3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ELABORASI TEMA

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

BAGIAN III W A R N A

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Modul MK Gambar Bentuk

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

Elemen Elemen Desain Grafis

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi.

BAB IV PRODUKSI MEDIA

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Bab IV Ulasan Karya Perancangan

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang ( Namun menurut Suyatno, desain grafis

BAB III Membuat Sketsa

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

Komposisi dalam Fotografi

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1987 Tentang Hak Cipta sebaimana

NIRMANA I (DKV114) Semester Gasal (G1) Progdi DKV RITME & W A R N A

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

COLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D

BAB III TINJAUANPUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB III TEORI PENUNJANG

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

III. METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

III. METODE PENCIPTAAN

Aspek Interaksi Manusia dan Komputer

Penentuan Warna Gigi Tiruan

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti :

BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis

Di daerah Pekalongan tersebut akhirnya batik tumbuh dengan pesat seperti

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2

BAB III TEORI PENUNJANG. teori-teori penunjang sebagai referensi praktikan untuk membuat sebuah

BAB III. A. Implementasi Teoritis

BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

MENGGAMBAR PERSPEKTIF

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL. Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB III LANDASAN TEORI

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

FAKTOR MANUSIA (2) (LANJUTAN) DOSEN. UTAMI DEWI WIDIANTI

MODUL PERKULIAHAN RUPA DASAR 2 DIMENSI

Estetika Bentuk ARS1240 W A R N A. b@yu widiantoro. Progdi Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain Unika Soegijapranata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi multimedia menurut Suyanto (2003:82) dalam bukunya. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Multimedia

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

MATERI AJAR PERKULIAHAN & TUGAS-TUGAS NIRMANA I

SULIT Manakah antara penyataan berikut benar tentang kontra? A Warna sewarna. B Warna panas. C Warna penggenap. D Warna sejuk.

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds.

Transkripsi:

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang prinsip-prinsip dan unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam desain kriya tekstil Setelah mempelajari unsur dan prinsip desain kriya tekstil, mahasiswa diharapkan mampu : 2. Menjelaskan unsur-unsur desain kriya tekstil B. Unsur-Unsur Desain Kriya Tekstil Unsur-unsur desain yang dimaksud dalam suatu karya kriya seni ialah semua bagian yang mendukung terwujudnya suatu karya seni, unsur-unsur tersebut dapat bersifat fisik yang dipahami secara visual seperti garis, bidang, ruang, bentuk, tekstur warna dan kesan gelap terang (kontras), atau dapat pula bersifat psikis seperti perasaan, pandangan, pemikiran, gagasan atau karakter yang terungkap dalam suatu karya seni. Unsur yang bersifat psikis ini tidak dapat dipahami secara visual melainkan hanya dapat dirasakan saja. Dalam suatu desain atau karya seni, unsur-unsur tersebut di atas disusun dan dipadukan menurut kaidah-kaidah tertentu seperti kesatuan, keseimbangan, dan irama, sehingga mampu mengekspresikan perasaan, pandangan atau gagasan pembuatnya dalam suatu sajian yang menarik.

1. Garis Garis merupakan unsur yang paling utama, karena dengan garis kita dapat membuat bidang, membuat bentuk-bentuk serta dapat menampilkan gerak, juga karena adanya perbedaan-perbedaan garislah maka suatu disain menjadi demikian bervariasi. Nilai dari suatu garis banyak ditentukan oleh irama serta kemampuan mewujudkan bentuk atau massa dengan kemungkinan yang hampir tak terbatas dalam perpaduannya dengan unsur-unsur lain. Garis secara visual kehadirannya dapat dibedakan yaitu dapat berupa garis lurus, garis lengkung, garis patah-patah, garis bergelombang dan sebagainya. Semua garis memiliki karakter yang memberikan gambaran kesan yang memancar dari bentuk yang ada. Berbagai karakter garis yaitu : a. = Garis horizontal : feminin, tenang, diam, pasif, kaku. Sebagai contoh adanya gambaran garis horizontal yang menenagkan dapat diamati melalui fenomena alam di pantai. b. = Garis vertikal : maskulin, kuat, gagah, kokoh, megah. Contoh monumen nasional yang berbentuk vertikal dengan puncak berupa kobaran api dari bahan emas, tampil dengan kuat dan megah. c. = Garis diagonal : menarik perhatian/sesuatu yang dapat dikatakan sebagai cara untuk menarik perhatian orang. d. = Garis lengkung tipis : feminin, menakjubkan

e. = Garis lengkung tebal/besar : menakutkan f. = Garis lengkung kecil : menenangkan, misalnya gemericik air. = Garis patah-patah : menggairahkan, bersemangat, misalnya tarian tradisional Irian Jaya = Garis putus-putus : hati-hati (mengandung makna/symbol) = Garis spiral/the line of beauty : melambangkan kelenturan, dikotomi, misalnya pria dan wanita, siang dan malam. 2. Bentuk Bentuk adalah suatu permukaan yang dibatasi oleh garis dan mempunyai kesan dua dimensi, bentuk yang terdapat pada suatu desain terdiri dari bentuk yang terjadi atas perpaduan antara hubungan garis lurus seperti bentuk segi tiga, segi empat, lingkaran dan elips. Bentuk tersebut bahkan dapat pula merupakan gabungan kedua jenis garis. 3. Arah Arah merupakan unsur rupa dan desain yang menghubungkan bentuk dengan ruang. Setiap bentuk dalam ruang pasti mempunyai arah terkecuali bentuk lingkaran dan bola. Macam-macam arah, yaitu vertikal, horizontal, diagonal, miring. Arah vertikal, horizontal dan miring akan membentuk ruang dua dimensi, dan arah menyerong yang

membuat sudut akan lebih membentuk ruang maya karena arah serong menimbulkan kesan seolah membentuk perspektif. Unsur arah dapat mempengaruhi tata rupa/desain, sehingga dalam menyusunnya perlu perhitungan yang cermat. Untuk memudahkan menyusun bentuk-bentuk dilihat dari sisi arah, antara lain : a. Menyusun obyek dengan satu arah, misalnya arah vertikal saja, diagonal, atau horizontal saja, disebut dengan repetisi, hasilnya monoton, statis tetapi terkesan rapi. b. Menyusun obyek dengan dua atau tiga arah yang berdekatan disebut transisi, hasilnya terlihat harmonis, enak dilihat secara visual. c. Menyusun obyek dengan dua arah yang bertentangan misalnya arah vertikal dengan arah diagonal/diagonal ke kiri dengan arah diagonal ke kanan disebut dengan oposisi, menghasilkan sesuatu yang kontras, kuat, tajam, keras dan dinamis. 4. Tekstur Tekstur dapat diartikan sebagai tampak rupa atau tampang permukaan dari suatu benda, karena permukaan setiap benda memiliki sifatnya yang khas, misalnya polos atau bercorak, licin atau kasar, kusam, lunak atau keras. Tesktur/barik adalah permukaan suatu benda/obyek yang berhubungan dengan aspek perabaan/pegangan serta penampilan permukaan/tampilan visual permukaannya. Secara umum karakter tekstur dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Actual tekstur, atau tekstur nyata adalah suatu kualitas permukaan obyek/benda yang aspek pegangannya sesuai dengan penampilan permukaannya.

2. Simulated tekstur, atau tekstur semu adalah suatu kualitas dimana aspek perabaan berbeda dengan aspek visual permukaannya. Tekstur semu terbagi menjadi tiga macam, yaitu ; Tekstur hias manual, yaitu tekstur yang menghiasi permukaan yang dibuat secara manual. Misalnya memberikan goresan dengan menggunakan kuas cat air, goresan dengan kapas, sepon, pinsil dal lain-lain. Tekstur mekanik, yaitu tekstur yang dibuat dengan alat mekanik seperti mistar, jangka, alat foto, cetak komputer, dan lain-lain. Contoh tekstur mekanik antara lain ; hasil cetak komputer, hasil cetakan motif hias, hasil celupan kain batik, hasil kolase (tempelan kertas/kain), hasil kulit kayu dan lain-lain. Tekstur ekspresi, yaitu tekstur yang merupakan bagian dari proses penciptaan rupa, di mana raut dan tekstur merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Teksturnya menjadi raut, dan jika teksturnya dihilangkan maka akan menghilangkan maksudnya. Tekstur jenis ini banyak digunakan pada seni lukis, seni grafis, desain komunikasi visual, dan lain-lain. 3. Invented tekstur, atau tekstur buatan adalah suatu pola dua dimensi yang mengambil pola-pola permukaan bertekstur untuk menampilkan/menghasilkan suatu karya yang sesuai, misalnya membuat suatu tekstur untuk background dari lukisan/sapuan kuas secara acak. 5. Warna Setiap manusia dengan nalar sehat tentu mengenal warna karena warna terdapat dimana-mana, dunia penuh dengan tata warna. Setiap benda dan makhluk yang ada di dalam umumnya mempunyai warna, dalam hal ini warna dapat berfungsi sebagai hiasan

atau pelengkap saja atau dapat menyandang fungsi lain yang lebih penting dan tak akan terjangkau oleh akal manusia. Warna adalah salah satu unsur seni yang selalu dihubungkan dengan estetika karena selain dapat dihayati secara emosional atau dengan menggunakan kepekaan perasaan manusia. Secara ilimiah dinyatakan bahwa warna merupakan gelombang-gelombang cahaya tertentu, kita dapat mengenali suatu warna apabila gelombang cahaya itu menyentuh retina mata, kemudian diolah oleh jaringan syaraf, gelombang cahaya tadi disampaikan ke otak yang kemudian mencernanya sehingga kita dapat mengenal gelombang cahaya tersebut sebagai suatu warna. Secara emosional warna dianggap memiliki sifat-sifat yang sanggup menimbulkan efek psikologis sehingga mampu menimbulkan kesan panas, dingin, cerah, murung dan sebagainya. Dalam bidang seni rupa, warna merupakan salah satu unsur yang sangat penting, karena dengan sifat-sifatnya yang khas telah mampu memperluas kemungkinankemungkinan pengembangan kreatifitas serta penuangan ekspresi degan penampilan yang lebih menarik. Di samping itu warna juga merupakan usur seni rupa yang paling relatif, artinya warna tidak dapat tampil dengan menarik apabila berdiri sendiri, jadi penampilan suatu warna sangat ditentukan oleh kehadiran warna yang lainnya baik itu sebagai pendamping maupun sebagai latar dimana warna yang pertama ditempatkan. Misalnya warna kuning yang ditempatkan diatas latar hitam akan terasa lebih tajam daripada warna kuning diatas latar putih. Pengetahuan tentang warna memiliki lingkup yang sangat luas dan menyangkut banyak kehidupan, baik yang bersifat intelektual lahiriah maupun emosional rohaniah

karena itu pemahaman mengenai warna tidak dapat hanya dipahami secara teoritis melainkan perlu banyak latihan dan penghayatan secara terarah dan berkelanjutan. Sebagai dasar dari pengetahuan warna, dapat kita pelajari beberapa teori warna sebagai berikut : A. Teori warna dari Brewster Dalam teorinya Brewster menyatakan bahwa warna-warna merah, kuning dan biru merupakan unsur-unsur warna tersendiri yang tidak dapat dihasilkan oleh percampuran dari warna apapun, maka warna-warna merah, kuning dan biru ini disebut warna primer (the primary colours). Percampuran dari sepasang warna primer tersebut akan menghasilkan warna sekunder (the secondary colours) yang disebut juga intermediate hues atau warna antara. Kemudian percampuran antara satu warna sekunder akan menghasilkan warna tersier. Perhatikan skema lingkaran warna dari Brewster dibawah ini : Dari skema lingkaran warna tersebut dapat dilihat bagaimana terbentuknya warna sekunder dan warna tersier dari tiga warna primer. Dengan demikian berdasarkan teori Brewster ini kita dapat mengenal beberapa jenis warna yaitu 1. Warna Primer, terdiri dari : - merah, kuning dan biru : merupakan warna asli yang tidak dapat dibuat dari percampuran warna lain. 2. Warna Sekeunder, terdiri dari : - hijau = kuning + biru - violet = biru + merah - orange = merah + kuning

3. Warna Tersier, terdiri dari : - kuning kehijauan = kuning + hijau - biru kehijauan = hijau + biru - Violet kebiruan = biru + violet - Violet kemerahan = violet + merah - orange kekuningan = orange + kuning B. Teori Warna Munsell Munsell menyusun sistem notasi warna yang didasarkan pada tiga pembagian warna yaitu : 1. Hue, diartikan sebagai nama dari tiap-tiap warna. 2. Value, diartikan sebagai gejala cahaya daripada warna yang menyebabkan perbedaan pancaran warna dalam perbandingan dengan hitam dan putih, dalam istilah asing dikenal sebagai The brightness of colours. 3. Chroma, diartikan sebagai gejala kekuatan pencaran intensitas dari warna yang diungkapkan untuk menyatakan saturation ( kejenuhan) dari warna. Warna-warna merah, kuning, hijau, biru dan ungu oleh Munsell ditentukan sebagai warna dasar atau disebut sebagai lima hues utama, pemilihan tersebut tidak didasarkan atas kemutlakan dari keutamaan kelima hues itu, melainkan terhadap adanya kemungkinan persilangan. Diantara kelima hues utama tersebut terdapat hues antara yang terdiri dari : - kuning-merah - ungu-biru - hijau- kuning - merah-ungu - biru-hijau

Dari kedua teori warna tersebut dapat diketahui bahwa selain warna-warna utama terdapat juga warna-warna kedua dan ketiga yang merupakan hasil percampuran dari warna-warna utama tersebut. Selain percampuran untuk menghasilkan warna-warna kedua dan ketiga dikenal juga warna-warna dengan kesan dan sifat khusus. Susunan perpaduan warna tersebut antara lain : a. Perpaduan warna Mono-kromatis (Mono-chromatic harmonies) Ialah susunan nada warna yang dihasilkan dari percampuran satu warna dasar dengan warna putih, nada-nada warna tersebut hanya berbeda dalam value dan intensitasnya saja. Warna-warna mono kromatis ini dikenal sebagai warna pastel. Sifat-Sifat Warna Mono-kromatis - Mudah disatukan dalam komposisi karena hanya memiliki satu warna dasar. - Baik untuk lata warna-warna tenang atau warna yang berlawanan. - Mudah membosankan dan kurang memberikan volume atau dimensi nada yang tinggi. - Cocok digunakan dalam bidang kosmetik. b. Susunan Warna Analogus Ialah susunan warna yang terjadi sebagai hasil percampuran dua warna dasar yang letaknya berdekatan dalam lingkaran warna. Contoh : Biru dan kuning : BK1 BK2 BK3 BK4 dst. Sifat-Sifat Warna Analogus - Mudah disatukan dalam suatu susunan warna atau komposisi dengan kesan yang tetap menarik dan hidup. - Karena berasal dari dua warna dasar berlainan, maka warna-warna dasar tersebut dapat dijadikan tekanan (accent) yang tidak terlalu menyolok. - Susunan dapat dilembutkan dengan memperbanyak langkah percampuran.

- Susunan warna analogus ini banyak dimanfaatkan oleh para perancang interior, perancang grafis maupun perancang busana/tekstil. c. Susunan Warna-warna Kontras ( Complementer) Ialah susunan warna yang terdiri dari dua warna atau lebih yang bertentangan kedudukannya dalam lingkaran warna. Kesan kontras ini dapat terjadi dari : - Pertentangan dari dua warna yang kedudukannya bertentangan dalam lingakaran warna misalnya : orange dengan biru atau kuning dengan ungu. - Pertentangan yang didapat dari rangkaian tiap corak warna yang terletak dalam bentuk segitiga pada lingkaran warna, baik warna-warna primer maupun sekunder. Misalnya : Merah - Biru Kuning, Hijau - Ungu - orange Sifat-Sifat Warna Kontras - Sukar dipadukan dalam suatu komposisi karena setiap warna memiliki intensitas yang sama kuat. - Sebagai akibat dari berdekatannya warna-warna dengan intensitas yang sama kuat maka selalu menyebabkan terjadinya pembauran visual, misalnya bila kita terus-menerus memandang warna kuning selama beberapa detik, kemudian langsung mengalihkan pandangan pada warna biru, maka akan terjadi bayangbayang hijau diantaranya, hal itu akan terjadi pula dengan warna-warna kontras lainnya.