Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DRTA DI KELAS V SDN O7 IKUR KOTO KECAMATAN KOTO TANGAH

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DERECTED READING THINGKING ACTIVITY

TAHUN AJARAN 2015/2016

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE OVERVIEW, ASK, READ, WRITE, EVALUATE, TEST (OARWET) PADA SISWA KELAS V SD

Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif TPS, Kemampuan membaca pemahaman, Penelitian tindakan kelas.

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas III SD Negeri 15 Tanah Garam

Sri Lestari Dr. Sunarti, M.Pd Universitas PGRI Yogyakarta

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS II MELALUI MODEL TALKING STICK DI SD NEGERI 3 KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIFMELALUI STRATEGI DRTA DI KELAS IV SDN 05 KOTO PULAI KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) SISWA TUNARUNGU

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Aningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty*

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN METODE BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERCERITA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

Abstrak. Abstract. Pendahuluan. Cahyo et al., Penigkatan Hasl Belajar Menyimak...

Dalmawati¹, Wirnita Eska¹, Zulfa Amrina¹. ¹Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

SILVIA HANDAYANI. MEGA PUTRI, M.Pd. REDO ANDI MARTA, M.Pd. ABSTRACK

PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS Vb SD NEGERI 113 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENERAPAN METODE SHARED READING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA VCD FILM KARTUN SISWA KELAS V SD

Kata kunci: Index Card Match, kartu gambar, Bahasa Inggris

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

Ria Angraini 1, Hj. Syofiani, 1 Erwinsyah Satria. 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

Keyword: Whole Language, Reading Comprehension

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 BANDUNG

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE WRITE A ROUND TO IMPROVE THE CAPABILITIES OF WRITING STUDENTS CLASS V SD NEGERI 5 TANJUNG PUNAK

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta yenisusanti Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi di Kelas IV SDN 12 Biau

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA NARASI SISWA KELAS IV SDN 1 KEKERI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

PENGGUNAAN METODE SCRAMBLE

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMABACA TEKS

Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Siswa Kelas IV

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Transkripsi:

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 PENERAPAN METODE DRTA (DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Ida Rahmawati Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Dede Somarya Tatat Hartati 1 Abstrak: Penerapan Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) untuk. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dan melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity). Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya berjumlah 26 siswa. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari: tahap pramembaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca. Hasil yang diperoleh dari nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 62,1 (kurang), pada siklus II adalah 7,95 (baik) dan pada siklus III yaitu 80,90 (baik). Pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa karena memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks. Abstract: The application of methods DRTA (Directed Reading Activity thingking) to Improve Student Reading Comprehension Ability. The purpose of this research is to improve the ability to understand the content of reading and actively involve students in learning by using DRTA (Directed Reading Activity thingking). This study uses classroom action research. The Subjects were fifth grade students of SDN 2 Suntenjaya, totaling 26 students. The Implementation of this learning consists of: pre-reading stage, the stage reading, and post-reading stage. And the Results obtained from the value of the average student in the first cycle is 62.1 (or less), the second cycle was 7.95 (good) and the third cycle is 80.90 (good). Teaching reading comprehension using DRTA can improve students' reading comprehension because it focuses student engagement with text. Kata kunci: Metode DRTA, Kemampuan Membaca, Membaca Pemahaman Keywords: Methods DRTA, Reading Ability, Reading Comprehension 1 Ida Rahmawati, Dede Somarya, Tatat Hartati

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 PENDAHULUAN Semua jenis kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun di dalam masyarakat, tidak terlepas dari bahasa.fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.menurut Tampubolon (2008:3) dari segi kognitif, bahasa adalah alat berpikir, menyatakan pikiran, dan memahami pikiran. Maka pembicara perlu berkomunikasi lisan, menguasai bahasa lisan dan cara-cara berbicara itu sendiri. Oleh karena itu, sasaran pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah keterampilan berbahasa. Dari keempat keterampilan tersebut membaca memegang peran penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Membaca dapat memperluas pengetahuan, wawasan dan kemampuan seseorang. Kemampuan membaca merupakan dasar utama yang harus dimiliki siswa, sebab tidak berpengaruh terhadap pembelajaran bahasa saja, tetapi seluruh aktivitas pembelajaran melibatkan kemampuan membaca. Pembelajaran membaca pemahaman teks di sekolah dasar bagi siswa kelas tinggi cenderung diabaikan dan tidak melibatkan siswa berpikir mengenai bacaan sehingga siswa pasif dalam membaca. Hal serupa terjadi pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman di kelas V masih sangat rendah, hal itu tercermin dari nilai siswa yang rata-ratanya hanya 5,96 dengan KKM kelas 65. Siswa kelas V di SDN 2 Suntenjaya berjumlah 26 orang. Kebanyakan guru hanya memberikan bahan bacaan, kemudian siswa menjawab pertanyaan sesuai bacaan sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran, terbatasnya kreativitas siswa dalam membaca. Kemampuan membaca pemahaman perlu ditingkatkan melalui metode pembelajaran yang menarik minat siswa sehingga merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran membaca. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Metode DRTA ini merupakan salah satu metode untuk pengajaran membaca pemahaman. Metode DRTA lebih memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikan ketika mereka membaca (Rahim, 2008:7). Siswa diajak membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul, membuat prediksi berdasarkan petunjuk gambar dan menilai ketepatan prediksi sehingga siswa diajak berpikir mengenai isi bacaan dengan pengetahuan awal yang dimiliki. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memfokuskan penelitian yang diberi judul, Penerapan Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya? 2. Bagaimanakah pelaksanaan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya? 3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Sutenjaya? Berdasarkan pada latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk: 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. 2. Mengetahui pelaksanaan metode DRTA pada siswakelas V SDN 2 Suntenjaya.

3. Mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Sutenjaya. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah adalah sebagai berikut: Dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. Metode DRTA adalah metode membaca yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara bertahap dan menuntun siswa mengetahui informasi pada isi teks.hal tersebut dirancang untuk memudahkan siswa dalam proses membaca. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dan prediksi yang mereka buat akan diuji saat mereka membaca teks. Guru memandu proses pembelajaran dan menawarkan bantuan ketika siswa mengalami kesulitan dengan bahan bacaan. Untuk memperkenalkan metode, guru memberikan contoh bagaimana membuat prediksi dari sebuah judul sehingga siswa akan berpikir mandiri dengan pengetahuan yang didapat. Kemudian siswa membaca bahan bacaan untuk menilai ketepatan prediksi. Menurut Abidin (2012:81) metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) adalah salah satu metode dalam pembelajaran membaca yang menggunakan tiga tahapan yaitu tahap prabaca, tahap membaca dan tahap pascabaca. Prosedur metode DRTA digunakan untuk merancang dan memperluas pemahaman dari cara berpikir siswa mengenai isi bacaan mereka. Metode DRTA digunakan untuk berbagai jenis teks. Maka metode DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat membimbing dan mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam membaca sehingga siswa dituntut untuk berpikir mengenai bacaan. Kemampuan membaca adalah potensi yang dimiliki seseorang dalam memahami isi bacaan dengan tujuan menambah ilmu pengetahuan dan informasi yang diaplikasikan kedalam kehidupan sehari hari. Sebagaimana menurut Tampubolon (2008:7) Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan memahami isi secara keseluruhan. Dari pendapat tersebut, maka kemampuan membaca adalah potensi yang dimiliki siswa dalam memahami isi teks kemudian mengembangkan isi dari teks tersebutuntuk dijadikan suatu gambaran dimasa depan. Membaca pemahaman merupakan salah satu jenis membaca, dimana dalam kegiatan membaca dituntut untuk memahami isi suatu teks bacaan. Dalam membaca pemahaman seseorang harus mengetahui isi teks, pokok pikiran utama, menyimpulkan isi teks, dan mengetahui makna yang terkandung dalam teks. Membaca pemahaman adalah usaha untuk memahami bacaan secara mendalam sehingga pembaca bisa mengingat dengan baik isi teks, mengurutkan isi teks yang dibaca dan memberikan respon mengenai teks tersebut. Membaca pemahaman untuk siswa sekolah dasar terutama siswa kelas tinggi, biasa dilakukan dengan membaca dalam hati karena tujuan pembelajaran membaca pemahaman di sekolah dasar dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks. Sesuai dengan pendapat Resmini dan Juanda (2008:80) membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan membacanya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan. Dengan membaca pemahaman kita bisa mendapatkan informasi yang penting dari pengalaman seseorang maupun mengenai materi pembelajaran yang bisa kita ambil sisi positif dan negatif untuk

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 pembelajaran hidup.untuk memperoleh makna dan informasi yang tepat, proses dalam membaca pemahaman melibatkan siswa berpikir aktif dalam suatu teks bacaan dengan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan dihubungkan dengan isi teks bacaan. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses membaca pemahaman diantaranya faktor dari dalam siswa itu sendiri maupun dari lingkungan. Faktor yang timbul dari dalam diri sendiri yaitu kurang minat dalam membaca, kemampuan mengingat atau dari segi intelektual yang rendah dan kesehatan fisik. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi seperti metode mengajar guru dan bahan bacaan yang digunakan terdapat banyak bahasa asing. METODE Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart terdiri dari empat komponen, yaitu; perencanaan (Planning), tindakan (Action), pengamatan (Observation) dan refleksi (Reflection). Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus (Arikunto, 2009:16). Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart (Taniredja dkk,2012:2) Lokasi Penelitian dilakukan di sekolah dasar negeri 2 Suntenjaya kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat. Waktu Penelitian terhitung mulai bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2013. Subjek siswa kelas V dengan jumlah siswa 26 siswa. Instrumen dalam penelitian ini yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS), wawancara, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisis dan diolah. Kategori yang digunakan yaitusangat kurang (SK), kurang (K), cukup (C), baik (B), sangat baik (B).Penilaian ini dilakukan untuk menghitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan : = Nilai rata-rata Jumlah semua nilai siswa = Jumlah siswa Hasil perolehan persentase aktivitas siswa kemudian dimasukkan dan dikelompokkan dengan menggunakan standar penilaian berikut: Tabel 1.Kategori Penilaian Nilai Kategori 91 A 100 SB 76 B 90 B 65 C 75 C 1 D 6 K 0 E 0 SK Rumusan perhitungan persentase menggunakan rambu-rambu analisis sebagai berikut: P = Persentase f = Jumlah siswa yang memenuhi kategori n = Jumlah keseluruhan siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini diuraikan berdasarkan tahapan pada setiap siklus dalam proses pembelajaran di kelas yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini berlangsung selama tiga siklus, pada setiap siklus peneliti melaksanakan beberapa tahap penelitian yang dilakukan. 1. Perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA Pada siklus setiap siklus peneliti merencanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan pokok bahasan membaca pemahaman dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) yang dilakukan secara kelompok kemudian individu. Peneliti membuat dan menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu RPP sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran, bahan ajar dan menetapkan sumber belajar, gambar mengenai cerita, Lembar Kerja Siswa dan instrumen penelitian yaitu berupa catatan lapangan, instrumen pengamatan kegiatan guru dan siswa. Proses pembelajaran pada setiap siklus akan berbeda sesuai dengan masalah-masalah yang ditemukan dilapangan. Perencanaan pada siklus I yaitu memfokuskan pembelajaran sesuai indikator yang ditentukan dan

pembelajaran dilakukan secara kelompok kemudian secara individu. Pada siklus II dan III perencanaan dirancang tidak hanya memfokuskan pembelajaran sesuai indikator tetapi pada aktivitas siswa yang terlibat aktif pada proses membaca. Pada siklus II ada sedikit perubahan pada perencanaan di siklus I yaitu dalam memprediksi, siswa hanya memprediksi kelanjutan siswa secara keseluruh bukan perparagraf. Dan pada siklus III perubahan perencanaan yaitu pada proses pembelajaran dilakukan tidak secara kelompok melainkan individu. 2. Pelaksanaan Metode DRTA Penerapan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) pada pembelajaran membaca pemahaman, siswa memprediksi isi dan kelanjutan cerita dengan petunjuk judul dan gambar yang diberikan guru kemudian menceritakan kembali cerita tersebut selanjutnya menjelaskan pendapat mereka mengenai isi cerita baik watak tokoh, latar dan pesan yang terkandung selanjutnya siswa menyimpulkan cerita. Pelaksanaan pada siklus I dan II siswa dibagi dalam kelompok dalam memprediksi isi cerita kemudian sedangkan pada siklus III dilakukan secara individu. Pembelajaran pada siklus I lebih menekankan pada penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks bacaan, aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan dengan bahasa sendiri, aspek yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa sendiri, dan pada aspek 5 yaitu dalam memprediksi isi bacaan. Sedangkan pada siklus II Pada penilaian aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita dan aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan dan pada siklus III yaitu lebih meningkatkan pada proses pembelajaran sehingga tidak ada siswa yang mengalami kesulitan dan memenuhi KKM. a. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa pada siklus I ratarata mencapai 3,37 dengan persentase 67,5% dengan kategori cukup, siklus II rata-rata mencapai 3,87 dengan persentase 77,5% yaitu kategori baik dan pada siklus III rata-rata mencapai,62 dengan persentase 92,5% berada pada ketegori sangat baik. b. Aktivitas Guru Aktivitas guru pada siklus I ratarata mencapai 3,69 dengan persentase 73,8% berada pada kategori baik, siklus II rata-rata mencapai,15 dengan persentase 83% dengan kategori baik dan pada siklus III rata-rata mencapai,53 dengan persentase 90,7% yaitu dengan kategori sangat baik. c. Kategori Nilai Membaca Pemahaman Siswa Gambar 2 Kategori Membaca Pemahaman Nilai Membaca Pemahaman Siklus I B 19% SK 15% C 31% K 35%

Dari gambar diatas, terlihat bahwa siswa yang kurang dari KKM mencapai 50% yaitu 15% SK dan 35% K maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang kurang dari KKM mencapai setengah bagian. Gambar 3 Kategori Membaca Pemahaman Nilai Membaca Pemahaman Siklus II K 26% SB 22% C 17% B 35% Dari gambar diatas, terlihat bahwa siswa yang kurang dari KKM mencapai 26% maka diperlukan perbaikan pada tindakan selanjutnya namun mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu siklus I yang kurang dari KKM mencapai 50% dan tidak ada nilai dengan kategori sangat kurang pada siklus II. Gambar 3 Kategori Membaca Pemahaman

Nilai Membaca Pemahaman Siklus III C 9% K % SB 32% B 55% Dari gambar diatas, terlihat bahwa nilai dalam membaca pemahaman siswa sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar nilai siswa yang mendapat nilai sangat baik mencapai 32%, nilai yang berkategori baik 55%, nilai yang berkategori cukup 9% dan nilai berkategori kurang %. Pada siklus III tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang maka dapat disimpulkan bahwa nilai siswa pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. d. Kesulitan Siswa Pada Setiap Membaca Pemahaman Grafik 1 Penilaian Siswa Kesulitan pada siklus I 1 12 10 12 8 6 2 6 5 Jumlah Siswa 0 1 2 3 5 Berdasarkan grafik diatas, dapat terlihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai kurang pada setiap aspek. Pada penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks bacaan dari 26 siswa terdapat siswa yang tidak sesuai isi bacaan. Pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 6 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 12 siswa, aspek yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa

sendiri terdapat siswa, dan pada aspek 5 yaitu dalam memprediksi isi bacaan terdapat 5 orang siswa Grafik 2 Penilaian Siswa Kesulitan pada siklus II,5 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 3 2 2 1 1 2 3 5 Jumlah Siswa Berdasarkan grafik diatas, dapat terlihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai kurang pada setiap aspek. Pada penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks bacaan dari 23 siswa terdapat 1 siswa yang tidak sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 3 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan dengan bahasa sendiri terdapat siswa, dan kesulitan pada aspek dan 5 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa sendiri dan memprediksi isi bacaan terdapat 2 siswa. Pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I pada siklus II siswa yang mengalami kesulitan pada setiap aspek mengalami penurunan. Grafik 3 Penilaian Siswa Siswa yang mengalami kesulitan Siklus III 1,2 1 0,8 0,6 0, 0,2 0 1 2 3 5 Jumlah Siswa

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 Berdasarkan grafik diatas, dapat terlihat bahwa pada aspek 2 terdapat 1 siswa yang mendapat nilai kurang yaitu aspek menjelaskan isi cerita. Maka dapat disimpulkan pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II siswa sangat baik dalam mengerjakan soal sesuai aspek membaca pemahaman. Hal ini terlihat dari grafik bahwa siswa yang mengalami kesulitan semakin berkurang dari setiap siklus. e. Nilai Rata-rata Siswa Grafik.Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Nilai Rata-rata 100.000 80.000 60.000 0.000 20.000 0 Siklu s I Siklu s II Siklu s III Nilai Rata-rata 62.15 7.957 80.55 Berdasarkan grafik.5 perbandingan nilai rata-rata dari siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan yang sangat baik dan memuaskan. Hasil siklus I mencapai 62,15, siklus II mencapai 7,957 dan siklus III mencapai 80,55. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan penelitian ini dihentikan karena dianggap tuntas sesuai dengan harapan peneliti. Dengan penerapan metode DRTA dapat meningkatkan pembelajaran membaca pemahaman siswa dan membuat siswa aktif terlibat dalam proses membaca sehingga pembelajaran membaca tidak pasif. Hal ini sejalan dengan Rahim (2008:7) metode DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika membaca. Dengan demikian metode DRTA dapat memberikan kemudahan pada siswa dalam memahami bacaan karena dapat melibatkan siswa dalam teks bacaan, mengetahui sejauhmana pengetahuan awal yang dimiliki siswa, dan mengembangkan imajinasi siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian penerapan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) yang dilakukan pada setiap siklus dirancang dalam perangkat pembelajaran yaitu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), gambar mengenai cerita, Lembar Kerja Siswa dan instrumen penelitian berupa catatan lapangan, lembar wawancara, lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa. Perencanaan pada siklus I yaitu memfokuskan pembelajaran secara kelompok kemudian secara individu. Pada siklus II dan III perencanaan dirancang tidak hanya memfokuskan pembelajaran sesuai indikator tetapi

pada aktivitas siswa yang terlibat aktif pada proses membaca. Pada siklus III pembelajaran dilakukan secara individu. 2. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) terdiri dari tiga tahap, yaitu: pramembaca, membaca dan pascabaca. Pada tahap pramembaca aktivitas pembelajaran yang dilakukan yaitu memprediksi isi bacaan dengan petunjuk judul dan petunjuk gambar. Guru memperkenalkan isi teks bacaan dengan cara menuliskan judul terlebih dahulu tanpa memberitahu isi dari teks tersebut, hal ini akan merangsang siswa untuk mengetahui isi teks yang akan dibahas. Jika siswa belum mampu, maka guru harus membimbing siswa sehingga dapat membuat prediksi. Tahap membaca yaitu kegiatan membaca teks yang telah siswa prediksi sebelumnya. Jenis membaca yang dilakukan adalah membaca dalam hati. Pada tahap ini, guru membimbing siswa agar melakukan kegiatan membaca untuk menemukan makna bacaan dan membantu siswa yang menemukan kesulitan memahami makna kata. Pada tahap terakhir yaitu tahap pascabaca, kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali isi teks bacaan, dimana siswa mulai mengetahui isi teks secara keseluruhan sehingga pengetahuan awal yang dimiliki siswa dapat berkembang. Pada tahap ini siswa dapat menyimpulkan isi dari teks yang telah dibaca dan mengetahui kebenaran dari prediksi mereka. Pelaksanaan pada siklus I dan II siswa dibagi dalam kelompok sedangkan pada siklus III dilakukan secara individu. Pelaksanaan metode DRTA lebih efektif apabila aktivitas pembelajaran dilakukan secara individu. 3. Hasil analisis data diperoleh bahwa: a. Dalam proses pembelajaran dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Aktivitas siswa pada siklus I rata-rata mencapai 3,37 dengan persentase 67,5% dengan kategori cukup, siklus II rata-rata mencapai 3,87 dengan persentase 77,5% yaitu kategori baik dan pada siklus III ratarata mencapai,62 dengan persentase 92,5% berada pada ketegori sangat baik. Sedangkan aktivitas guru pada siklus I rata-rata mencapai 3,69 dengan persentase 73,8% berada pada kategori baik, siklus II rata-rata mencapai,15 dengan persentase 83% dengan kategori baik dan pada siklus III ratarata mencapai,53 dengan persentase 90,7% yaitu dengan kategori sangat baik. b. Hasil yang diperoleh dari nilai siswa pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 62,15 (kurang) sedangkan pada siklus II adalah 7,95 (baik) dan pada siklus III yaitu 80,5 (baik) sedangkan hasil penelitian siklus I pada setiap aspek yang mendapat kategori Sangat Baik (0%), Baik (19%), Cukup (31%), Kurang (35%), Sangat Kurang (15%). Hasil siklus II yang mendapat kategori Sangat Baik (22%), Baik (35%), Cukup (17%), Kurang (26%), Sangat Kurang (0%). Hasil pada siklus III yang mendapat kategori Sangat Baik (32%), Baik (55%), Cukup (9%), Kurang (%), Sangat Kurang (0%). Jumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman pada siklus I, penilaian pada aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks terdapat siswa. Pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita terdapat 6 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan terdapat 12 siswa, aspek yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa sendiri terdapat siswa, dan pada aspek 5 yaitu dalam memprediksi isi bacaan terdapat 5 orang siswa.siklus II penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 terkandung pada teks bacaan dari 23 siswa terdapat 1 siswa yang tidak sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita terdapat 3 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan terdapat siswa, dan pada aspek dan 5 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dan memprediksi isi bacaan terdapat 2 siswa. Siklus III aspek 2 terdapat 1 siswa pada aspek menjelaskan isi cerita. Maka dapat disimpulkan pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II siswa sangat baik. DAFTAR RUJUKAN Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama. Arikunto, S. (2007).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Farida.(2011). Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman.[Online] Tersedia :http://farida.blogspot.com/2011/03/ peningkatan-kemampuan membacapemahaman_917.html. [02 Februari 2010] Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Bandung: Bumi Aksara. Resmini, N dan Juanda, D. (2008).Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.Bandung: UPI PRESS. Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa. Taniredja, T. Dkk. (2010).Penelitian Tindakan kelas untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta. Tarigan, G. H. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.