KOHESI LEKSIKAL DALAM ARTIKEL OPINI KEDAULATAN RAKYAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

ANALISIS ASPEK LEKSIKAL DAN ASPEK KONTEKS DALAM LAGU OEMAR BAKRI KARYA IWAN FALS

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

PROBLEMATIKA MENGANALISIS WACANA SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

ANALISIS TEKSTUAL POSTER PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PEKAN ILMIAH MAHASISWA NASIONAL TAHUN 2013

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB II LANDASAN TEORI

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

Adelia Ghanis Nourmalita

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN PENSIUN POKOK PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN JANDA/DUDANYA

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SKRIPSI. Oleh Bambang Supriyadi NIM

PRATIWI AMALLIYAH A

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ANALISIS PENANDA KOHESI PADA KARANGAN SISWA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARATA

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

Analisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal pada Teks Eksposisi Siswa Kelas 10 Sekolah Menengah Atas

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI Skripsi

ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK TAJUK RENCANA PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB II KONSEP LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Melayu Sakai di Desa Kesumbo Ampai : Kajian Antropolinguistik.

Transkripsi:

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- KOHESI LEKSIKAL DALAM ARTIKEL OPINI KEDAULATAN RAKYAT A iati Handayu Diyah Fitriyani UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta a iati.hdf@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui kohesi leksikal yang digunakan pada artikel Opini Surat Kabar Kedaulatan Rakyat. Metode yang digunakan deskriptif sinkronis. Berdasarkan analisis wacana artikel Opini dalam Surat Kabar Kedaulatan Rakyat kohesi leksikal yang terdapat di dalamnya, yaitu 1) repetisi: repetisi epizeuksis, repetisi tautotes, repetisi anafora, repetisi epistrofa, dan repetisi anadiplosis; 2) sinonimi morfem (bebas) dengan morfem (terikat) dan sinonimi kata dengan kata; 3) antonimi: oposisi mutlak, oposisi kutub, dan oposisi hubungan; 4) kolokasi; dan 5) ekuivalensi. Kata kunci: kohesi, leksikal, opini Pendahuluan Wacana berdasarkan media komunikasinya terbagi dalam wacana tulis dan wacana lisan. Wacana tulis adalah wacana yang disampaikan secara tertulis, melalui media tulis. Untuk menerima, memahami, atau menikmati maka sang penerima harus membacanya. Wacana tulis dapat berupa wacana tidak langsung, wacana penuturan, wacana prosa, serta wacana puisi, dan sebagainya. Sementara wacana lisan adalah wacana yang disampaikan secara lisan melalui media lisan. Untuk menerima, memahami, atau menikmati wacana lisan ini maka sang penerima harus menyimak. Wacana ini sangat produktif dalam sastra lisan di seluruh tanah air kita ini; juga dalam siaran-siaran televisi, radio, khotbah, ceramah, pidato, kuliah, deklamasi, dan sebagainya. Dari uraian mengenai wacana di atas dapat tarik kesimpulan bahwa artikel opini merupakan bahan kajian analisis wacana yang berwujud wacana tulis. Menurut Suroso, (2007: 97) artikel opini adalah jenis tulisan atau karangan yang berisi gagasan, ulasan atau kritik terhadap suatu persoalan yang ada dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dan ditulis dengan bahasa ilmiah populer. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Dimana opini tersebut berasal dari opiniopini individual yang diungkapkan oleh para anggota sebuah kelompok yang pandangannya bergantung pada pengaruh-pengaruh yang dilancarkan kelompok itu. Dalam makalah ini akan dibahas apasajakah jenis kohesi leksikal yang terdapat dalam artikel opini dalam Kedaulatan Rakyat? Kajian Teori 1. Pengertian Analisis Wacana Menurut Cook dalam (Rani, dkk., 2006) wacana atau dalam bahasa Inggrisnya ialah Discourse. Wacana merupakan suatu penggunaan bahasa dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku seri ensiklopedia dan sebagainya, paragraf, kalimat atau kalimat yang membawa amanat yang lengkap. Menurut Yule, (2006: 143) analisis wacana adalah penyelidikan mengenai ruang lingkup yang jauh lebih luas dari bentuk dan fungsi dari apa yang dikatakan dan dituliskan. Sedangkan, 49

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIImenurut Stubbs (dalam (Mulyana, 2005) mengemukakan bahwa analisis wacana mengkaji pengaturan bahasa di atas klausa dan kalimat dan satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas. Sepeti pertukaran percakapan atau tulisan. Dalam menganalisisnya juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial. Analisis wacana menginterprestasi makna sebuah ujaran dengan memperhatikan konteks, sebab konteks menentukan makna ujaran. Konteks meliputi konteks linguistik dan konteks etnogra i. Konteks linguistik berupa rangkaian katakata yang mendahului atau yang mengikuti sedangkan konteks etnogra i berbentuk serangkaian ciri faktor etnogra i yang melingkupinya, misalnya faktor budaya masyarakat pemakai bahasa. Manfaat melakukan kegiatan analisis wacana adalah memahami hakikat bahasa, memahami proses belajar bahasa dan perilaku berbahasa. Menurut Ari (dalam http://ariperon.wordpress.com/ 2009/01/05 /khutbah-sebagaianalisis-wacana/) analisis wacana membahas bagaimana pemakai bahasa mencerna apa yang ditulis oleh para penulis dalam buku-buku teks, memahami apa yang disampaikan penyapa secara lisan dalam percakapan, atau mengenal wacana yang koheren dan yang tidak koheren, dan berhasil berperan serta dalam kegiatan rumit yang disebut percakapan. 2. Pengertian Kohesi Menurut Rani, dkk., (2006: 88) kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai oleh penggunaan unsur bahasa. Kohesi adalah hubungan semantik atau hubungan makna antara unsur-unsur di dalam teks dan unsur-unsur lain yang penting untuk menafsirkan atau menginterpretasi teks, pertautan logis antarkejadian atau makna-makna di dalamnya; keserasian antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik (Moeliono dalam Sumarlam dkk (2003: 173). Hubungan kohesif sering ditandai dengan pemarkah gramatikal (kohesi gramatikal) maupun pemarkah leksikal (kohesi leksikal). 3. Kohesi Leksikal Kohesi leksikal adalah hubungan antarunsur dalam wacana secara semantik. Kohesi leksikal dalam wacana dapat dibedakan menjadi enam macam (Sumarlam, dkk, 2003: 35-46), yaitu (1) repetisi (pengulangan), (2) sinonimi (padan kata), (3) antonimi (lawan kata), (4) Kolokasi (sanding kata), (5) hiponimi (hubungan atas-bawah), (6) ekuivalensi (kesepadanan). Repetisi adalah pengulangan satuan lingual (bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat) yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Berdasarkan tempat satuan lingual yang diulang dalam baris, kausa atau kalimat, repetisi dapat dibagi menjadi delapan macam, yaitu (a) repetisi epizeuksis: pengulangan satuan lingual (kata) yang dipentingkan beberapa kali secara berturut-turut; (b) repetisi tautotes: pengulangan satuan lingual (kata) yang dipentingkan beberapa kali dalam sebuah kontruksi. (c) repetisi anafora: pengulangan satuan lingual berupa kata atau frasa pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya; (d) repetisi epistrofa: pengulangan satuan lingual kata/frasa pada akhir baris (dalam puisi) atau akhir kalimat (dalam prosa) secara berturut-turut; (e) repetisi simploke: pengulangan satuan lingual pada awal dan akhir beberapa baris secara berturut-turut; (f) repetisi mesodiplosis: pengulangan satuan lingual di tengah-tengah baris atau kalimat secara berturut-turut; (g) repetisi epanalepsis: pengulangan satuan lingual kata/frasa terakhir dari baris/kalimat itu merupakan pengulangan kata/frasa pertama; (h) repetisi anadiplosis: pengulangan satuan lingual kata/frasa terakhir dari baris/kalimat menjadi kata/frasa pertama pada baris/kalimat berikutnya. Sinonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain. Sinonimi berfungsi menjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual 50

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIIyang lain. Berdasarkan wujud satuan lingualnya, sinonimi dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu (a) sinonimi morfem (bebas) dengan morfem (terikat); (b) sinonimi kata dengan kata; (c) sinonimi kata dengan frasa atau sebaliknya; (d) sinonimi frasa dengan frasa; (e) sinonimi klausa/kalimat dengan klausa/kalimat Antonimi adalah nama lain untuk benda atau hal lain, atau satuan lingual yang maknanya berlawanan/beroposisi dengan satuan lingual yang lain. Berdasarkan sifatnya, oposisi makna dapat dibedakan menjadi lima, yaitu (a) oposisi mutlak: pertentangan makna secara mutlak; (b) oposisi kutub: oposisi makna yang tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat gradasi. Artinya, terdapat tingkatan makna pada kata-kata tersebut; (c) oposisi hubungan: oposisi yang bersifat saling melengkapi; (d) oposisi hirarkial: oposisi makna yang menyatakan sederet jenjang atau tingkatan; (e) oposisi majemuk: oposisi makna yang terjadi pada beberapa kata (lebih dari dua kata). Kolokasi adalah asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan. Sementara itu, hiponimi adalah satuan lingual (kata, frasa, kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain. Jenis kohesi leksikal keenam adalah ekuivalensi (kesepadanan), yakni hubungan kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif sinkronis. Deskriptif berarti memerikan gejala-gejala kebahasaan secara cermat dan teliti berdasarkan fakta-fakta kebahasaan yang sebenarnya. Gejala tersebut diklasi ikasikan atas dasar pertimbangan tujuan penelitian, kemudian dianalisis untuk sampai pada pemerian sistem dan kaidah atau pola-pola. Sinkronis berarti mengkaji dan memerikan sistem bahasa atau segi-segi tertentu bahasa yang digunakan pada satu waktu tertentu dengan tujuan tertentu. Data dalam penelitian ini adalah artikel opini yang berbentuk tulis. Sumber data berasal dari Surat Kabar Kedaulatan Rakyat, Selasa Kliwon, 21 April 2015 (3 Rejeb 1948), Halaman 10. Terdapat dua judul artikel, yaitu Kartini dari Yogya (I) dan Memahami Ide-Ide Besar RA Kartini (II). Hasil Penelitian Jenis kohesi leksikal yang terdapat dalam atikel opini Kedaulatan Rakyat antara lain: 1. Repetisi (pengulangan) a. Repetisi Epizeuksis Repetisi epizeuksis terdapat pada data di bawah ini. (Ia).puluhan juta perempuan (dan pria) di dunia, khususnyaa Asia. Lebih khusus lagi perempuan Indonesia. (Ib) memimpin ribuan dosen dan tenaga kependidikan serta puluhan ribu mahasiswa. (Ic) Diangkatnya Dwikorita sebagai. Seperti diketahui Dwikorita. (Id) emansipasi perempuan. Hendaknya perempuan. (Ie) Hendaknya perempuan (Indonesia) bisa duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan lelaki,. mampu duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan pria. (If) Dwikorita tidak sekedar membuktikan bahwa ia mampu. Lebih dari itu membuktikan bahwa perempuan. (Ig), suatu peralatan peringatan dini manakala akan terjadi tanah longsong di pedesaan. Peralatan yang sangat. (Ih) Dwikorita adalah Rektor UGM Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi tertua dan terbaik Indonesia. Sementara itu, Gilpin adalah Rektor Universitas Harvard sebagai 51

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIIsalah satu perguruan tinggi tertua dan terbaik AS. (IIa) seringkali peringatan dilakukan. Sangat menyedihkan, peringatan. (IIb) Setiap memperingati Hari Kartini. Dalam beberapa tahun terakhir ini, peringatan Hari Kartini. Peringatan Hari Kartini. makna peringatan Hari Kartini. melakukan peringatan Hari Kartini dengan. Begitukah memperingati Hari Kartini. memperingati Hari Kartini seperti sekarang ini. (IIc) kegiatan-kegiatan seperti lomba memasak, lomba menggulung setagen, lomba memasang dasi, lomba mirip wajah Kartini, dan sejenisnya. (IId) siswa SMK Tamansiswa Sukoharjo mengenakan kain kebaya dan kemudian menarik truk. Menurut Wakasek Kesiswaan SMK Tamansiswa. (IId) mengenakan kain kebaya dan kemudian menarik truk. mengenakan kain kebaya. mengenakan kain kebaya lengkap dengan kondenya. (IIe) karakter Kartini pada siswa. kepeloporan Kartini. hanya bicara Kartini sebagai. Emansipasi sebagai perjuangan Kartini. perjuangan Kartini. diperjuangkan Kartini masih. Hanya, perjuangan Kartini. surat-suratnya Kartini. Emansipasi Kartini. Kerisauan Kartini. (IIf) Emansipasi sebagai perjuangan. Emansipasi yang akan membawanya. (IIg) agar perempuan mendapatkan hak pendidikan maksimal. menjadikan perempuan setara dengan lelaki. Pada tuturan (Ia) kata perempuan, (Ib) kata ribu, (Ic) kata Dwikorita, (Id) kata perempuan, (Ie) frasa duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, (If) frasa membuktikan bahwa, (Ig) kata peralatan, (Ih) frasa sebagai salah satu perguruan tinggi tertua dan terbaik, (IIa) kata peringatan, (IId) frasa mengenakan kain kebaya, (IIf) kata emansipasi, dan (IIg) kata perempuan diulang dua kali secara berurut-urutan untuk menekankan pentingnya kata dan frasa tersebut dalam konteks. Sedangkan, pada tuturan (IIb) frasa Hari Kartini, (IIc) kata lomba, dan (IIe) kata Kartini diulang beberapa kali secara berurutan untuk menekankan pentingya kata dan frasa tersebut dalam konteks. b. Repetisi Tautotes Repetisi tautotes terdapat pada data di bawah ini. (Ii) Apabila kita membaca buku.., juga kalau kita membaca buku. (Ij) mudah dioperasikan dan mudah direparasi kalau terjadi kerusakan komponennya. (IIh) Bahkan peringatan Hari Kartini 2014 yang lalu makna peringatan Hari Kartini. (IIi) Untuk menunjukkan keperkasaan perempuan masa kini, perempuan siswa. (IIj) Mungkin ini terjadi karena kurangnya informasi dan kurangnya pemahaman. (IIk), kekerasan terhadap anak, kekerasan dalam rumah tangga,. (IIl) Persoalan yang mengenai perempuan di atas hakikatnya bukan hanya persoalan perempuan namun juga persoalan lelaki. Pada tuturan (Ii) frasa kita membaca buku, (Ij) kata mudah, (IIh) frasa peringatan Hari Kartini, (IIi) kata perempuan, dan (IIk) kata kekerasan diulang dua kali dalam sebuah konstruksi, sedangkan, (IIl) kata persoalan diulang tiga kali dalam sebuah konstruksi. c. Repetisi Anafora Repetisi anafora terdapat pada data di bawah ini. (IIm) mengenakan kain kebaya dan kemudian menarik truk. mengenakan kain kebaya. mengenakan kain kebaya lengkap dengan kondenya. Pada tuturan di atas frasa mengenakan kain kebaya merupakan pengulangan frasa tiap kalimat berikutnya. 52

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIId. Repetisi Epistrofa Repetisi epistrofa terdapat pada data di bawah ini. (Ik) dapat memuaskan masyarakat. Karena memang bermanfaat bagi masyarakat. Pada tuturan di atas kata masyarakat merupakan pengulangan kata di akhir kalimat secara berurutan. e. Repetisi Anadiplosis Repetisi anadiplosis terdapat pada data di bawah ini. (IIn) Dalam beberapa tahun terakhir ini, peringatan Hari Kartini. Peringatan Hari Kartini. Pada tuturan di atas frasa peringatan Hari Kartini merupakan pengulangan frasa terakhir menjadi frasa awal kalimat berikutnya. 2. Sinonimi (padan kata) a. Sinonimi morfem (bebas) dengan morfem (terikat) Sinonimi morfem (bebas) dan morfem (terikat) terdapat pada data di bawah ini. (Il).Rektor Universitas Harvard di Amerika Serikat (AS). Ia dinobatkan sebagai. (Im) Dwikorita tidak sekedar membuktikan bahwa. Pada tahun 1997 ia sudah. Tampak tuturan di atas, kepaduan wacana tersebut antara lain didukung oleh aspek leksikal yang berupa sinonimi antara morfem (bebas) Rektor Universitas Harvard dan Dwikorita dengan morfen (terikat) ia dalam tuturan (Il) dan (Im). b. Sinonimi kata dengan kata Sinonimi kata dengan kata terdapat pada data di bawah ini. (IIo) Yang memprihatinkan, seringkali,. Sangat menyedihkan, peringatan. (IIp) tidak dengan membahas gagasan atau ide pemikiran. tidak bisa mengenal ide atau gagasan desarnya. (IIq) bahwa persoalan perempuan adalah permasalahan bangsa pula. Sedangkan, sinonimi kata dengan kata terdapat pada tuturan (IIo) kata memprihatinkan dengan menyedihkan, tuturan (IIp) kata gagasan dengan ide, dan tuturan (IIq) kata persoalan dengan permasalahan. 3. Antonimi (lawan kata) a. Oposisi Mutlak Oposisi mutlak terdapat pada data di bawah ini. (In) Hendaknya perempuan (Indonesia) bisa duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan lelaki,. (IIr) menjadikan perempuan setara dengan lelaki. (IIs) membuat perempuan menjadi lelaki, apalagi perempuan menguasai lelaki. (IIt). bersama lelaki dan perempuan,. (IIu) bukan hanya persoalan perempuan namun juga persoalan lelaki. Tuturan (In), (IIr), (IIs), (IIt), dan (IIu) terdapat oposisi mutlak antara kata perempuan dan laki-laki. Juga dalam tuturan (In) kata rendah dan tinggi. 53

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIIb. Oposisi Kutub Oposisi kutub terdapat pada data di bawah ini. (Io) Hendaknya perempuan (Indonesia) bisa duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan lelaki,. mampu duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan pria. Pada tuturan (Io) terdapat oposisi kutub antara kata duduk dan berdiri. c. Oposisi Hubungan Oposisi hubungan terdapat pada data di bawah ini. (Ip) memimpin ribuan dosen dan tenaga kependidikan serta puluhan ribu mahasiswa. Pada tuturan di atas (Ip) terdapat oposisi hubungan antara dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. 4. Kolokasi (sanding kata) Kolokasi terdapat pada data berikut (IIv) Mengingat, kebodohan, ketertinggalan dan kemiskinan. Tuturan (IIv) terdapat kolokasi yaitu, kata kebodohan, ketertinggalan, dan kemiskinan. Dalam tuturan tersebut menggunakan pilihan kata yang cendurung digunakan secara berdampingan. 5. Ekuivalensi (kesepadanan) Ekuivalensi terdapat pada data di bawah ini. (IIw) Setiap memperingati Hari Kartini,. Yang memprihatinkan, seringkali peringatan dilakukan sekedar mengingat. (IIx) memaknai perjuangan Kartini. Apa yang diperjuangkan Kartini. (IIy) Demokrasi tidak terwujud. Upaya mewujudkan kemajuan,. Pada tuturan di atas terdapat hubungan kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain, yaitu tuturan (IIw) kata memperingati dengan kata peringatan dan kata mengingat (kata dasar ingat); tuturan (IIx) kata perjuangan dan kata diperjuangkan (kata dasar juang); dan tuturan (IIy) kata terwujud dan kata mewujudkan (kata dasar wujud). Simpulan Berdasarkan analisis wacana artikel opini dalam Surat Kabar Kedaulatan Rakyat kohesi leksikal yang terdapat di dalamnya, yaitu (1) repetisi: repetisi epizeuksis, repetisi tautotes, repetisi anafora, repetisi epistrofa, dan repetisi anadiplosis; (2) sinonimi morfem (bebas) dengan morfem (terikat) dan sinonimi kata dengan kata; (3) antonimi: oposisi mutlak, oposisi kutub, dan oposisi hubungan; (4) kolokasi; dan (5) ekuivalensi. 54 Daftar Pustaka Ari. 2009. Khutbah sebagai Analisis Wacana. http://ariperon.wordpress.com/ 2009/01/05/ khutbah-sebagai-analisis-wacana/). Diunduh tanggal 17 Juni 2015 Pukul 13.30. Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. Rani, Abdul, Bustanul Ari in, dan Martutik. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayu Media Pablising.

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- Suroso. 2007. Panduan Menulis Artikel dan Jurnal. Yogyakarta: Pararaton Panlising. Sumarlam dkk. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 55