BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang bimbingan belajar berbasis teknik mind map untuk

PERANAN ORANGTUA DAN PENDIDIK DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI ANAK BERBAKAT AKADEMIK (ABA)

PERUBAHAN PARADIGMA PENDIDIKAN KHUSUS/PLB KE PENDIDIKAN KEBUTUHAN DRS. ZULKIFLI SIDIQ M.PD NIP

tingkat Lanjutan Pertama. Asumsi pengembangan program bimbingan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sementara rekomendasi hasil penelitian difokuskan pada upaya sosialisasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU D ALAM MENYUSUN PROGRAM PEMBELAJARAN IND IVIDUAL DI SLB AD ITYA GRAHITA KOTA BAND UNG

KONSEPSI PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmah Novianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

2016 MANAJEMEN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan penelitian dan analisis hasil penelitian tentang

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014)

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. telah disajikan dalam bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING. Oleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

BAB I PENDAHULUAN. muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya.

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, masyarakat dan orang tua sebagai penanggung jawab dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam penguasaan ilmu dan teknologi agar sejajar dengan bangsa-bangsa maju di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ihsan Mursalin, 2013

PENGELOLAAN PENDIDIKAN ANAK GIFTED DI INDONESIA

1. Sekolah khusus Yaitu semua siswa yang belajar di sekolah ini adalah siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang indeks inklusi ini berdasarkan pada kajian aspek

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri

Oleh Drs.Yuyus Suherman,M.Si

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan karakter telah menjadi bagian penting dari visi dan misi SMA

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunus Abidin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan terhadap masalah

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

Oleh Drs. Yuyus Suherman,M.Si

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

Kabupaten Bogor, orang diantaranya peserta didik Pendidikan kewirausahaan masyarakat yang didalamnya termasuk program Kursus

BAB I PENDAHULUAN. hlm Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 7,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tira Nur Indah, 2013

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB 3 DESKRIPSI UMUM STUDENT DESK DAN PARENT DESK BINUS INTERNATIONAL SCHOOL SERPONG

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rini Restu Handayani, 2013

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah, 2008). Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

262 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Merujuk pada tujuan dan tahapan pengembangan penelitian disimpulkan BK Komprehensif anak berbakat melalui model struktur keberbakatan Milgram dalam setting akselerasi-inklusi yang applicable adalah model yang dikembangkan berdasarkan profil unik anak berbakat, konteks empiris pembelajaran akselerasiinklusi dan BK terintegrasi. Aplikabilitas model sangat terkait dengan dukungan kepemimpinan kepala sekolah, peran aktif konselor dan wakasek bidang kurikulum dan kesiswaan, termasuk wali kelas/guru dalam membangun sinergi dengan orang tua dan komunitas. Secara individual, model terbukti memberi dampak terhadap optimalisasi potensi akademik dan pengembangan diri, sehingga meskipun anak berbakat sudah dipuncak prestasi, ternyata potensinya masih bisa ditingkatkan, apalagi bagi anak berbakat yang tergolong underachiever (si kuda hitam). Hal ini ditunjukan oleh perubahan dari mildly gifted ke moderately gifted, dan dari moderatetly gifted ke profoundly gifted, bahkan dilihat dari aspek mata pelajaran, ada yang melejit dari level mildly gifted ke level provoundly gifted. Perubahan juga terjadi dari kategori show potential ke kategori excellent baik pada aspek behavior maupun potential. Profil unik anak berbakat berkaitan dengan learning characteristic, motivation characteristics, creativity characteristics, dan leadership characteristics. Dalam konteks prestasi akademik, keunikan tersebut ditunjukan oleh tidak adanya anak yang unggul pada semua aspek. Meskipun memiliki skor diatas rata-rata kelas (mildly gifted, moderately gifted) dan diatas rata-rata skor tertinggi (profoundly gifted), tetapi pada pelajaran tertentu skornya ada yang dibawah rata-rata, bahkan dibawah rata-rata skor terendah. Sedangkan dari aspek pengembangan diri, anak berbakat berada dalam kategori ecxcellent dan show potential, tetapi variasi terjadi pada aspek dan sub-aspeknya. Sedangkan aspek kunci pembelajaran akselerasi-inklusi, dan BK terintegrasi di SD Al-Mabrur, terdapat dalam konteks pembelajaran yang mendidik dan BK yang memandirikan, yang dilaksanakan secara tersendiri melalui pengembangan diri oleh konselor BK dan pembelajaran bernuansa bimbingan serta pengembangan kreativitas

263 oleh guru melalui kemitraan sekolah, rumah dan komunitas yang berlangsung dalam kultur inklusif. Hal ini memberi keyakinan keunikan anak berbakat ini alamiah dan sangat individual, sehingga tidak sepantasnya pemenuhan akan program akselerasi dieksklusifkan dengan kelas khusus atau sekolah khusus, sebab esensinya bukan pada setting kelas khusus atau sekolah khusus, tetapi ada pada penyiapan pengalaman dengan diversifikasi program yang tidak mencerabut anak berbakat dari lingkungan perkembangan alamiah. Hal itu hanya dapat dipenuhi dalam setting inklusi. Aspek kunci aplikabilitas Model ada pada asesmen kesetaraan serta peran guru BK sebagai leader dalam konteks promote succes4 all, dan upaya mengembangkan diversifikasi program pengembangan diri secara langsung oleh konselor, dan BK terintegrasi melalui penerapan prinsip-prinsip pembelajaran bernuansa bimbingan dan pengembangan kreativitas oleh guru, melintasi waktu (awal semester, tengah semester, akhir semester), dan tempat atas berbagai aktivitas optimalisasi peran orang tua dan komunitas seperti; konsultasi, seminar mini, workshop dan pengembangan independen study melalui katalis activity report, buku panduan guru BK, panduan guru/wali kelas, panduan orang tua dan komunitas, serta my independen studi bagi anak berbakat. Prinsip-prinsip model dapat diaplikasikan di SD Al-Mabrur dengan catatan selain aspek dukungan kepala sekolah dan peran konselor juga secara spesifik peran wakasek bidang kurikulum yang menonjol, menambah keyakinan model ini dapat diaplikasikan di sekolah sejenis SD Al-Mabrur dengan bertumpu pada peran wakasek bidang kurikulum dan wali kelas, model ini dapat dikembangkan dalam konteks sumber daya terbatas (tidak memiliki guru BK) seperti kebanyakan SD yang ada. Sedangkan esensi efektivitas model terdapat pada perubahan yang terjadi di level individu, seperti perubahan dari mildly gifted menjadi moderately gifted, dari moderately gifted menjadi profoundly gifted, bahkan dari mildly gifted menjadi profoundly gifted. Termasuk perubahan pada aspek behavior dan potential, dari sebelumnya yang tergolong show potential menjadi excellent. Hal tersbut diperkuat dengan testimony orang tua dan guru serta anak ittu sendiri berkenaan dengan makna model terhadap perubahan terhadap prestasi akademik dan pengembangan diri.

264 B. Implikasi Merujuk temuan-temuan penelitian yang bersifat konseptual yang mengindiksikan masih adanya miskonsepsi berkaitan dengan anak berbakat, akselerasi dan inklusi serta kesimpulan sebagaimana telah dipaparkan berkaitan aplikabilitas dan efektivitas model, maka dalam bagian ini dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut: 1. Secara teoretis, dalam konteks pengembangan keilmuan, temuan yang dihasilkannya berupa profil anak berbakat, konteks pembelajaran akselerasi-inklusi serta BK Komprehensif melalui model struktur keberbakatan Milgram bagi anak berbakat dalam setting akselerasi-inklusi, dapat dijadikan basis pengembangan program BK untuk memenuhi kebutuhan pendidikan khusus anak berbakat pada jenjang sekolah dasar, terutama di SD AL-Mabrur. Implementasi lebih lanjut sesuai konsensus guru pada setiap jenjang, model dapat diimplementasikan secara menyeluruh untuk semua jenjang dan semua anak dengan beberapa catatan terutama pada optimalisasi keterlibatan unsur-unsur yang relevan dengan kondisi emfiris di SD Al-Mabrur, sepert: kepala sekolah, konselor, guru/wali kelas, orang tua, komunitas, anak berbakat dan teman sebaya, mitra pakar, potensi dan peluang yang dimiliki SD AL-Mabrur. Keberhasilan pelaksanaan program berkaitan dengan karakteristik full day school yang memiliki tingkat aktivitas tinggi dan karakteristik sekolah mandiri dengan dinamika sumber daya manusianya yang khas. Dari satu sisi karakteristik ini menjadi kelebihan dan merupakan faktor pendukung, namun disisi lain menjadi faktor penghambat, berkaitan dengan kesinambungan program. Hasil penelitian ini dapat mendorong komitmen guru untuk memberi pembelajaran terbaik untuk semua anak, mendoorong motivasi untuk memenuhi kebutuhan semua anak dan percaya bahwa semu anak apapun kondisinya bisa ditantang untuk belajar. Kepala sekolah memastikan sumber daya tersedia untuk melakukannya. Upaya menciptakan harapan tinggi semua anak dilakukan dengan melibatkan semua pihak, mengembangkan visi sekolah, menetapkan standar tinggi. Penekanan terhadap peran serta dan pemberdayaan

265 orang tua dan komunitas seyogyanya disertai prinsip kehati-hatian. Perlu diantisipasi adanya perbedaan persepsi anatara sekolah dan orang tua dan komunitas. Keinginan, kebutuhan dan harapan satuan pendidikan, masyarakat dan stakeholders pendidikan. Apa yang dianggap oleh sekolah sebagai program yang baik, belum tentu bentul-betul dibutuhkan, diinginkaan dan diharapkan oleh setiap pengelola satuan pendidikan, masyarakat daan stakeholders pendidikan.penerapan model ini akan berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan manajerial, sangat erat kaitannya dengan komponen setting manajemen yang berlaku di lingkungan. Karena itu, penerapan model ini membutuhkan putusan dan keberanian. Validasi empiris menunjukan bahwa model ini memiliki keunggukan kompetitif yang dapat di benchmark dan ditransfer ke komitmen bersama. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini berimplikasi terhadap pentingnya melakukan evaluasi mendasar terhadap kebijakan program akselerasi yang eksklusif dan merubah paradigma pendidikan anak berbakat agar lebih berdasar pada konsep yang benar. Apa yang pernah/sedang dikembangkan pemerintah rmelalui projek Akselerasi CI+BI dan sekolah keberbakatan yang sporadis yang berdampak terhadap kebingungan dilapangan mendesak ditata ulang. Panduan penyelenggaraan akselerasi/pendidikan anak berbakat dalam terminologi CI+BI, cenderung menyesatkan, karena dikembangkan tanpa mempertimbangkan aspek filosofi, historis dan konteks parktis keunikan anak berbakat dan konteks empiris pendidikan di Indonesia. Termasuk implikasi terhadap perlu pembekalan kompetensi konselor, guru dan orang tua dalam upaya memenuhi kebutuhan BK anak berbakat yang memandirikan dan pembelajaran bernuansa bimbingan serta pengembangan kreativitas yang mendidik. 3. Pemecahan Masalah dilapangan Berdasarkan temuan anak berbakat sebaiknya dihadapkan pada beragam aktivitas berkelanjutan dalam bidang yang sesuai dengan minatnya. Penekanannya pada aktivitas yang di pilih dimana masing-masing anak mengerjakannya untuk kesenangan sebagai indevenden study melalui bebergai bentuk, yang didukung dengan berbagai aktivitas bersama keluarga dan komunitas yang dilaporkan

266 sebagai bagian dari pertofolio. Dalam rangka kerjasama, konselor dan guru/wali kelas sesuai dengan peran masing masing dapat memberi orang tua informasi kemajuan anaknya, dan oang tua memberi informasi mengenai situasi di rumah sehingga bersama-sama mengembangkan program pembelajaran yang dapat dilakukan dalam setting sekolah, rumah dan komunitas. Sekolah dengan ekspektasi dan standar akademik tinggi, serta dukungan emosional dan akademik memadai, membuat anak termotivasi untuk berprestasi. Karena itu anak berbakat sebaiknya dihadapkan pada beragam aktivitas berkelanjutan. Penekanannya pada aktivitas yang di pilih secara bebas, pada aktivitas di waktu senggang, berupa proyek intelektual. Peran orang tua dan komunitas perlu diorgansir secara optimal. Dalam rangka kemitraan, guru seyogyanya memberi orang tua informasi kemajuan anaknya, dan oang tua memberi informasi mengenai situasi di rumah. Di sekolah mereka menginginkan pendidikan yang sesuai yang diberikan oleh guru kreatif, yang mendorong produktivitas. Pada tingkatan pribadi, mereka menginginkan penerimaan diri, yaitu pencitraan diri positif, dan diterima teman sebayanya. Konselor dan guru membagi tujuan dan sasaran ini. Pertemuan rutin orang tua, menyediakan kesempatan bagi orang tua, guru dan konselor untuk bekerjasama mewujudkannya melalui program sekolah 4. Lembaga Pendidikan Guru Miskonsepsi berkaitan dengan anak berbakat, akselerasi dan inklusi menantang berbagai kalangan untuk berperan sesuai kapasitasnya untuk menata ulang strategi dan kembali ke filosofi pendidikan dan hakikat inklusi itu sendiri. Lembaga pendidikan guru, misalnya adalah kunci penting dalam merubah paradigm pendidikan melalui agen perubahan dilapangan yaitu guru. Setiap periode, memiliki sejarahnya sendiri. Guru guru dilapangan adalah produk sejarah masa lalu dari konsep pendidikan yang tidak menghargai perbedaan (diversitas) dan tidak memperhatikan aspek equitas ( keadilan), Hal ini menjadi pembenaran guru dilapangan memiliki resistensi terhadap segala inovasi yang mengancam kenyamanan dan aspek lainnya yang bersifat individual ditambah filosofi pendidikannya yang sudah ketinggalan, sehingga tidak mampu membaca persoalan tantangan guru abad 21 dan tantangan

267 diversitas dan equitas ini. Implikasinya Lembaga pendidikan guru dihadapkan pada pilihan untuk manta ulang kembali bagaimana guru disiapkan, dipproses dan diproduk untuk masuk keranah diversitas dan ekuitas dalam pendidikan. 5. Peneliti Selanjutnya Penelitian ini disadari memiliki keterbatasan, implikasinya memerlukan penelitian lanjutan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi awal, dan road map untuk untuk lebih mengeksplorasi variable-variabel esensial dan memanipulasinya dalam tru-exaperimen yang lebih dapat mengontrol variable sehingga hasil penelitiannya dapat mengungkap konteks efekktivitas model terhadap variable-variabel yang relevan dan menjadi target dan indikator dari kesuksesan pembelajaran yang mendidik dan BK yang memandirikan. Aspek esensial lainnya yang penting di teliti adalah berkaitan dengan pengembangan program pembelajaran individual yang sejalan dengan materi pelajaran dan keunggulan anak berbakat sehingga konteks diversifikasi program ini betul betul dapat dieksplorasi dan dikembangkan menjadi model-model yang tepat guna. Riset ini jauh lebih menyentuh hal-hal substantif kearah model-moel materi, metode, media dan evaluasinya. Termasuk bagaimana model keberlanjutan program dan kesinambungan pendidikan anak berbakat ke jenjang berikutnya (sekolah menengah). C. Rekomendasi Berdasarkan pada implikasi diatas, direkomendasikan sebagai berikut: 1. Diprolehnya formulasi BK komprehensif anak berbakat melalui model struktur keberbakatan Milgram dalam setting akselerasi-inklusi yang applicable pada jenjang sekolah dasar (SD Al-Mabrur) hendaknya dipandang sebagai sebuah inovasi untuk menjadi landasan pemecahan masalah pemenuhan kebutuhan pembelajaran yang mendidik dan BK yang memandirikan bagi anak berbakat dalam konteks towards inclusive education. Secara praktis model ini dapat mengoptimalkan BK terintegrasi di SD Al-Mabrur sehingga dapat dijadikan rujukan bagi sekolah penyelenggara inklusi dan program akselerasi. Melalui panduan-panduan yang ada dan potensi sumber belajar yang dimiliki SD Al- Mabrur, layanan BK hendaknya diarahkan untuk mengoprtimalkan pemanfaatan momentum aktivitas di SD Al-Mabrur yang telah tersedia seperti di awal tahun ajaran baru, kemudian pada saat pembagian laporan kemajuan studi tengah

268 semester dan laporan kemajuan studi akhir semester serta momentum acara ekstrakurikuler dan perayaan keagamaan yang puncaknya adalah momentum perpisahan atau kelulusan kelas 5. Momentum tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media berbagi pengalaman orang tua, guru dan konselor. 2. Bagi para pengambil kebijakan dan pengelola program akselerasi serta pendidikan inklusif pada jenjang sekolah dasar, meskipun ekspektasinya berbeda dengan BK jenjang sekolah menengah, BK pada jenjang SD tetap penting. Karena berkaitan dengan keutuhan pendidikan. Model BK Komprehensif anak berbakat membuktikan kebutuhan itu ada dan dapat dipenuhi melalui BK komprehensif yang memandirikan baik secara tersendiri dalam konteks pengembangan diri oleh guru BK/Konselor maupun secara terintegrasi dalam pembelajaran oleh guru melalui penerapan prinsif-prinsif pembelajaran bernuansa bimbingan dan pengembangan kreativitas, sehingga apa yang menjadi kehawatiran berkaitan dampak negatif program akselerasi di kelas regular dapat dieliminir, dan program akselerasi ini dapat berhasil guna sesuai harapan ideal dan alamiah, yaitu dikembangkan dalam setting inklusi.