JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

BAB 5. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

Tabel 2.5 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 Dan Perkiraan maju Tahun 2016 Kota Ambon

RENCANA KERJA KEGIATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA AMBON TAHUN 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon

ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

VALUASI NILAI EKONOMI WISATA PANTAI AMAL : APLIKASI TRAVEL COST METHOD (TCM)

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

TEKNIK PERHITUNGAN TARIF MASUK KAWASAN WISATA ALAM. Wahyudi Isnan *

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG

Rencana Umum Pengadaan

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PERTANYAAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM TANGKUBAN PERAHU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU. (Jurnal) Oleh DIAH PUTRI SAFERA

Hendro Ekwarso, Nobel Aqualdo, dan Sutrisno

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI PULAU MAITARA KOTA TIDORE KEPULAUAN. Oleh: Henny Haerani G

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

VALUASI EKONOMI JASA LINGKUNGAN HUTAN MANGROVE DI PESISIR KECAMATAN MEDAN BELAWAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

VALUASI EKONOMI HUTAN SEBAGAI PENYEDIA JASA WISATA ALAM DI KAWASAN DAS DELI

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

DESKRIPSI OBJEK WISATA KELAPA RAPET KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh PRANANDA SEPRIANSYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KAWASAN PATTAYA, THAILAND

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perkembangan kepariwisataan Wediombo semakin maju dengan

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Penentuan Nilai Ekonomi Wisata

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan devisa untuk membiayai pembangunan Nasional. Amanat

Valuasi Ekonomi Dalam Pengembangan Ekowisata Berbasis Sumberdaya Penyu di Kampung Baru Desa Sebong Lagoi Kabupaten Bintan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Cilacap merupakan kota yang terletak di sebelah selatan dari

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

BAB I PENDAHULUAN. sustainable development. Sustainable development merupakan pembangunan yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai,

ANALISIS PERMINTAAN DAN NILAI EKONOMI WISATA PULAU SITU GINTUNG-3 DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN TRI FIRANDARI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu. dan juga berlokasi tidak jauh dari pusat kota sehingga prospek pengelolaan dan

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

KAJIAN REHABILITASI SUMBERDAYA DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR PASCA TSUNAMI DI KECAMATAN PULO ACEH KABUPATEN ACEH BESAR M.

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peringkat kedua Best of Travel 2010 (

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana pariwisata dapat menunjang sektor lainnya. Dimana dari Pariwisata negara atau

BAB I PENDAHULUAN. berupa produk jasa lingkungan yang manfaatnya secara langsung bisa di rasakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi Pariwisata di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

VALUASI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI NEGERI PASSO KOTA AMBON

FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. ditengarai terdapat pergeseran orientasi, dari mass tourism menuju ke alternative

ANALISIS PERUBAHAN GUNA LAHAN TERHADAP DAMPAK PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU CIPONDOH

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

Transkripsi:

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN Volume 5, Nomor 1, April 2009 VALUASI EKONOMI WISATA SANTAI BEACH DAN PENGARUHNYA DI DESA LATUHALAT KECAMATAN NUSANIWE STRUKTUR MORFOLOGIS KEPITING BAKAU (Scylla paramamosain) PENGENDALIAN CACING POLIKAETA PADA ANAKAN TIRAM MUTIARA DENGAN PERENDAMAN DALAM SALINITAS YANG BERBEDA TINGKAH LAKU PERGERAKAN GASTROPODA Littorina scabra PADA POHON MANGROVE Sonneratia alba DI PERAIRAN PANTAI TAWIRI, PULAU AMBON SEBARAN NITRAT DAN FOSFAT PADA MASSA AIR PERMUKAAN SELAMA BULAN MEI 2008 DI TELUK AMBON BAGIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI REMOTE SENSING SATELIT DAN SIG UNTUK MEMETAKAN KLOROFIL-a FITOPLANKTON (Suatu Kajian Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan) KAROTENOID, PIGMEN PENCERAH WARNA IKAN KARANG EKSISTENSI SASI LAUT DALAM PENGELOLAAN PERIKANAN BERKELANJUTAN BERBASIS KOMUNITAS LOKAL DI MALUKU JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON TRITON Vol. 5 No. 1 Hlm. 1-71 Ambon, April 2009 ISSN 1693-6493

Jurnal TRITON Volume 5, Nomor 1, April 2009, hal. 1 10 1 VALUASI EKONOMI WISATA SANTAI BEACH DAN PENGARUHNYA DI DESA LATUHALAT KECAMATAN NUSANIWE (The Economic Valuation of Tourism Santai Beach and Its Influence in Latuhalat Village Sub District Nusanive) Mintje Wawo Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Jl. Chr. Soplanit Poka-Ambon ABSTRACT: The aims of the research were to determine total economic value, influence area and to make guidelines to develop tourism in Santai Beach. The method used was travel cost and sociogram. The results showed that the total economic value of Santai Beach tourism area namely recreational was Rp. 1.076.971.312,67/year, manage benefit value was Rp. 78.177.600,00/year and informal sector benefit value was 21.109.800,00/year. Zones one and four were influence zones which having major potency market for tourism in Santai Beach. To develop area of tourism on the Santai Beach, it should be based on the instruction as follows: (1) to develop and build recreational activities in that area; (2) to reduce the transportation cost by affording the tourism buses; (3) to develop tourism area based on characteristic of visitors; (4) to improve existing sightseeing by providing good facilities; (5) to increase economically activities based on local society community activities; (6) to promote tourism market by providing brochure or leaflet, media of electronic, and media print. Keywords: economic valuation, travel cost method, sociogram method. PENDAHULUAN Salah satu upaya pemerintah untuk memperoleh devisa dalam era pembangunan ini adalah dengan menggalakkan sektor pariwisata (Hadinoto, 1996), karena sektor pariwisata dipercaya mampu memberikan kontribusi yang signifikan dan dapat menyerap tenaga kerja. Menurut Mill (2000), tujuan pengembangan kawasan wisata adalah agar dapat memberikan keuntungan baik bagi para wisatawan, pihak pengelola, pihak permerintah maupun masyarakat sekitar, bila pengembangan dilakukan secara tepat. Untuk mencapai tujuan tersebut maka optimalisasi pengembangan daerah wisata perlu dilakukan. Namun seringkali pengembangan suatu daerah wisata dilakukan hanya untuk meraih keuntungan semata, sehingga kualitas lingkungan cenderung terabaikan. Akibatnya kualitas lingkungan menurun dan berdampak terhadap

2 Wawo, Valuasi Ekonomi Wisata Santai Beach dan Pengaruhnya di Desa Latuhalat Kec. Nusaniwe tingkat permintaan pengunjung pada tempat wisata tersebut. Menurut Hadinoto (1996), suksesnya pengembangan pariwisata didasarkan pada peningkatan penerimaan yang dicapai dengan meningkatkan kualitas lingkungan dan kualitas fasilitas serta pelayanan yang memungkinkan peningkatan harga jasa wisata yang diberikan. Kota Ambon merupakan ibukota Provinsi Maluku, dengan luas 303,30 km 2 dan panjang garis pantai 103,81 km 2 (DKP, 2006). Salah satu daya tarik wisata alam yang ada di Kota Ambon adalah wisata pantai. Hal ini disebabkan karena eksistensi Kota Ambon sebagai kota pulau, yang dikelilingi oleh perairan. Potensi perairan dan kondisi alam inilah yang menawarkan keindahan, sehinggga Kota Ambon berpotensi besar untuk dikembangkan, salah satunya dari kegiatan wisata pantai. Santai Beach merupakan salah satu lokasi wisata pantai yang ada di Kota Ambon yang telah dikembangkan dan dikelola pihak swasta. Akan tetapi pengembangan Santai Beach belum dilakukan secara optimal. Oleh karena itu, penilaian daerah wisata Santai Beach sangat dibutuhkan untuk menilai manfaat yang merupakan pencerminan dari tujuan pengembangan suatu kawasan wisata, agar dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan suatu rencana pengembangan yang lebih terarah. Dengan demikian penelitian tentang valuasi ekonomi wisata pantai menjadi penting dilakukan. Paling tidak, kajian awal ini penting untuk kepentingan pengembangan kebijakan yang mendukung pembangunan wisata pantai secara berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk menghitung nilai ekonomi total dari kawasan wisata pantai Santai Beach; (2) menentukan wilayah pengaruh kegiatan wisata pantai Santai Beach; dan (3) menyusun arahan pengembangan kawasan wisata pantai Santai Beach. Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi dasar, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan dan pengambilan keputusan untuk mengoptimalisasikan pengembangan daerah wisata Santai Beach. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2007 di Desa Latuhalat Kecamatan Nusaniwe dengan objek penelitian pada kawasan wisata Santai Beach (Gambar 1). Lokasi Penelitian Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Jurnal TRITON Volume 5, Nomor 1, April 2009, hal. 1 10 3 Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi wawancara dengan responden yang terdiri atas empat kelompok yakni: (1) masyarakat pengunjung; (2) masyarakat lokal sekitar lokasi wisata; (3) staf pemerintah desa/dusun dan (4) pengusaha kawasan wisata Santai Beach. Sedangkan data sekunder meliputi data yang diperoleh dari bukubuku referensi. Adapun langkah kerja dalam melakukan penelitian ini adalah mengkaji: (1) nilai ekonomi rekreasi wisata, yang diduga dengan menggunakan metode biaya perjalanan wisata (travel cost method); dan (2) nilai surplus konsumen, yang diketahui dengan membuat fungsi permintaan berdasarkan hasil inversi regresi linear sederhana dari hubungan antara biaya perjalanan dan tingkat kunjungan per 1000 penduduk per tahun dengan persamaan: y = a + bx Keterangan: y = x = tingkat kujungan per 1000 penduduk per tahun biaya perjalanan (transportasi, dokumentasi, konsumsi, parkiran, karcis masuk, akomodasi, dan lain-lain) (3) nilai manfaat pengelola yang merupakan nilai yang diperoleh dari keuntungan bersih (pendapatan). Nilai tersebut kemudian akan dikurangi dengan nilai penanaman modal usaha (investasi); (4) nilai manfaat sektor informal, yang merupakan suatu nilai yang diperoleh dari selisih antara biaya pendapatan dan biaya investasi dari sektor informal; dan (5) sosiogram yang dibuat untuk wilayah pengaruh dari Santai Beach melalui proses wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN Santai Beach Santai Beach merupakan salah satu kawasan wisata yang terletak di sebelah selatan Desa Latuhalat, dengan luas area kurang lebih dua Ha. Santai Beach memiliki pantai berpasir dan berkarang yang dikelilingi oleh talud penghambat ombak kurang lebih 50 meter. Di sekitar lokasi Santai Beach juga terdapat pemukiman penduduk. Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dikaji untuk memudahkan penggambaran karakteristik dan perilakunya. Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat digambarkan produk yang sesuai dengan tuntutan atau minat mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kunjungan ke Santai Beach umumnya didominasi oleh kelompok umur 20-an (29,21%). Hal ini berarti kelompok umur 20-an sangat gemar melakukan kegiatan wisata. Pengunjung yang datang ke Santai Beach umumnya berlatar belakang pendidikan SMA (54,92%) dan perguruan tinggi (14,60%). Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, penilaian para pengunjung sangat kritis terhadap kegiatan wisata dan objek-objek wisata yang akan mereka kunjungi. Jenis pekerjaan terbanyak dari pengunjung adalah wiraswasta (30,36%) dan PNS (25,60%). Ratarata tingkat pendapatan pengunjung berkisar Rp. 1.000.000,- Rp. 2.000.000,- (60,68%). Hal inilah yang mendorong mereka melakukan kunjungan ke daerah

4 Wawo, Valuasi Ekonomi Wisata Santai Beach dan Pengaruhnya di Desa Latuhalat Kec. Nusaniwe wisata. Pengunjung umumnya datang bersama keluarga (66,67%) dan rombongan (28,07%). Kunjungan dilakukan secara berulang dan baru pertama kali. Pengunjung yang baru pertama kali melakukan kunjungan ke Santai Beach menyatakan ingin berkunjung lagi karena alasan pemandangan yang indah, pantai bersih dan suasana yang nyaman. Nilai Ekonomi Kawasan Wisata Santai Beach 1. Nilai Rekreasional Biaya perjalanan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk transportasi, konsumsi, tiket masuk, dokumentasi, akomodasi, dan lain-lain. Menurut Harianto (1994) dalam Djidjono (2002), biaya perjalanan wisata yang didasarkan pada biaya-biaya tersebut sangat ditentukan oleh biaya masing-masing pengunjung dari tiap-tiap daerah asal. Proporsi komponen biaya perjalanan yang teridentifikasi diekspresikan dalam Gambar 2. 8 % 1 % BIAYA TRANSPORT BIAYA KONSUMSI BIAYA TIKET BIAYA JASA WISATA 36 % Gambar 2. Proporsi komponen biaya perjalanan Rata-rata total biaya perjalanan pengunjung dari semua daerah asal adalah sebesar Rp. 12.593,-. Nilai ini akan digunakan untuk menentukan surplus konsumen pada kurva permintaan yang merupakan batas paling atas dari biaya yang dikorbankan. Untuk menghitung nilai rekreasional, sebelumnya jumlah pengunjung dari tiap zona harus ditranformasikan menjadi jumlah kunjungan per 1000 penduduk per tahun (Tabel 1). Dengan menggunakan model regresi linier sederhana (RLS), hubungan antara tingkat kunjungan dengan biaya perjalanan membentuk persamaan sebagai berikut: y = 139,56950 0,00132x Persamaan ini menunjukkan bahwa kunjungan ke tempat wisata sangat dipengaruhi oleh biaya perjalanan dan memiliki korelasi negatif. Sehingga dari persamaan tersebut dapat dibentuk suatu fungsi permintaan dengan cara menginversikan persamaan tersebut menjadi: 55 % y = 106.091,61 760,13x

Jurnal TRITON Volume 5, Nomor 1, April 2009, hal. 1 10 5 Tabel 1. Jumlah kunjungan, biaya perjalanan dan jumlah per 1000 penduduk berdasarkan daerah asal No. Daerah Asal n i (Org) JP i (Org) P i ( % ) JK i (/ Thn) Tingkat kunjungan / 1000 Pddk / Thn ( Y i ) Biaya Perjalanan ( X i ) 1 Ahusen 2 3.382 3,45 598,86 177,07 10.045 2 Amahusu 1 4.451 1,72 299,43 67,27 5.875 3 Batu Gajah 4 5.838 6,90 1.197,72 205,16 3.439 4 Batu Meja 1 9.411 1,72 299,43 31,82 14.500 5 Batu Merah 2 35.381 3,45 598,86 16,93 7.250 6 Benteng 6 13.326 10,34 1.796,59 134,82 1.632 7 Hative Besar 1 5.474 1,72 299,43 54,70 84.400 8 Hative Kecil 1 3.995 1,72 299,43 74,95 14.700 9 Honipopu 1 5.555 1,72 299,43 53,90 16.600 10 Karpan 6 6.609 10,34 1.796,59 271,84 2.950 11 Kudamati 6 16.632 10,34 1.796,59 108,02 2.672 12 Latta 2 1.281 3,45 598,86 467,50 6.621 13 Lateri 1 4.462 1,72 299,43 67,11 12.900 14 Latuhalat 1 8.213 1,72 299,43 36,46 5.400 15 Passo 5 18.731 8,62 1.497,16 79,93 1.931 16 Rijali 1 4.970 1,72 299,43 60,25 8.067 17 Seilale 1 1.196 1,72 299,43 250,36 19.500 18 Soya 2 6.396 3,45 598,86 93,63 16.679 19 Suli 3 8.730 5,17 898,29 102,90 8.879 20 Urimesing 1 6.159 1,72 299,43 48,62 10.193 21 Uritetu 1 4.011 1,72 299,43 74,65 24.365 22 Wainitu 6 7.200 10,34 1.796,59 249,53 3.217 23 Wayhaong 2 5.891 3,45 598,86 101,66 7.825 JUMLAH 57 187.294 12.593 Keterangan: JP i = Jumlah penduduk daerah asal i. P i = Persentase kunjungan dari daerah i. JK i = Jumlah kunjungan per tahun dari daerah i. Persamaan di atas menghasilkan kurva permintaan (Gambar 3). Biaya Perjalanan (Rp.) 120.000,00 110.000,00 100.000,00 90.000,00 80.000,00 70.000,00 60.000,00 50.000,00 40.000,00 30.000,00 20.000,00 10.000,00 0,00 Surplus 0 23,26 46,52 69,78 93,05 116,31 139,57 Tingkat kunjungan/1000 pddk/thn (Orang) Garis harga = Rp. 12.593 Gambar 3. Kurva permintaan pengunjung pada kawasan wisata Santai Beach Selanjutnya dapat ditentukan total surplus konsumen, dengan rumus: Total Nilai = SK x Jumlah penduduk dari semua daerah asal 1000

6 Wawo, Valuasi Ekonomi Wisata Santai Beach dan Pengaruhnya di Desa Latuhalat Kec. Nusaniwe Jumlah penduduk dari semua daerah asal adalah 187.294 orang. Berdasarkan hasil perhitungan ini, dihasilkan nilai total sebesar Rp. 1.076.971.312,67/tahun. Hasil perhitungan ini merupakan nilai rekreasional dari kawasan wisata Santai Beach. 2. Nilai Manfaat Pengelola Nilai manfaat pengelola adalah nilai manfaat yang diterima oleh pihak pengelola Santai Beach (Tabel 2). Nilai investasi untuk tempat rekreasi lebih besar dari pada nilai investasi untuk restoran. Hal ini merupakan kewajaran karena tempat rekreasi membutuhkan biaya investasi yang cukup besar, yang akan diimbangi oleh penerimaan yang besar pula. Penerimaan per tahun dari taman rekreasi berasal dari penerimaan tiket masuk dan akomodasi. Tabel 2. Rincian biaya dan total nilai manfaat pengelola santai beach No. Pihak Pengelola Biaya / tahun Pendapatan Investasi Penerimaan bersih/ thn I. Tempat rekreasi 172.425.600,00 1 Pajak 16.608.000,00 2 Upah karyawan 52.800.000,00 3 Listrik 22.800.000,00 4 Air 7.200.000,00 5 Telpon 780.000,00 6 biaya perawatan 9.600.000,00 Total I 109.788.000,00 172.425.600,00 62.637.600,00 II. Restoran 54.000.000,00 1 Upah karyawan 12.000.000,00 2 Listrik 840.000,00 3 Air 720.000,00 4 Bahan makanan 6.000.000,00 5 Bahan minuman 12.000.000,00 6 Perawatan 1.200.000,00 7 lain-lain 5.700.000,00 Total I 38.460.000,00 54.000.000,00 15.540.000,00 Total I + II 148.248.000,00 226.425.600,00 78.177.600,00 3. Nilai Manfaat Sektor Informal Nilai manfaat sektor informal (Tabel 3) merupakan nilai manfaat yang diterima saat melakukan kegiatan ekonomi pada kawasan wisata Santai Beach. Kegiatan ekonomi ini dilakukan oleh masyarakat sekitar, serta masyarakat di dalam kawasan wisata Santai Beach, yang meliputi penjual rujak, penjual gorengan dan penyewa pelampung renang. Sedangkan di luar kawasan wisata meliputi penjual kelontong (kios). Tabel 3. Rincian biaya dan total nilai kegiatan ekonomi No. 1. 2. 3. Jenis nilai Nilai Rekreasional Nilai Investasi Nilai Kegiatan Ekonomi Nilai per tahun ( Rp.) 1.076.971.312,67 78.177.600,00 21.109.800,00 Total 1.176.258.713,67

Jurnal TRITON Volume 5, Nomor 1, April 2009, hal. 1 10 7 4. Wilayah Pengaruh Wisata Pantai Santai Beach Wilayah pengaruh dari kawasan wisata Santai Beach adalah wilayah Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah, yang meliputi 11 desa dan 12 kelurahan. Untuk itu, daerah asal dibagi atas empat zona pengaruh berdasarkan biaya perjalanan dan jumlah pengunjung. Pembagian zona pengaruh berdasarkan biaya perjalanan dapat dilihat pada Tabel 4. Zona pengaruh yang paling besar biaya perjalanannya adalah zona 1 yang meliputi 10 desa dan 11 kelurahan dengan biaya perjalanan sebesar Rp. 180.875, diikuti oleh zona 4 yang meliputi satu desa dengan biaya perjalanan sebesar Rp. 84.400,- dan zona 2 yang meliputi satu kelurahan dengan biaya perjalanan sebesar Rp. 24.365,- Sedangkan wilayah pengaruh pada zona 3 tidak ada. Hasil pemetaan zona pengaruh wisata Santai Beach, ditujukan pada Gambar 4. Tabel 4. Pembagian zona berdasarkan biaya perjalanan No. Zona i Daerah Asal Biaya Perjalanan (Rp) 1 Zona 1 Seilale Lateri Latta 180.875 Soya Urimesing Amahusu Honipopu Ahusen Latuhalat Hative Kecil Suli Batu Gajah Batu Meja Rijali Wainitu Kuda mati Wayhaong Karpan Passo Batu Merah Benteng 2 Zona 2 Uritetu 24.365 3 Zona 3-0 4 Zona 4 Hative Besar 84.400 Keterangan: = zona 1, = zona 2, = zona 4 Gambar 4. Zona pengaruh berdasarkan biaya perjalanan Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa luas wilayah zona 1 meliputi sebagian besar wilayah pada Jasirah Leitimur Pulau Ambon, khususnya pada wilayah perkotaan dan beberapa desa yang terletak pada bagian luar Kota Ambon. Gambaran tentang zona pengaruh berdasarkan pada jumlah pengunjung (Gambar 5 dan Tabel 5) menunjukkan bahwa walaupun zona pengaruh yang paling luas

8 Wawo, Valuasi Ekonomi Wisata Santai Beach dan Pengaruhnya di Desa Latuhalat Kec. Nusaniwe adalah zona 1, namun pengunjung terbanyak yang datang ke kawasan Santai Beach berasal dari zona 4. Hal ini dikarenakan pengunjung dari zona 4 adalah rombongan dalam jumlah yang banyak. Dengan demikian berdasarkan biaya perjalanan dan jumlah kunjungan, zona pengaruh yang memliki potensi sebagai pasar utama wisata Santai Beach adalah zona 1 dan zona 4. Tabel 5. Pembagian zona berdasarkan jumlah pengunjung No. Zona i Daerah Asal Jml Pengunjung (Org) 1 Zona 1 Karpan Latta Amahusu 240 Wainitu Soya Honipopu Benteng Hative Besar Lateri Batu Gajah Latuhalat Batu Meja Ahusen Uritetu Hative Kecil Urimesing Waihaong Seilale Batu Merah Rijali 2 Zona 2 Kudamati 192 Suli 3 Zona 3-0 4 Zona 4 Passo 297 Keterangan: = zona 1, = zona 2, = zona 4 Gambar 5. Zona pengaruh berdasarkan jumlah pengunjung 5. Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Santai Beach Arahan pengembangan yang dapat diberikan pada berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1. Konsekuensi tingginya kontribusi nilai rekreasional terhadap ekonomi wisata perlu diaplikasikan dalam pengembangan kawasan wisata melalui pengembangan infrastruktur dan aktivitas rekreasional pada kawasan tersebut. 2. Kontribusi nilai ekonomi dari transportasi memberikan dukungan kuat terhadap pembentukkan nilai rekreasional. Namun demikian, nilai ini memberikan beban biaya yang besar bagi pengguna kawasan. Oleh sebab itu, pengembangan kawasan ini perlu juga diikuti dengan pengembangan bus wisata sebagai upaya untuk menekan tingginya biaya transportasi,

Jurnal TRITON Volume 5, Nomor 1, April 2009, hal. 1 10 9 disamping membuat keseimbangan harga transportasi ditingkat pengguna kawasan. 3. Berdasarkan karakteristik pengunjung, beberapa arahan yang dapat dirumuskan dalam kaitan dengan pengembangan kawasan ini antara lain: (a) pengembangan aspek rekreasional pada kawasan ini, setidaknya mengikuti aktivitas yang disenangi oleh kelompok pengguna kawasan pada umur sekitar 20-an. Karenanya pengembangan aktivitas pada kawasan ini relatif dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna, yang umumnya termasuk kelompok umur muda. Pada tataran ini, umumnya dibutuhkan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan aktivitas refreshing; (b) arahan pada butir a juga sesuai dengan karakteristik pengguna yang rata-rata berada pada tingkat pendidikan SMU atau setara; (c) pengembangan aspek rekreasional pada kawasan ini dilakukan melalui pengembangan aktivitasaktivitas yang dapat mengakomodasi kebutuhan kelompok pengunjung terbesar dari kelompok pengguna yang memiliki tingkat pendapatan menengah. 4. Sesuai dengan preferensi pengunjung, maka arahan pengembangan kawasan ini juga diarahkan pada peningkatan aktivitas untuk menikmati pemandangan (seperti meningkatkan fasilitas untuk sea view, dll), dan pengembangan fasilitas yang mendukung kenyamanan pengunjung. 5. Berdasarkan kegiatan ekonomi oleh masyarakat lokal pada kawasan Santai Beach, maka untuk pengembangannya perlu lebih diarahkan pada pengembangan kegiatan ekonomi produktif yang dapat mendukung kegiatan kepariwisataan Santai Beach. 6. Pengembangan kegiatan promosi yang dilakukan pada target-target pasar wisata melalui pembagian brosur atau leaflet dan media elektronik, seperti televisi (pembuatan film dokumenter mengenai kawasan wisata Santai Beach), radio dan media cetak. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah: (1) Nilai ekonomi total kawasan wisata Santai Beach adalah sebesar Rp. 1.176.258.713,67 per tahun. Nilai rekreasional sebesar Rp. 1.076.971.312,67 per tahun, nilai manfaat pengelola sebesar Rp. 78.177.600,00 per tahun, dan nilai manfaat sektor informal sebesar Rp. 21.109.800,00 per tahun. (2) Zona pengaruh yang merupakan pasar utama potensial pariwisata Santai Beach adalah zona 1 dan zona 4. (3) Pengembangan kawasan wisata Santai Beach perlu diarahkan pada infrastruktur dan aktivitas rekreasional yang bersifat ekonomi produktif, sesuai kebutuhan kelompok usia muda, penyediaan sarana transportasi, dan pengembangan kegiatan promosi. DAFTAR PUSTAKA Dinas Kelautan dan Perikanan. 2006. Ambon Islands. Ambon. Djijono. 2002. Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Coast Taman Wisata Hutan Wan Abdul Rachman. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan; Teori dan Aplikasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hadinoto, K. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta.

10 Wawo, Valuasi Ekonomi Wisata Santai Beach dan Pengaruhnya di Desa Latuhalat Kec. Nusaniwe Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan (edisi revisi). Alfabeta, Bandung. Mill, R. C. 2000. Tourism The International Bussines, (edisi Bahasa Indonesia). PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Munangsihe, M. 1993. Enviromental Economics and Sustainable Development. World Bank Enviroment Paper No. 2. Nilwan, I. Nahib & M. I. Cornelia. 2003. Spesifikasi Teknis Penyusunan Neraca dan Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Survey Sumberdaya Alam Laut BAKOSURTANAL. Cibinong. Ratnaningsih, M., A. Subandar & A. Khan. 2003. Natural Resources and Environmental Accounting. BPFE, Yogyakarta. Retraubun, A. 2006. Departemen Kelautan dan Perikanan Maluku Gunakan Citra Satelit Landset 7-ETM. No. 128 Tahun ke-7. Ambon. Sugiarto, T. Herlambang, Brastoro, R. Sudjana & S. Kelana. 2002. Ekonomi Mikro; Sebuah Kajian komprehensif. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Yoeti, O. A. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Yoeti, O. A. 2006. Tours and Travel Marketing. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Yoeti, O. A. 2006. Tours and Travel Management. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.