BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitan ini yang menjadi populasi oleh penulis adalah Satuan Kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlokasi di Jalan Mustafa Sari No.1, Pekanbaru pada bulan Maret 2014.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inspektorat tingkat kota/kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kamparyang berlokasi di JalanPramuka no.16 Bangkinang,padabulan April

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. independensi dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas pengawasan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis (explanatory). Menurut Kerlinger (1973) dalam Shadrina

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan. berkaitan dengan efektivitas audit internal.

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Barat. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 sampai dengan selesai.

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. Koperasi Mahasiswa UMY. Subyek yang digunakan yaitu konsumen Koperasi

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sudah mengambil dan lulus mata kuliah Lab. ERP. mahasiswa terhadap hasil dalam pembelajaran Enterprise Resource

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) The big four (PricewaterhouseCoopers,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas dengan audit judgment. B. Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Provinsi Lampung. Kabupaten/kota yang dimaksud antara lain: Kota Bandarlampung, Kota Metro, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Way Kanan, dan Kabupaten Tulang Bawang Barat. Namun, karena adanya keterbatasan berupa waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti mengambil sampel sebanyak tiga kabupaten/kota dari enam kabupaten/kota yang menjadi sasaran penelitian. Kabupaten/kota tersebut antara lain Kabupaten Lampung Tengah, Kota Bandarlampung, dan Kota Metro. Pemilihan kabupaten/kota yang mendapatkan opini WTP di dasarkan pada asumsi, bahwa opini WTP tersebut telah cukup merefleksikan keadaan pengelolaan keuangan daerah yang baik, yang telah sesuai dengan standar akuntansi dan peraturan perundangan yang berlaku. Keadaan tersebut juga

31 didukung oleh pengendalian internal yang baik sebagai bentuk pengawasan dalam pengelolaan keuangan daerah. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, artinya penentuan sampel dilakukan dengan menetapkan standar-standar tertentu yang peneliti kehendaki. Syarat yang harus dipenuhi oleh objek penelitian agar dapat dijadikan sampel adalah sebagai berikut: 1) Aparat Inspektorat yang secara rutin melaksanakan tugas pemeriksaan dan memiliki latar belakang pendidikan minimal diploma 3 (D-3), 2) Telah mengikuti diklat JFA (Jabatan Fungsional Auditor), dan 3) Memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun per 31 Maret 2014. Peneliti lebih memilih responden yang memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun karena dianggap telah memiliki waktu yang cukup untuk beradaptasi dan menilai kondisi lingkungan kerjanya. 3.2 Data Penelitian 3.2.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek yaitu jenis data yang berupa opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002). Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (Indriantoro dan Supomo, 2002).

32 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, data primer didapatkan melalui penyebaran dan pengisian kuesioner oleh aparat Inspektorat yang tersebar di tiga kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Masing-masing item pernyataan di dalam kuesioner diukur menggunakan skala likert 1 sampai 5, di mana skala 1 menunjukan jawaban dengan poin terendah atau sangat tidak setuju, dan skala 5 menunjukan jawaban dengan poin tertinggi atau sangat setuju. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey adalah metode pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumbernya (Indriantoro dan Supomo, 2002). Penyebaran kuesioner ini dilakukan secara langsung kepada responden. Teknik pengumpulan data melalui metode ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang ada (Indriantoro dan Supomo, 2002). Kuesioner tersebut terdiri dari empat bagian, masing-masing bagian berisikan sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian ini. Bagian pertama memuat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan kompetensi auditor, baik itu kompetensi berupa pengetahuan, keahlian, dan pengalaman. Bagian kedua memuat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan independensi auditor. Bagian ketiga memuat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan locus of control internal dan eksternal. Bagian terakhir atau bagian keempat memuat sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan kualitas hasil audit aparat Inspektorat. Kuesioner tersebut dikirimkan dan disertai dengan surat permohonan serta penjelasan mengenai

33 tujuan penelitian. Petunjuk pengisian kuesioner dibuat sederhana dan sejelas mungkin untuk memudahkan responden dalam memberikan jawaban secara lengkap. 3.3 Operasional Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Dependen a. Kualitas Hasil Audit Kualitas hasil audit Inspektorat adalah pelaporan mengenai kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan, tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, merahasiakan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan, dan tindak lanjut dari rekomendasi pemeriksa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Batubara, 2008). Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini mengadopsi instrumen penelitian Harhinto (2004) yang telah dimodifikasi oleh Efendy (2010) dan disesuaikan kembali oleh peneliti dengan indikator penilaian kualitas hasil audit sesuai dengan standar audit APIP yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/05/M.PAN/03/2008. Kualitas hasil audit diukur dengan mengajukan sembilan pernyataan. Indikator pengukuran kualitas hasil audit meliputi: 1) Pelaporan yang tepat waktu, 2) Kelengkapan informasi dan bukti, 3) Keakuratan temuan audit, 4) Sikap objektif, 5) Meyakinkan, 6) Jelas dan ringkas, dan 7) Tindak lanjut hasil audit. Responden diminta untuk memilih satu diantara lima jawaban dari masing-masing pernyataan. Pengukuran jawaban di dalam kuesioner menggunakan skala likert 1

34 sampai 5, di mana skala 1 menunjukan kualitas hasil audit yang rendah, dan skala 5 menunjukan jawaban dengan kualitas hasil audit paling tinggi. 3.3.2 Variabel Independen a. Kompetensi Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit APIP, kompetensi teknis yang wajib dimiliki oleh auditor meliputi pengetahuan di bidang auditing, akuntansi, dan administrasi pemerintahan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi dari penelitian Harhinto (2004) yang telah dimodifikasi oleh Efendy (2010). Kompetensi diukur dengan mengajukan enam pernyataan. Indikator yang digunakan untuk menilai kompetensi auditor antara lain meliputi: 1) Pengetahuan mengenai standar akuntansi dan standar audit yang berlaku, 2) Penguasaan terhadap seluk beluk pemerintahan, dan 3) Program peningkatan keahlian. Responden diminta untuk memilih satu diantara lima jawaban dari masing-masing pernyataan. Masing-masing pernyataan diukur menggunakan skala likert 1 sampai 5, di mana skala 1 menunjukan kompetensi yang paling rendah, dan skala 5 menunjukan kompetensi yang paling tinggi. b. Independensi Independensi adalah sikap yang diharapkan seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Auditor harus menghindari situasi yang

35 bisa menimbulkan kesan pada pihak ketiga, bahwa ada pertentangan kepentingan dan objektivitasnya sudah tidak dapat dipertahankan (Agoes, 2007). Instrumen penelitian yang digunakan mengadopsi dari penelitian Mautz dan Sharaf (1980) dalam Arifah (2012). Independensi diukur dengan mengajukan sembilan pernyataan. Indikator penilaian independensi adalah independensi dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan pekerjaan, dan pelaporan. Responden diminta untuk memilih satu diantara lima jawaban dari masing-masing pernyataan yang diukur menggunakan skala likert 1 sampai 5, di mana skala 1 menunjukan independensi yang paling rendah, dan skala 5 menunjukan independensi yang paling tinggi. c. Locus of Control Locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa, apakah dia dapat atau tidak untuk mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya (Rotter, 1966 dalam Wisanto, 2012). Individu dengan locus of control internal akan cenderung meyakini bahwa pengetahuan atau perilaku mereka berasal dari diri mereka sendiri. Sebaliknya mereka yang memiiki locus of control eksternal meyakini bahwa apa yang ada di dalam hidup mereka dikendalikan oleh kekuatan pihak luar (Robbins, 1996). Instrumen pengukuran locus of control yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Donnelly dkk. (2003) dan Sapheero dkk. (2003) yang telah dimodifikasi oleh Silaban (2009). Terdiri dari delapan butir pernyataan yang menunjukkan kecenderungan locus of control internal dan delapan butir pernyataan yang menunjukkan kecenderungan locus of control eksternal yang dimiliki oleh auditor. Indikator penilaian meliputi seberapa

36 kuat keyakinan seseorang terhadap pengaruh kekuatannya sendiri maupun kekuatan faktor luar terhadap apa yang ia lakukan dan dapatkan. Responden diminta untuk memilih satu diantara lima jawaban dari masing-masing pernyataan. Skor untuk menilai locus of control eksternal diberikan penilaian secara terbalik, artinya, semakin tinggi skala likert yang dipilih oleh responden, maka semakin kecil bobot nilai yang diberikan, sedangkan locus of control internal diberikan penilaian normal. Dimana skala 1 menunjukkan locus of control internal yang paling rendah, dan skala 5 menunjukan locus of control internal maupun eksternal yang paling tinggi. 3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Uji Kualitas Data Penelitian yang mengunakan metode kuesioner untuk mengumpulkan data harus melakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan. Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). a. Uji Validitas Validitas adalah tingkat keandalan suatu alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian. Uji validitas data digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji di dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti mengenai apa yang akan diteliti (Ghozali, 2011). Uji validitas dilakukan dengan melakukan uji korelasi pearson product moment antara masing-masing skor indikator item pertanyaan dengan total skornya. Suatu pertanyaan dikatakan valid

37 jika nilai r-hitung yang merupakan nilai korelasi item butir dengan skor total signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2011). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang dalam kuesioner tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah one shot, artinya satu kali pengukuran saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lainnya atau dengan kata lain mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Dalam pengujiannya, suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika memberikan nilai cronbach s alpha di atas 0,6 begitu pula sebaliknya (Ghozali, 2011). 3.4.2 Uji Asumsi Klasik Penelitian ini juga melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik harus dilakukan apabila pengujian hipotesis menggunakan persamaan model regresi, sehingga data-data yang digunakan dalam pengujian hipotesis bebas dari asumsi klasik. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

38 Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011). Uji normalitas data dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan antara distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis diagonal lurus, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal tersebut. Data yang terdistribusi normal akan menyebar disepanjang kurva tersebut. Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) juga digunakan untuk memastikan kehandalan hasil uji normalitas dalam penelitian ini. Jika Asymp Sig > 0,05, maka data itu terdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan atau korelasi antara variabel independen dalam regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi multikolinieritas maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Influence Factor (VIF) dari hasil perhitungan regresi berganda. Jika nilai VIF > 10, berarti terdapat multikolinieritas, dan jika nilai VIF < 10 maka dapat diartikan tidak terdapat multikolinearitas (Ghozali, 2011). c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dalam asumsi klasik bertujuan untuk menguji ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain, atau disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dapat dilihat dengan

39 menggunakan scatterplot model. Jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas pada data. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka data homokedastis (Ghozali, 2011). 3.5 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda pada umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002). Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen yang meliputi kompetensi, independensi, locus of control internal dan eksternal terhadap variabel dependen yaitu kualitas hasil audit. Persamaan regresi yang dapat dibentuk, adalah: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Di mana: Y α β 1, β 2, β 3 X 1 X 2 X 3 e = Kualitas hasil audit = Konstanta = Koefisien regresi = Kompetensi = Independensi = Locus of control = error term

40 Kriteria pengambilan keputusan penerimaan dan penolakan hipotesis berdasarkan pada: 1. Ha diterima, bila p value 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0.05, yang berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini layak untuk digunakan dalam penelitian. 2. Ha ditolak, bila p value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0.05, yang berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak layak untuk digunakan dalam penelitian. Untuk menguji pengaruh variabel secara parsial, digunakan uji signifikansi parameter individual. Dengan demikian dapat diketahui apakah masing-masing variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut: 1. Ha diterima, bila p value 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0.05, yang berarti bahwa variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Ha ditolak, bila p value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0.05, yang berarti bahwa variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Kemudian dilakukan juga pengujian variabel-variabel tersebut secara simultan, yaitu dengan melakukan pengujian koefisien determinasi adjusted R 2. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1, dimana nilai adjusted R 2 yang semakin kecil menunjukan bahwa kemampuan variabel-variabel independen tersebut sangat terbatas dalam pengaruhnya terhadap variabel dependen.