuk meniriskan sisa cairan. 14. Cuci sel dalam sumuran dengan masingmasing 100 µl PBS. Jarak pembuangan dengan plate sekitar 15 cm. Tisu tidak perlu disemprot dengan alkohol 70%. 15. Buang PBS, tiriskan sisa cairan dengan tisu. Lihat proses pembuangan pada no. 12 16. Untuk kelompok perlakuan kombinasi : Masukkan seri konsentrasi sampel ke dalam sumuran @ 50 µl dengan replikasi 3 kali (triplo), kemudian tambahkan seri konsentrasi Doxorubicin untuk kombinasi @ 50 µl. 17. Untuk kelompok perlakuan tunggal : Masukkan seri konsentrasi sampel atau agen kemoterapi ke dalam sumuran @ 50 µl dengan replikasi 3 kali (triplo), kemudian tambahkan MK @ 50 µl ke dalam sumuran. 18. Untuk kontrol sel : Tambahkan MK ke dalam sumuran yang berisi sel @ 100 µl dengan replikasi 3 kali (triplo). 19. Untuk kontrol media : Tambahkan MK ke dalam sumuran yang kosong

Hal. 5 dari 8 Dokumen nomor : 0301301 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 (tanpa sel) @ 100 µl dengan replikasi 3 kali (triplo). 20. Inkubasi di dalam inkubator CO2. Lama inkubasi tergantung pada efek perlakuan terhadap sel. Jika dalam waktu 24 jam belum terlihat efek sitotoksik, inkubasi kembali selama 24 jam (waktu inkubasi total 2448 jam). 21. Menjelang akhir waktu inkubasi, dokumentasikan dengan kamera untuk melihat kondisi sel pada setiap perlakuan. 21. Buat stok MTT 5 mg/ml dengan cara timbang 50 mg serbuk MTT, larutkan dalam 10 ml PBS (dengan bantuan vortex). Buat reagen MTT untuk perlakuan (0,5 mg/ml) dengan cara ambil 1 ml stok MTT 5 mg/ml, encerkan dengan MK ad 10 ml. 22. Buang media sel, cuci masingmasing dengan 100 μl PBS 1x. Gunakan sarung tangan! (MTT karsinogenik). Reagen ini dibuat untuk 1 buah 96 well plate. Lihat proses pencucian pada no. 12 sampai no. 14. 23. Tambahkan 100 µl reagen MTT 0,5 mg/ml 100 µl ke setiap sumuran, termasuk kontrol media (tanpa sel). 24. Inkubasi sel selama 24 jam di dalam inkubator sampai terbentuk kristal formazan yang ungu. 25. Setelah 24 jam, periksa kondisi sel dengan mikroskop inverted. Jika formazan telah jelas terbentuk, tambahkan stopper SDS 10% dalam HCl 0,1 N. 26. Bungkus plate dengan kertas atau alumunium foil dan inkubasikan di tempat gelap dan suhu kamar selama semalam. Pekerjaan tidak perlu dilakukan di dalam LAF hood. Jangan diletakkan di inkubator! 27. Keesokan harinya, plate dishaker selama 10 menit untuk melarutkan formazan. 28. Hidupkan ELISA reader, tunggu proses progressing hingga selesai.

Hal. 6 dari 8 Dokumen nomor : 0301301 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 29. Buka pembungkus plate dan tutup plate. Masukkan ke dalam ELISA reader. 30. Baca absorbansi masingmasing sumuran dengan ELISA reader dengan =550600 nm ( 595 nm) dengan cara tekan tombol START. 31. Setelah semua sumuran dibaca, tekan tombol STOP, dan matikan ELISA reader. Posisi plate jangan terbalik. Setiap kali pembacaan di ELISA reader, catat di buku catatan pemakaian ELISA reader. 32. Simpan dan tempel kertas hasil ELISA pada LOG BOOK. Segera transfer hasil ELISA ke Program Excel. 33. Hitung prosentase sel hidup akibat perlakuan kombinasi senyawa. Lihat Analisis dan Interpretasi Data. 34. Hitung harga CI (Combination Index). Lihat Analisis dan Interpretasi Data. 35. Setiap selesai melakukan pekerjaan, lakukan sanitasi seperti pada Protokol Persiapan Kerja In Vitro di Laboratorium.

Hal. 7 dari 8 Dokumen nomor : 0301301 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 Contoh desain plate A B C D E F G H 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 sampel 14 Doxorubicin 14 Sampel + Doxo kons 1 14 Sampel + Doxo kons 2 14 Sampel + Doxo kons 3 14 Sampel + Doxo kons 4 Kontrol Sel Kontrol Media 4. Analisis dan Interpretasi Data a. Perhitungan prosentasi sel hidup Prosentase sel hidup = (Absorbansi perlakuan Absorbansi kontrol media) x 100% (Absorbansi kontrol negatif Absorbansi kontrol media) b. Perhitungan harga CI (Combination Index) Metode yang umum digunakan untuk mengevaluasi kombinasi obat adalah Combination Index (CI) menggunakan persamaan : CI = (D)1/(Dx)1+ (D)2/(Dx)2 Dx : Konsentrasi satu senyawa tunggal yang dibutuhkan untuk memberikan efek sebesar efek kombinasi (D)1, (D)2 : Konsentrasi kedua senyawa untuk memberikan efek yang sama Interpretasi nilai CI Nilai CI Interpretasi < 0,1 efek sinergis sangat kuat 0,1 0,3 efek sinergis kuat 0,3 0,7 efek sinergis 0,7 0,9 efek sinergis ringan sedang 0,9 1,1 mendekati efek aditif 1,1 1,45 efek antagonis ringan sedang 1,45 3,3 efek antagonis > 3,3 efek antagonis kuat sangat kuat

Hal. 8 dari 8 Dokumen nomor : 0301301 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 Contoh hasil penelitian : Viabilitas sel MCF7 pada Pelakuan Kombinasi Senyawa Z dan Doxorubicin Senyawa Doxorubicin (nm) 50 100 150 200 62.5 86.30 87.75 45.67 3.04 Z (um) 125 78.69 65.95 15.85 22.28 187.5 64.64 57.72 25.05 16.40 250 66.99 53.43 21.80 14.53 Persamaan Regresi Linear Doxorubicin : y = 79.671x + 252.28 Dx Doxorubicin (nm) 50 100 150 200 121.16 116.17 391.95 1343.70 150.97 218.13 928.13 770.59 226.58 276.75 711.35 913.39 211.69 313.29 781.46 964.08 Persamaan Regresi Linear Senyawa Z : y = 73.565x + 246.09 Dx Senyawa Z (um) 62.5 125 187.5 250 148.64 142.03 530.06 2012.86 188.63 280.99 1348.28 1102.28 292.80 363.62 1010.80 1325.12 272.01 415.88 1119.12 1404.93 CI = (D)1/(Dx)1+ (D)2/(Dx)2 CI Doxorubicin (nm) 50 100 150 200 62.5 0.83* 1.30 0.50* 0.18* 125 0.99 0.90 0.25* 0.37* 187.5 0.86* 0.88* 0.40* 0.36* 250 1.16 0.92 0.42* 0.39* * Menunjukkan efek sinergis antara senyawa Z dan doxorubicin. Jika ada sesuatu dalam SOP ini tidak bisa dilakukan atau tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan, segera laporkan kepada /Supervisor