PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KESADARAN HUKUM SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN GURU PKn DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH. Firman Arief Setyawan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENANAMKAN NILAI-NILAI SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PADA ANAKNYA YANG MENJADI SISWA DI SMAN 2 KOTA BATU

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan jalan untuk mencapai pengertian baru pada bidang ilmu

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

Fashion And Fashion Education

BAB III METODE PENELITIAN

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENALARAN MORAL ANAK THE WAYS OF PARENTING IN DEVELOPING CHILDREN S MORAL REASON

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

ABSTRAK. Kata Kunci: penerapan, pendidikan budi pekerti, boarding school

BAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

B. Pedoman Wawancara diajukan kepada : 1. Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP N I Mirit 2. Kepala sekolah SMP N I Mirit 3. Siswa SMP N I Mirit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat mencapai hasil yang optimal, sistematis dan metodis serta secara moral

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Nuri Indah Pratiwi* Arbaiyah Prantiasih** I Ketut Diara Astawa**

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 3 Depok, yang lokasinya berada di Dusun Sopalan, Desa atau

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

BAB V PENUTUP. masyarakat maka interaksi tersebut akan memiliki dampak yang positif.

Zakat (Studi Pada BAZNAS Kabupaten Kolaka Utara) maka peneliti akan. menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pelanggaran prosedur perceraian bagi PNS di

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan

Andrian Yuniarti 1. Kata Kunci: Pelaksanaan, Jam Wajib Belajar, PKMBP (Program Kota Mojokerto Berlingkungan Pendidikan)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

PELAKSANAAN TATA TERTIB SISTEM SKORING DALAM PENINGKATAN DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI 20 MALANG SKRIPSI OLEH SITI NURHAYATI NIM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB III METODE PENELITIAN. Bandarlampung sebagai tempat penelitian ini karena sekolah ini merupakan salah

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri Palangka Raya yang terletak di Jl. G. Obos Komplek Islamic

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengolahan dan analisis data, dan uji keshahihan data.

NASKAH PUBLIKASI MUATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Guna mendapatkan data yang valid, maka penulis akan langsung mengunjungi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda.1 Adapun

BAB III METODE PENELITIAN

C. Perilaku sesuai dengan Norma dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Buntoi Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau yang

ANALISIS PENGENDALIAN SOSIAL OLEH GURU DALAM MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SISWA DI SMAN 1 MEMPAWAH ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur analisis data dan metode verifikasi data.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

PERANAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS PADA SISWA SMP N I MIRIT KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

BAB III METODE PENELITIAN. dari lembaga yang bersangkutan yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS. Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. dihadapinya baik alam besar maupun alam kecil. 1

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. dari hasil wawancara dengan informan, observasi di lapangan maupun datadata

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KESADARAN HUKUM SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO THE ROLE OF CIVICS EDUCATION TEACHER IN BUILDING LAW AWARENESS OF TENTH GRADE STUDENTS OF SMA NEGERI 4 PROBOLINGGO CITY RIRHAYULI HAJIAH* * Jurusan HKn FIS UM, e-mail rirha_eda@yahoo.co.id Abstrak: Sadar hukum merupakan kesadaran dari lubuk hati terdalam yang dimiliki oleh setiap orang tanpa adanya paksaan untuk mematuhi segala peraturan. Kewajiban seorang guru pendidikan kewarganegaraan yaitu menanamkan kesadaran hukum pada anak didiknya sejak dini dan menjadikan siswa-siswi penerus bangsa yang memiliki kesadaran hukum yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi. Diperoleh kesimpulan bahwa peran guru pendidikan kewaganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum, peranannya sebagai pengajar, pembimbing, motivator, dan peran guru sebagai model untuk menjadikan siswanya sadar hukum. Kata Kunci: Sadar hukum, peran guru, pendidikan kewarganegaraan Abstract : Law awareness is a consciousness from every people to obey the regulation. The duty of civic education teacher is building law awareness for students since they are child and being them as the next generation of nation that has high law awareness. This study describes the role of civics education teacher in building law awareness of tenth grade students of SMA Negeri 4 Probolinggo City. The data collection was interview, observation and, documentation. This study reveals that civics education teacher in building law awareness role are as instructor, supervisor, motivator, and the role model of student to aware law. Keywords: law awareness, teacher s role, civics education Kesadaran hukum menurut Widjaja (1984: XVIII) adalah keadaan dimana tidak terdapat benturan-benturan hidup dalam masyarakat. Masyarakat dalam

keadaan seimbang, selaras, dan serasi. Kesadaran hukum diterima secara kesadaran bukan diterima sebagai paksaan, walaupun ada pengekangan dari luar diri manusia dan masyarakat sendiri dalam bentuk perundangan, peraturan dan ketentuan. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah ( 1982: 210-211) berpendapat bahwa kesadaran hukum merupakan suatu penilaian terhadap apa yang dianggap sebagai hukum yang baik dan atau hukum yang tidak baik. Kesadaran hukum tersebut merupakan suatu proses psikhis yang terdapat dalam diri manusia, yang mungkin timbul dan mungkin pula tidak timbul. Tujuan manusia sadar akan hukum agar terciptanya rasa perdamaian, ketertiban, tidak terjadi keributan dan kekacauan di dalam masyarakat. Saat ini banyak berita media massa dan media cetak yang memberitakan tentang pelanggaran hukum seperti pembunuhan, perampokan, penjambretan, penipuan, pemerkosaan, dan tindakan lain yang melanggar peraturan yang dibuat dan disepakati bersama. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukannya pendidikan. Pendidikan formal dilaksanakan di sekolah. Terkait dengan sekolah, guru memiliki peranan untuk menanamkan kesadaran hukum pada siswanya, agar siswanya dapat menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki kesadaran hukum yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas, peran guru sangat penting untuk menanamkan kesadaran hukum pada siswanya, diharapkan siswanya memiliki kesadaran hukum yang tinggi. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini untuk membuat deskripsi dan gambaran mengenai bagaimana peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo. Menurut Bambang Budi Wiyono (2007:72) penelitian kualitatif merupakan suatu proses penelitian yang dilakukan secara sistematis dan intensif untuk memperoleh pengetahuan tentang fenomena sosial dengan menggunakan fenomena sosial itu sendiri. Dalam penelitian kulitatif peneliti diharuskan untuk hadir dilapangan. Penelitian ini mengambil lokasi di sekolah SMA Negeri 4 Kota

Probolinggo yang terletak di jalan Slamet Riyadi Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Prosedur pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Burhan Bungin (2008: 115) observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Analisis data dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi data). Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2011: 280) mengemukakan bahwa analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan tiga cara yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekunan/keajegan pengamatan dan triangulasi (triangulasi sumber dan teknik). HASIL Berdasarkan data yang telah dianalisis maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Wawasan guru pendidikan kewarganegaraan terhadap kesadaran hukum Guru pendidikan kewarganegaraan memiliki wawasan yang baik terhadap kesadaran hukum, untuk menanamkan kesadaran hukum pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, guru pendidikan kewaranegaraan memang terlebih dahulu harus memiliki wawasan terhadap kesadaran hukum. Peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo Guru pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan untuk menanamkan kesadaran hukum pada siswa kelas X, peranannya meliputi peran guru sebagai pengajar, peran guru sebagai pembimbing, peran guru sebagai motivator, peran guru sebagai model. Terkait peran guru sebagai pengajar, guru menanamkan kesadaran hukum dengan cara langsung dan tidak langsung, secara langsung

mengajarkan dengan menggunakan materi yang telah ada, tidak langsung dengan memberikan nasehat dan himbauan. Peran guru sebagai pembimbing untuk mematuhi semua peraturan dengan cara pada saat di dalam kelas guru pendidikan kewarganegaraan membimbing siswa dengan cara pemberian tugas, menegur siswa jika melakukan pelanggaran hukum, dan di luar kelas/lingkungan sekolah guru pendidikan kewarganegaraan membimbing siswa dengan cara memberikan masukan kepada siswa terkait dengan hukum. Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai motivator kepada siswa untuk mematuhi hukum yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo dengan memotivasi siswa dengan menunjukkan dampak positif seseorang yang mematuhi hukum, dan dampak negatif seseorang yang tidak patuh hukum, serta memberikan contoh sikap yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai model kepada siswa untuk mematuhi peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, melalui keteladanan dan memberikan contoh sikap yang sesuai dengan ketentuan, seperti tidak mengeluarkan HP pada saat KBM, berpakaian rapi, berkata sopan, tidak mengendarai motor di halaman tengah, dan sebagainya. Kendala yang dihadapi guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo Kendala dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo yaitu pemantauan dan pengawasan terhadap siswa kelas X, karena jumlah siswa yang banyak dan guru pendidikan kewarganegaraan yang mengajar kelas X hanya bapak Suhardiono, selain itu juga kendalanya ada pada waktu pelajaran yang hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu, buku juga menjadi kendala dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X, dan juga narasumber baik untuk mendatangkan narasumber dan juga mendatangi narasumber yang berkaitan dengan hukum. Upaya dalam mengatasi kendala dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo

Upaya untuk mengatasi kendala menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo diadakan tim tatib agar dapat memantau dan mengawasi siswa kelas X di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo untuk menjadikan siswa-siswi kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo generasi penerus bangsa yang sadar terhadap hukum, memberikan kesempatan untuk siswa kelas X mencari informasi terkait dengan hukum di internet dan di televisi, serta dapat juga langsung bertemu dengan narasumbernya. PEMBAHASAN Wawasan Guru Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Kesadaran Hukum Guru pendidikan kewarganegaraan memiliki wawasan yang baik tentang kesadaran hukum. Dari penuturan Bapak Suhardiono seseorang dapat dikatakan memiliki kesadaran hukum yang baik jika seseorang tersebut telah berperilaku sesuai dengan peraturan yang berlaku baik peraturan itu tertulis maupun tidak tertulis. Pendapat dari Bapak Suhardiono selaras dengan Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah (1982: 228-229) mengemukakan apabila seseorang hanya mengetahui hukum, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesadarn hukumnya masih rendah, kalau dia telah berperilaku seuai dengan hukum, maka kesadarn hukumnya tinggi. Tujuan seseorang sadar hukum agar tercipta kehidupan yang aman, tentram, dan nyaman di dalam masyarakat. Peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo Peranan guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadarn hukum meliputi peran guru sebagai pengajar, peran guru sebagai pembimbing, peran guru sebagai motivator, peran guru sebagai model. Peran guru sebagai pengajar, dengan cara langsung dan tidak langsung, secara langsung mengajarkan dengan menggunakan materi yang telah ada, tidak langsung dengan memberikan nasehat dan himbauan. Sesuai dengan Prof Dr. Oemar Hamalik (2010: 48-49) mengemukakan keberhasilan guru melaksanakan peranannya dalam bidang pendidikan yang terletak pada kemampuannya dalan melaksanakan peranan yang

bersifat khusus, yaitu guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada siswa. Peran guru sebagai pembimbing untuk mematuhi semua peraturan dengan cara pada saat di dalam kelas guru pendidikan kewarganegaraan membimbing siswa dengan cara pemberian tugas, menegur siswa jika melakukan pelanggaran hukum, dan di luar kelas/lingkungan sekolah guru pendidikan kewarganegaraan membimbing siswa dengan cara memberikan masukan kepada siswa terkait dengan hukum. Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai motivator kepada siswa untuk mematuhi hukum yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo dengan memotivasi siswa dengan menunjukkan dampak positif seseorang yang mematuhi hukum, dan dampak negatif seseorang yang tidak patuh hukum, serta memberikan contoh sikap yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selaras dengan semboyan Ki Hadjar dewantara yaitu ing madya mangun karsa (jika di tengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi). Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai model kepada siswa untuk mematuhi peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, melalui keteladanan dan memberikan contoh sikap yang sesuai dengan ketentuan, seperti tidak mengeluarkan HP pada saat KBM, berpakaian rapi, berkata sopan, tidak mengendarai motor di halaman tengah, dan sebagainya. Peran guru sebagai model sesuai dengan semboyan Ki Hadjar Dewantara yaitu ing ngarsa sung tulada ( jika di depan, menjadi contoh). Kendala yang Dihadapi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Menanamkan Kesadaran Hukum Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo Kendala yang dihadapi guru pendidikan kewarganegaraan yang mengajar di kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo pada saat menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X adalah waktu, yang hanya 2 jam pelajaran untuk pendidikan kewarganegaraan karena tidak cukup untuk mengajarkan secara menyeluruh kesadaran hukum terhadap siswa, mendatangkan atau mendatangi narasumber yang berkaitan dengan hukum juga menjadi kendala, selain itu buku, buku juga

menjadi kendala dalam menanamkan kesadaran hukum siswa, dan yang menjadi kendala berikutnya yaitu kurangnya pengawasan serta pemantauan dari guru dikarenakan jumlah siswa kelas X yang banyak di bandingkan dengan jumlah siswa kelas X SMA Negeri 4 kota Probolinggo. Upaya Untuk Mengatasi Kendala Menanamkan Kesadaran Hukum Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo Upaya untuk mengatasi kendala menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, di sekolah harus ada tim tatib sendiri untuk dapat memantau dan mengawasi siswa kelas X di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo dan guru pendidikan kewarganegaraan juga mempersilahkan siswa kelas X untuk mencari informasi dari luar yang berhubungan dengan hukum, seperti menonton dialog di televisi tentang hukum, mencari informasi di internet mengenai hukum, serta dapat juga langsung bertemu dengan narasumbernya, misalnya saja ingin tahu lebih rinci mengenai tata tertib lalu lintas, siswa dapat mencari informasi ke Polisi lalu lintas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat disusun kesimpulan sebagai berikut: (1) wawasan guru pendidikan kewarganegaraan terhadap kesadaran hukum, guru pendidikan kewarganegaraan yang mengajar di kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo memiliki wawasan yang baik terhadap kesadaran hukum. (2) peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, peran guru sebgai pengajar, yang mengajarkan peraturan atau hukum kepada siswa kelas X SMA Negri 4 Kota Probolinggo yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung. Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai pembimbing untuk mematuhi semua peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo yaitu dengan pemberian tugas dan memberikan masukan serta teguran kepada siswa yang melanggar peraturan. Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai motivator kepada siswa untuk mematuhi semua peraturan yang ada di SMA

Negeri 4 Kota Probolinggo dengan memberikan contoh dampak positif seseorang yang patuh terhadap hukum, dan memberikan contoh seseorang yang tidak patuh hukum, dan memberikan contoh keteladanan serta contoh sikap yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai model kepada siswa untuk mematuhi peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo yaitu dengan cara memberikan contoh keteladanan kepada siswa seperi tidak mengeluarkan HP pada saat KBM, mengenakan seragam yang rapi, berbicara sopan, dan lain sebagainya. Kendala dalam menanamkan kesadaran hukum yaitu waktu, buku, pengawasan dan pemantauan, dan narasumber untuk di datangkan ke sekolah. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo yaitu dengan mengadakan tim tatib untuk mengawasi dan memantau siswa kelas X, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi di internet dan televisi, serta lagsung datang ke narasumber yang berkaitan dengan hukum. Saran Sebagai guru pendidikan kewarganegaraan lebih meningkatkan peranannya dalam menanamkan kesadaran hukum kepada siswa kelas X agar siswa kelas X dapat memiliki kesadaran hukum yang tinggi, sekolah memberikan buku catatan kepribadian kepada siswa untuk diisi oleh siswa. Di dalam buku tersebut terdapat semua peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo beserta sanksi-sanksinya, agar siswa kelas X dapat mengetahui dengan jelas segala bentuk peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, Pihak sekolah dapat membentuk perwakilan dari setiap kelas untuk dijadikan polisi kecil, tujuannya untuk melaporkan kepada guru atau tim tatib jika melihat atau mengetahui tindak pelanggaran yang sedang terjadi. DAFTAR RUJUKAN Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soejono dan Mustafa Abdullah. 1982. Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat. Jakarta: CV Rajawali. Tirtarahardja, Umar dan S.L La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Widjaja, AW. 1984. Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila. Palembang: CV Era Swasta. Wiyono, Bambang Budi. 2007. Metodologi Penelitian. Malang: UM Press. Hamalik, Oemar. 2010. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.